Anda di halaman 1dari 2

Tantangan Pendidik

Tantangan Secara aktual, guru-guru dihadapkan pada situasi zaman yang terus bergerak dan semakin
kompleks. Tantangan dalam mendidik anak-anak bangsa semakin kompleks. Gambaran Freire dan Ki
Hadjar Dewantara yang memosisikan guru sebagai kompas kemanusiaan semakin terkikis di era
pragmatis ini. Setidaknya ada tujuh hal yang menyebabkan guru semakin sulit untuk mendidik anakanak
bangsa.

pertama, terkait dengan visi mendidik anak di tengah semakin pragmatisnya cara pandang masyarakat.
Mendidik dipersempit sebatas transfer pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi anak-anak di
di dunia kerja. Guru gagal menjadi intellectual transformative seperti yang disebut Henry Giroux.

Kedua, pemosisian guru dalam lingkup administratif dan manajemen pembelajaran semata. Pada posisi
ini guru menjadi petugas yang menyelesaikan berbagai tagihan administratif atau memberikan penilaian
kepada siswa.

Ketiga, tantangan sosiokultural yang terkait dengan pola adaptasi yang dihadapi ketika mengajar siswa
yang beragam. Guru masih cenderung gebyah-uyah ketika mengajar. Bagaimana guru memahami
keberagaman peserta didik dari berbagai latar menjadi penting. Guru perlu responsif terhadap konteks
geografis, sosiokultural, dan demografis ketika mereka mengajar.

Keempat, keterbatasan untuk meningkatkan kapasitas seperti peluang mendapat pelatihan dan
beasiswa. Peluang untuk mendapat beasiswa baik untuk melanjutkan studi maupun pelatihan bagi guru
menjadi sangat penting. Prioritas utama ialah bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses.

Kelima, rumitnya persoalan kesejahteraan dan perlindungan bagi guru honorer. Rencana pemerintah
untuk mengangkat guru PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) pada 2021 perlu dipantau
dengan saksama. Harapannya tentu perbaikan kesejahteraan dan perlindungan bagi para guru honorer.

Keenam, terkait dengan problem antargenerasi atau generation gap. Tak semua guru memiliki
kecakapan membangun interaksi yang egaliter. Generation gap terjadi ketika guru masih memosisikan
siswa sebagai sosok yang berjarak dengan mereka. Guru tidak dapat membangun ruang dialog dengan
prinsip among, ngemong, momong ala Ki Hadjar Dewantara.

Ketujuh, tantangan dalam penguasan media digital. Sering kali penguasaan media digital semata untuk
pemenuhan penunjang kegiatan pembelajaran. Padahal, yang lebih penting ialah bagaimana guru melek
digital. Peran guru di sini memandu para siswa mengarungi beragam hoaks yang tersebar di media
sosial. Problem lainnya ialah ketimpangan akses digital yang masih terbuka lebar.
Sumber: https://m.mediaindonesia.com/opini/365020/tantangan-guru-masa-kini

Anda mungkin juga menyukai