Anda di halaman 1dari 8

11/11/2021

HEALTH BELIEF MODEL


Dosen pengampu: Bpk Ns. Bayu Dwisetyo, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 2 / V A Keperawatan
1. Bryant Rantung 1901017
2. Vega Sofiana Abraham 1801104
3. Dewi Monika Margareth 1901004
4. Eka Silfani Adnan 1901011

1
11/11/2021

Model kepercayaan kesehatan adalah


sebuah bentuk perilaku dimana seseorang
Pengertian : memberikan penilaian dan penjabaran
terhadap kesehatan dari segi sosio-psikologis.

2
11/11/2021

Fremwork
Health Belief
Model

3
11/11/2021

• Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakan konstruk tentang


resiko atau keretanan (susceptibility) personal, hal ini mengacu pada
persepsi subjektif seseorang menyangkut risiko dari kondisi kesehatannya.
• Perceived severity atau kesriusan yang dirasa. Perasaan mengenai
Freemwork keseriusan terhadap suatu penyakit, meliputi kegiatan evaluasi terhadap
konsekuensi klinis dan medis
Health Belief • Perceived benefits, manfaat yang dirasakan. Penerimaan susceptibility
seorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkan
Model terdiri keseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk menghasilkan suatu

dari 6 dimensi,
kekuatan yang mendukung kearah perubahan perilaku.
• Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau

diantaranya : apabila individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil


tindakan tersebut.
• Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu
untuk selalu hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi
kesehatannya serta health value.
• Cues to action suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi
isyarat bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku

4
11/11/2021

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MEROKOK PADA


PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SIDOKARTO KECAMATAN
GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA
Abstrak
Latar belakang : merokok adalah salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Pencegahan
Contoh Kasus dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor risiko tersebut untuk mengurangi risiko
komplikasi lebih lanjut pada penderita. Metode : jenis penelitian adalah observasional
deskriptif. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 30 sampel. Instrument
penelitian menggunakan kuesioner yang mengukur tentang variable pengetahuan, sikap,
dan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Hasil : hasil penelitian menunjukkan
sebesar 66,67 % responden berperilaku kurang baik dalam merokok dan 10 % responden
memiliki pengetahuan kurang baik. Sedangkan sebesar 63,3 % responden memiliki sikap
negatif. Kesimpulan : gambaran pengetahuan responden penelitian dapat dikategorikan
cukup baik.

5
11/11/2021

• Perceived Susceptibility
Pada kasus di atas, perceived susceptibility terhadap rokok terlihat bahwa 46,67 %
responden memiliki pengetahuan dan pandangan kerentanan terhadap rokok yang cukup
baik. Pengetahuan mereka diukur melalui pertanyaan-pertanyaan tentang penyakit yang
ditimbulkan akibat rokok antara lain penyakit kesehatan jantung dan penyakit hipertensi.

Pemecahan • Perceived severity


96,67% responden mengetahui hipotensi dan gangguan kehamilan dan seluruh
Masalah responden menyatakan merokok menyebabkan penyakit asma dan kanker paru. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih, yaitu 62,7% responden
mengetahui bahwa merokok dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyakit
hipertensi.
• Perceived Benefist
Keuntungan dan keeugian yang akan diperoleh terhadap sebuah perubahan menjadi
faktor yang sangat dipertimbangkan oleh seseorang untuk melakukan perubahan perilaku.

6
11/11/2021

• Perceived Barriers
Hasil penelitian ini menunjukan sebesar 56, 67% responden beranggapan bahwa merokok
sangat baik dipakai untuk menyambut tamu di acara-acara selamat dikampung. Sebesar 40%
responden setuju bahwa tidak ada orang yang meninggal karena merokok, maka merokok tidak
perlu dilarang.
• Cuest to action
Bentuk dari Cuest of action banyak bentuknya salah satunya yaitu illness of family
member, media reports, saran dari orang Lain, nasehat dari petugas kesehatan, poster, dll.

Lanjutan… Pengaruh orang-orang terdekat seperti keluarga, teman/sahabat, promosi larangan dan banyak
rokok, saran dari orang yang dijadikan panutan maupun petugas kesehatan itu menemukan
perilaku seorang untuk berhenti merokok.
• Self efficacy
Self-efficacy atau dapat di artikan sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri atau
rasa percatya menjadi tolak ukur awal bagi seseorang untuk melakukan usaha berhenti
merokok atau tidak merokok bagi yang bukan perokok. Dari keyakian diri inilah yangakan
memperlihatkan kesungguhan seseorang untuk melakukan
usaha berhenti merokok.

7
11/11/2021

Anda mungkin juga menyukai