Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurfirda Sar

NIM : 105401108322
Kelas : SD 2 C
Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran
yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran yang individual.
Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik hanya
mendengarkan. Pembelajaran kooperatif mendapat dukungan dari Vygotsky tokoh teori
kontruktivisme.
Menurut Slavin (2005), Model pembelajaran kooperatif merujuk pada macam model
pembelajaran di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil yang bersifat
heterogen, terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang
berbeda untuk membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran.
Tujuan pembelajaran kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu 1) Meningkatkan hasil belajar akademik, meskipun
pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep
yang sulit. 2) Penerimaan terhadap keragaman, Pembelajaran kooperatif memberi peluang
kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu
sama lain atas tugas – tugas bersama. 3) Pengembangan ketrampilan sosial mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling berinteraksi dengan
teman yang lain.
Sintaks model pembelajaran kooperatif
1. Fase Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memberikan Motivasi
Pada fase awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
melalui berbagai cara. Tujuan pembelajaran sangatlah penting untuk disampaikan
kepada pesera didik agar tercapai hasil yang maksimal. Selain itu, motivasi juga perlu
diberikan dengan beberapa cara, seperti penayangan video yang sesuai materi, maupun
penyampaian manfaat dari materi yang akan dipelajari.
2. Fase Penyajian Informasi
Sebagai guru, kamu dapat menyajikan informasi kepada peserta didik dengan membuat
demonstrasi sederhana yang berkaitan dengan materi ajar. Selain itu, kamu juga dapat
menyajikan informasi dalam bentuk bacaan berupa artikel dari internet, surat kabar,
jurnal  dan lain sebagainya.
3. Fase Pengorganisasian dan Pembentukan Kelompok
Dalam fase ini, kamu dapat menjelaskan langkah dalam pembentukan kelompok belajar.
Sebagai guru, berikan arahan dan bantuan kepada setiap kelompok belajar agar
terbentuk kelompok yang efektif dan efisien. Pembuatan kelompok belajar dapat dibuat
secara homogen ataupun heterogen seseuai karakteristik yang dimiliki peserta didik.
4. Fase Pembimbingan Kelompok Belajar
Guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok belajar pada saat proses diskusi
dalam penyelesaian tugas berlangsung. Guru berhak mengingatkan siswa yang tidak aktif
dalam diskusi kelompok. Hal ini untuk mendorong setiap siswa agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
5. Fase Evaluasi
Fase ini memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi dan hasil kerja yang telah diselesaikan. Pada fase ini, guru melakukan evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik berkaitan dengan materi yang didiskusikan dan
dipelajari saat itu.
6. Fase Apresiasi atau Pemberian Penghargaan
Inilah fase terakhir dalam pembelajaran kooperatif. Pada fase ini, guru dan siswa
diberikan kesempatan untuk memberikan pengahrgaan atau apresiasi terhadap individu
atau kelompok yang telah berhasil melakukan kerja sama secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya.
Macam- macam model pembelajaran kooperatif
1. Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) akan terpusat
pada aktivtas dan interaksi antar peserta didik dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Tipe ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Aktivitas dan interaksi para peserta didik yang tercipta diharapkan mampu
memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penugasan kelompok. Interaksi ini juga
mengarahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang ada.
2. Tipe Teams Games Tournament
Sesuai dengan namanya, tipe pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
merupakan tipe belajar dengan pendekatan proses turnamen atau lomba dalam bidang
akademik. Praktik turnamen akademik ini berlangsung dengan menggunakan sistem kuis,
di mana setiap kelompok belajar akan saling berkompetisi untuk mendapatkan skor
terbanyak. Setiap kelompok mengirimkan setiap anggotanya untuk menjadi wakil dalam
turnamen. Dalam pelaksanaannya, guru dapat memastikan bahwa peserta didik yang
berkompetisi memiliki kemampuan yang setara agar tercipta kempetisi yang fair.
3. Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan proses pembelajaran secara
berkelompok di mana setiap peserta didik memainkan perannya masing-masing. Dalam
praktiknya, setiap peserta didik dalam kelompoknya akan memberikan sumbangsih
dalam bentuk informasi, pengalaman, ide, sikap, pendanpat, hingga keterampilan yang
dimiliki. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembangkan kemampuan seluruh
peserta didik. Pada pembelajaran tipe jigsaw, peserta didik akan dimungkinkan masuk ke
dalam dua kelompok, yakni kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan
kelompok awal yang terbentuk di awal pembelajaran. Sedangkan kelompok ahli
merupakan kelompok dengan dasar satu tema tertentu.

Anda mungkin juga menyukai