Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 3

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DOSEN PENGAMPU : SUKAWATI, M.Pd.I


MATA KULIAH : METODOLOGI PERENCANAAN PAI

Penyusun :
Nurul Maftukhah
Irma Yunita
Dewi Fatimah
Siti Afifah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU RUSYD


KOTABUMI LAMPUNG UTARA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Sejarah Pendidikan Islam.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Sejarah Pendidikan
Islam ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kotabumi,

KOTABUMI, 22 September 2023

penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................


Daftar isi .................................................................................................
Bab I Pendahuluan................................................................................
a. Latar belakang ............................................................................
b. Rumusan masalah .......................................................................
c. Tujuan ..........................................................................................

Bab II Pembahasan ...............................................................................


a. Pengertian ....................................................................................
b. Karakteristik ...............................................................................
c. Konsep..........................................................................................
d. Tipe-tipe .......................................................................................
e. Tahapan-tahapan ........................................................................
f. Langkah-langkah ........................................................................
g. Kelebihan dan kekurangan........................................................

Bab III Penutup .....................................................................................


a. Kesimpulan ..................................................................................
b. Saran ............................................................................................

Daftar Pustaka .......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
fenomena yang muncul dalam sistem persekolahan yang ada
sekarang ini cenderung memperlakukan siswa secara kurang adil dan
kurang humanistis. Siswa pandai diberi label unggul dengan segala fasilitas
yang diberikannya, sementara siswa yang di kelas tak unggul memperoleh
label kurang dan predikat negatif yang lain. Siswa pada kelompok unggul
berkompetisi secara keras dan cenderung individualistik. Sementara siswa
di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, frustasi dan selanjutnya
menerima keadaan itu.
Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif dan
individualistik dalam pendidikan kita adalah model pembelajaran langsung
(model pembelajaran konvensional). Pada pembelajaran konvensional, guru
menjadi pusat pembelajaran, berperan mentransfer dan meneruskan
(transmit) informasi sehingga siswa tidak perlu mengkonstruksi ide-idenya.
Tingkat partisipasi siswa sangat terbatas karena arus interaksi didominasi
oleh guru. Bentuk penugasan dalam pembelajaran ini bersifat individual.
Sebagai konsekuensinya, evaluasi yang diterapkan dikelaspun juga
individual.
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan
belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi
juga pada pengetahuan awal siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pembelajaran kooperati
2. Apa saja konsep pembelajaran kooeratif
3. Apa saja langkah yang harus disiapkan dalam pembelajaran kooperatif
4. Apa saja metode yang ada dalam pembelajaran kooperatif
5. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif
C. Tujuan masalah
1. Penjelasan tentang pembelajaran koperatif
2. Mengetahui Konsep pembelajaran kooperatif
3. Mencari tau langkah apa saja yang harus diambil
4. Metode metode yang dipakai di dalam pemebelajaran kooperatif
5. Kelebihan dan kekurangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif


Metode pembelajaran kooperatif adalah dimana para siswa membuat
kelompok-kelompok kecil dari populasi kelas. Dengan begitu, siswa akan
belajar bagaimana bekerja sama, menyatukan ide-ide, bermusyawarah, dsb.

B. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif

Ada empat unsur penting dalam Pembelajaran Kooperatif, yaitu :

1). Adanya peserta dalam kelompok

2). Adanya aturan kelompok

3). Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan

4). Adanya tujuan yang harus dicapai.

D. Konsep pembelajaran kooperatif (Konsep Cooperative Learning)


Konsep cooperative learning merupakan konsep kerja kelompok
untuk menyelesaikan suatu masalah atau projek yang diberikan oleh guru
kepada siswa secara kelompok. Tujuan dari konsep cooperative, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya :
a) Berbagi tugas.
b) Aktif bertanya.
c) Menghargai pendapat teman kelompoknya.
d) Memotivasi teman unuk bertanya.
e) Mau mengungkapkan ide.
f) Mau bekerja dalam kelompok.
Konsep pembelajaran cooperative merupakan konsep
pembelajaran yang mendukung pembelajaran konstektual. Sistem
pembelajaran cooperative dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau
belajar kelompok yang terstruktur. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran yang 19 diberikan
oleh guru. Dalam pembelajaran cooperative, sistem belajar dikatakan belum
selesai jika salah satu anggota kelompoknya belum menguasai materi
pelajaran.

E. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Ada ada beberapa tipe pembelajran kooperatif, berikut di bawah ini :


1. Jigsaw
Jigsaw adalah tipe model pembelajaran yang secara tidak langsung
memotivasi peserta didik memiliki kesadaran diri untuk membantu dan
menguasai materi pembelajaran. Metode ini pun membagi menjadi
kelompok asal dan kelompok ahli dari masing-masing kegiatan belajar
mengajar. Kemudian masing-masing kelompok yang membawa materi
sama berkumpul menjadi kelompok ahli.
2. STAD (Student Team Achievement Division)
Sementara STAD atau student team achievement division adalah model
pembelajaran yang memberikan dorongan kepada peserta didik agar
bisa mencapai prestasi dan nilai yang maksimal. Biasanya model
pembelajaran ini dilakukan melalui lima tahap yang meliputi tahap
penyajian materi, kerja kelompok, tes individu, penghitungan skor
pengembangan individu dan pemberian penghargaan kelompok.
3. TGT (Team game Tournament)
Team Game Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif
yang mana guru membentuk kelompok belajar kecil. Dimana masing-
masing kelompok yang terbentuk terdiri dari beberapa siswa siswa.
Kemudian diberikan permainan pada setiap meja turnamen. Permainan
games ini berisi soal dan kunci jawaban.
4. GI (Group Investigation)
Berbeda dengan metode pembelajaran kooperatif Group investigation
(GI). Metode ini bisa dibilang metode pembelajaran yang cukup
kompleks. Karena menggabungkan metode belajar kooperatif dengan
metode pembelajaran konstruktivisme. Secara tidak langsung, metode
pembelajaran ini berprinsip pada pembelajaran demokrasi.

F. Tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI


adalah sebagai berikut:
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam penerapan pembelajaran
kooperatif GI (Grouping Investigation). Kami ambil contoh tipe ini karena
tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Berikut penjelasanya:

1. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk


kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap
ini, yang pertama siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan
kategori-kategori topik permasalahan kemudian siswa bergabung pada kelompok-
kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk
diselidiki, lalu guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4
sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini
siswa bersama-sama merencanakan tentang: Apa yang mereka pelajari? Bagaimana
mereka belajar? Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?

3. Tahap Penyelidikan (Investigation)

Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap
ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: pertama siswa mengumpulkan
informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang diselidiki, kemudian masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, lalu siswa saling bertukar,
berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.

4. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:
pertama anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya
masing-masing, kemudian anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, lalu wakil dari masing-masing
kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.

5. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di


kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: pertama, penyajian kelompok pada
keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, kelompok yang tidak
sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, kemudian pendengar
mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan
terhadap topik yang disajikan.

6. Tahap Evaluasi (Evaluating)

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada
tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: pertama
siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah
mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, kemudian guru
dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dan penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat
pemahaman siswa.

G. Langkah persiapan model pebelajaran kooperatif


Dalam setiap model pembelajaran ada beberapa prosedur atau
langkahlangkah yang harus dipelajari dan diterapkan oleh guru, hal ini
berguna agar tujuan-tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berikut ini adalah Langkah persiapan model cooperative learning secara
umum yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini guru menentukan terlebih dahulu tujuan dari
pembelajaran cooperative yang akan dilakukan agar proses pembelajaran
dapat memenuhi hasil belajar yang telah ditentukan. Misalkan merumuskan
masalah-masalah yang terdapat dalam kelas dan menentukan target dari
proses belajar-mengajar dengan model cooperative learning.
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
Pada tahap ini guru mengidentifikasi setiap karakter siswa yang ada
di kelas SD tersebut. Karakteristik yang berbeda dari setiap siswa perlu
diidentifikasi agar dapat disesuaikan dengan bahan ajar dan model
cooperative learning seperti apa yang harus diterapkan pada siswa SD
tersebut.
3. Memilih materi pelajaran.
Pada tahap ini guru membuat bahan dan materi ajar yang akan
diberikan dengan menyesuaikan materi dengan model cooperative learning
serta karakteristik siswa SD yang berbeda. Selain itu, materi pelajaran pun
harus mengacu pada tujuan pembelajaran dari model cooperative learning.
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.
Pada tahap ini guru mencari tema dan topik pembelajaran yang
berkaitan dengan model cooperative dan sesuai dengan karakteristik siswa
SD dengan menyusunnya secara induktif. Penyusunan topik yang harus
dipelajari siswa secara induktif ini 20 dapat diartikan bahwa topik atau tema
pembelajaran harus disusun dari hal yang spesifik atau khusus ke hal yang
umum.
5. Mengembangkan bahan-bahan ajar berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas,
dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
Setelah menyusun topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara
induktif, guru membuat serangkaian contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya
yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan guna
membantu proses pembelajaran yang dilakukan para siswa SD.
6. Mempersiapkan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Pada tahap ini guru membuat suatu rancangan penilaian proses dan
hasil belajar siswa yang berkaitan dengan topik yang diberikan serta model
cooperative learning. Rancangan ini bisa berbentuk penilaian sikap afektif
sampai pada tingkat kognitif.

H. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif

Kelebihan pembelajaran kooperatif adalah dapat meningkatkan


kemampuan, prestasi siswa, dan pemahaman mengenai suatu pembelajaran serta
dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa. Sedangkan kelemahannya
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai target yang diinginkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan belajar kelompok yang
memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif
adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya
untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif dapat berjalan
dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk
kelas-kelas untuk anak-anak berbakat maupun kelas dengan tingkat
kecerdasan rata-rata.
Konsep pembelajaran cooperative merupakan konsep pembelajaran
yang mendukung pembelajaran konstektual. Sistem pembelajaran
cooperative dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok
yang terstruktur.
Berikut ini adalah Langkah persiapan model cooperative learning
secara umum yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:
• Menentukan tujuan pembelajaran.
• Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
• Memilih materi pelajaran.
• Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.
• Mengembangkan bahan-bahan ajar berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
• Mempersiapkan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran kooperati diantara nya
sebagai berikut:
• Metode STAD (student achievement divisions)
• Metode Jigsaw
• Metode G (group investigation)
• Metode Picture and Picture
• Metode TPS (think pair share)

B. Saran
Saya selaku penulis makalah mohon maaf jika ada kata yang kurang
berkenan, dan juga saya mohon keritik dan saran pembeca guna
memperbaiki makalah-makalah selanjut nya.
DATAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com pembelajaran kooperatif, pengertian, tujuan, dan


unsur.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Hartono. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.


Pekanbaru: Zanafa Publishing.

Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:


LaksBang Mediatama.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni dan Ismail, Mohd. Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

https://www.quipper.com model pembelajaran kooperatif

Anda mungkin juga menyukai