Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MERTODE-METODE PEMBELAJARAN KOOPERTIF”

Dosen Pengampu : Sukawati, M.Pd.I

Disusun Oleh :

DEWI FATIMAH
NPM. 22280007

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


IBNU RUSYD KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT yang
telah memberi kesehatan kepada kita semua, solawat salam kita lantunkan kapada
Nabi Muhammad, SAW sehingga kita bisa merasakan dunia seperti saat ini.
Selanjutnya terimakasih pula kami sampaikan kepada semua pihakyang telah
mendukung penuh dalam menyelesaikan tugas proposal penelitian ini dengan
judul : “METODE-METODE PEMBELAJARAN KOOPERTIF”
Penulis menyadari bahwa penulis masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun kata kata, dari itu penulis sangat butuh kritikan dan saran dari
pembaca agar penulis bisa lebih baik lagi kedepannya.Di mana ada kesalahan
kami mohon maaf, dan kami ucapkan terimakasih.
Wassalam.

Kotabumi, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..................................................3
B. Karakteristrik Pembelajaran Kooperatif .............................................5
C. Macam-macam Metode Pembelajaran Kooperatif ............................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain, karena
sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia yang
lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi
makhluk sosial, makhluk beriteraksi dengan sesamanya, selain itu manusia
memiliki potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang
berbeda-beda. Dari adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling
mencerdaskan), saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih
(saling menyayangi atau saling mencintai). Perbedaan antarmanusia yang tidak
terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman
antarsesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan
kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang
rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal
banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku,
agama, dan lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul suatu
pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk
belajar dan membantu saling belajar satu sama lain? Bagaimana guru dapat
menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa akan berdiskusi,
berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga
siswa benar-benar memahami ide, konsep dan keterampilan tersebut?
Bagaimana guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa
yang begitu besar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran
roduktif? Bagaimana guru dapat mengorganisasikan kelas sehingga siswa
saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung jawab satu sama
lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari suku, tingkat
kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat?
Metode pembelajaran kooperatif nampaknya merupakan jawaban atas
pertanyaan tersebut. konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

1
diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun
pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu
keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi
belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-
lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya
adalah Metode pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif?
2. Apa sajakah karakteristik Metode pembelajaran kooperatif?
3. Apa Macam-macam Metode- Metode pembelajaran kooperatif?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian pembelajaran kooperatif
2. Mengetahui karakteristik Metode pembelajaran kooperatif
3. Mengetahui Macam-macam Metode- Metode pembelajaran kooperatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.1
Gracia mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:2
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti
mesin belajar dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan
bakar yang menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam
empat sampai lima anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen
dalam kemampuan dan jenis kelamin; mereka tercampur antara kelas sosial,
ras, etnik, dan agama. Siswa dalam tim memberikan hasil pekerjaan masing-
masing siswa dalam tim mempelajari apa yang ditugaskan oleh guru sebagai
hasil kerja mereka.
Beberapa poin definisi pembelajaran kooperatif yaitu :
1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi
siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.
2. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur,dan dalam sistem ini guru bertindak
sebagai fasilitator.

1
Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 23 September 2023
pukul 11.30 wib
2
Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins Publisher.

3
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh
antarsesama. Metode pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu Metode pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.3 Pembelajaran
kooperatif adalah Metode pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
atau diarahkan oleh guru.4 Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan.
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Menurut Slavin menyatakan bahwa pendekatan konstruktivis dalam
pengajaran secara khusus membuat belajar kooperatif ekstensif, secara teori
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikannya dengan temannya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok yang didasari dengan kerja sama dan setiap anggota
kelompok harus bertanggung jawab atas pembelajarannya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan
pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada

3
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan. Rawamangun-
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Hal. 15
4
Suprijono, A. 2011.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 54

4
Metode Pembelajaran Kooperatif 3 gurunya ke pengelolaan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik)
adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada
diri sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:5
1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung
jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.

B. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif


Ada empat unsur penting dalam Pembelajaran Kooperatif, yaitu :
a. Adanya peserta dalam kelompok
b. Adanya aturan kelompok
c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
d. Adanya tujuan yang harus dicapai.
Menurut suyanti karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut :6

5
ibid
6
Yusminiwati, Karakteristik Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b

5
1. Pembelajaran secara tim
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus
saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah,
kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai 4 fungsi pokok
yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol. Demikian juga
dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi
menujukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama
antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan
tanggungjawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
3. Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan
dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan
saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi
juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar
membantu siswa yang kurang pintar.
4. Keterampilan bekerjasama
kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerjasama.
Dengan demikan, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu

6
mengatasi bebagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi,
sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Menurut Arends bahwa pembelajaran yang menggunakan Metode
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :7
1) siswa bekerjasam dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.
2) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan
tinggi.
3) Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan
gender.
4) Sistem rewardnya berorientasi kelompok maupun individu.

C. Macam-macam Metode Pembelajaran Kooperatif


1. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu pada
belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu dengan menggunakan persentasi verbal atau teks.
Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan jumlah
anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri atas
perempuan dan laki-laki, berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya,
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis dengan cara berdiskusi.
Secara individual, setiap minggu atau setiap dua minggu,siswa diberi
kuis. Kuis tersebut diberi skor dan setiap siswa diberi skor perkembangan.
Skor perkembangan ini tidak berdasarkan skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu.
Setiap minggu, pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain,
diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor
7
ibid.

7
perkembangan tertinggi, atau siswa mencapai skor sempurna pada kuis-
kuis itu. Kadang-kadang, seluruh tim mencapai kriteria tertentu yang
dicantumkan dalam lembar itu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain
Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

Membutuhkan waktu yang lama

Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya


yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang
pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya
yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya

Tes , Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap
ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan
menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan
cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya.
Pada saat mengerjakan kuias atau tes ini, setiap siswa bekerja
sendiri bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor
yang diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk
melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor
peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja
percapaian hasil kelompok.

8
Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan
individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor
kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dkk
di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slaven dkk di
Universitas Jhon Hopkins.
Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok
dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi
pelajaran diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota
bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang
diberikan. Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas topik yang
sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut dengan kelompok ahli.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
memiliki kelebihan yaitu:
 Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
 iswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
 Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya
 Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
 Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain

Sedangkan kekurangannya, yaitu :


 Membutuhkan waktu yang lama
 Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya
yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang
pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya
yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).

9
3. Metode Pembelajaran Teams Games Tournaments ( TGT )
Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah
salah satu tipe atau Metode pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
Metode Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Teams games tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh
Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran
pertama dari Johns Hopkins. Dalam Metode ini kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5
siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament
(TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu,
sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT
menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu
siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara
dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000)
menjelaskan bahwa Teams games tournament TGT telah digunakan
dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan
untuk mengajar tujuan pembelajaranyang dirumuskan dengan tajam
dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri
matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode
pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10)
dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:

10
Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
Motivasi belajar lebih tinggi
Hasil belajar lebih baik
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Sedangkan kelemahan TGT adalah:


Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika
guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk
diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang
sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu
menguasai kelas secara menyeluruh.

Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa
yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan
mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

4. Metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and


Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca
dan menulis secara koperatif–kelompok. Metode pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan Metode pembelajaran

11
khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok
saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan
menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan
pengalaman belajar yang lama. Metode pembelajaran ini terus
mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa
berinteraksi sosial dengan lingkungan.
Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan
yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar
itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk
berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to
be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together),
(Depdiknas,2002).
Kelebihan dari Metode pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak;
2. kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa
dan kebutuhan anak;
3. seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga
hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
4. pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan
keterampilan berpikir anak;
5. pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemuai dalam lingkungan anak;
6. pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;
7. menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;

12
8. membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan
aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).
Kekurangan dari Metode pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam Metode pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata
pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga Metode ini tidak dapat
dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain
yang menggunakan prinsip menghitung.

5. Metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS)


Dalam Nurhadi (2005: 120), Frank Lyman (1981) think pair share
merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa
selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja
sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Dikemukakan
oleh Lie (2002:56) bahwa, “think pair share adalah pembelajaran yang
memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama
dengan orang lain. Think pair share memiliki prosedur secara eksplisit
dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab,
saling membantu satu sama lain (Ibrahim, 2007:10) dengan cara ini
diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan
salah satu Metode pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah
asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam
setting kelompok secara keseluruhan. Karakteristik Metode think pair
share siswa dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi
untuk menyelesaikan permasalahan. Metode ini selain diharapkan dapat
menjembatani dan mengarahkan proses belajar mengajar juga
mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa
akibat yang dapat ditimbulkan dari Metode ini adalah siswa dapat
berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling
memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk

13
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.
Pembelajaran think pair share dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan ide-idenya dengan orang lain. Membantu siswa untuk
respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan
balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga
bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Metode
pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah Metode
Pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh kelas karena siswa diberi
kesempatan bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dalam
kelompok kecil sehingga membantu siswa untuk respek pada orang lain
dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan dan siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji
ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran TPS


Menurut Huda (2011 : 171) mengemukakan bahwa kelebihan dari
kelompok berempat adalah sebagai berikut :
1. Mudah dipecah menjadi berpasangan.
2. Lebih banyak muncul ide.
3. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.
4. Guru mudah memonitor.

Sedangkan kekurangan dari kelompok berempat adalah sebagai berikut :


1. Butuh banyak waktu.
2. Butuh sosialisasi yang lebih baik.
3. Jumlah genap; menyulitkan pengambilan suara.

14
4. Setiap anggota kurang memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada
kelompoknya.
5. Setiap anggota mudah melepaskan diri dari keterlibatan.Perhatian
anggota sangat kurang.

6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together).


Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi
pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh
Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan Agus (2003: 66). Metode NHT
mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing anggota memiliki
bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda. Misalkan,
dalam pembelajaran reproduksi yang mempelajari proses
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan lebih mengacu pada interaksi
social sehingga pembelajari Numbered Head Together dapat
meningkatkan hubungan social antarsiswa.
Setiap siswa mendapatkan kesempatan sama untuk menunjang timnya
guna memperolrh nilai yang maksiml sehingga termotivasi untuk belajar.
Dengan demikian setiap individu merasa mendapatkan tugas dan
tanggung jawab sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Numbered Head Together merupakan suatu Metode pembelajaran
berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggungjawab atas
tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu
dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan
menerima antara satu dengan yang lainnya.
Kelebihan:
Setiap murid menjadi siap.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.
Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.
Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada
nomor yang membatasi.

15
Kekurangan:
Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena
membutuhkan waktu yang lama.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang terbatas.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok yang didasari dengan kerja sama dan setiap anggota
kelompok harus bertanggung jawab atas pembelajarannya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dengan melihat karakteristik Metode pembelajaran kooperatif yang lebih
menekankan pada aktivitas belajar secara berkelompok, Metode ini dapat
dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran di kelas. Terlebih lagi
terdapat banyak tipe pada Metode pembelajaran ini yang dapat disesuaikan
dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik serta materi pembelajaran
yang akan dibahas. Dengan melibatkan siswa secara aktif pada proses
pembelajaran di dalam kelas, diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung
jawab terhadap peningkatan kemampuan belajarnya sendiri. Proses
pembelajaran pun akan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan
sehingga diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.
Metode - Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
3. Metode Pembelajaran Teams Games Tournaments ( TGT )
4. Metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-
CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
5. Metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS)
6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together).

17
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar.2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


DanMenyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan


Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses


Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Suprijono, A. 2011.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html
diunggah pada 23 September 2023 pukul 11.30 wib

Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York:


Harpercollins Publisher.

http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b

Soraya Dwi Kartika, Strategi Pembelajaran Kooperatif, dalam


http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-
kooperatif.html

18

Anda mungkin juga menyukai