Disusun Oleh :
DEWI FATIMAH
NPM. 22280007
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT yang
telah memberi kesehatan kepada kita semua, solawat salam kita lantunkan kapada
Nabi Muhammad, SAW sehingga kita bisa merasakan dunia seperti saat ini.
Selanjutnya terimakasih pula kami sampaikan kepada semua pihakyang telah
mendukung penuh dalam menyelesaikan tugas proposal penelitian ini dengan
judul : “METODE-METODE PEMBELAJARAN KOOPERTIF”
Penulis menyadari bahwa penulis masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun kata kata, dari itu penulis sangat butuh kritikan dan saran dari
pembaca agar penulis bisa lebih baik lagi kedepannya.Di mana ada kesalahan
kami mohon maaf, dan kami ucapkan terimakasih.
Wassalam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..................................................3
B. Karakteristrik Pembelajaran Kooperatif .............................................5
C. Macam-macam Metode Pembelajaran Kooperatif ............................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain, karena
sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia yang
lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi
makhluk sosial, makhluk beriteraksi dengan sesamanya, selain itu manusia
memiliki potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang
berbeda-beda. Dari adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling
mencerdaskan), saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih
(saling menyayangi atau saling mencintai). Perbedaan antarmanusia yang tidak
terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman
antarsesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan
kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang
rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal
banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku,
agama, dan lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul suatu
pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk
belajar dan membantu saling belajar satu sama lain? Bagaimana guru dapat
menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa akan berdiskusi,
berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga
siswa benar-benar memahami ide, konsep dan keterampilan tersebut?
Bagaimana guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa
yang begitu besar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran
roduktif? Bagaimana guru dapat mengorganisasikan kelas sehingga siswa
saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung jawab satu sama
lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari suku, tingkat
kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat?
Metode pembelajaran kooperatif nampaknya merupakan jawaban atas
pertanyaan tersebut. konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
1
diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun
pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu
keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi
belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-
lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya
adalah Metode pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif?
2. Apa sajakah karakteristik Metode pembelajaran kooperatif?
3. Apa Macam-macam Metode- Metode pembelajaran kooperatif?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian pembelajaran kooperatif
2. Mengetahui karakteristik Metode pembelajaran kooperatif
3. Mengetahui Macam-macam Metode- Metode pembelajaran kooperatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 23 September 2023
pukul 11.30 wib
2
Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins Publisher.
3
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh
antarsesama. Metode pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu Metode pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.3 Pembelajaran
kooperatif adalah Metode pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
atau diarahkan oleh guru.4 Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan
pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan.
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Menurut Slavin menyatakan bahwa pendekatan konstruktivis dalam
pengajaran secara khusus membuat belajar kooperatif ekstensif, secara teori
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikannya dengan temannya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok yang didasari dengan kerja sama dan setiap anggota
kelompok harus bertanggung jawab atas pembelajarannya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan
pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada
3
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan. Rawamangun-
Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Hal. 15
4
Suprijono, A. 2011.Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 54
4
Metode Pembelajaran Kooperatif 3 gurunya ke pengelolaan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik)
adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada
diri sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:5
1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung
jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.
5
ibid
6
Yusminiwati, Karakteristik Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b
5
1. Pembelajaran secara tim
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus
saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah,
kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai 4 fungsi pokok
yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol. Demikian juga
dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi
menujukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama
antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan
tanggungjawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
3. Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan
dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan
saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi
juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar
membantu siswa yang kurang pintar.
4. Keterampilan bekerjasama
kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerjasama.
Dengan demikan, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu
6
mengatasi bebagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi,
sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Menurut Arends bahwa pembelajaran yang menggunakan Metode
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :7
1) siswa bekerjasam dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.
2) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan
tinggi.
3) Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan
gender.
4) Sistem rewardnya berorientasi kelompok maupun individu.
7
perkembangan tertinggi, atau siswa mencapai skor sempurna pada kuis-
kuis itu. Kadang-kadang, seluruh tim mencapai kriteria tertentu yang
dicantumkan dalam lembar itu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain
Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
Tes , Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap
ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan
menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan
cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya.
Pada saat mengerjakan kuias atau tes ini, setiap siswa bekerja
sendiri bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor
yang diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk
melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor
peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja
percapaian hasil kelompok.
8
Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan
individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor
kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.
9
3. Metode Pembelajaran Teams Games Tournaments ( TGT )
Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah
salah satu tipe atau Metode pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
Metode Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Teams games tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh
Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran
pertama dari Johns Hopkins. Dalam Metode ini kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5
siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament
(TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu,
sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT
menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu
siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara
dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000)
menjelaskan bahwa Teams games tournament TGT telah digunakan
dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan
untuk mengajar tujuan pembelajaranyang dirumuskan dengan tajam
dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri
matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode
pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10)
dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:
10
Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
Motivasi belajar lebih tinggi
Hasil belajar lebih baik
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa
yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan
mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
11
khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan
menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok
saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan
menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan
pengalaman belajar yang lama. Metode pembelajaran ini terus
mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa
berinteraksi sosial dengan lingkungan.
Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan
yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar
itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk
berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to
be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together),
(Depdiknas,2002).
Kelebihan dari Metode pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak;
2. kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa
dan kebutuhan anak;
3. seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga
hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
4. pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan
keterampilan berpikir anak;
5. pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemuai dalam lingkungan anak;
6. pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;
7. menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;
12
8. membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan
aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).
Kekurangan dari Metode pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam Metode pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata
pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga Metode ini tidak dapat
dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain
yang menggunakan prinsip menghitung.
13
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.
Pembelajaran think pair share dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan ide-idenya dengan orang lain. Membantu siswa untuk
respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan
balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga
bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Metode
pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah Metode
Pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh kelas karena siswa diberi
kesempatan bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dalam
kelompok kecil sehingga membantu siswa untuk respek pada orang lain
dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan dan siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji
ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.
14
4. Setiap anggota kurang memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada
kelompoknya.
5. Setiap anggota mudah melepaskan diri dari keterlibatan.Perhatian
anggota sangat kurang.
15
Kekurangan:
Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena
membutuhkan waktu yang lama.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang terbatas.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok yang didasari dengan kerja sama dan setiap anggota
kelompok harus bertanggung jawab atas pembelajarannya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dengan melihat karakteristik Metode pembelajaran kooperatif yang lebih
menekankan pada aktivitas belajar secara berkelompok, Metode ini dapat
dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran di kelas. Terlebih lagi
terdapat banyak tipe pada Metode pembelajaran ini yang dapat disesuaikan
dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik serta materi pembelajaran
yang akan dibahas. Dengan melibatkan siswa secara aktif pada proses
pembelajaran di dalam kelas, diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung
jawab terhadap peningkatan kemampuan belajarnya sendiri. Proses
pembelajaran pun akan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan
sehingga diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.
Metode - Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
3. Metode Pembelajaran Teams Games Tournaments ( TGT )
4. Metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-
CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
5. Metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS)
6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together).
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-
kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b
18