Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK


(STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF)

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada


Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak

Dosen Pengampu/Asisten: Dr. Mardianto M.Pd. / Aswan Efendi. S.Pd., M.Pd.


Kelas / Semester : PAI-1 / IV

Kelompok 11
Muhammad Wildan Firdaus (0301203159)
Putri Pitasari Nasution (0301203178)
Siti Nurhaliza Tambunan (0301203003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualiakum Warahmatullahi Wabarakatuhu.
Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan
kita Rahmat serta nikmat karunia-Nya. Sholawat serta salam kita padiahkan juga
kepadajunjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari
zamankegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat sekarang ini.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah strategi
Pembelajaran akidah Akhlak dengan judul materi : Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen Pengampu mata kuliah ini, yaitu Bapak Dr. Mardianto, M. Pd / Aswan Efendi, S.
Pd I, M. Pd yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, kami harapkan adanya kritik dan saran dari para
pembaca. Semoga dengan adanya kritik dan saran tersebut penulis dapat membuat
makalah kedepannya lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakutu

Medan, 14 Juni 2022


Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ...........................................................
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................
C. TUJUAN MASALAH ...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF` ................................
B. KARAKTERISTIK DAN PRINSIP –PRINSIP PEMBELAJARAN
KOOPERATIF ..........................................................................................
C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF ..................
D. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ............

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ................................................................................... `
B. SARAN ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan peradaban kehidupan manusia secaraperspekti menuntut
kecakapan hidup sebagaimana trendkebutuhan dalam era kehidupan gl!bal saat ini.
Interaksikehidupan manusia terjadi secara global, memungkinkan terjadinya banyak
benturan baik yang bersifat budaya maupun kepribadian. Budaya dan kepribadian
manusia sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dantingkat pengetahuan
yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian, anak sepatutnya
mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan global dengan bekal kemampuan
interaksi dan kolaborasi yangbaik.
Kurikulum pendidikan nasional tahun 2006, menetapkan prinsip pelaksanaan
kurikulum didasarkanpada potensi, karakteristik, perkembangan dan kondisipeserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa
harus mendapatkan pelayanan pendidikan memberi kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis danmenyenangkan dengan
menegakkan pilar belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling
menghargai. Pembelajaran secara konstruktif dapat memberikan pengakuan terhadap
pandangan dan pengalaman siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang
tidak tentu. Untuk mewujudkan prinsip pelaksanaan kurikulum tersebut di atas,
pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi,
multimedia dan multiresource.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah
pembelajaran kooperatif telah dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara
di dunia, sehingga sitematikanya dapat diterapkan disemua tingkat pendidikan dan di
semua mata pelajaran termasuk ilmu pengetahuan Alam (Biologi).
Strategi pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dalam berbagai tipe
variasi, di antaranya adalah Think-Pair-Share,Students Teams Achievement Devition,
Teams Games- Turnament, Jigsaw, dan sebagainya. Tipe pembelajaran tersebut
memiliki penekanan yang berbeda tetapisemuanya masih dalam konsep regular dari
pembelajaran kooperatif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif
2. Apa karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
3. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif
4. Apa macam-macam metode pembelajaran kooperatif

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperat
2. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran kooperatif.
3. Mengetahui macam-macam metode pembelajaran kooperatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam Pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 1
Gracia (199: 186) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti mesin
belajar dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan bakar yang
menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam empat sampai lima
anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen dalam kemampuan dan jenis
kelamin; mereka tercampur antara kelas sosial, ras, etnik, dan agama. Siswa dalam
tim memberikan hasil pekerjaan masing-masing siswa dalam tim mempelajari apa
yang ditugaskan oleh guru sebagai hasil kerja mereka. 2
Kooperatif Learning merupakan suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih. Dimana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai
tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga
untuk membantu rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua
siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan
melengkapinya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial. 3
Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan
menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar

1
Muchlisin Riadi Pembelajaran Kooperatif dalam http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-
kooperatif.html diakses pada tanggal 14 Juni 2022 pukul 10:45 wib
2
Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpecollins Publisher.
3
Rima Buana Prahastiwi, Model Pembelajaran Cooperative
Learning, http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-cooperative-
learning/ (Diakses Tanggal, 15 juni 2022)
dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa
yang lain.
Dengan interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri,
mampu menggunaka strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun
hubungan intrapersonal. Strategi pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa
dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relative sama atau sejajar. Pada
saat siswa belajar dalam kelompokakan berkembangan suasana belajar yang terbuka
dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif
dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang
belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya
(peer group) dan belajar secara bekerja sama (kooperatif).
Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai satu-
satunya narasumber dalam PBM, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan
manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan
domokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh
informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih
sikap dan ketrampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupan dimasyarakat, sehingga
perolehan dan hasil belajar siswa akan semakin meningkat.4

4
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru & Anak Didik Dalam Iteraksi Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 357-358.
B. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
1. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Secara Tim
tempat untuk mencapai tujuan dengan anggota tiap kelompok bersifat
heterogen agar dapat saling memberikan pengalaman, saling menerima dan
memberi.
b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu, fungsi perencanaan,
organisasi, pelaksanaan dan fungsi kontrol.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu prinsip bekerja sama perlu ditentukan dalam proses
pembelajaran kooperatif.
d. Ketrampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikan melalui aktibitAs dan
kegiatan yang tergambarkan dalam ketrampilan bekerjasama. 5
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan dibawah ini :
a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdepedence)
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif setiap anggota kelompok
masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya yang
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan inilah hakikat
ketergantungan positif.
b. Tanggungjawab Perseorangan (Individual Accountability)
Guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok.
Penilaian individu bisa berbeda akan tetapi penilaian kelompok salalu sama.
c. Interaksi Tatap Muka(Face to Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi
dan saling membelajarkan.
d. Partisipasi dalam Komunikasi (Participation Communication)

5
Yusminiwati, Karakterustik Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://www.kompasiana.com/yus_mini/karateristik-
pembelajaran:kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b di akses pada 14 Juni 2022 pukul 11:37 wib
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka
dikehidupan masyarakat kelak. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pembelajaran guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi. 6

C. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif


Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah
atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan belajar dan hasil
belajar siswa.
Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: Guru merancang
pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin
dicapai.
Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-
sama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru mengarahkan dan membimbing siswa
baik secara individu maupun kelompok. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersentasekan hasil kerjanya7.
Prosedur atau langkah-langkah kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok
materipelajaran sebelaum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan
ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tapan ini dilakakukan setelah guru memberikan penjelasan
materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes
atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan
memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan
memberikan penilaian kepada kamampuan kolompoknya, seperti dijelaskan
Sanjaya (2006:247). “hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduannya
dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya.

6
Soraya Dwi kartika. Startegi Pembelajaran Kooperatif, dalam
http://sorayadwikartika.blogspot.co.od/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html diakses pada 14
juni 2022 pukul 11:45 wib.
7
Muhammad Risal, Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif, http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-
kooperatif.html#ixzz33AxWpRei( diakses tanggal 14 juni 2022).
Hal ini disebabkan nilai kolompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya
yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.”
4. Pengakuan tim, adalah penatapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim
paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan
harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi. 8

D. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif


Pada dasarnya, proses pembelajaran yang terjadi melibatkan siswa dari latar
belakang yang berbeda-beda, mulai dari warna kulit, agama bahkan dari tingkat
kemampuan berpikir dan gaya belajar mereka. Untuk itu seorang guru harus pandai
melihat perbedaan-perbedaan karakterisitik di setiap melakukan proses belajar
mengajar. Johson, (Miftahul Huda 2011:13) mengemukakan bahwa “Pengalaman
pembelajaran kooperatif ternyata lebih diminati oleh siswa-siswa yang heterogen,
siswa-siswa yang berasal dari kelompok etnik yang berbeda, baik yang cacat maupun
noncacat”. Sedangkan Iskandar (2009:126) mengemukakan bahwa “pembelajaran yang
secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan”.
Model pembelajaran kooperatif sangat membantu tugas dari seorang guru
dalam menyampaikan materi yang akan dibawakan karena pembelajaran kooperatif
mengharuskan melakukan interaksi antar teman sejawatnya untuk melakukan atau
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Secara historis pembelajaran kooperatif
bermula dari paham konstruktivisme dimana siswa saling membantu dari awal untuk
menemukan hingga memahami setiap materi-materi yang diberikan oleh guru.
Slavin (Iskandar 2009:126) mengemukakan bahwa :
Pembelajaran konstruktivis dalam pengajaran menerapkan model pembelajaran
kooperatif secara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep–konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep
- konsep tersebut.9
Berdasarkan pengertian diatas, Roger dan David Johnson mengatakan bahwa
tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai
hasil yang optimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan.
Lima unsur tersebut adalah:

8
Dr. Rusman, M.Pd., MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (Mengembangkan Profesionalisme
Guru), (Jakarta : RajaGrasindo Persada. 2012), hlm. 212-213.
9
Faisal Ichal, Model Pembelajaran Kooperatif, http://ichaledutech.blogspot.com/2013/05/model-
pembelajaran-kooperatif.html (diakses tanggal, 15 juni 2022).
a. Positive interdependence (saling ketergantungan positiv)
b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
e. Group processing (pemrosesan kelompok)
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif.
Unsur ini menunjukkan ada bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung
jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok.
Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut. Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab
individual. Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan adalah:
1. Kelompok belajar jangan terlalu besar
2. Melakukan assesmen terhadap siswa
3. Memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kelompok di depan
kelas.
4. Mengamati setiap kelompokdan mencatat frekuensi individu dalam membantu
kelompok.
5. Menugasi seorang peserta didik sebagai pemeriksa di kelompoknya
6. Menugasi peserta didik mengajar temannya.
Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.Unsur ini penting
karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Unsur keempat pembelajaran
kooperatif adalah keterampilan sosial. Unsur kelima adalah pemrosesan kelompok yang
mengandung arti menilai. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan social. 10

10
Tiara Anggresiya, Cooperative Learning, http://tiaraanggresiya.wordpress.com/cooperative-
learning/(diakses Tanggal, 15 juni 2022).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Model pembelajaran kooperatif marupakan suatu straregi pembelajaran yang
tergolong dalam teori belajar konstruktivisme. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu
strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Dimana pada tiap kelompok tersebut
terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan.
Dari konsep strategi pembelajaran koperatif yang dikemukakan, dapat
dipahami bahwa pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah karakteristik. Sebagai
mana yang telah dikemukakan oleh Lie, Stahl, Johnson dan Johson serta Hilke.
Disamping itu, Model pembelajaran kooperatif sangat membantu tugas dari
seorang guru dalam menyampaikan materi yang akan dibawakan karena pembelajaran
kooperatif mengharuskan melakukan interaksi antar teman sejawatnya untuk
melakukan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah
atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan belajar dan hasil
belajar siswa.
Seperti diketahui bahwa tidak ada suatu strategi pembelajaran pun yang paling
baik diantara strategi pembelajaran yang lain. Demikian halnya dengan strategi
pembelajaran kooperatif. Ada sejumlah keunggulan dan kelemahan yang dimilikinya.

SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini sesungguhnya masi banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, kritik dan masukan yang sifatnya membangan sangat penulis
butuhkah dari berbagai pihak, terutama Dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran
disertai teman-teman sekelas dengan tujuan untuk melingkapi penyusunan malalah ini
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Iteraksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta : Rineka Cipta
Isjoni H. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rusman. 2012. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (Mengembangkan Profesionalisme
Guru). Jakarta : RajaGrasindo Persada
Anggresiya Tiara, Cooperative
Learning, http://tiaraanggresiya.wordpress.com/cooperative-learning/ (diakses
Tanggal, 15 juni 2022)
Rima Buana Prahastiwi, Model Pembelajaran Cooperative
Learning, http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-
cooperative-learning/ (Diakses Tanggal, 15 juni 2022)
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru & Anak Didik Dalam Iteraksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 357-358.

Anda mungkin juga menyukai