Kelompok 2
Puji Syukur ke hadirat Allah Tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan bagian dari tugas
mata kuliah Strategi Pembelajaran yang dibimbing Oleh Muallim Syarifuddin S.Pd.I, M.Pd
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami miliki, Oleh karenanya,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
B. Daftar Pustaka ................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk generasi muda yang
cerdas dan berkualitas. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, banyak pendekatan dan
metode pembelajaran yang dikembangkan dan diterapkan oleh para pendidik. Salah satu metode
yang banyak digunakan adalah strategi Pembelajaran Kooperatif.
Dengan demikian, makalah ini akan membahas tentang strategi pembelajaran kooperatif,
mulai dari definisi, kelebihan dan keuntungan, langkah-langkah implementasinya, serta tantangan
dan solusi dalam implementasi strategi pembelajaran kooperatif. Melalui makalah ini diharapkan
dapat memberikan wawasan dan informasi yang bermanfaat bagi para pendidik dan siswa dalam
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang harus dijalankan secara kerjasama antara
pendidik, siswa, ataupun pemerintah sendiri dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang
optimal.
1
Rokhim Musthafa, “strategi pembelajaran kooperatif” (Stai Muhammadiyah tulungagung, 2015), hal 1.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dengan demikian, Makalah ini diharapkan dapat membantu para pendidik dan siswa dalam
memahami dan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan lebih baik, sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan menghasilkan siswa yang cerdas dan
berkualitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya, Davidson dan Kroll, sebagaimana yang dikutip oleh Hamdun, Strategi
pembelajaran Kooperatif diartikan dengan kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar
sehingga siswa dalam kelompok kecil saling berbagi ide ide dan bekerja secara kolaboratif untuk
menyelesaikan tugas akademik. Singkatnya, Strategi pembelajaran Kooperatif adalah metode
pembelajaran yang didasarkan atas kerja kelompok yang dilakukan untuk mencapai tujuan khusus.
Selain itu juga untuk memecahkan soal dalam memahami suatu konsep yang didasari rasa
tanggung jawab dan berpandangan bahwa semua siswa memiliki tujuan yang sama2.
Pembelajaran Kooperatif inilah yang akan memberikan kesempatan pada siswa untuk
belajar dengan sesama siswa dalam tugas tugas terstrukur. Melalui pembelajaran kooperatif pula,
seorang siswa akan menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain, jadi pembelajaran kooperatif
dikembangkan dengan dasar asusmsi bahwa belajar akan lebih bermakna jika peserta didik dapat
saling mengajari. Walaupun dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar dari dua sumber
belajar utama, yaitu pengajaran dan teman belajar.3
2
Musthafa, “strategi pembelajaran kooperatif.”
3
Zuriatun Himami, “model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa,” STITW Jombang
1, No 1 (2021).
3
dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan bahan pengajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi
tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Dengan
demikian konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah :
❖ Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
❖ Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik
ditingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal
dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
4
Himami.
4
❖ Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari masing masing individu.
❖ Kegiatan melalui sistem pengelompokkan siswa yang dilakukan secara tepat dan wajar,
akan meningkatkan kualitas secara tepat dan wajar, juga akan meningkatkan kualitas
kepribadian anak dalam hal kerjasama, saling menghargai pendapat, toleransi, berpikir
kritis, disiplin dan sebagainya.
❖ Menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan konstruktif, karena dalam
kelompoknya masing masing siswa akan lebih giat dan sungguh sungguh bekerja.5
5
Zulhartati Sri, “Pembelajaran Kooperatif Model Stad pada mata pelajaran IPS,” Universitas Tanjungpura, t.t.
6
Sumardi, “Penggunaan Model pembelajaran kooperatif,” Sma negeri 1 Gemolong 30 (t.t.).
5
F. Persiapan dan Perencanaan
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta
didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil yang secara kolaboratif anggotanya 4-5
orang dengan struktur kelompok hiterogen. Karakteristik model pembelajaran ini antaranya
Pembelajaran secara tim, didasarkan kepada pembelajaran kooperatif, dan keterampilan
bekerja sama.7
7
Innayah Wulandari, “Model pembelajaran kooperatif tipe STAD,” IAIN Kudus 4 (t.t.).
6
2. TGT ( Team Games Tournament )
Merupakan pembelajaran dengan menggunakan strategi kelompok. Tipe ini melibatkan
seluruh aktivitas siswa tanpa ada perbedaan status sosial, melibatkan peran siswa sebagai
totur sebaya dan mengandung unsur belajar dan bermain bertujuan untuk memperoleh skor
ditim atau ditiap kelompok.8
3. Jigsaw
Tipe jigsaw ini adalah yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan materi
tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. Dalam teknik ini, siswa dapat bekerja
sama dengan siswa lainnya dan mempunyai rasa tanggung jawab lebih dan mempunyai
banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang didapat dan meningkatkan
keterampilan komunikasi dan bersosialisasi.9
4. Numbered Heads Together
Metode ini memfokuskan pada kerjasama dan saling membantu siswa dalam kelompok
kecil. Dalam metode ini, siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan anggota terbatas,
biasanya 4-6 orang, dan setiap siswa diberi nomor. Setelah itu, guru akan mengajukan
pertanyaan dan memanggil nomor siswa untuk menjawab.
5. Round Robin
Metode ini memfokuskan pada pemecahan masalah dan saling bekerja sama dalam
kelompok. dalam metode ini, siswa bekerja dalam kelompok kecil dan bergiliran
menyumbangkan ide dan solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.
6. Think pair Share
Metode ini memfokuskan kepada pemikiran individual dan kerjasama dalam kelompok.
Dalam metode ini, guru memberikan pertanyaan atau masalah kepada siswa, dan setiap
siswa memikirkan jawabannya sendiri selama beberapa saat. Setelah itu, siswa
berpasangan dengan temannya dan berbagi jawaban mereka. terakhir, beberapa pasangan
akan berbagi jawaban mereka dengan kelompok besar.
8
“Pembelajaran Kooperatif” (Universitas Muhammadiyah Malang, t.t.).
9
Kartikasari Hunafa, “Penerapan model Jigsaw,” IKIP Siliwangi 02 (t.t.).
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah merupakan salah satu cara efektf untuk membantu
siswa belajar dan memahami meteri dengan baik. Metode ini memfokuskan pada kerjasama,
komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis siswa, yang merupakan keterampilan penting untuk
masa depn mereka.
Metode pembelajaran kooperatif seperti Numbered Heads Together, Round Robin, Think-
Pair-Share, Jigsaw, TGT, & STAD membantu siswa bekerja sama dan berbagi jawaban dan solusi
untuk memecahkan masalah, membantu mereka memahami materi dengan lebih dalam dan
membangun rasa percaya diri dalam berbicara dan berpikir. Selain itu, metode ini juga membantu
guru untuk melacak pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan bantuan tambahan jika
diperlukan.
Siswa dapat belajar secara efektif dan memahami materi dengan baik melalui interaksi dan
kerja sama mereka dengan teman-teman sekelas. Mereka juga membangun rasa percaya diri dalam
berbicara dan berpikir, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerja sama mereka.
Disisi lain, guru dapat memantau pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan
bantuan tambahan jika diperlukan, serta meningkatkan efektifitas proses pembelajarn dengan
memanfaatkan metode pembelajaran kooperatif. Namun, perlu diingat bahwa Kooperatif tidak
selalu cocok untuk semua situasi dan materi, oleh karena itu guru harus mempertimbangkan
kondisi dan kebutuhan siswa, serta materi yang diajarkan, sebelum memutuskan untuk
mengaplikasikan metode pembelajaran kooperatif.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, N.P. dkk., (2014) Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(MPTGT) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa. e-Journal Program
Pascasarjana. Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Ipa. Voleme.(4).
Esminarto, E., Sukowati, S., Suryowati, N., & Anam, K. (2016). Implementasi Model Stad
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siwa. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, 1(1), 16-23