Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TURUNNYA ALQUR’AN SEKALIGUS DAN BERTAHAP SERTA


HIKMAHNYA

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Program Intensif Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Haji Hamli, M.Pd

Kelompok 2

Sohwan 22.86232.01032
Sandi 22.86232.01025
Rudiansyah 22.86232.01021
Ridha Munawwir 22.86232.01019

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQUR’AN (STIQ) RAKHA AMUNTAI


KALIMANTAN SELATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji Syukur ke hadirat Allah Tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan bagian dari tugas
mata kuliah Program Intensif Ulumul Quran yang dibimbing oleh Muallim Haji Hamli M.Pd

Makalah ini membahas tentang “Turunnya AlQuran Sekaligus dan bertahap serta
Hikmahnya”. Mengingat pendidikan ulumul Quran sangat memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan sebagai individu. Oleh karenanya, kami berusaha untuk menyajikan informasi
yang akurat dan terpercaya tentang Sejarah Pendidikan Islam pada Masa Perkembangan Islam

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami miliki, Oleh karenanya,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak.

Demikian yang dapat penulis sampaikan

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Amuntai, 18 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

A. Pengertian dan Penjelasan Mengenai AlQur’an .............................................................. 3


1. Sejarah turunnya AlQur’an ................................................................................... 3
2. Pokok-Pokok Kandungan AlQuran ...................................................................... 5
3. Peran AlQur’an dalam Kehidupan Umat Islam .................................................... 6
B. Turunnya AlQur’an Secara Bertahap................................................................................ 6
1. Proses Turunnya AlQur’an secara bertahap ......................................................... 7
2. Alasan dan Hikmah Turunnya AlQur’an secara Bertahap ................................... 8
3. Pembagian AlQur’an menurut Penurunan Ayatnya ............................................. 9
C. Turunnya AlQur’an Secara Sekaligus .............................................................................. 10
1. Alasan dan Hikmah Turunnya AlQur’an secara Sekaligus .................................. 15
2. Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Malam Lailatul Qadar ................................ 16
D. Perbandingan Turunnya AlQur’an secara Sekaligus dan Bertahap .................................. 16
E. Hikmah dari Turunnya AlQur’an...................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 19

KESIMPULAN ............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AlQur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama
dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka
memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum
muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal
mungkin untuk menjaga autensitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad
saw masih berada di Mekkah dan belum hijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya
tersebut telah mereka laksanakan sejak AlQur’an diturunkan hingga saat ini. 1

AlQur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril.
AlQur’an diturunkan secara berangsur-angsur/bertahap dan ada juga yang diturunkan secara
sekaligus kepada Nabi Muhammad saw. kandungan AlQur’an tidak ada habisnya untuk dikaji.
Semakin dikaji, justru semakin banyak hal yang harus digali dalam AlQur’an. Inilah salah satu
mukjizat AlQur’an sekaligus yang membedakannya dengan kitab-kitab suci lainnya. 2AlQur’an
merupakan sebuah kitab yang diturunkan sebagai kitab yang terjamin keasliannya hingga akhir
zaman dan kitab yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Terjadi beberapa perbedaan
pendapat perihal kapan turunnya ayat alQur’an yang pertama seperti apa ayat-ayat alQur’an
diturunkan.

Mempelajari AlQur’an adalah kewajiban bagi seorang muslim. Karena, AlQur’an adalah
kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama. Kitab Suci
yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan dunia dan
akhirat. Karena itu, hendaknya kita tidak mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga berupaya
semaksimal mungkin untuk menjaga Otentitasnya.3

1
Athaillah H.A., “Sejarah Alqur’an,” Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010.
2
Anwar Rosihon, Pengantar Ulumul Qur’an (Bandung : CV Pustaka Setia, 2009), Hal 6.
3
Maulana Dyah, “Hikmah Penurunan Alquran Secara Berangsur,” Mimbar Agama Budaya 4 (2020).

1
Dalam kajian Islam, turunnya AlQur’an secara bertahap dianggap sebagai suatu proses
yang terencana dan diatur dengan penuh hikmah. Ayat-ayat AlQur’an turun bertahap sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sosial kemasyarakatan umat islam pada masa itu. Semakin itu,
turunnya AlQur’an secara sekaligus terjadi pada malam Lailatul Qadar, salah satu malam yang
paling mulia dalam islam, dimana alQuran turunnya sepenuhnya dalam suatu momen yang luar
biasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi AlQuran?


2. Apa yang menyebabkan AlQur’an diturunkan secara bertahap ?
3. Apa Hikmah dibalik penurunan AlQur’an secara Bertahap ?
4. Apa yang menyebabkan AlQur’an diturunkan secara Sekaligus ?
5. Apa Hikmah dibalik penurunan AlQuran secara Sekaligus ?
6. Apa Saja Perbedaan penurunan AlQur’an secara bertahap dan Sekaligus ?
7. Apa Hikmah penurunan AlQur’an ?

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas perbedaan turunnya AlQur’an secara
bertahap dan sekaligus serta mengungkapkan hikmah yang terkandung didalamnya. Dalam
makalah ini, akan dijelaskan mengenai proses turunnya AlQur’an secara bertahap dan sekaligus,
pembagian AlQuran menurut penurunan ayatnya, peristiwa turunnya AlQuran secara sekaligus
pada malam lailatul Qadar, dan Hikmah dari tujuannya AlQur’an baik secara bertahap maupun
sekaligus. Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
alQuran dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi pembaca untuk mengembangkan diri dan
meningkatkan kualitas kehidupan berdasarkan ajaran AlQur’an.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penjelasan Mengenai AlQur’an

AlQuran adalah kitab suci yang dianggap sebagai sumber utama ajaran islam. Kata
AlQuran berasal dari bahasa arab yang artinya “bacaan” atau “pesan yang dibacakan”.AlQur’an
diyakini oleh umat islam sebagai wahyu langsung dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi
Muhammad melalui pelantara malaikat Jibril. Kitab suci ini dianggap sebagai pedoman hidup bagi
umat manusia dan berisi ajaran tentang akidah, moral, etika, hukum, sosial, dan sebagainya.

AlQuran terdiri dari 114 Surah yang terbagi menjadi 30 Juz. Setiap surah dan juz dalam
AlQuran memiliki nama dan nomor tersendiri. Surat pertama dalam AlQuran adalah AlFatihah
yang juga merupakan syarat sah sholat. Kemudian ditutup dengan surah Annaas. Sementara itu,
surah terpanjang dalam AlQuran adalah AlBaqarah yang terdiri dari 286 ayat.

AlQuran diturunkan dalam bahasa arab dan merupakan karya sastra yang paling indah
dalam bahasa arab. Setiap ayat dalam AlQuran memiliki makna mendalam dan terkandung hikmah
serta pelajaran bagi kehidupan umat manusia. AlQuran merupakan sebagai mukjizat terbesar Nabi
Muhammad saw, karen ia buta huruf dan tidak pernah belajar membaca dan menulis, namun ia
dapat menyampaikan ajaran-ajaran AlQuran secara sempurna.

1. Sejarah Turunnya AlQuran

AlQuran mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad ketika sedang berkhalwat digua hira
pada malam senin bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi
Muhammad, atau bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. Sesuai dengan kemuliaan dan kebesaran
AlQuran, Allah jadikan malam permulaan turun AlQuran itu malam “AlQadar”, yaitu malam yang
penuh kemuliaan.

AlQuran Alkarim terdiri dari 30 Juz, 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah
SWT. dengan cara tawfiqi tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan
buku ilmiah. Buku ilmiah yang membahas satu masalah selalu menggunakan satu metode, metode

3
ini tidak terdapat dalam AlQuran yang didalamnya banyak persoalan induk silih berganti
diterangkan.4

Ulama ulumul Quran membagi sejarah turunnya AlQuran dalam dua periode yaitu periode
sebelum hijrah dan sesudah hijrah, ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat
makkiyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamakan ayat-ayat madaniyah. Tetapi
akan dibagi sejarah turunnya AlQuran dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode
pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat ayat makkiyah dan
periode ketiga adalah ayat-ayat madaniyyah

a) Periode Pertama

Pada permulaan turunnya wahyu pertama ( AlAlaq 1-5) Muhammad saw belum diangkat
menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan
wahyu yang diterimanya, sampai pada turunnya wahyu kedua berulah nabi Muhammad
diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah
“wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan” (Qs. 74 : 1-2)5

Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi
dikalangan masyarakat arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok :
Pertama, Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran AlQuran Kedua,
sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran AlQuran, karena kebodohan (Qs. 21;24),
keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (Qs. 43 : 22), atau
karena adaya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu
Sufyan : “Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemuliaan apalagi
yang tinggal untuk kami” . Ketiga, Dakwah AlQuran mulai melebar melampaui perbatasan
Makkah menuju daerah-daerah lainnya

b) Periode Kedua sejarah turunnya AlQuran pada periode kedua terjadi selama 8-9 tahun,
pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam dan Jahiliah. Kelompok
oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk menghalangi kemajuan dakwah
Islam. Pada masa itu, ayat-ayat

4
M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum AlQuran (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), hal 14.
5
hal 35.

4
AlQuran disatu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil
penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu (Q.s. An-Nahl [16]: 125). Sementara di lain
pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari
kebenaran (Q.S 41: 13). Selain itu, turun juga ayat-ayat mengenai keesaan Tuhan dan kepastian
hari kiamat (Q.S. Yasin [36]: 78-82).

Di sini terbukti bahwa ayat-ayat AlQur’an telah sanggup memblokade paham-paham


jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio
dan alam pikiran sehat

c) Periode Ketiga

pada periode ini dakwah AlQuran telah mencapai atau mewujudkan suatu prestasi besar
karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di
Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah AlMunawwarah). Periode ini berlangsung
selama 10 tahun. Ini merupakan periode yang terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah SwT
dengan turunnya ayat yang terakhir, Al-Maidah [5]: 3, ketika Rasulullah wuquf pada haji wada’ 9
Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632 M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak, surat AlBaqarah [2]: 281,
sehingga dari ayat pertama kalinya memakan waktu sekitar 23 tahun.6

2. Pokok-Pokok Kandungan AlQuran

❖ Akidah
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak.
❖ Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha”
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan
ridho dari Allah SWT.
❖ Hukum

6
Cahaya Khaeroni, “Sejarah AlQuran,” Jurnal Historia 5 (2017): hal 195-196.

5
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk mengadili dan
memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
Hukum dalam islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat,
mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
❖ Peringatan
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga.
❖ Kisah
Al-qur’an juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang terdahulu , baik yang mengalami
kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT ataupun kisah-kisah orang yang
mendapatkan kejayaan karena ketaatannya kepada Alloh SWT. Kisah-kisah tersebut agar
bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.

3. Peran AlQur’an dalam Kehidupan Umat Islam

Al-Quran juga berperan menjadi petunjuk, pedoman hidup, pembeda yang benar dan yang
salah, menjadi obat hati, penenang hati di kala hati resah, menjadi isyarat dalam menggali ilmu
pengetahuan.7 Pemahaman terhadap AlQur‟an tidak cukup hanya dengan membaca terjemah,
tetapi harus diimbangi dengan membaca kitab-kitab tafsir para ulama atau ahli-ahli Al-Quran di
manapun.

Peran Al-Qur‟an dalam kehidupan dan kesadaran muslim memancarkan dengan kecerahan
khusus suatu aspek penting dari kitab suci yang telah menerima sedikit atau tidak sama sekali
perhatian dalam keilmuan modern, yaitu karakter oral dan auralnya serta fungsinya sebagai kata
yang diucapkan.8

B. Turunnya AlQuran secara Bertahap

Turunnya AlQuran merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus


mengembirakan hati rasulullah saw. sebagaimana turunnya surah AlAlaq ayat 1-5. Nabi
Muhammad saw dalam menerimanya sangatlah berat karena diturunkan lewat pelantara malaikat

7
Choeroni, Pendidikan islam dan budi pekerti (Jakarta : Erlangga, 2018), hal 67.
8
Ricard C. Martin, Pendekatan terhadap islam dalam studi agama, (Yogyakarta : Suka Press, 2010), hal 26.

6
jibril sesosok yang membuat nabi saw ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu
tersebut, rasulullah juga merasa keberatan karena tidak bisa melaksanakan apa yang diperintah
malaikat jibril. Tetapi, setelah berkali kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasulullah Saw
dapat menerimanya, begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa
ketakutan dengan segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut.

Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu membuktikan kalau peristiwa turunnya
AlQuran merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa. Dengan turunnya AlQuran berarti
banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi sebab-sebab turunnya atau yang
sering disebut asbabun Nuzul maupun proses turunnya AlQuran itu sendiri.

1. Proses turunnya AlQuran secara Bertahap

Proses diturunkannya AlQuran secara bertahap berlangsung selama kurun waktu 23 tahun
lamanya, sesuai dengan masa kenabian. Yaitu semenjak ia diangkat sebagai utusannya hingga ia
wafat. Rasulullah sendiri diangkat menjadi seorang rasul ketika ia berumur empat puluh tahun.
Wahyu Allah Swt sempat diturunkan di mekkah selama 13 tahun, kemudian beliau hijrah ke
madinah dan tinggal disana selama 10 tahun. AlQuran terus diturunkan kepadanya hingga beliau
wafat yaitu ketika beliau berumur 60 tahun.9

AlQuran diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad. Ayat
pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah surah AlAlaq ayat 1-5 saat berada digua hira
pada tahun 610 M. Turunnya surah AlAlaq ayat 1-5 menjadikan awal kenabian muhammad saw.

Selain itu, waktu turunnya AlQur’an juga menjadi awal penyebaran agama islam. Saat itu,
nabi muhammad sedang menyepi untuk menenangkan hati. Pada saat wahyu pertama ini turun,
Rasulullah SAW tidak bisa membaca. Oleh karena itu, Allah Swt memerintahkan Nabi
muhammad untuk membaca melalui surah AlAlaq.

“Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”Firman Allah dalam surah alalaq ayat 1-5, ayat AlQuran yang pertama kali

9 Ayatullah Muhammad, Ulum Quran (Majma’ AlFiqr AlIslami Qum-Iran, 1443), hal 23.

7
diturunkan. Surat alAlaq ayat 1-5 menjadi penanda diangkatnya Muhammad saw sebagai nabi dan
rasul.

Setelah ayat ini, AlQuran turun secara bertahap. Total, AlQuran turun secara bertahap.
Total AlQuran turun selama kurang lebih 23 tahun, setiap ayat diturunkan menyesuaikan dengan
problemetika sosial, krisis moral, keagamaan, kisah-kisah para Nabi terdahulu hingga hikmah
yang terjadi dimasa nabi. Peristiwa Nuzulul Qur’an adalah peristiwa bersejarah dalam agama
islam. Pada tahun 1442 Hijrah, Nuzulul Quran adalah proses turunnya ayat AlQuran dalam
menyempurnakan ajaran islam sebagai petunjuk umat manusia.

Selain itu, sejarah turunnya AlQuran dibagi menjadi dua periode yaitu periode mekkah
(sebelum hijrah Nabi) dan madinah (Setelah Hijrah). AlQuran pertama kali diturunkan digua hira,
sebelah utara mekkah pada 17 ramadhan 610 M. Selama periode mekkah, pada umumnya ayat
yang diturunkan berisi tentang Akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid(dasar ajaran agama
islam). Pada periode ini terdapat 86 surah yang diturunkan selama 12 tahun 5 bulan.

Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalah (hubungan
manusia sebagai makhluq sosial), syariat islam (aturan dalam kehidupan islam) dan hukum islam.
Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad saw ini, terdapat 28 surah yang diturunkan dalam
kurun waktu 9 tahun 9 bulan. Ayat AlQuran yang terakhir yang diturunkan adalah surah AlMaidah
ayat 5. Ayat ini turun sesudah waktu asar pada hari jum’at dipadang Arafah saat musim haji
terakhir.

2. Alasan dan Hikmah Turunnya AlQur’an secara Bertahap

Hikmah turunnya AlQuran secara bertahap merupakan suatu metode yang berfaidah bagi
kita sebagai seorang muslim. Sebab turunnya alQuran secara bertahap dan bersifat alami itu dapat
meningkatkan mutu pendidikan bagi umat islam untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan
perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempuurnakan eksistensinya sendiri. Sebagaimana
yang kita ketahui segala sesuatu yang dikehendaki Allah mengandung hikmah dan memiliki
tujuan. Begitu juga dengan proses turunnya AlQuran secara bertahap. Diantara hikmah atau
tujuannya adalah sebagai berikut :10

10
Rahmawati Gufrondan, ulumul Quran : praktis dan Mudah (Yogyakarta : Teras, 2013).

8
Pertama, untuk menguatkan hati Nabi muhammad saw dalam menerima dan menyampaikan
kalam Allah kepada umat manusia. Dalam melaksanakan tugasnya, Rasulullah sering menghadapi
hambatan dan tantangan. Disamping itu dapat juga menghibur hati beliau pada saat menghadapi
kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir.

Kedua, Merupakan mukjizat bagi Nabi untuk menjawab dan mematahkan tantangan orang-orang
kafir. Sehingkali mereka (orang kafir) mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud
melemahkan dan menantang juga menguji kenabian Rasulullah. Mereka pernah menanyakan
kiamat kapan datangnya.

Ketiga, Memudahkan Nabi dalam menghafal lafadz AlQuran, mengingat AlQuran bukan syair
atau prosa tetapi kalam Allah yang sangat berbobot isi maknanya sehingga memerlukan hafalan
dan kajian secara khusus. Dan untuk membacanya kepada umat serta menjelaskan dan
memberikan contoh-contoh pelaksanaannya.

Keempat, Untuk memberikan kesempatan sebaik-baiknya kepada umat islam untuk meninggalkan
sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliah yang negatif secara bertahap.

Kelima, Menjawab Problementika masyarakat. Hal ini menerangkan apa-apa yang dibutuhkan
masyarakat sesuai dengan kondisi dan problem yang mereka hadapi

Keenam, mengetahui Nasikh dan Mansukh dalam ayat AlQuran yang berkaitan dengan hukum.

Ketujuh, Memberikan pangaruh yang besar dalam proses dakwah islam dan pembentukkan umat.
Pada periode mekkah diturunkan lebih dulu ayat-ayat yang berhubungan dengan tauhid dan
keadilan sosial. Barulah pada periode madinah diturunkan ayat-ayat tentang hukum dalam
berbagai aspek kehidupan, baik hukum keluarga, harta benda, pidana dan pemerintahan. Ayat-ayat
hukum pun diturunkan secara bertahap sesuai dengan kondisi masyarakat pada waktu itu.11

3. Pembagian AlQur’an menurut Penurunan Ayatnya Attanzil

AlQuran terbagi menjadi 30 juz, pembagian ini tidak didasarkan pada penurunan ayatnya,
melainkan pada panjangnya surah dalam AlQuran. Namun, juga ada pembagian AlQuran
berdasarkan penurunan ayatnya yang disebut dengan At-Tanzil. Pembagian attanzil ini biasanya
digunakan untuk memudahkan pembacaan AlQuran secara berulang-ulang, karena dengan

11
Supiana Karman, Ulumul Quran (Bandung : Pustaka Hidayah, 2002), hal 58.

9
pembagian ini pembaca dapat menghafal urutan ayat-ayat dalam AlQuran lebih mudah.
Pembagian AlQuran berdasarkan penurunan ayatnya atau At-tanzil dalam bahasa arab, mengacu
pada pembagian AlQuran berdasarkan urutan turunnya ayat-ayat AlQuran kepada Nabi
Muhammad saw dari Allah.

AlQuran disampaikan kepada nabi muhammad saw melalui malaikat jibril secara bertahap
selama lebih kurang 23 tahun. Proses penurunan ayat ini disebut juga dengan istilah wahyu. Ayat-
ayat tersebut kemudian ditulis oleh para sahabat Nabi dan disusun dalam bentuk Kitab AlQuran
setelah wafatnya Nabi Muhammad saw.

Pembagian AlQuran berdasarkan penurunan ayatnya atau At- Tanzil ini memiliki tujuan
untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan AlQuran secara berurutan, serta membantu
memahami konteks sejarah dan kejadian yang terkait dengan setiap ayat dalam AlQuran.

Pembagian AlQuran berdasarkan penurunan ayatnya Attanzil terdiri dari 114 surah yang
terdiri dari 6.236 ayat. Surah dalam AlQuran dibagi menjadi dua kategori : Surah makkiyah dan
surah Madaniyyah. Surah makkiyah adalah surah yang diturunkan kepada nabi muhammad saw
ketika beliau masih berada di mekkah, sedangkan surah madaniyah adalah surah yang diturunkan
kepada nabi muhammad saw ketika beliau sudah hijrah ke kota madinah.

Pembagian AlQuran Attanzil dapat dijelaskan sebagai berikut : [Qs. Alfatihah : 7 ayat],
[Qs. Albaqarah : 286 ayat], [Qs. Ali Imran : 200 ayat], [Qs. An nisa : 176 ayat], [Qs. Almaidah :
120 ayat], [Qs. Al an’am : 165 ayat], [Qs. Al A’raf : 206 ayat], [Qs. al anfal : 75 ayat], [Qs.
Attaubah : 129 ayat], [Qs. Yunus : 109 ayat], [Qs. Hud : 123 ayat], [Qs. Yusuf : 111 ayat], [Qs.
Ar’rad : 43 ayat], [Qs. Ibrahim : 52 ayat], [Qs. Al Hijr : 99 ayat], [Qs. Annahl :128 ayat], [Qs. Al
Isra : 111 ayat], [Qs.Al Kahfi : 110 ayat], [Qs. Maryam : 98 ayat], [Qs. Taha : 135 ayat], [Qs.
AlAnbiya : 112 ayat], [Qs. Al Hajj : 78 ayat], [Qs. Almu’minun : 118 ayat], [Qs. Annur : 64 ayat],
[Qs. AlFurqan : 77 ayat], [Qs. Asy syuara : 227 ayat], [Qs. Annaml : 93 ayat], [Qs. AlQasas : 88
ayat], [Qs. Al Ankabut : 69 ayat], [Qs. Rum : 60 ayat], [Qs. Lukman : 34 ayat], [Qs. As Sajdah :
30 ayat], [Qs. Al Ahzab : 73 ayat], [Qs. Saba : 54 ayat.]

C. Turunnya AlQuran secara Sekaligus

Firman Allah “bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang

10
hak dan bathil” (Qs. Albaqarah : 185 ), “sesunggunya kami telah menurunkan AlQuran pada
malam lailatul Qadar” (Qs. AlQadar : 1), “Sesunggunya kami telah menurunkan AlQuran pada
suatu malam yang diberkahi” (Qs. Ad Dukhan : 3). Ketika ayat diatas tidak bertentangan, karena
malam yang diberkahi adalah malam lailatul Qadar dalam bulan ramadhan. Tetapi lahir ayat-ayat
itu bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah. Dimana AlQuran turun
kepadanya selama dua puluh tiga tahun. Dalam hal ini para ulama mempunyai dua pendapat pokok
ialah :

1. Pendapat Pertama

Yaitu pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh
umumnya ulama. Yang dimaksud dengan turunnya AlQuran dalam tiga ayat diatas adalah
turunnya AlQuran sekaligus ke Baitul Izzah dilangit dunia agar para malaikat menghormati
kebesarannya. Kemudian sesudah itu AlQuran diturunkan kepada Rasululla. Secara bertahap
salama lebih kurang 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak beliau
diutus sampai wafatnya. Beliau tinggal di Makkah sesudah diutus selama tiga belas tahun dan
sesudah hijrah tinggal di Madinah salama sepuluh tahun. Ibnu ‘Abbas berkata: “Rasulullah saw.
diutus pada usia empat puluh tahun. Beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun dan selama
itu wahyu turun kepada beliau. Kemudian beliau diperintahkan hijrah selama sepuluh tahun.
Beliau wafat dalam usia enam puluh tiga tahun” (Hadits Bukhari). Pendapat ini didasarkan pada
berita-berita yang shalih dari ibnu Abbas dalam beberapa peristiwa, antara lain :

a. Ibnu ‘Abbas berkata: “al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul Qadar.
Kemudian setelah itu ia diturunkan selama dua puluh tahun.” Lalu ia membaca: “Dan tidaklah
orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa suatu yang ganjil, melainkan Kami
mendatangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik penjelasannya.” (al-Furqaan: 33)
“Dan al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya sebagian demi sebagian.” (al-Israa’:
106)

b. Ibnu ‘Abbas berkata: “Al-Qur’an itu dipisahkan dari adz-Dzikr, lalu diletakkan di Baitul ‘Izzah
di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi saw.

11
c. Ibnu ‘Abbas ra. berkata: “Allah menurunkan al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat
turunnya secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya saw. sebagian
demi sebagian.”

d. Ibnu ‘Abbas berkata: “Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadlan
ke langit dunia sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur.”

2. Pendapat Kedua

Yaitu yang diriwayatkan oleh asy-Sya’bi (asy-Sya’bi adalah ‘Amir bin Syahril, termasuk
tabi’in besar dan salah satu guru Abu Hanifah yang terkemuka. Dia juga adalah ahli hadits dan
ahli fiqih, wafat: 109 H) bahwa yang dimaksud dengan turunnya al-Qur’an dalam ketiga ayat di
atas ialah permulaan turunnya al-Qur’an kepada Rasulullah saw. Permulaan turunnya al-Qur’an
itu dimulai pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadlan, yang merupakan malam yang
diberkahi. Kemudian turunnya itu berlanjut sesudah itu secara bertahab sesuai dengan kejadian
dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian al-Qur’an
hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahab kepada Rasulullah saw.

Sebab yang demikian inilah yang dinyatakan al-Qur’an: “Dan al-Qur’an telah kami
turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan
Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (al-Israa’: 106). Orang-orang musyrik yang diberitahu
bahwa kitab-kitab samawi terdahulu turun sekaligus, menginginkan agar al-Qur’an juga
diturunkan sekaligus:

“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya
secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa)
sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.” (al-Furqaan: 32-33)

Dan keistimewaan bulan Ramadlan dan lailatul Qadar yang merupakan malam yang
diberkahi itu tidak akan kelihatan oleh manusia kecuali apabila dimaksudkan dari ketiga ayat di
atas adalah turunnya al-Qur’an kepada Rasulullah saw. Yang demikian itu sesuai dengan apa yang
terdapat dalam firman Allah mengenai perang Badar: “….dan (beriman kepada) apa yang Kami

12
turunkan kepada hamba Kami [Muhammad] di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (al-Anfaal: 41)

Perang Badar terjadi dalam bulan Ramadlan. Dan yang demikian itu diperkuat pula oleh
hadits yang dijadikan pegangan para penyelidik hadits permulaan wahyu. Imam Bukhari
meriwayatkan dari ‘Aisyah ra. menceritakan cara permulaan wahyu, ia berkata: Wahyu yang
diterima Rasulullah saw. dimulai dengan suatu mimpii yang benar. Dalam mimpi itu beliau melihat
cahaya terang laksana fajar menyingsing di pagi hari. Setelah itu beliau digemarkan [oleh Allah]
untuk melakukan khalwat [‘uzlah]. Beliau melakukan khalwat di gua Hira’ –melakukan ibadah-
selama beberapa malam kemudian pulang kepada keluarganya [Khadijah] untuk mengambil bekal.
Demikian berulang-ulang hingga suatu saat beliau dikejutkan dengan datangnya kebenaran di
dalam gua Hira.

Pada suatu hari datanglah malaikat lalu berkata: “Bacalah.” Beliau menjawab: “Aku tak
bisa membaca.” Rasulullah saw. menceritakan lebih lanjut: Malaikat itu lalu mendekatiku dan
memelukku sehingga aku merasa lema sekali, kemudian aku dilepaskan. Ia berkata lagi:
“Bacalah.” Aku menjawab: “Aku tidak dapat membaca.” Untuk kali yang ketiga ia mendekati dan
memelukku hingga aku merasa lemas, kemudian aku dilepaskan. Selanjutnya ia berkata lagi:
“Bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan…Menciptakan manusia dari segumpal
darah.. “ dan seterusnya

Para penyelidik menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pada mulanya diberitahu tentang
mimpi pada bulan kelahirannya, yaitu bulan Rabi’ul Awwal. Pemberitahuan dengan mimpi ini
lamanya enam bulan. Kemudian beliau diberi wahyu dalam keadaan sadar (tidak dalam keadaan
tidur) pada bulan Ramadlan dengan iqra’. Dengan demikian, nas-nas yang terdahulu itu
menunjukkan kepada satu pengertian.

3. Pendapat ketiga

Berpendapat bahwa al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 malam lailatul Qadar
(atau 25 malam lailatul qadar sesuai dengan perbedaan pendapat yang terdahulu tentang lamanya
Rasul tinggal di Makkah). Yang pada tiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada
yang ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah wahyu yang diturunkan
ke langit dunia di malam lailatul qadar, untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan

13
secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sepanjang tahun. Madzab ini adalah hasil ijtihad
sebagian mufasir. Pendapat ini tidak mempunyai dalil. Adapun pendapat kedua yang diriwayatkan
oleh asy-Sya’bi, dengan dalil-dalil yang shahih dapat diterima, tidaklah bertentangan dengan
madzab yang pertama yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas.

Dengan demikian maka pendapat yang kuat ialah bahwa al-Qur’anul Karim itu dua kali turun:
a. Diturunkan secara sekaligus pada malam Lailatul Qadar di Baitul ‘Izzah di langit dunia.
b. Diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun.

Al-Qurtubi telah menukil dari Muqatil bin Hayyan riwayat tentang kesepakatan (ijma’)
bahwa turunnya al-Qur’an sekaligus dari Lahulu Mahfuz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Ibnu
‘Abbas memandang tidak ada pertentangan antara ketiga ayat di atas yang berkenaan dengan
turunnya al-Qur’an dengan kejadian nyata kehidupan Rasulullah saw. bahwa al-Qur’an itu turun
selama dua puluh tiga tahun yang bukan bulan Ramadhan.

Dari Ibnu ‘Abbas disebutkan bahwa dia ditanya oleh ‘Atiyah bin al-Aswad, katanya:
“Dalam hatiku terjadi keraguan tentang firman Allah: Bulan Ramadlan itulah bulan yang di
dalamnya diturunkan al-Qur’an; dan firman Allah: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
malam Lailatul Qadar; padahal al-Qur’an itu ada yang diturunkan pada bulan Syawal, Dzul
Qaidah, Dzul Hijjah, Muharram, Safar dan Rabi’ul Awwal.” Ibnu ‘Abbas menjawab: “Al-Qur’an
diturunkan pada malam Lailatul Qadar sekaligus. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur,
sedikit demi sedikit dan terpisah-pisah serta perlahan-lahan di sepanjang bulan dan hari.” (Hadits
riwayat Ibnu Mardawaih dan Baihaqi dalam kitab al-Asma’ was Sifaat.)

Para ulama mengisyaratkan bahwa hikmah dari hal itu ialah menyatakan kebesaran al-Qur’an dan
kemuliaan orang yang kepadanya al-Qur’an diturunkan. As-Suyuti mengatakan: “Dikatakan
bahwa rahasia diturunkannya al-Qur’an sekaligus ke langit dunia adalah untuk memuliakannya
dan memuliakan orang yang kepadanya al-Qur’an diturunkan; yaitu dengan memberitahukan
kepada penghuni tujuh langit bahwa al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada Rasul
terakhir dan umat yang paling mulia. Kitab itu kini telah di ambang pintu dan akan segera
diturunkan kepada manusia. Seandainya tidak ada hikmah Ilahi yang menghendaki
disampaikannya al-Qur’an kepada mereka secara bertahab dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi, tentulah ia diturunkan ke bumi sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang diturunkan

14
sebelumnya. Maka dijadikan-Nyalah dua ciri tersendiri: diturunkan secara sekaligus, kemudian
diturunkan secara bertahab, untuk menghormati orang yang menerimanya.”

As-Sakhawi mengatakan dalam Jamalul Qurraa’: “Turunnya al-Qur’an ke langit dunia


sekaligus itu menunjukkan suatu penghormatan kepada keturunan Adam di hadapan para malaikat,
serta pemberitahuan kepada para malaikat akan perhatian Allah dan rahmat-Nya kepada mereka.
dan dalam pengertian inilah Allah memerintahkan tujuh puluh ribu malaikat untuk mengawal
surah al-An’am (al-Qur’an yang dikawal oleh para malaikat ialah yang turunnya diiringi dan
dikelilingi oleh para malaikat. Diriwayatkan oleh Thabarani dan Abu ‘Ubaid di dalam Fadaailul
qur’an: Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Surah al-An’am itu turun di Makkah sekaligus di waktu malam.
Ia diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat yang menyerukan tasbih.”), dan dalam pengertian ini
pula Allah memerintahkan Jibril agar mengimlakannya kepada para malaikat pencatat yang mulia,
menuliskan dan membacakannya kepadanya.”12

1. Alasan dan Hikmah Turunnya AlQur’an secara Sekaligus

AlQuran adalah kitab suci umat islam yang diyakini sebagai wahyu Allah yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui pelantara malaikat Jibril. AlQuran turun secara
bertahap selama lebih kurang 23 tahun, mulai dari tahun 610 M sampai 632 M, saat nabi
muhammad saw wafat. Namun, pada malam Lailatul Qadar dibulan ramadhan pada tahun terakhir
kehidupan Nabi Muhammad saw, seluruh AlQuran turun secara sekaligus berikut adalah alasan
dan hikmah turunnya AlQuran secara sekaligus :

a. Adalah untuk memudahkan Nabi muhammad Saw dan para sahabat dan memahami serta
menyebarkan ajaran islam. Dengan demikian, tidak ada lagi bagian AlQuran yang belum diterima
dan dipahami oleh Nabi Muhammad dan para sahabat.

b. Turunnya AlQuran sekaligus juga memperkuat keimanan para sahabat dan umat islam pada saat
itu, karena mereka menyadari bahwa kitab suci yang mereka pegang adalah kitab suci yang
lengkap dan sempurna.

12
https://alquranmulia.wordpress.com/2014/01/06/turunnya-al-quran-sekaligus/

15
c. Hikmah turunnya AlQuran secara sekaligus adalah untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi
umat manusia dalam menjalani kehidupan mereka. Dengan AlQuran yang lengkap, umat manusia
dapat mengetahui ajaran dan aturan islam dengan lebih baik dan jelas.

d. Turunnya AlQuran sekaligus juga menegaskan bahwa ajaran islam adalah ajaran yang sempurna
dan tidak perlu ditambah atau dikurangi lagi. Dengan kata lain AlQuran adalah sumber ajaran
islam yang utama dan tidak bisa digantikan oleh sumber ajaran lainnya.

e. Turunnya AlQuran sekaligus adalah sebagai tanda kasih sayang Allah SWT kepada umat islam,
karena dengan adanya alQuran yang lengkap, umat manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih
baik dan lebih benar.

2. Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Malam Lailatul Qadar

Bulan ramadhan dan malam lailatul Qadar memiliki keistimewaan yang sangat penting bagi umat
islam, berikut adalah penjelasan singkat mengenai keistimewaan keduanya :

a. Bulan ramadhan : Bulan ramadhan merupakan bulan suci bagi umat islam diseluruh dunia.
Selama bulan ini, umat islam melaksanakan ibadah puasa yang diwajibkan oleh Allah, dan dibulan
ini juga Nuruzul Quran, Malamnya turunnya AlQuran. Bulan ramadhan memiliki keistimewaan
karena dianggap sebagai bulan penuh berkah dan ampunan. Selain itu, selama bulan ini, umat
islam diharapkan untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan untuk mendapatkan keberkahan
dan keampunan Allah Swt.

b. Malam lailatul Qadar : Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa bagi umat islam.
Malam ini disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam surah AlQadar ayat 1-
5. Malam ini memilik keistimewaan karena dianggap sebagai malam dimana diturunkanya
AlQuran kepada nabi muhammad. Selain itu, dimalam ini umat islam dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah seperti sholat, membaca AlQuran, berdoa, bersedekah, dan melakukan
amal kebaikan lainnya.

D. Perbandingan Turunnya AlQur’an secara Sekaligus dan Bertahap

AlQuran turun secara bertahap dan tidak langsung, selama periode lebih kurang 23 tahun
dari tahun 610 hingga 632 M. Ketika Nabi Muhammad masih hidup. Sedangkan jika secara
sekaligus, maka itu terjadi pada malam lailatul Qadar

16
Berikut adalah perbandingan antara turunnya AlQuran sekaligus dan bertahap.

1. Turunnya AlQuran secara Bertahap

❖ AlQuran turun secara bertahap selama periode lebih kurang 23 tahun melalui wahyu yang
diterima Nabi muhammad Saw
❖ AlQuran diturunkan dalam bentuk surah dan ayat yang berbeda-beda pada berbagai kondisi
pada saat itu
❖ Turunnya AlQuran secara bertahap memungkinkan umat islam untuk belajar dan
memahami ajaran islam dengan perlahan-lahan
❖ Turunnya AlQuran secara bertahap memberikan kesempatan kepada umat islam untuk
mengembangkan pemahaman mereka tentang islam sesuai dengan kebutuhan waktu dan
tempat

2. Turunnya AlQuran secara sekaligus

❖ Turunnya AlQuran secara sekaligus pada malam Lailatul Qadar dibulan Ramadhan.
❖ Turunnya AlQuran secara sekaligus merupakan kejadian yang sangat penting dalam
sejarah islam, karena dianggap sebagai malam dimana turunnya AlQuran secara lengkap
kepada Nabi Muhammad saw
❖ Turunnya AlQuran secara sekaligus memberikan ajaran dan panduan yang lengkap bagi
umat islam untuk mengatur hidup mereka secara baik dan sesuai ajaran agama
❖ Turunnya AlQuran secara sekaligus juga memungkinkan umat islam untuk mempelajari
dan memahami ajaran islam dalam bentuk yang lebih utuh.13

E. Hikmah dari Turunnya AlQur’an

Turunnya AlQuran memiliki banyak hikmah atau pelajaran yang dapat diambil, diantaranya :

❖ Panduan Hidup : AlQuran adalah panduan hidup bagi manusia. Dalam AlQuran terdapat
petunjuk dan ajaran yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam
hubungan dengan Allah maupun dengan sesama Manusia

13
Dyah, “Hikmah penurunan AlQuran secara Berangsur.”

17
❖ Kedamaian : AlQuran mengajarkan nilai-nilai kebaikan seperti cinta kasih, perdamaian,
toleransi, dan keadilan. Dengan mengamalkan AlQuran, manusia dapat hidup dalam
kedamaian dan harmoni dengan sesama.
❖ Pengetahuan : AlQuran juga memberikan pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi
manusia, seperti sejarah, ilmu pengetahuan, dan hukum. AlQuran juga memberikan
gambaran tentang kebesaran Allah dan kekuasaannya atas alam semesta
❖ Transformasi : AlQuran memiliki kekuatan untuk mengubah manusia menjadi lebih baik
dan bertaqwa kepada Allah. AlQuran mengajarkan bahwa manusia harus memperbaiki diri,
memperbanyak amal ibadah, dan menghindari perbuatan dosa.
❖ Pembebasan : AlQuran juga mengajarkan kebebasan dalam berpikir dan berpendapat.
AlQuran tidak hanya membebaskan manusia dari kesesatan dan ketidaktahuan, ttapi juga
dari belenggu kebiasaan buruk dan dosa
❖ Persaudaraan : AlQuran juga mengajarkan nilai-nilai persaudaraan antara sesama manusia.
Dalam AlQuran ditegaskan bahwa semua manusia adalah sama dihadapan Allah dan
bahwa persaudaraan antara sesama manusia harus ditegakkan
❖ Keadilan : AlQuran mengajarkan tentang keadilan dan kebenaran. Allah memerintahkan
manusia untuk berlaku adil dan memberikan hak kepda orang lain, tanpa memandang suku,
agama, atau ras

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

AlQuran adalah kitab suci umat islam yang dianggap sebagai wahyu Allah swt kepada
nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril. Ada dua pendekatan dalam memahami
turunnya AlQuran, yaitu turunnya AlQuran secara sekaligus dan bertahap.

Turunnya AlQuran sekaligus terjadi pada malam Lailatul Qadar dalam bulan ramadhan.
Pada malam itu, AlQuran turun secara utuh dari lauhil mahfudz kebumi. Kemudian, secara
bertahap, nabi muhammad menerima wahyu dari Allah melalui malaikat jibril selama periode 23
tahun.

Hikmah dari turunnya AlQuran secara sekaligus adalah memperlihatkan kekuasaan Allah
Swt sebagai pencipta dan pengatur alam semesta. Turunnya alQuran secara bertahap memberikan
kemudahan bagi umat islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam secara
bertahap sesuai dengan perkembangan zaman.

Turunnya AlQuran merupakan suatu peristiwa penting dalam sejarah islam. AlQuran
menjadi sumber utama ajaran islam dan merupakan pedoman hidup bagi umat muslim. Turunnya
AlQuran secara sekaligus dan bertahap memiliki perbedaan dalam cara menerima wahyu dann
cara memahami ajaran-ajaran islam.

Adapun hikmah dari turunnya AlQuran secara umum, yaitu :

1. Sebagai petunjuk hidup dan pedoman bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan
didunia
2. Memberikan kepastian dalam menjalani hidup, karena AlQuran memberikan jawaban atas
segala pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan manusia
3. Membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup, karena ajaran-ajaran dalam AlQuran
mengajarkan tentang kasih sayang, keadilan, toleransi, dan kedamaian
4. Memberikan penjelasan tentang kehidupan akhirat dan jalan manuju surga
5. Sebagai sumber Inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Choeroni. Pendidikan islam dan budi pekerti. Jakarta : Erlangga, 2018.


Dyah, Maulana. “Hikmah penurunan AlQuran secara Berangsur.” Mimbar Agama Budaya 4
(2020).
Gufrondan, Rahmawati. ulumul Quran : praktis dan Mudah. Yogyakarta : Teras, 2013.
H.A., Athaillah. “Sejarah AlQur’an.” Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010.
Karman, Supiana. Ulumul Quran. Bandung : Pustaka Hidayah, 2002.
Khaeroni, Cahaya. “Sejarah AlQuran.” Jurnal Historia 5 (2017).
M. Quraish Shihab. Sejarah dan Ulum AlQuran. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999.
Martin, Ricard C. Pendekatan terhadap islam dalam studi agama,. Yogyakarta : Suka Press, 2010.
Muhammad, Ayatullah. Ulum Quran. Majma’ AlFiqr AlIslami Qum-Iran, 1443.
Rosihon, Anwar. Pengantar Ulumul Qur’an. Bandung : CV Pustaka Setia, 2009.

20
18

Anda mungkin juga menyukai