Anda di halaman 1dari 3

PANITIA FINAL TEST SEMESTER GANJIL

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QURAN (STIQ) AMUNTAI


TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Nama : M. Rizky Fadillah
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Prodi : PGMI
Dosen : Muhammad Majdi, M.Pd Semester : Lokal
Hari/Tanggal :- Waktu : -

1. TEMA: Tentang guru favorit/ guru inspiratif KALIAN semasa


SD/SMP/SMA.
2. Prinsippenilaian
a. SesuaidengankaidahBahasa Indonesia
b. SesuaidengankaidahEsai
c. Minimal 2 lembar,
lebihdariitutambahbagus(Tidaktermasuklembarsoalini)
3. Pengumpulan
a. Dikumpulsenindepantanggal 19 Desember
b. Berbentuk MS Word
c. Nama file: KelasdanNama. Contoh : 1C Ahmad Maulidan
d. Setelahmengumpul di grupsilahkan list namadanjudul
(sesuaiurutanabsen)
4. Spasi 1,5

KERANGKA ESAI
A. Judul : Guruku Inspirasiku ( Mu’allim Budiamin guru MA Nipa
Rakha Amuntai )
B. Pembuka :
- Sekolah Di Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah Amuntai
- Dipondok ini adab kepada guru menjadi prioritas utama
- Berawal dari mata pelajaran sharaf yang terkesan susah dan membosankan
- Kesan belajar sharaf di MA Nipa Rakha
C. Inti :
- Muallim Budiamin yang merupakan guru pengajar mengubah pelajaran
menjadi sesuatu yang menyenangkan
- Merupakan guru senior yang lama mengabdi di pondok pesantren Rakha
- Sifat Ikhlas, Sopan, Sederhana dan perlahan menjadi karakter yang disukai
santrinya
- Usia yang tua tidak menjadi tantangan belajar mengajar bagi Muallim
Budiamin
D. Penutup :
- Pentingnya disiplin waktu dalam segala hal
- Muallim Budiamin menjadi inspirasi bagi semua santrinya
GURUKU MOTIVASIKU ( Mu’allim Budiamin )
Email :
rezkyfadillah200@gmail.com

Saya Alumni MA Nipa Rakha. Saya sudah menyelesaikan pendidikan selama


3 tahun. Saya berharap ini menjadi awal baru bagi saya untuk menjadi orang yang
mampu membahagiakan orang tua saya, tepatnya di Pondok Pesantren Rasyidiah
Khalidiah Amuntai jenjang Madrasah Aliah pada saat itu, selain berdekatan dengan
rumah, sekolah ini juga mendapat banyak pujian dari masyarakat, karena terkenal
sebagai Pondok Pesantren penghasil para ulama. Disekolah, saya belajar hal baru,
teman baru, lingkungan baru, tak lupa mata pelajaran pondok yang harus membuat
saya beradabtasi dengannya. Tapi ini tidak menyurutkan semangat saya untuk terus
melangkah, langkah demi langkah untuk mencapai cita cita saya.
Berbeda dengan sekolah lain, dipondok ini saya diajarkan untuk hormat
kepada guru, patuh dan tunduk serta adab yang diutamakan. Selain hormat dalam arti
menghormati orang yang lebih tua akann tetapi hormat yang dimaksut ialah penuh
dengan adab, etika yang harus dijaga. Saya ingat perkataan salah seorang Muallim
yang mengajar waktu itu, beliau mengatakan “Khidmahnya kita terhadap guru
seperti kita menanam sebuah pohon didunia dan memetik hasilnya diakhirat, sebab
mungkin saja syafaat itu datang dari seorang guru yang mengajarkanmu ilmu
kepada kita”.
Selama menempuh pendidikan di MA Nipa Rakha ada pelajaran yang
menurut saya berkesan dalam hidup saya, nama mata pelajarannya Sharaf. Ialah salah
satu metode mengenal akar kata dalam bahasa arab. Kunci mata pelajaran ini ialah
menghafal akar kata bahasa arab. Bagi saya, ini bukanlagi hal yang baru karena dulu
saya juga merupakan alumnni dari MTS Nipa Rakha yang juga satu komplek dengan
Pondok Pesantren rasyidiah Khalidiah.
Berawal dari MTS Nipa, mata pelajaran sharaf terkesan membingungkan dan
penuh tantangan, Mengingat sosok guru pengajarnya dulu lumayan keras dan tegas
terhadap murid-muridnya, saya dan teman-teman dipaksa untuk memahami materi
yang beliau ajarkan, apabila salah dalam menjawab soal yang beliau berikan maka
hukumanlah yang didapatkan. Tapi ini adalah sesuatu yang mnyenangkan untuk
diingat dan ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya dan teman-teman.
Berbeda di MA Nipa, mata pelajaran Sharaf terkesan santai dan
menyenangkan karena ada sosok figur guru yang mengubahnya menjadi mata
pelajaran yang tidak membosankan. Beliau bernama Muallim Budiamin, yang
merupakan guru favorit saya.
Muallim Budiamin ada seorang guru pengajar tetap di MA Nipa Rakha, mata
pelajaran yang beliau ampu adalah Sharaf. Sosok pribadi yang sederhana, perlahan,
ramah, sopan dan toleransi terhadap santrinya membuat Muallim Budiamin banyak
dicintai santrinya. Metode pelajaran yang yang beliau ampu adalah dengan cara
menghafal, para santri maju kedepan untuk setoran hafalan dengan beliau. Tidak ada
hukuman yang beliau berikan kepada santri yang tidak hafal, beliau memandang
semua santri mempunyai kapasitas hafalannya sendiri dan tidak perlu dipaksa untuk
hafal cepat.
Diantara banyaknnya muallim yang mengajar, muallim Budiaminlah yang
paling lama mengajar, selama berpuluh-puluh tahun beliau mengabdikan diri,
menyumbagkan ilmu, tenaga, dan waktunya demi Pondok Pesantren Rasyidiah
Khalidiah hingga gelar Muallim Senior pun datang dari rekan-rekan muallim lainnya.
Sifat ikhlas dan disiplin juga ada pada diri beliau, Ikhlas walaupun harus hujan
hujanan datang ke tempat mengajar, Saya teringat kata dari buku yang saya baca
didalam buku itu mengatakan “Waktu itu bagaikan emas dan tidak dapat dulang
kembali, walaupun hujan petir, waktu tetap berjalan”. Kini saya menyadari betapa
berharganya waktu bagi setiap orang.
Disiplin waktu yang juga menjadi prioritas utama beliau, pagi-pagi disaat guru
yang lain belum datang beliau datang dan duduk dikursi beliau dikantor sambil
membaca buku, disaat jam kosong beliau menyempatkan diri ke mesjid untuk sholat
dhuha, beliau memandang mengajar dan beribadah sama nilainya yaitu merupakan
kewajiban yang wajib dikerjakan tanpa adanya toleransi.
Saat ini beliau berusia 72 tahun usia yang seharusnya pensiun dari pekerjaan
terlebih seorang guru, tapi beliau masih semangat dalam mengajar ilmu, tanpa satu
haripun absen. Inilah yang menjadi motivasi terbesar saya dalam bersekolah. Saya
berharap semua guru bisa seperti Muallim Budiamin yang paham kondisi kapasitas
hafalan santrinya yang berbeda beda. Dari sini kita belajar, bahwa betapa pentingnya
Ikhlas, sabar, sopan dan disiplin dari figur Muallim Budiamin, sosok yang menjadi
inspirasi bagi santrinya.

Anda mungkin juga menyukai