PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
guru yang sertifikasi jadi otomatis jam mengajar nya sudah cukup.Jadi saya
mengajar mata pelajaran Penjaskes.Alhamdulilah berkat ketabahan hati dan
do,a orang tua saya mengikuti tes CPNS yang pertama kalinya Alhamdulilah
saya berhasil lulus,karna saya honor dari tahun 2009 sampai 2018 banyak
lika-liku yang aku alami tapi aku yakin nasib seseorang hanya Allah yang Tau
tinggal bagaimana kita menjalani dangan usaha dan do,a orang tua
khususnya.Semoga tugas dan tanggung jawab ini aku jalani bukan semata-
mata mencari uang,jabatan tetapi aku yakin menjadi Seorang guru sangat
mulia.karna mengajar dan mendidik adalah ladang tempat mencari pahala
bekal untuk akherat.
Islam selalu mengajarkan kepada umatnya agar dalam mengarungi hidup
dan kehidupannya mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk mendapat
kebahagiaan tersebut manusia tidak dapat berpangku tangan mengandalkan
nasib,kodrat dan lain sebagainya, tetapi manusia harus berusaha dengan
sekuat tenaga yang sering dikenal dalam istilah agama Islam dengan
“beramal”. Dalam kehidupan di dunia ini manusia di nilai oleh Allah dengan
amalnya. Amalan manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
hablum minallah dan hablum minannas. Hablum minallah adalah amalan
amalan manusia yang berhubungan langsung dengan Allah disebut ibadah,
sedangkan hablum minannas adalah amalan manusia yang berhubungan
dengan manusia lainnya yang disebut muamalat. Berbicara mengenai ibadah,
atau amalan yang berhubungan dengan Allah, salah satunya shalat lima
waktu atau shalat wajib. Shalat merupakan ibadah wajib yang harus
dilaksanakan oleh umat islam. Banyak perintah Allah dan Rasulyang
menunjukkan hal ini diantaranya firman Allah dalam Al Qur’an yang berbunyi.
Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari yang keji
dan yang mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah lebih besar
(faedahnya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu Usahakan1. (QS. Al
Ankabut.29 ayat 45).
2
Nabi Muhammad saw bersabda dalam sebuah hadisnya :
) احمد ( منتركالصالةمتعمدافقدكفرجھارا
Artinya : Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja maka
dia kafir terang-terangan. (HR. Ahmad)2.
3
metode yang paling mudah dilaksanakan, sebab metode ceramah tidak
membutuhkan persiapan yang banyak dan alat peraga yang rumit.
Pelaksanaan proses belajar mengajar yang penulis laksanakan selama ini
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan cara-cara membaca bacaan shalat
2. Guru memberi contoh-contoh cara membaca bacaan shalat.
3. Siswa menirukan guru membaca bacaan shalat
4. Siswa membaca bacaan shalat dalam hati.
5. Secara bergantian siswa membaca bacaan shalat
6. Siswa menghafal bacaan shalat secara individual.
4
langsung siswa diberdayakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
sehingga perhatian terhadap siswa yang belum mampu tidak hanya dilakukan
guru tetapi teman lain yang sudah hafal.
Beberapa keuntungan yang diharapkan dalam penggunaan metode
demonstrasi diantaranya :
1. Peran siswa dalam proses belajar sesuai dengan kemampuan siswa.
Siswa yang kurang pandai sebagi terbimbing sedangkan siswa yang
pandaisebagai pembimbing.
2. Kelas terkendali, mengingat peran guru menyeluruh tidak hanya padasatu
kelompok.
3. Terdapat kerjasama yang harmonis antar siswa
5
(keterampilan proses), sikap ilmiah, dan pencapaian hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal itu maka yang menjadi prioritas sebagaimana dinyatakan dengan
rumusan umum pertanyaan penelitian, Apakah metode Demonstrasi dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran tentang Peningkatan Kemampuan Bacaan
Shlat siswa di SDN 1 Pekon Sukanegeri.
Berdasarkan observasi di SDN 1Pekon Sukanegeri.saya temukan beberapa
siswa yang kurang memahami materi pelajaran. yang dibuktikan dengan
rendahnya hasil belajar siswa.berdasarkan kreteria ini ditemukan beberapa isu
sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal bacaan shalat
2. Rendahnya perhatian orang tua terhadap tugas rumah yang diberikan guru
3. Belum tecapainya KKM Mata Pelajaran Pendidikan agama islam
4. Rendahnya kesadaran siswa melaksanakn shalat berjamaah
Identifikasi isu dilakukan untuk menetapkan kreteria isu dan kualitas isu
identitas ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Disamping itu,
tidak semua isu bias dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu perlu
dilakukan indentifikasi kreteria isu dengan menggunakan alat analisis USG,
Indikator USG (Kualitas isu) yaitu:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan di tindak lanjuti.
2. Seriousness
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang di
timbulkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang
nilai 1 sampai 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat
urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
6
Identifikasi Kualitas Isu dengan menggunakan Alat Identifikasi Analisis USG
KRITERIA
NO ISU JML RANGK
U S G
ING
1. Rendahnya perhatian orang tua
4 4 3 11 2
terhadap bacaan shalat
2. Rendahnya kemampuan siswa
5 5 4 14 1
dalam menghafal bacaan shalat
3. Belum tecapainya KKM Mata
3 3 3 9 3
Pelajaran Pendidikan agama islam
4. Rendahnya kesadaran siswa
3 3 2 8 4
melaksanakn shalat berjamaah
Isu yang dipilih adalah “Rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal bacaan
shalat’’
Ada beberapa alasan penulis memilih isu ini, diantaranya adalah :
1. Shalat merupakan kewajiban yang pertama kali diperintah oleh allah ,dan
pondasi utama umat islam untuk membentuk karakter pribadi yang
berakhlak mulia.
Di dalam shalat banyak nilai-nilai yang baik yang dapat membentu karakter
peserta didik, yaitu disiplin,tanggung jawab, rendah hati ,jujur, taat
pimpinan,bekerja sama,tidak diskriminatif,anti korupsi . hal ini berbanding
lurus dengan nilai- nilai ANEKA.
7
2. Masih adanya siswa yang tidak mendapat pendidikan agama saat mereka
dirumah. Dan jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti maka bukan hanya
berpengaruh pada akhlak dan perilaku anak tetapi juga akan berpengaruh
pada tahapan proses belajar mengajar selanjutnya. Juga akan berdampak
pada kualitas pendidikan di SD Negeri 1 Pekon Sukanegeri.
C. KERANGKA KONSEP
a. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana Sudjana
(2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasilbelajar merupakan berakhirnya pengajaran dari
puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hall yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar
8
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Metode Demonstrasi
9
Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi yaitu:
a. Perencanaan.
Dalam perencanaan hal-hal yang harus di lakukan guru adalah
merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir.
Kemudian menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilaksanakan. Dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
selama demonstrasi berlangsung guru harus mengevaluasi, apakah
materi yang di demonstrasikan dapat dipahami siswa, semua media
yang telah digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hingga
semua siswa dapat melihat semua dengan jelas, dan siswa
disarankanmembuat catatan yang dianggap perlu serta menerapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik;
b. Pelaksanaannya.
Hal-hal yang mesti dilakukan adalah dengan menarik perhatian siswa,
menginggat pokok-pokok materi yangakan di demonstrasikan agar
mencapai sasaran, memperhatikan keadaan siswa, apakah mengikuti
demonstrasi dengan baik, dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif;
c. Evaluasi.
Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas
seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan,
lebih lanjut baik disekolah ataupun di rumah.
Disamping itu,langkah-langkah penerapan metode demonstrasi dalam
proses pembelajaran, menurut Ramayulis yaitu:
1. Mempersiapkan alat-alat peraga yang diperlukan ketika melakukan
demonstrasi.
2. Memperhatikan tempat untuk melakukan demonstrasi disesuaikan
dengan kapasitas para siswa.
3. Guru menjelaskan terlebih dahulu materi pelajaran yang akan di
demonstrasikan dan apa yang akan dikerjakan.
10
4. Guru mendemonstrasikan kepada para siswa terlebih dahulu
secara berlahan-lahan disertai dengan memberikan
penjelasanyang jelas tentang materi yang didemonstrasikan.
5. Guru mengulangi kembali selangkah demi selangkah dan
menjelaskan alasan-alasan setiap gerakan yang didemonstrasikan.
6. Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan
demonstrasisendiri maupun secara kelompok di bawah
pengawasan guru
b. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan efektivitas, efesiensi, inovasi, serta mutu pelayanan
pendidikan di SDN 1 Pekon Sukanegeri
2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
3. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai
landasan dalam menjalankan profesi sebagai guru kelas
11
4. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV tentang hapalan bacaan shlat
12
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR APARATUR
SIPIL NEGARA
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
SDN 1 Pekon Sukanegeri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
berada di Kabupaten Pesisir Barat yang beralamatkan di Jalan Lintas
Selatan Pekon Sinar Harapan,Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir
Barat. SDN 1 Pekon Sukanegeri didirikan pada tahun 2017, tepatnya pada
tanggal 21 Agustus 2017. SDN 1 Pekon Sukanegeri diresmikan langsung
oleh Bapak Bupati Pesisir Barat Bapak DR. Drs. H. Agus Istiqlal, SH, MH.
SDN 1 Pekon Sukanegeri didirkan dengan tujuan menyediakan pendidikan
bagi masyarakat di sekitar Kecamatan Bengkunat Pekon Sinar Harapan
yang tidak terjangkau oleh sekolah negeri yang telah ada.
NPSN 69967048
Kecamatan Bengkunat
Propinsi Lampung
13
Nama Pekon Pekon Sinar Harapan
KodePos 34891
SK Pendirian B/377/KPTS/IV.01/HK-PSB/2017
MBS Tidak
Nomor Telepon -
Nomor Fax -
Email -
Website -
1 Kepala Sekolah - 1 1
2 Guru PNS 2 1 3
4 Tenaga TU - - -
5 Operator 1 1
6 Perpustakaan - - -
7 Penjaga Sekolah 1 - 1
14
Jumlah 5 9 14
Jumlah Siswa
No Tingkat Kelas
L P Total
1 Kelas 1 10 8 18
2 Kelas 2 7 9 16
3 Kelas 3 4 7 11
4 Kelas 4 7 6 13
5 Kelas 5 8 9 17
75
Jumlah siswa
1. VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
15
16
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SISWA PENJAGA
MASYARAKAT
17
1. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Menurut Asmuni Syukir dalam artikelnya bahwa zada tiga macam
tugas Profesi Guru yang tidak dielakkan, yaitu tugas profesional, tugas
sosial, dan tugas personal.
1. Tugas profesional
Tugas profesional guru meliputi mendidik, mengajar dan
melatih/membimbing, serta meneliti (riset).Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup.Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Melatih/Membimbing
berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan peserta didik.Dan
meneliti untuk pengembangan kependidikan.
2. Tugas Sosial
Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan, yaitu
“pemanusiaan manusia”- dalam artian transformasi diri dan auto-
identifikasi peserta didik sebagai manusia dewasa yang utuh. Karenanya di
sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai “orang tua kedua”
bagi peserta didik, dan di masyarakat sebagai figur panutan “digugu dan
ditiru”.
Realitanya, menurut Uzer Usman (1997) masyarakat menempatkan guru
pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang
guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh pengetahuan.Ini berarti
bahwa guru memiliki kewajiban untuk mencerdaskan masyarakat dan
bangsa menuju pembentukan manusia seutuhnya.Karenanya pantaslah
Bung Karno (dalam Sahertian, 1994) menyebut pentingnya guru dalam
masa pembangunan adalah sebagai “pengabdi masyarakat”.
a. Tugas Personal
Tugas personal menyangkut pribadi dan kepribadian guru.Itulah
sebabnya setiap guru perlu manatap dirinya dan memahami konsep
dirinya.Wiggens dalam Sahertian (1994) mengemukakan tentang potret diri
guru sebagai pendidik.Menurutnya, seorang guru harus mampu berkaca
pada dirinya sendiri. Bila ia berkaca pada dirinya, ia akan melihat bukan
satu pribadi, tetapi ada tiga pribadi, yaitu: (1) Saya dengan konsep diri
18
saya (self concept); (2) Saya dengan ide diri saya (self idea); dan (3) Saya
dengan realita diri saya (self reality).
Fungsi Guru
Menurut UU.RI.No.14 th 2005 bab 2 pasal 5 yang berbunyi :
Kedudukan dosen/guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
dosen/guru sebagai agen pembelajaran,pengembang ilmu
pengetahuan,tekhnologi dan seni serta pengabdi kepada masyarakat berfungsi
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Adapun Fungsi Guru sebagai
berikut :
1. Sumber Belajar
Mengingat tugas guru sebagai transmisi ilmu,maka di harapkan mampu
menguasai materi yang di ajarkannya.Sebab seorang guru merupakan
sumber dari belajarnya.Apa yang tidak di pahami oleh peserta
didik,diharapkan seorang gurulah yang akan membantunya dalam
memecahkan persoalan yang di hadapi.
2. Fasilitator
Sebagai fasilitator seorang guru berperan sebagai pendamping belajar para
peserta didiknya dengan suasana yang menyenangkan.Agar dapat
melaksanakan tugas sebagai fasilitator ada beberapa hal yang harus di pahami
guru :
Memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-
masimg media tersebut
Mempunyai ketrampilan dalam merancang suatu media
Mampu mengorganisaikan berbagai jenis media serta dapat
memanfaatkannya sebagai sumber belajar
Mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta didik
3. Pengelolah
Seorang guru sebagai pengelolah pembelajaran berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan nyaman.
Sebagai manager,guru memiliki 4 fungsi umum :
19
Merencanakan tujuan belajar
Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan
belajar
Memimpin,meliputi : memotivasi,mendorong dan menstimulasi peserta didik
Mengawasi segala sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
4. Demonstator
Seorang guru dapat mempertunjukkan kepada peserta didik agar
memahami dan mengerti dari setiap pesan yang di sampaikannya.
5. Pembimbing
Setiap peserta didik pada saat lahir telah memiliki potensi-potensi yang
kemudian dapat di tumbuhkembangkan sesuai dengan potensinya.Maka
seorang guru berperan dalam membimbing dan mengarahkannya.
6. Motivator
Untuk menghasilkan sistem belajar yang optimal seorang guru di tuntut
kreatif dalam membangkitkan motivati belajar peserta didiknya dengan cara :
Memperjelas tujuan yang ingin di capai
Membangkitkan minat peserta didik dalam belajar
Menciptakan suasana yang menyenangkan
Memberikan pujian terhadap keberhasilan peserta didik
Memberi komentar yang mendidik tentang hasil pekerjaan peserta didik
7. Evaluator
Dengan adanya evaluasi seorang guru dapat mengetahui apakah siswanya
telah berhasil sehingga mereka layak untuk diberikan materi yang baru ataukah
sebaliknya sehingga mereka perlu adanya remidi.
Dengan adanya pemahaman tentang pentingnya tugas dan fungsi guru
profesional,semoga guru sekarang tidak terjangkit oleh virus penyakit yang
dapat menyerang seorang guru,melemahkan kualitas guru,dan berdampak
negatif pada upaya peningkatan mutu pendidikan.
20
yang semakin maju. Dengan menyadari tugas pokok nya maka ia berhak untuk
selalu disebut sebagai guru profesional.
Di bawa ini merupakan uraian tugas pokok dan fungsi guru, dalam mencanakan
proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat terealisasi dengan baik
1. Membuat program pengajaran( Silabus, RPP, prota, promes )
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian
4. Membuat alat bantu mengajar/alat peraga
5. Mengevaluasi hasil pengamatan
Uraian di atas merupakan paparan tugas pokok dan fungsi guru, agar para
guru menjadi lebih profesional dibidangnya dan tahu akan tugas dan tanggung
jawab yang harus diemban, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif
dan efisien. Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang
menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang
tidak terpisahkan, yakni antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar,
dan melatih. Ke empat kemampuan tersebut merupakan kemampuan terintegrasi
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.Seorang guru yang dapat
mendidik, tetapi tidak memiliki kemampuan membimbing, mengajar, dan melatih,
tidak dapat dikatakan guru yang paripurna.
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnyan.Metode Demonstrasi inii
21
sangat membantu untuk memahami siswa dalam menghapal bacaan shalat
sesuai tuntutan al-Qur’an dan Hadis Nabi.Jadi hubungan Akuntabilitas mengacu
pada harapan implisit bahwa keputusan atau tindakan seseorang akan dievaluasi
oleh pihak lain dan hasil evaluasinya dapat berupa reward atau punishment.
Akuntabilitas yang dilakukan oleh ASN akan teruji ketika ASN mengalami
permasalahan dalam transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan
kewenangan, penggunaan sumber daya milik negara dan konflik kepentingan.
Prinsip yang terkandung dalam akuntabilitas antara lain integritas, tanggung
jawab, transparansi, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, `kejelasan, dan
konsistensi. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan terkait
implementasi nilai akuntabilitas.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik tersebut
adalah :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
c. Memeperlakukan warga secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
22
Akuntabilitas memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu: kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang, untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas.
B. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit bermakna suatu sikap yang meninggikan
bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain. Sikap ini mencerai beraikan antara
bangsa satu dengan bangsa lainnya. Keadaan ini bisa disebut dengan
chauvinisme. Sedangkan nasionalisme dalam arti luas yaitu cara pandang bangsa
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negaranya dengan tetap
menghargai bangsa lain. Nasionalisme indonesia memiliki makna nasionalisme
yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi kemanusiaan,
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan sosial.
C. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
23
pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah
aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik mengatur perilaku agar pegawai ASN:
24
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang
dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang
pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga
masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap
bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma
hukum.
D. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam
25
implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan
pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi
ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik
dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap
melayani dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat
sebagai stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
PNS, semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan
kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi
target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan
sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi
disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
berorientasi pada mutu.
E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan
26
tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa
korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU
No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1)
Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan
curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-
nilai anti korupsi, yaitu:
1) Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2) Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3) Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
4) Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
6) Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
7) Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
8) Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
9) Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
F. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN Yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam pelaksanaannya
27
manajemen ASN perlu menerapkan sistem merit, yakni kebijakan dan manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan
wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Penerapan sistem
merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan rung bagib transparasi, akuntabilitas, obyektivitas dan
juga keadilan (Fatimahdan Irawati 2017).
Asas penyelenggaraan kebijakan dabn manajemen ASN, yaitu asas
kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi,
netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminatid,
persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan, dan kesejahteraan.
G. Pelayan Publik
Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
publik, dijelaskan bahwa pelayan publik kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau
pelayanan administratif yangdisediakan oleh pelayan publik. Menurut Puranto
etal.(2017) terdapat 3 unsur penting dalam pelayanana publik, yaitu unsur
pertama adalah organisasi penyelenggara pelayan publik; unsur kedua adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakatatau organisasi yang
berkepentingan; dan unsur yang ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Pola pikir ASN sebagai peayan publik diperlukan agar ASN dapat
memberikan pelayan publik yang profesional, bebas dari intetvensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (kkn). Prinsip yang terkandung
dalam pelayanan publik antara lain partisipatif, transparan, responsiv, tidak
diskriminatif, akuntabel, aksesibel, berkeadilan, mudah dan murah, serta efektif dn
efisien. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan terkait
implementasi pelayanan publik.
28
rangka pemberian pelayanan publik yang prima. Definisi Whole of Government
(WoG) menurut united states instituted of peace (USIP) adalah sebuah
pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah
untuk menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal dengan kolaborasi,
kerjasama antar instansi, actor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah
pelayanan. Dengan kata lain, WoG menekankan pelayanan yang berintegrasi
sehingga prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat selesai dengan waktu yang singkat.
Salah satu bentuk penerapan WoG disektor pelayan publik adalah e-
government. E-government adalah salah satu faktor pendorong strategis (strategic
enabler) yang memungkinkan WoG dapat dilaksanakan, karena peran dan fungsi
e- government adalah menciptakan jenjang kerja (network) kolaboratif sehingga
fungsi integrasi intra dan inter agensi/ instansi dapat dilaksanakan.
Keberadaan jejaring kerja yang di topang oleh e-government berpotensi menjadi
tuas pengungkit (leverage) bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, sosial
dan lingkugan, termasuk di dalamnya pelayanan publik. Berdasarkan hal itu ,
maka e-governmrnt harus dilaksanakan diberbagai level pelayanan publik
(Suwarno dan Sejati 2017). Prinsip yang terkandung dalam WoG antara lain
koordinasi, sinergi, kolaborasi, komunikasi,dan integrasi. Prinsip tersebut menjadi
dasar dalam melqaksanakan kegiatan terkait implementasi WoG.
29
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansipemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas
yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai
ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karir tertinggi.
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat
penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakanyang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta
harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public.
b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
30
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari
pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN,
salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
31
BAB III
PEDOMAN KEGIATAN AKTUALISASI
Formulir 1a :RancanganAktualisasi
1. PROFILLEMBAGA
32
D StrukturOrganisasi pada
SatuanKerja (strukturorganisasisebagaimanaterlampir)
33
3. Menyediakan Media Media atau sarana Membuat Alat peraga
Alat peraga prasana yang terbatas yang bervariasi dan
menarik
34
pancasila ke dalam Rancangan Aktualisasi.
Etika Publik:
Saya akan membuat Rancangan Aktualisasi
dengan bahasa yang santun dan sesuai EYD.
Komitmen Mutu:
Saya akan membuat Rancangan Aktualisasisesuai
petunjuk teknis.
Anti Korupsi:
Saya akan membuat Rancangan Aktualisasi
2. Menyusun Rencana Akuntabilitas:
Pelaksanaan Saya akan menyusun RPP sesuai dengan
Pembelajaran kurikulum yang berlaku dan dengan penuh
tanggung jawab.
Nasional:
Saya akan menuangkan nilai-nilai pengamalan
pancasila ke dalam RPP.
Etika Publik:
Saya akan membuat RPP dengan bahasa yang
santun dan sesuai EYD.
Komitmen Mutu:
Saya akan membuat RPP sesuai petunjuk teknis.
Anti Korupsi:
Saya akan membuat RPP secara mandiri tanpa
menjiplak dari pihak manapun.
3 Menyediakan Alat Akuntabilitas:
peraga yang sesuai Bertanggung jawab dalam penyediaan media
dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan materi guna
untuk menjunjung proses pembelajaran.
Nasionalisme:
Pembuatan media untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Etika Publik:
Menyediakan media yang professional dan tidak
berpihak
Komitmen Mutu
Menyediakan media yang menarik guna
miningkatkan semangat belajar siswa
Anti Korupsi
Saya tidak meminta dana dari apa yang saya
35
kerjakan
4 Melaksanakan Akuntabilitas:
pembelajaran Saya akan menyampaikan materi dengan penuh
tanggung jawab.
Nasionalisme:
Saya akan mengimplementasikan nilai dasar
pancasila ke dalam materi yang akan disampaikan.
Etika Publik:
Saya akan melaksanakan proses pembelajaran
dengan ramah dan menyenangkan.
Komitmen Mutu:
Saya akan menyampaikan materi sesuai dengan
rancangan program pembelajaran.
Anti Korupsi:
Saya akan menyampaikan materi sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan
5 Menilai hasil belajar Akuntabilitas:
siswa (observasi) Saya akan mencari informasi guna membuat
lembar observasi dengan penuh tanggungjawab.
Nasionalisme:
Saya akan membuat lembar observasi secara jujur
tanpa membeda-bedakan peserta didik.
Etika Publik:
Saya akan mengaktualisasikan nilai dasar etika
yaitu menghargai komunikasi dan kerjasama.
Komitmen Mutu:
Saya akan selalu memastikan pembuatan lembar
observasi sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Anti Korupsi:
Saya akan selalu jujur dan peduli dalam membuat
lembar observasi
6 Evaluasi hasil Akuntabilitas:
pengamatan Saya melakukan postest dengan cermat dan teliti
Nasionalisme:
Saya akan melakukan postest tanpa membedakan
ras dan agama.
Etika Publik:
Saya akan melakukan Postest dengan sopan dan
santun.
36
Komitmen Mutu:
Saya akan mengisi lembar postest sesuai dengan
aturan.
Anti Korupsi:
Saya akan mengisi lembar postest dengan nilai
yang sesuai, tidak dikurangi atau di tambah.
37
Formulir 1 b Rancangan Aktualisasi
A. Matrik Rancangan
Isu yang Diangkat : Rendahnya kemampuan siswa dalam menghapal bacaan shalat
Gagasan Pemecahan Isu : Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI ( Materi Tentang Bacaan Shalat )
1 2 3 4 5 6 7
1 Berkonsultasi Membuat Jadwal Akuntabilitas Dengan adanya Kegiatan ini
dan agenda Konsultasi Bentuk Tanggung tahapan kegiatan menguatkan
Mengajukan pertemuan Dengan Jawab Dalam ini maka nilai
Rancangan dengan mentor Kepala Menyelesaikan diharapkan organisasi
Kegiatan Bertemu dengan Sekolah Masalah mampu harmonis,
dengan Kepala mentor Surat Nasionalisme meningkatkan kekeluargaan
sekolah Meminta arahan persetujuan Menyelesaikan mutu pendidikan dan disiplin
dari guru senior mentor Masalah dengan sesuai dengan
38
terkait kegiatan Foto Demokratis misi sekolah
Etika Publik nomor 1, yaitu
Adanya Komunikasi, Meningkatkan
Konsultasi, Dan Iman dan Taqwa
Kerjasama dalam
menyelesaikan
Masalah
Komitmen Mutu
Adanya Inovasi Untuk
Menyelesaikan
Masalah
Anti Korupsi
Bentuk Tanggung
Jawab Dalam
Menyelesaikan
Masalah
39
Membuat format langkah pembelajaran
penilaian dan yang efektif, Efisien
evaluasi dan inovatif.
pencapaian hasil Anti Korupsi
belajar Wujud Tanggung
jawab dan
Kedisiplinan
40
nya yang dengan tepat waktu
belum hafal
f. Guru mampu
memonitoring
siswa sekaligus
sebagai
sahabat siswa
dalam proses
pembelajaran
4 Identifikasi a. Melakukan Lembar Akuntabilitas: Dengan adanya Menghasilkan
perkembangan pengamatan identifikasi saya akan tahapan kegiatan siswa yang
kegiatan seberapa besar masalah melakukan tugas ini maka mampu
belajar keberhasilan Solusiperma dengan penuh diharapkan melakukan
metode yang salahan Tanggung Jawab mampu identifikasi
diterapkan Foto Nasionalisme: meningkatkan masalah, dan
b. Guru kegiatan saya akan mutu pendidikan aktif
menampung melakukan dengan sesuai dengan
pertanyaan tidak diskriminatif misi sekolah no:
siswa terkait Etika publik: 1. Beriman dan
materi saya akan bertaqwa
pembelajaran melakukan 2. Meningkatkan
c. Mengidentifikasi pembelajaran penguasaan Ilmu
masalah terkait dengan bahasa Pengetahuan dan
siswa dan yang baikdan Teknologi
proses santun
pembelajaran Komitmen Mutu:
d. Mencari solusi saya akan
permasalahan melakukan tugas
Revisi kegiatan sesuai RPP yang
dibuat
Anti Korupsi: saya
41
akan disiplin dalam
pembelajaran
5 Melakukan Mengolah dan peningkatan Akuntabilitas : saya Dengan adanya Menghasilkan
penilaian, menganalisis dalam nilai akan melakukan tahapan kegiatan penilaian
pembelajaran Hasil evaluasi pengetahuan proses penilaian ini maka yang baik,
remedial, dan Menarik dan dengan Berintegritas diharapkan dengan
pengayaan kesimpulan keterampilan Nasionalisme : saya mampu tercapainya
akan melakukan meningkatkan kretria
Foto/video proses penilaian mutu pendidikan ketuntasan
kegiatan secara adil sesuai dengan mengajar
Etika publik : saya misi sekolah no:
Daftar nilai akan melakukan 1. Beriman dan
proses penilaian bertaqwa
Audio/video dengan Profesional 2. Meningkatkan
tetang shalat dan Tidak Pilih penguasaan Ilmu
Kasih Pengetahuan dan
Komitmen mutu : Teknologi
saya akan 3 Meningkatkan
melakukan tugas kecerdasan
sesuai dengan
tupoksi
Anti korupsi : saya
akan melakukan
proses penilaian
secara adil
42
A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisai
Kegiatan yang telah diuraikan di atas akandilaksanakanselama masa off campus di SDN 1 Pekon Sukanegeri
Berikutadalahjadwalkegiatan yang akandilaksanakandalam proses aktualisasi:
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Berkonsultasi dan Mengajukan Rancangan
Kegiatan dengan Kepala sekolah
Keterangan :
43
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
UU No. 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UU No. 20 tahun 2003 Bab I. Pasal 1 No.1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Pendidik.
44
45