Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam guru penggerak


Pada kesempatan kali ini perkenalkan nama saya SUSI SABARHATI, S.Pd. SD.
Yang sehari-hari mengajar di sekolah dasar negeri 3 Pekuncen
Kecamatan Pekuncen
Kabupaten Banyumas
Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Tengah
Calon Guru Penggerak ANGKATAN 9 KABUPATEN BANYUMAS
akan memaparkan kesimpulan dan refleksi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara pada tugas koneksi antar materi modul 1.1.
Saya akan merefleksi diri melalui 3 pertanyaan sebagai berikut ;
yang pertama apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1.
yang kedua apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya Setelah mempelajari modul ini dan yang,
ketiga apa yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Baiklah bapak ibu guru hebat semua saya akan menjelaskan satu persatu sebelum mempelajari modul 1.1 ini.
saya beranggapan bahwa murid adalah seseorang yang dapat mengikuti apa yang diperintahkan oleh gurunya ternyata
setelah saya mempelajari modul 1.1 saya sadar bahwa setiap anak memiliki kodrat alam, sehingga Setiap anak itu unik dan
memiliki karakteristik yang berbeda, satu sama lainnya Murid memiliki bakat sendiri-sendiri, sebagai objek dalam
pembelajaran di kelas tugas seorang pendidik adalah menuntunnya agar ia dapat mengembangkan kodrat alam tersebut.
sesuai dengan kodrat zaman.
dulu sebelum saya mempelajari modul 1.1 saya itu beranggapan bahwa semua murid dapat mengikuti cara belajar yang
dilakukan oleh guru asal ia memperhatikan penjelasan dari guru dan rajin berlatih mengerjakan soal.
Setelah mempelajari modul 1.1 saya sadar bahwa murid seharusnya sebagai subjek pembelajaran merekalah pemegang
kendali pembelajaran kita sebagai pendidik harus memfasilitasi belajar peserta didik agar mereka dapat menjadi manusia
yang seutuhnya.
Dulu sebelum saya mempelajari modul 1.1 saya beranggapan bahwa pembelajaran berpusat pada guru sebagai sumber
ilmu ternyata pembelajaran seharusnya berpusat pada murid, mereka sebagai subjek pembelajaran sehingga merekalah
yang aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri, mereka berhak menentukan sumber belajar mereka.
Jadi apa yang kita berikan kepada murid berasal dari kebutuhan murid itu sendiri, cara mengajarkannya sesuai dengan
kondisi murid dan pendekatan yang kita pakai berdasarkan dunia mereka, karena sejatinya sebagai seorang pendidik kita
harus menghambat pada anak, kemudian dulu saya beranggapan bahwa tugas guru di kelas hanyalah mentransfer ilmu
yang dimiliki kepada murid.
Setelah mempelajari modul 1.1 saya sadar bahwa tugas guru yang sebenarnya adalah membuat murid Memahami
pentingnya materi yang dipelajari menumbuhkan budi pekerti, membantu mereka mengidentifikasi manfaat dari materi
yang mereka pelajari, bagi diri sendiri, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari, kepada orang banyak.
hal ini mengisyaratkan adanya proses pemaknaan materi bukan sekadar penguasaan saja akan tetapi juga menyadari
manfaat untuk dirinya sendiri.
dulu saya berpikir bahwa dalam pembelajaran di kelas itu hanya fokus pada penyelesaian kurikulum saja, ternyata Setelah
mempelajari modul 1.1.
saya sadar bahwa dalam pembelajaran yang terpenting itu bukan penyelesaian kurikulum dan ketuntasan belajar saja
namun bagaimana anak dapat mengembangkan minatnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dalam
pembelajaran kita dapat menciptakan pembelajaran yang menuntun anak menjadi manusia yang berbudaya selanjutnya
dulu.
saya berpikir bahwa dalam penilaian itu lebih berfokus pada penilaian pengetahuan saja.
Setelah mempelajari modul 1.1, saya jadi sadar bahwa dalam penilaian kita tidak boleh hanya menilai aspek
pengetahuannya saja, tapi juga harus dapat menilai sikap dan keterampilannya, karena ketiga penilaian ini merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, untuk dapat menentukan keberhasilan belajar murid untuk umpan balik,
khusus untuk pendidik adalah supaya dapat melakukan evaluasi diri atas pembelajaran yang sudah dilakukan.
selain itu juga wajib menumbuhkan budi pekerti sesuai profil pelajar Pancasila.
Nah bapak ibu guru hebat yang saya banggakan,
itulah tadi pemikiran saya sebelum dan Setelah mempelajari modul 1.1.
selanjutnya ini adalah kegiatan pembelajaran Sebelum saya mempelajari modul 1.1.
di sini terlihat saya mengajar secara klasikal dengan model ceramah dan anak-anak hanya duduk diam dan mendengarkan
saja agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Penerapan yang segera akan saya lakukan di kelas saya antara lain sebagai berikut :
Saya akan menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara di kelas saya ;
Langkah pertama yang saya terapkan adalah membuat kesepakatan bersama dengan siswa, tentang proses pembelajaran
di kelas saya akan menampung masukan dan membuat kesepakatan bersama mereka,
Yang kedua saya akan mendesain kelas menjadi lingkungan yang kaya teks dan lingkungan yang menyenangkan sesuai
dengan dunia anak.
misalnya dengan mengubah tata letak kursi, tata letak lemari.
Kemudian saya akan membuat pojok baca dan mendesain kelas sedemikian rupa.
sehingga anak-anak betah dan nyaman di kelas.
selanjutnya saya akan menjadikan mereka menjadi subjek pembelajaran yang bisa mengeksplor apa yang mereka mau,
tentang ilmu yang akan dipelajari tanpa adanya paksaan dan dengan cara yang mereka senangi.

Nah tidak kalah pentingnya, saya juga harus selalu melakukan pengembangan diri agar saya menguasai strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kodrat zaman, strategi pembelajaran yang melatih enam kecakapan abad ke-21.
yang dikenal dengan istilah 6C yakni karakter citizenship, critical thinking kreativity, kolaboration dan communication.
Sehingga pembelajaran saya yang saya terapkan di kelas itu sesuai dengan kondisi saat ini, atau sesuai dengan kodrat
zaman selain itu saya juga akan merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dengan cara menerapkan
Merdeka belajar, dan mengaitkan dengan penguatan profil pelajar Pancasila, dan yang paling penting pembelajaran tidak
lagi menuntut anak akan tetapi pembelajaran harus bisa menuntun anak menuju tujuan hidup mereka dengan cara yang
bahagia.
Selain itu sebagai wujud dari tujuan pendidikan yang utama yaitu lahirnya anak yang tidak hanya kompeten dari segi
akademis, tapi juga berbudi pekerti yang baik.
saya sebagai guru selain memberikan wejangan harus bisa juga memberikan teladan yang baik, jadi anak tidak hanya
melakukan apa yang saya katakan tapi harapannya anak mampu meneladani perilaku-perilaku baik yang saya contohkan.

Selain sebagai upaya memotivasi anak agar berbudi pekerti baik, ini juga bisa jadi tantangan untuk saya pribadi,
Bagaimana caranya agar saya bisa konsisten, memberikan keteladanan yang baik, seperti guru itu sebagai sosok yang
digugu dan ditiru.
yang terakhir Saya berharap, saya bisa memaknai semboyan Ki Hajar Dewantara, yaitu ingarso Sung tulodo. Dari depan
saya memberikan teladan bagi setiap anak didik saya. ing Madyo Mangun Karso di tengah saya bisa jadi teman.
yang memberikan semangat, serta Tut Wuri Handayani, yaitu dari belakang saya bisa memberikan dorongan moral, serta
semangat belajar.
bapak ibu guru hebat.
kesimpulan yang dapat saya sampaikan yaitu, dasar-dasar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara harus segera kita terapkan
dalam proses pembelajaran di kelas, ataupun di sekolah diantaranya. pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan
minat dan bakatnya, pendidikan bukan hanya ilmu Akademi saja, namun perlu penanaman budi pekerti yang baik.
Kemudian pendidikan sejatinya adalah menghamba pada anak.
demikianlah pemaparan saya, tentang koneksi antar materi pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara.
mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penyampaiannya salam dan bahagia.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai