Anda di halaman 1dari 3

Koneksi Antar Materi

Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Pokok penting sebagai bekal saya sebagai calon guru yang memerdekakan anak dalam
proses belajar.
Refleksi Konsep Sebelum Saya Mempelajari Pemikiran Ki Hajar Dewantara Saya berpikir
bahwa anak atau peserta didik adalah kertas kosong yang harus ditransfer dengan ilmu
pengetahuan. Tugas saya seorang guru adalah untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilan. Apa yang saya diberikan kepada peserta didik sebagai suatu paket ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran adalah proses membuat
peserta didik aktif. Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai pendidik sangat dominan.
Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas, karena biasanya
pembelajaran di luar kelas dilakukan oleh guru. Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi
sesuai kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam
kurikulum dan harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum. Dalam
pembelajaran di kelas saya terfokus untuk target kurikulum dengan mengajar, memberikan
tugas. Saya berpikir sangat mudah dalam mengajar karena memberikan materi, Tugas dan anak
bias mengumpulkan tepat waktu tanpa merefleksikan tentang pembelajaran yang memerdekakan
anak. Dan saya juga sering mengeluh karena ada sebagian anak yang tidak mengumpulkan
tugas, sulit di atur dan lambat berpikir walaupun soal soal atau tugas itu sangat mudah dan
materi itu saya sudah jelaskan.

Perubahan pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari pemikiran Ki Hadjar


Dewantara.
Konsep pengajaran saya berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar
Dewantara. Saya menyadari kekeliruan bahwa selama ini saya memnadang anak sebagai objek
dalam pembelajaran di kelas, seharusnya merekalah subjek pembelajaran, merekalah
pemegang kendali pembelajaran. Pendidik wajib menghamba pada anak dengan segala
ketulusan hati. Perubahan yang saya rasakan dari mempelajari filosofis pendidikan Ki Hajar
Dewantara yakni Sistem Among dalam Pembelajaran Proses pembelajaran di kelas saya
berlandaskan sistem “Among” Pembelajaran yang dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik
anak sebagai Subjek bukan Objek (Karena anak adalah pusat pendidikan). Dalam pembelajaran
tidak menghendaki “Paksaan – paksaan ” melainkan memberi “tuntunan”bagi hidup anak agar
dapat berkembang dengan selamat, baik lahir maupun batinnya. Menyadari bahwa setiap anak
itu istimewa, unik, dan memiliki potensi dalam dirinya. Dalam sistem Among anak dididik di
sekolah sesuai dengan bakat dan minat. Pendidik sebagai Tut Wuri Handayani berperan
menuntun, mengasuh, membimbing anak sesuai kodratnya agar jiwanya merdeka lahir dan
bathin. Guru memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajar yang mereka
sukai. Dari yang tadinya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi “Merdeka Belajar “.

Kita sebagai pendidik menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan,
memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi
fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.Karena
tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid, murid dan murid. Pendidik adalah
penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun, membimbing peserta
didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan
konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga anak-anak atau
peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan hidupnya.

Penerapan yang bisa saya lakukan agar kelas bisa mencerminkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara.
Saya sebagai pendidik harus disiplin dalam waktu ke sekolah. Guru menjadi teladan pemberi
semangat serta memberi dorongan dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan dan
kerjasama, tolong menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah. Mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk saling berbagi solidaritas jika ada salah satu warga sekolah
yang mengalami kekurangan misalnya alami musibah, orang tua meninggal, membiasakan
anak mencintai lingkungan kelas/ sekolah.
Meningkatkan karakter anak dengan pembiasaan yang secara kontinyu seperti mengawali
aktifitas pembelajaran dengan berdoa, saling memuji diantara teman, selalu memberikan kata-
kata positif untuk teman sebangku/sekelas, kata terima kasih untuk bantuan/pujian dari teman,
kata maaf jika melakukan kesalah baik sengaja maupun tidak Membudayakan budaya lokal
untuk mentransformasikan pendidikan karakter anak.
Untuk mengimplementasikan merdeka belajar yang menghasilkan profil “Pelajar Pancasila”
sudah seharusnya kita melakukan perubahan-perubahan hebat di kelas kita untuk
memberikan tuntunan terbaik kepada peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan untuk
bereksplorasi, berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya masing-
masing. Tugas kita memberikan tuntunan, arahan,b imbingan agar kemerdekaan mereka tidak
terpengaruh oleh hal-hal negatif yang datang. Belajar bisa dilakukan dimanapun sesuai
konteksnya. Semua tempat adalah sekolah, semua rumah adalah sekolah. Untuk itu, guru harus
terus mengembangkan kompetensinya agar bisa beradaptasi dengan perubahan. Guru harus
terus belajar, untuk membelajarkan siswa. Kita harus memahami peserta didik sebagai individu
yang unik, khas sesuai kodratnya.

REFLEKSI DIRI
Dari pembahasan antar koneksi materi di atas dapat saya simpulkan hal apa yang harus saya
lakukan untuk mewujudkan Pendidikan yang saya inginkan. Hal yang bisa saya terapkan di kelas
saya adalah melakukan diagnosis awal untuk mengetahui kemampuan siswa, bakat, dan
keinginan siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menyadari tiap anak punya bakat
masing-masing, tidak boleh memaksakan harus bisa matematika atau sains bahkan tidak boleh
menjadi guru yang galak. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pembelajarannya. Saya
tidak akan focus pada nilai kognitif saja namun nilai-nilai lain bahkan keterampilan juga sangat
dibutuhkan. Saya akan merubah mindset saya bahwa guru satu-satunya sumber belajar namun
guru adalah salah satu fasilitatot anak untuk membantu anak mengembangkan bakatnya dengan
menerapkan pendekatan student center. Menyiapkan Pendidikan bagi anak menghadapi
Pendidikan abad 21 yaitu tentang kesadaran budaya, inovasi, penyelesain masalah, komunikasi,
bertanggungjawab dengan membuat kelas dinamis sesuai perkembangan dunia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai