Anda di halaman 1dari 3

Pemikiran-pemikiran KHD dalam dunia pendidikan

pendidikan dan pengajaran menurut pemikiran KHD?

Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan dimana pengajaran merupakan proses pendidikan dalam
membagikan ilmu pengtahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk untuk kecakapan hidup mereka
secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memiliki cakupan lebih luas dalam pengalaman belajar yang
mencakup interaksi sosial, pengembangan karakter, penerapan pengetahuan dalam situasi nyata, dan
pengalaman seumur hidup. Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan yang dimiliki peserta
didik agar mereka mampu mencapai keselamatan dan kebhagiaan melalui oendidikan yang merdeka dan
adaptif serta mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berlandaskan pada pancasila baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok.
tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Menuntun dalam konteks sosial budaya di daerah saya dapat dimaknai sebagai
upaya untuk membimbing atau megarahkan peserta didik atau anak-anak dalam
memahami, menghargai dan mempraktikan nilai-nilai luhur budaya di daearah
saya. Mengajarkan penting dan baiknya nilai-nilai luhur tersebut bagi anak dan
memberikan contoh atau teladan dalam menerapkannya dalm kehidupan sehingga
meraka diharapakan dapat menjadi manusia dengan pribadi yang baik. Untuk
mewujudaknnya dengan melibatkan peserta didik atau anak dalam kegiatan
masyarakat atau tradisi yang ada di daerah saya, misalnya kerja bakti, tradisi
suran/sedekah bumi, dan kegiatan bermasyarakat lainnya sehingga mereka akan
tahu tentang nilai gotong royong dan nilai-nilai luhur bermasyarakat lainnya.

Koneksi Antar Materi


Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari topik ini?
Jawab:
Dari filosofi pendidikan KHD saya setuju bahwa setiap individu peserta didik adalah
mahluk yang unik. Mereka semua berbeda, mereka terlahir dengan bakat masing-masing.
Dulu saya masih berfikir bahwa tuga seorang guru adalah mengisi bakat mereka namun
sekarang saya yakin bahwa tugas seorang guru adalah membawa bakat minat peserta
didik itu dalam pembelajarannya dikelas.
Saya berpikir bahwa peserta didik adalah kertas kosong yang harus ditransfer dengan
ilmu pengetahuan. Tugas saya seorang guru adalah untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilan. Apa yang saya diberikan kepada peserta didik sebagai suatu paket ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran adalah proses
membuat peserta didik aktif. Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai pendidik
sangat dominan. Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi sesuai kurikulum dan
cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum dan
harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum. Dalam
pembelajaran di kelas saya terfokus untuk target kurikulum dengan mengajar,
memberikan tugas. Saya berpikir sangat mudah dalam mengajar karena memberikan
materi, Tugas dan anak bisa mengumpulkan tepat waktu tanpa merefleksikan tentang
pembelajaran yang memerdekakan peserta didik.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?
Jawab:
Pemikiran mengenai bagaimana menghadapi peserta didik. Dulu seperti menyamakan
kemampuan peserta didik dan sekarang adalah membuat pembelajaran berdeferensiasi
sesuai dengan bakat dan minat dari peserta didik masing-masing.
Perubahan yang saya rasakan dari mempelajari filosofis Ki Hajar Dewantara yakni
Sistem Among dalam Pembelajaran Proses pembelajaran di kelas berlandaskan sistem
“Among” Pembelajaran yang dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik peserta didik
sebagai Subjek bukan Objek ( Karena peserta didik adalah pusat pendidikan). Dalam
pembelajaran tidak menghendaki “paksaan – paksaan” melainkan memberi “tuntunan”
bagi hiduppeserta didik agar dapat berkembang dengan selamat, baik lahir maupun
batinnya. Menyadari bahwa setiap peserta didik itu istimewa, unik, dan memiliki potensi
dalam dirinya. Dalam sistem Among peserta didik dididik di sekolah sesuai dengan bakat
dan minat. Pendidik sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh,
membimbingpeserta didik sesuai kodratnya agar jiwanya merdeka lahir dan batin. Guru
memberikan kebebasan pada peserta didik dalam memilih gaya belajar yang mereka
sukai. Dari yang tadinya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi
“MerdekaBelajar “.
Kita sebagai pendidik menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan,
memberi semangat, memberi dorongan dan serta mengayomi peserta didik, Guru menjadi
fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik.
Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada kebutuhan peserta didik.
Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru menuntun,
membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan
membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam
kehidupannya sehingga anak-anak atau peserta didik tidak kehilangan arah dan
membahayakan hidupnya.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?
Jawab:
a) Membuat pembelajaran yang lebih berpihak kepada peserta didik
b) Membuat pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
c) Saya sebagai pendidik harus disiplin dan tepat waktu ketika disekolah
d) Menjadi teladan, memberi semangat serta memberi dorongan dalam menanamkan
nilai karakter kedisiplinan dan kerjasama, tolong menolong dalam setiap kegiatan
yang ada disekolah.
e) Mendorong dan memotivasi peserta didik untuk saling berbagi solidaritas jika ada
salah satu warga sekolah yang mengalami kesusahan misalnya alami musibah,
orang tua meninggal, membiasakan anak mencintai lingkungan sekolah.
f) Meningkatkan karakter peserta didik dengan pembiasaan yang secara kontinyu
seperti mengawali aktifitas pembelajaran dengan berdoa, saling memuji diantara
teman, selalu memberikan kata-kata positif untuk teman, kata terima kasih untuk
bantuan/pujian dari teman, kata maaf jika melakukan kesalah baik sengaja
maupun tidak Membudayakan budaya lokal untuk mentransformasikanpendidikan
karakter peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai