Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 2

Filosofi Pendidikan Indonesia


(Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya)

Oleh
Fikri Ramadhan
22425299097

Pendidikan Profesi Guru - Pendidikan Sosiologi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
2023
Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran
Ki Hadjar Dewantara:

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?

Selama ini saya hanya berpikir bagaiman peserta didik saya paham dengan materi-materi
yang saya berikan dan dapat mengerjakan semua tugas dengan baik dan tentunya
memperoleh nilai yang bagus. Jika peserta didik mendapat nilai pengetahuan yang
memuaskan maka akan muncul predikat guru yang berprestasi dalam mengajar sementara
jika hasil peserta didik kurang memuaskan akan berpengaruh kepada prestasi guru dalam
mengajar. Untuk itu saya terus berusaha mencari metode yang terbaik dalam kegiatan
belajar mengajar agar nilai anak memuaskan.

Saya beranggapanTugas saya sebagai seorang guru adalah untuk mentransfer


pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran adalah proses membuat peserta didik aktif.
Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai sumber ilmu.

Saya tidak memahami kebutuhan anak akan kenyamanan belajar dan kemerdekaan
belajar, bagi saya jika mereka mengikuti seluruh perintah dan tertib dalam pengumpulan
tugas serta selalu berada dalam kegiatan Pembelajaran merupakan suatu keberhasilan.

Saya percaya bahwa pendidikan dan pembelajaran menggunakan pendekatan pemberian


materi, tugas dan sanksi merupakan metode yang efektif untuk mendisiplinkan anak dan
membiasakan anak untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

Saya juga sering mengeluh karena ada sebagian anak yang tidak mengumpulkan tugas,
sulit di atur dan tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, walaupun soal soal atau
tugas itu sangat mudah dan materi sudah saya jelaskan.

Hasil belajar yang sesuai KKM atau di atas KKM merupakan suatu prestasi.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik
ini?

Setelah saya mempelajari materi tentang filosofis dan pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara, saya berpikir bahwa selama ini saya hanya tahu sekilas tentang semboyan Ing
Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangunkarsa dan Tut Wuri Handayani, tanpa mencari tahu
makna yang begitu dalam yang terkandung di dalamnya.

Pendekatakan pendidikan dan pengajaran dalam bentuk sebatas pemberian materi, tugas dan
pemberian sangsi akan menimbulkan ketidaknyamanan dan menghasilkan pribadi pemberontak,
cuek, malas, dan rendahnya daya juang serta jiwa berkompetisi dalam diri anak.

Sistem Among menuntut kesabaran dalam penerapannya, Saya menyadari kekeliruan bahwa
selama ini memandang anak sebagai objek dalam pembelajaran, seharusnya merekalah Subjek
pembelajaran Merekalah pemegang kendali pembelajaran. Menyadari bahwa setiap anak itu
istimewa, unik, dan memiliki potensi dalam dirinya. Dari sini yang berubah adalah :

Saya mulai Membenahi mindset saya mulai dari diri sendiri. Dengan begitu saya
berusaha memberikan tauladan yang baik dari cara bersikap dan bertutur kata.
Bahwasannya seorang anak mengamati perilaku kita dan menirunya. Oleh sebab itu saya
harus memiliki karakter yang positif agar anak sebagai peniru lebih berkarakter positif.

Saya mencoba Menggali kodrat dan minat bakat anak, menyadari bahwa setiap anak itu
adalah unik dengan segala kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Mulai belajar
menuntun, mengarahkan dan membimbing mereka sesuai kodrat mereka. Tidak
menjadikan KKM sebagai satu-satunya dasar pedoman berprestasi, melainkan bangun
segala sesuatu yang mereka miliki.

Memberikan kebebasan bagi peserta didik seperti memberi kesempatan pada peserta
didik untuk bebicara dan mengungkapkan perasaan serta ide ide peserta didik. Dengan
begitu kita sebagai pendidik bisa menuntun mereka kepada tujuan pembelajaran sesuai
kemauan mereka yang tentunya kemauan yang menumbuhkan sifat karakter positif anak.

Berusaha menjadi Guru, Ibu, Teman, Sahabat dan fasilitator yang baik bagi mereka
sehingga muncul keterikatan emosional yang kuat dan ini lebih memudahkan menuntun
mereka sesuai kodrat mereka.

Tidak menerapkan sanksi/teguran tegas kepada peserta didik karena ini lebih membuat
mereka tertekan dan tidak merdeka. Berusaha menjadi penyejuk bagi mereka yang dapat
mengamongi mereka setiap saat baik dalam keadaan senang maupun susah.

Dan apapun yang tindakan yang dilakukan pendidik harus beroreintasi kepada anak, demi
kepentingan mereka, anak adalah subjek, teman belajar. Karena sejatinya pendidik juga
belajar dari peserta didik.
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?

Yang segera saya lakukan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah

Mengidentifikasi karakteristik anak, mulai dari kebiasaannya, gaya belajarnya,


kemampuan menyerap materi pelajaran, bakat atau minatnya, juga meminta pendapat
mereka tentang hal-hal yang menyebabkan ketidak nyamanan mereka untuk dapat belajar
dengan baik.

Merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan melaksanakan
pembelajaran yang bemakna, menyenangkan dan merdeka.

Memberikan suasana kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan.

Menjadi teladan, pemberi semangat serta memberi dorongan dalam menanamkan nilai
karakter.

Melakukan pembiasaan dalam mengucapkan kata Maaf, Tolong dan Terima Kasih
sebagai bagian dari penanaman dan penguatan karakter.

Melakukan pendekatan secara emosional kepada peserta didik maupun orang tua guna
mencari solusi terbaik disetiap kendala yang dihadapi anak dan bersama sama mengasah
minat bakat mereka.

Untuk dapat mengimplementasikan merdeka belajar yang menghasilkan profil “Pelajar


Pancasila” membutuhkan proses dan waktu, hal tersebut bukanlah hal yang mudah, sudah
waktunya untuk kita dapat melakukan perubahan-perubahan hebat dalam proses Pembelajaran
dengan tujuan untuk memberikan tuntunan terbaik kepada peserta didik. Peserta didik diberi
kebebasan untuk bereksplorasi, berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya
masing-masing. Dengan menerapkan 3 semboyan KHD yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing
Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani, dapat membantu Tugas kita sebagai pendidik
dalam memberikan tuntunan, arahan, serta bimbingan agar tujuan dari merdeka belajar dapat
terwujud dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai