Anda di halaman 1dari 2

Menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak kecil.

Saat duduk di bangku sekolah dasar


saya sering mengamati cara guru saya dalam menjelaskan pelajaran. Karena ketertarikan
tersebut, biasanya sepulang sekolah, saya dan teman-teman mempraktekkannya. Saya yang
berperan sebagai guru dan teman-teman saya menjadi muridnya. Saya menjelaskan sama
selayaknya seorang guru, saya menulis dan menjelaskan materi di depan teman-teman,
kegiatan tersebut kami lakukan berulang-ulang sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan mulai
tertanam keinginan menjadi guru dalam benak saya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjadi guru, saya perlu terus belajar untuk
meningkatkan kualitas dan kapasitas diri untuk dapat menemani dan menjadi penuntun
belajar murid-murid setiap hari. Karena dalam proses pembelajaran sebenarnya yang belajar
bukan hanya murid, namun juga guru. Murid dan guru sama-sama belajar untuk mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dan mempertajam karakter serta ketrampilan.

Murid-murid zaman sekarang sangat jauh berbeda dengan zaman dulu. Jika dulu guru adalah
satu-satunya pusat informasi, maka sekarang murid-murid bisa dengan mudah mencari
informasi dan konfirmasi pengetahuan melalui internet. Bahkan mereka bisa menjangkau
pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan. Peran guru perlu diselaraskan agar relevan dengan
perkembangan zaman. Murid-murid tetap butuh sosok pendidik untuk menuntun mereka agar
tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan kekuatan kodratnya dan menjadi manusia yang
merdeka.

Tugas guru tidak hanya mengajar namun juga mendidik. Mengajar tidak sama dengan
mendidik. Karena mengajar adalah cara menyampaikan ilmu atau manfaat kepada anak-anak
secara lahir maupun batin. Sedangkan mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada
pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik tidak bisa
menentukan ataupun berkehendak menjadi apa murid kelak, namun hanya bisa melakukan
segala upaya untuk meningkatkan kemampuan budi pekerti, pikiran, dan jasmani murid agar
dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidupnya. Tugas pendidik adalah memberi
tuntunan agar murid semakin berkembang potensinya juga adabnya. Murid yang mendapat
tuntunan akan terlindungi dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghambat kecerdasannya.
Ada murid yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan tuntunan yang baik sehingga ia
cenderung tidak dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal. Ada juga murid yang
mendapat tuntunan yang baik namun mendapat pengaruh yang membatasi tumbuh kembang
potensinya.

Sebagai pendidik, perlu menciptakan suasana belajar yang kondusif agar setiap murid dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Hubungan antara kemampuan dasar dan
keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang saling berkaitan erat. Murid
pada dasarnya mempunyai kemampuan dari dalam dirinya, guru memberikan fasilitasi untuk
murid agar dapat mengembangkan kemampuannya sehingga menjadi manusia yang
mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Saya mengikuti kuliah filosofi pendidikan nasional karena saya ingin mendapatkan pemahaman yang
baik tentang hakikat dalam mendidik. Memaknai dan menghayati cara mendidik menyeluruh yang
memerdekakan siswa. Saya yakin dengan mengikuti mata kuliah tersebut menjadikan saya pribadi
yang bisa mendidik dengan cara yang baik dan benar. Mengetahui bahwa setiap anak memilki
kekuatan kodratnya masing-masing, dan tugas saya sebagai pendidik adaalah menuntun tumbuh
dan hidupnya kodrat siswa agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pendidik saya perlu belajar cara menciptakan suasana belajar yang kondusif agar
kemampuan dasar siswa dapat berkembang dengan baik, tidak terhambat oleh pengaruh-pengaruh
dari luar sehingga siswa mempunyai kemampuan berpikir yang baik dari segi pengetahuan,
ketrampilan berpikir, maupun kecakapan sosial emosi. Hal yang membuat saya termotivasi dalam
mempelajari mata kuliah tersebut adalah ingin menjadi guru yang berpihak pada peserta didik, ingin
mendidik dengan cara memerdekakan sehingga saya harus banyak belajar tentang hakikat
pendidikan nasional agar tujuan saya tercapai.

Menyadari bahwa belajar bisa melalui berbagai cara, selain mengikuti mata kuliah filosofi pendidikan
nasional, saya akan mencari referensi untuk menguatkan pemahaman saya tentang hakikat
mendidik. Saya akan membaca biografi tentang Ki Hadjar Dewantara karena pemikiran-pemikiran
beliau yang menjadi pedoman dalam menjalankan konsep merdeka belajar. Saya juga akan browsing
tentang perjalanan pendidikan dari masa sebelum kemerdekaan hingga masa setelah merdeka. Yang
saya butuhkan adalah kecukupan biaya dan fasilitas untuk dapat menunjang belajar saya. Contohnya:
paket data, uang transportasi, handphone, laptop.

Setelah saya memiliki cukup biaya dan fasilitas, saya akan memulai dari mencari literatur di
perpustakaan, membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan filosofi pendidikan
nasional utamanya biografi Ki Hadjar Dewantara. Meminjam selama beberapa lama untuk lebih
menghayati isi buku tersebut. Juga mencari informasi-informasi pendukung dari tayangan youtube
ataupun platform yang lain terutama google browser. Saya memulai belajar sejak pertama kali
materi ini diberikan, dan akan lebih mendalami materi ini dengan rajin mencari referensi di internet.

Anda mungkin juga menyukai