2. Refleksi Pemikiran Saya Sebelum dan Sesudah Memahami Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Sebelumnya, sebagai guru saya berpikir bahwa mendidik anak adalah sesuai materi dan panduan
yang terdapat di buku pegangan saya sebagai guru. Sehingga Ketika saya merumuskan tujuan
pembelajaran, maka indikator-indikator tujuan tersebut terkonsentrasi hanya pada muatan materi
pembelajaran semata. Bagi saya guru adalah satu-satunya yang menentukan keberhasilan anak didik.
Sebab tolak ukur saya yang juga menjadi tolak ukur kurikulum yang sebelumnya diterapkan adalah
tingkat keberasilan terhadap materi ajar yang dibuktikan dengan dokumentasi daftar hadir dan nilai hasil
evaluasi.
Namun setelah saya membaca dan memahami lebih dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara, tidak
satu kalipun seingat saya beliau menyinggung keberhasilan anak didik diukur dari seberapa tinggi nilai
yang diperolehnya. Sebab benar bahwa nilai adalah angka yang bisa menjadi berapa saja sesuai keinginan
guru. Saya sebagai guru lupa sesuatu yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas saya,
saya lupa bahwa pertumbuhan karakter individu dan sosial yang dimiliki anak didik saya justru lebih
penting dari segalanya. Berbeda dengan sebelumnya, sekarang saya lebih memahami bahwa Pendidikan
dan pengajaran adalah sebuah proses yang menuntun segala aspek yang ada dalam diri siswa secara
lahiriah. Sehingga diperlukan sebuah desain dan metode Pendidikan dan pengajaran yang tepat.
Demikian hasil refleksi saya dan tindakan-tindakan nyata yang harus saya ambil dalam
menyesuaikan proses Pendidikan dan pengajaran anak didik saya di sekolah sesuai dengan system
Pendidikan dan pengajaran yang dikenalkan Bapak Ki Hajar Dewantara. Selain strategi dan desain
pembelajaran di atas, tentu masih banyak metode-metode Pendidikan dan pengajaran yang menuntun
yang dapat diterapkan di sekolah saya secara umum dan di kelas saya secara khusus. Saya sebagai guru
akan berusaha semaksimal mungkin dengan mengkombinasikan naluri dan jiwa saya sebagai guru dan
orang tua anak didik saya, agar mereka dapat belajar dengan perasaan Bahagia dan merdeka, sehingga
akan lebih mudah untuk memberi tuntunan dalam mengarahkan karakternya kepada hal-hal postif.
Langkah utama yang harus saya lakukan adalah terlebih dahulu memperbaiki laku saya sebagai guru,
agar pantas dijadikan panutan bagi anak didik saya, kemudian baru menerapkan strategi dan desain
pembelajaran yang tepat bagi anak didik saya untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan
pemahaman mereka sebagai manusia individu dan sebagai anggota masyarakat. Diharapkan dengan
kondisi pembelajaran seperti di atas, anak didik dapat belajar dengan perasaan damai dan merdeka, saya
sebagai guru lebih mudah menuntun mereka ke arah kebahagiaan yang setinggi-tingginya sesuai
kodratnya sebagai manusia merdeka.
HARTONO
Calon Guru Penggerak Angkatan 6