Dosen Pengampu:
Bapak Bakri,S.Pd.I., M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Indah Pujiasih 7319058
2. Rohmatul Chahyani 7319001
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG 2020
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mengagungkan Ilmu dan Guru ……..………………………………………………..3
2. Memuliakan Kitab ……………………………………..…………………………….5
3. Sifat-sifat Ahli Ilmu………………………………………………………………….6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………….8
2. Saran …………………………………………………………………………………9
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji, bahwa hubungan guru
dan siswa harus memiliki relasi yang baik. Dimana relasi ini dijiwai oleh sifat-sifat sufi
seperti tawadhu, sabar, ikhlas, pengertian dan saling menghormati antara keduanya.
Kemudian ada rasa saling mengasihi dan menyayangi layaknya orang tua terhadap anaknya.
Dengan demikian, hubungan yang dibangun antara guru dan murid memiliki nilai-nilai yang
didasari oleh adanya sifat-sifat terpuji seperti tawadhu, sabar, ikhlas, pengertian dan saling
menghormati seperti yang telah dirumuskan dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syekh
Az-Zarnuji. Selain manfaat ilmu yang didapat dari guru oleh muridnya untuk menjadi bekal
pengetahuan sebagai manusia yang terdidik. Oleh karena itu, pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik tidak terbatas pada materi pelajaran tetapi pendidikan yang terdiri dari
aspek-aspek yang mampu ia kembangkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai tingkah laku
yang dilihat dan dinilai oleh keluarga, masyarakat dan diri sendiri. Sebagaimana dalam Kitab
Ta’lim al-Muta’allim karya Syekh Az-Zarnuji, bahwa hubungan guru dan siswa harus
memiliki relasi yang baik. Dimana relasi ini dijiwai oleh sifat-sifat sufi seperti tawadhu,
sabar, ikhlas, pengertian dan saling menghormati antara keduanya, (Al- Zarnuji, 1367H).
Kemudian ada rasa saling mengasihi dan menyayangi layaknya orang tua terhadap anaknya.
Hal inilah alasan peneliti membahas “Implementasi Etika Relasi Guru dan Siswa dalam Kitab
Ta’lim al-Muta’allim di Pondok Roudlotul Khuffadz”. Peneliti ingin mengamati akan konsep
implementasi etika relasi antara guru dan siswa di Pondok tersebut setelah adanya
pembelajaran Kitab Kuning yang bernama “Kitab Ta’lim al-Muta’allim.” Sebab di Pondok
Pesantren Roudlotul Khuffadz mengajarkan “Kitab Ta’lim al-Muta’allim” ini kepada
santriwan dan santriwatinya. Baik dalam bentuk kajian-kajian yang dilakukan pada malam
hari, pada waktu liburan, pada waktu ramadhan dan pada waktu-waktu yang tersusunkan
secara jadwal. Bahkan bagi mereka yang telah mampu mempelajarinya dengan sendiri, maka
mereka dituntut untuk mampu mengajarkannya kepada santri lain yang masih belum bisa
belajar sendiri. Serta saling menegur dan mengingatkan ketika ada yang masih kurang dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal menuntut ilmu dalam agama Islam ialah dianjurkan bahwa menuntut ilmu itu
hukumnya wajib, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosulullah SAW:
طلب العلم فريضة علي كل مسلم و مسلمة
Yang artinya:“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim dan Muslimat.”
Adapun kewajiban mencari ilmu itu sepanjang hayat sebagaimana sabda Nabi:
ُ اطلب العلم من المهد الي اللحد
Artinya: “Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”
Sebagaimana siswa/santri termasuk mahasiswa kadang-kadang ada yang belum memahami
tentang etika dalam belajar terutama menghormati ilmu dan guru, bahkan memang mereka
belum mau untuk melaksanakan tatacara atau etika dan menghormati guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Mengagungkan Ilmu dan Ahlinya sesuai dengan yang tertera dalam
kitab Ta’limul Muta’allim?
2. Bagaimana cara mengagungi Ilmu dan Ahlinya sesuai yang tertera pada kitab Ta’limul
Muta’allim?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui maksud dari Memuliakan Ilmu dan Ahlinya secara menyeluruh sesuai
apa yang dipaparkan dalam kitab Ta’limul Muta’allim
2. Untuk mengetahui cara yang benar menghormati Ilmu dan Ahlinya berdasarkan apa yang
dipaparkan dalam kitab Ta’limul Muta’alli.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Dari pembahasan yang telah disampaikan penulis dapat memahami bagaimana
pentingnya kewajiban belajar alma islam. Mengapa bisa berkata begitu? Karena Kita
sebagai manusia terutama umat islam apalagi dalam masa sekarang sangat
memerlukan tentang kewajiban belajar dalam islam agar kita dapat memahami mana
yang baik dan mana yang buruk, serta kita dapat memiliki sikap yang khidmad dan
berakhlak terhadap ilmu apalagi tehadap pemberi ilmu tersebut. Karena tanpa akhlak
ilmu sia-sia dan sebaliknya tanpa ilmu akhal kurang lengkap. Jadi sebagai pelajar
apalagi era sekarang kita harus banyak banyak belajar mengenai belajar dalma islam
agar kita dapat menyeimbangkan akhlak dan ilmu serta dapat bermanfaat kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA