Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HADITS TENTANG AKHLAK PENDIDIK TERHADAP SISWA

Hadits Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Karpullah, M.S.I

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Maulida: (102.2019.028)

SEMESTER IV (EMPAT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM

SULTAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN SAMBAS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. penulis makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan. Dalam menyusun
makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................I

DAFTAR ISI................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................1

C. Tujuan Masalah ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

BAB III PENUTUP.......................................................................................8

A. Kesimpulan........................................................................................8

B. Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang guru harus mempunyai sifat dan akhlak (etika) yang baik
terhadap siswanya, agar dalam kegiatan belajar ilmu yang ditransfer oleh
guru kepada muridnya agar diterima dan dipahami lebih cepat, oleh karena
itu Akhlak atau etika pada diri seorang guru sangatlah penting, karena
dapat mempengaruhi psikologi dan mental anak didik yang didirikannya,
dengan seperti itu seorang guru harus menempatkan dirinya dengan aklah
atau etika yang baik, agar mampu berkomunikasi dengan baik dan
memberikan pemahaman yang memahamkan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka seorang guru harus
memiliki akhlak atau etika terhadap anak didik, karena seorang guru
memiliki tanggung jawab yang besar, tanggung jawab pendidik terjadi
karena adanya sifat tergantung dari anak, akan membutuhkan pantun atau
pertolongan dari pendidik. Maka aklah atau etika terhadap anak didik
sangat perlu agar antara pendidik dengan anak didik tidak terjadi
keseimbanagan.
Kemajuan dan perkembangan pendidik sejalan dengan ilmu
pengetahuan dan teknelogi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat
dipengaruhi oleh pendidikan formal, informal dan non-formal, dalam hal
ini guru dituntut untuk membuat dan menjaga akhlah anak didiknya agar
mempunyai akhlak yang mulia dengan cara memeberikan contoh etika
yang baik seperti yang dilakukan Rasulullah SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadits yang berkaitan dengan akhlah pendidik terhadap
siswa?
2. Apa saja akhlah pendidik terhadap siswa?

1
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa saja hadits yang berkaitan dengan akhlah pendidik
terhadap siswa
2. Mengetaui apa saja akhlah pendidik terhadap siswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadits yang berkaitan dengan akhlak pendidik terhadap siswa


1. Pendidik harus adil

“Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata Bahwa Rasulullah saw bersabda,


“Berlaku adillah kamu diantara anak-anakmu!” Berlaku adilah kamu
diantara anak-anakmu!”(HR.An-Nasa’i dan Al-Baihaqi)
2. Pendidik harus berniat ikhlas

“Umar bin Khotob ra. Berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw


bersabda, “Setiap amal perbuatan harus disertai dengan niat, balasan
bagi setiap amal manusia sesuai dengan apa yang diniatkan. Barang
siapa yang berhijrah untuk mengharapkan dunia atau seorang
perempuan untuk dinikahi, maka hijrahnya sesuai apa yang diniatkan”.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Pendidik harus berlaku dan berkata jujur

“Umar bin Khotob meriwayatkan, “.... Jibril berkata lagi, “Beritahukan


kepadaku tentang hari kiamat. Rasulullah menjawab, tentang masalah
ini, saya tidak lebih tahu dari pasa engkau” (HR. Al-Bukhori dan
Muslim).

3
4. Pendidik harus lemah lembut dan kasih sayang

“Abu Sualiman Malik bin al-Huwayris berkata: kami, beberapa orang


pemuda sebaya datang kepada Nabi Saw, lalu kami menginap bersama
beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah
merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan
kepada keluarga. Lalu, kami memberitahunya kepada Nabi. Beliau
adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata:
“Kembalilah kepada keluargamu! Ajarkan mereka, suruhlah mereka
dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat.
Apabila waktu salat sudah masuk, hendaklah salat seorang kamu
mengumandangkan azan dan lebih senior hendaklah menjadi imam”.
(HR. Al-Bukhori)
B. Akhlah pendidik terhadap siswa dalam perspektif hadits
Pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab membimbing
anak untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu beriman dan bertakwa
kepada Allas Swt. dengan menjalankan setiap kebaikan dan meninggalkan
setiap keburukan. Pendidik bertugas menunjukkan hal-hal yang baik untuk
dicontoh, oleh karena itu seorang pendidik harus mempunyai akhlah atau
etika yang baik yang bisa menjadi contoh untuk anak didiknya. Akhlak
atau etika guru terhadap siswa antara lain:
1. Pendidik bersikap adil
Dalam hadits telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW yang
memperintahkan kepada para sahabat (umatnya) agar berlaku adil
terhadap anak-anaknya. Dalam konteks pendidikan, perserta didik
adalah anak si pendidik. Dengan demikian, pendidik wajib berlaku adil
dalam berbagai hal terhadap peserta didiknya.
Muhammad Athiyah Al-brsi menegaskan agar pendidik harus
memiliki sifat-sifat keadilan, kesucian, dan kesempurnaan keadilan
pendidk terhadap peserta didik mencakup dalam berbagai hal, seperti
memberikan perhatian kasih sayang, pemenuhan kebutuhan,
bimbingan, pengajaran dan pemberian nilai. Apabila sifat ini tidak

4
dimiliki oleh seorang pendidik maka ia tidak akan disenangi oleh
peserta didiknya; dan apabila terjadi proses pembelajaran, maka tidak
akan mendapatkan hasil yang optimal.
2. Pendidik harus berniat iklas
Pendidik hendaknya membebaskan niatnya semata mata untuk
Allah dalam seluruh pekerjaan eduktifnya: baik berupa perintah,
larangan, nasib, pengawasan maupun hukuman. Buah yang dipetiknya,
ia akan melaksanakan metode pendidikan, mengawasi anak secara
eduktif terus menerus, disamping mendapat pahala dan keridhoan
Allah Swt. ikhlas dalam perkataan dan perbuatan adalah sebagai dari
asas iman dan kehalusan islam. Allah Swt tidak akan menerima
perubahan tanpa dikerjakan secara dikelas.
Mengapa pendidik harus memiliki niat yang ikhlas? Denagn ikhlas
karena Allah, pendidik dalam tugasnya akan kemudahan. Karena
sasaran pendidik adalah hati. Apa yang diberikan dengan hati akan
diterima oleh hati dengan baik. dengan demikian, proses pendidikan
akan mencapai hasil yang optima. Selain itu yang tidak kalah
pentingnya semua proses pendidikan yang diberikan oleh pendidik
dengan ikhlas akan dihitung sebagai ibadah kepada Allah. Jadi, sangat
rugi jika melaksanakan tugas kependidikan tanpa disertai niat yang
ikhlas.
Selain bersifat ikhlas, pendidik harus mengajar perserta didik untuk
berbuat ikhlas,baik dalam perilaku sehari-hari maupun dalam peroses
belajar.semua nya itu harus mereka laksanakan dengan ikhlas,demi
menapatkan ridha dari Allah SWT. Jangan sampai, perbuatan tersebut
dilandaskan pada sifat munafik, riya, atau hanya ingin mendapatkan
rasa terimakasih dan pujian dari orang-orang. Segala bentuk pekerjaan
dinilai sesuai dengsn nilai pelakunya. Oleh sebab itu, proses
pendidikan dapat bernilai ibadah apabila orang yang melaksanakannya
mempunyai niat yang ikhlas. Agar mendapat pahala, pendidik harus
mendidik atau mengajar dengan niatmengerjakan perintah Allah SWT
dan mengharapkan ridha-nya.
Niat merupakan salah satu motivasi intrinsik (dorongan yang
berada di dalam diri seseorang). Motivasi ini sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil pekerjaan seseorang. Oleh sebab itu, dalam kegiatan
belajar mengajar, pendidik dan peserta didik harus mempunyai
motivasi yang benar.
3. Pendidik harus berlaku dan berkata jujur
Seorang pendidik harus bersifat jujur kepada pserta didiknya
sebagaimana yang ditunjukan oleh Nabi saw. dalam hadits diatas

5
dikatakan bahwa ketika Nabi saw ditanya oleh malaikat Jibril tentang
hari kiamat, beliau mejawab, “saya tidak lebih tahu daripada engkau”.
Beliau tidak mentang-mentang sebagai Rasulullah lalu menjawab
semua yang ditanyakan kepadanya. Beliau tidak segan-segan
mengatakan tidak tahu, apabila yang ditanyakan seseorang memang
tidak diketahui jawabannya. Inilah sifat yang harus dimiliki pendidik.
Seorang ilmuan, guru, dan pendidik harus bersifat jujur dan
terbuka. Apabila ditanya seseorang tentang suatu hal yang tidak
diketahuinya, ia harus berani mengatakan tidak tahu, jangan bergaya
serba tahu, jangan mengada-ada untuk menjaga gengsi keilmuan.
4. Pendidik harus bersifat lemah lembut dan kasih sayang
Rasulullah selalu mengajarkan para sahabat dengan lemah lembut
dan juga penyayang. Menurut Ahmad Musthifa Al-Mghi menjelaskan,
andai kata engkau (Muhammad) bersikap kasar dan galak dalam
muamalah dengan mereka (kaum muslimin), niscahaya mereka akan
bercerai (bubar) meninggalkan engkau dan tidak menyenangimu.
Dengan demikian, engkau tidak dapat menyampaikan hidayah dan
bimbingan kepada mereka kejalan yang lurus. Berdasarkan tafsir ini,
seorang pendidik harus memiliki rasa santun kepada setiap peserta
didiknya. Jika tidak, maka silap kasar itu akan menjadi penghalang
baginya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Al-Knani kode etika guru ditengah-tengah muridnya


sebagaimana dikutip oleh Ramayulis sebagai berikut:

1. Guru hendaknya belajar dengan niat mengharapkan ridha Allah,


menyebarkan ilmu, menghidupkan syara’ menegakan kebenaran, dan
melenyapkan kebatilan serta memelihara kemaslahatan umat.
2. Guru hendaknya tidak menolak untuk mengajar murdd yang tidak
mempunyai niat tulus dalam belajar.
3. Guru hendaknya mencintai muridnya seperti ia mencintai dirinya
sendiri. Artinya, seorang guru hendaknya menganggap bahwa
muridnya itu adalah merupakan bagian dari dirinya sendiri (bukan
orang lain).
4. Guru hendaknya memotivasi murid untuk mencari ilmu seluas
mungkin.
5. Guru hendaknya mempunyai pelajaran dengan bahasa yang mudah dan
berusaha agar muridnya memahami pelajaran. Artinya, seorang guru
harus memahami kondisi murid-muridnya dan mengetahui tingkat
kemampuannya dalam berbahasa.

6
6. Guru hendaklah melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar guru selalu
memperhatikan tingkat pemahaman siswanya dan pertambahan ilmu
yang diperolehnya.
7. Guru hendaknya bersikap adil terhadap murudnya. Hal ini pernah
diingatkan oleh Allah dalam Firman-Nya, artinya sesungguhnya Allah
menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan (Q.S An-Nahl : 90).
8. Guru hendaknya berusaha membantu memahami kemaslahatan murud,
baik dengan kedudukan maupun dengan hartanya.
9. Guru hendaknya terus memantau perkembangan murid, bail intelektual
maupun akhlaknya. Murid yan soleh akan menjadi “ tabungan bagi
guru baik di dunia, maupun akhirat”.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak atau etika guru terhadap siswa yaitu suatu adat
kebiasaan/akhlah seseorang guru yang memiliki tanggung jawab
membentuk karakter anak didik yang masih memerlukan bimbingan dan
arahan.
Pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan yang
berlangsung di dalam rumah tangga, dan berperan dalam sekolah ialah
guru. Guru adalah sebagai pendidik dan orang dewasa, maka tingkah laku
dan perbuatannya akan berkesan di hati anak, dan akan diusahakannya
untuk mencontoh dan meniru guru tersebut.
Anak menganggap bahwa segala perbuatan dan tingkah laku guru
adalah baik, maka ia suka untuk mencontoh perbuatan atau tingkah laku
tesebut. Kepribadian dapat dianggap sebagai keseluruhan karakteristik
(tingkah laku) dan ciri-ciri dari kepribadian seseorang. Kepribadian
meliputi tingkah laku, kecerdaan, sikap, minat kecakapan, pengetahuan,
tabiat, dan sebagainya yang merupakan perwujudan tingkah laku. Akhlah
atau etika guru terhadap siswa menurut perspektif hadits ini yaitu:
1. Pendidik bersikap adil
2. Pendidik harus berniat ikhlas
3. Pendidik harus berlaku dan berkata jujur
4. Pendidik harus bersifat lemah lembut dan kasih sayang

8
B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwasanya makalah ini, dalam
penjabaran materi masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu
kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
serta mengarahkan penyusun untuk dapat mengetahui kekurangan maupun
kelebihannya, sehingga kita dapat sama-sama mempelajari dan membahas
untuk mengasah kita untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlah, (cet, II; Bandung, Puataka Setia, 2012)

Bukhori Umar, hadits Tarbawi, Pendidikan dalam perspektif hadits, (cet, Ke I,


Jakarta, Amzah,2012)

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (cet, ke II, Jakarta, PT Rineka
Cipta, 2006)

Isjoni, guru sebagai motivator perubahan, (cet, III; Yogyakarta, pustaka


pelajar,2009)

10

Anda mungkin juga menyukai