Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR PENDIDIKAN

Qs. Ali Imran ayat 186, dan Al-Baqarah ayat 124

Dosen Pengampu: Dr. Kasfullah, M.S.I

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Maulida: (102.2019.028)

SEMESTER V (LIMA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM

SULTAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN SAMBAS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. penulis makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah yang diberikan. Dalam menyusun
makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

i
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat Al-Quran dan Terjemahan


1. Qs. Ali Imran ayat 186

‫لَتُ ْبلَ ُو َّن فِ ْٓي اَ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنفُ ِس ُك ۗ ْم‬

َ ‫َولَتَ ْس َمع َُّن ِم َن الَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِك ٰت‬


‫ب ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم َو ِم َن الَّ ِذي َْن اَ ْش َر ُك ْٓوا‬

‫اَ ًذى َكثِ ْيرًا ۗ َواِ ْن‬

َ ِ‫تَصْ بِر ُْوا َوتَتَّقُ ْوا فَاِ َّن ٰذل‬


‫ك ِم ْن َع ْز ِم ااْل ُ ُم ْو ِر‬

Artinya: "Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti
kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan orang
orang yang diberi Kitab sebelum kamu dari orang orang musyrik. Jika
kamu bersabar dan bertakwa, maka sesunggunya yang demikian itu
termaksud urusan yang patut di utamakan.” (Ali imran : 186).
2. Qs. Al-Baqarah Ayat 124
ٓ
‫اس‬ َ ُ‫اعل‬
ِ َّ‫ك لِلن‬ ٍ ٰ‫َواِ ِذ ا ْبتَ ٰلى اِب ْٰر ٖه َم َربُّهٗ بِ َكلِم‬
َ َ‫ت فَاَتَ َّمه َُّن ۗ ق‬
ِ ‫ال اِنِّ ْي َج‬
ٰ ‫اماما ۗ قَال وم ْن ُذرِّ يَّتي ۗ قَال اَل ينَا ُل َع ْهدى‬
‫الظّلِ ِمي َْن‬ ِ َ َ ْ ِ ِ َ َ ً َِ
Artinya: ”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan
beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna.
Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau
sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata,
“Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-
Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

1
B. Tafsir Ayat Al-Quran
1. Qs. Ali Imran ayat 186
Tafsir oleh kementrian agama RI (kemenag)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan
pengikutnya akan mendapat ujian sebagaimana mereka telah diuji
dengan kesulitan di Perang Uhud. Mereka akan diuji lagi mengenai
harta dan dirinya.
"Sesungguhnya kamu akan diuji mengenai hartamu dan dirimu."
Kamu akan berkorban dengan hartamu menghadapi musuhmu untuk
menjunjung tinggi derajat umatmu. Kamu akan meningkatkan
perjuangan yang mengakibatkan hilangnya keluarga, teman-teman
seperjuangan yang dicintai untuk membela yang hak. Kamu akan
difitnah oleh orang yang diberi kitab dan orang yang
mempersekutukan Allah. Kamu akan mendengar dari mereka hal-hal
yang menyakitkan hati, mengganggu ketenteraman jiwa seperti fitnah
zina yang dilancarkan oleh mereka terhadap Siti Aisyah.
Ia tertinggal dari rombongan Nabi ‫ ﷺ‬ketika kembali dari satu
peperangan, di suatu tempat karena mencari kalungnya yang hilang,
kemudian datang safwan bin Muattal menjemputnya. Orang-orang
munafik menuduh Aisyah berzina dengan safwan. Satu fitnah yang
sangat memalukan, dan menggemparkan masyarakat Madinah pada
waktu itu, peristiwa itu dikenal dengan hadisul ifki (kabar bohong).
Demikian hebat fitnah yang dilancarkan dan demikian banyak
gangguan yang menyakitkan hati yang ditujukan kepadamu. Tetapi
jika kamu bersabar menghadapinya dan menerimanya dengan penuh
takwa, maka semuanya itu tidak akan mempunyai arti dan pengaruh
sama sekali, dan sesungguhnya sabar dan takwa itu adalah urusan yang
harus diutamakan.
2. Qs. Al-Baqarah Ayat 124
Tafsir oleh kementrian agama RI (kemenag)

2
Ibrahim as, diuji Tuhan dengan beberapa kalimat dengan
menugaskan perintah dan larangan, seperti membangun Ka’bah,
membersihkannya dari segala macam kemusyrikan, mengorbankan
anaknya Ismail `alaihis salam, menghadapi raja Namrud, dan
sebagainya.
Menurut Mahmud Zahram, Ibrahim as, telah diberi oleh Allah ber-
macam-macam pengalaman ujian dan cobaan. Dia diperintahkan Allah
menyembelih anaknya, perjalanan pulang pergi antara Syam dengan
Hijaz untuk melihat anak dan istrinya yang berada di kedua tempat itu,
dan sebagainya.
Allah tidak menerangkan macam-macam kalimat yang telah
ditugaskan kepada Nabi Ibrahim. Hal ini memberi petunjuk bahwa
tugas yang telah diberikan Allah itu adalah besar, berat dan banyak.
Sekalipun demikian Ibrahim `alaihis salam telah melaksanakan tugas
dan beban itu dengan sebaik-baiknya yang membawanya ke tempat
kedudukan yang sempurna.

Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan


janji?
(an-Najm [53]: 37)

Perkataan, "Sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu imam bagi


seluruh manusia," tidak ada hubungannya dengan kalimat yang
sebelumnya, karena tidak ada kata penghubung (‘atf) pada permulaan
kalimat tersebut.
Menurut Muhammad Abduh, kalimat tersebut adalah kalimat yang
berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan kalimat yang
sebelumnya. Maksudnya ialah bahwa pangkat imam (nabi dan rasul)
adalah semata-mata pangkat yang dianugerahkan oleh Allah dan hanya

3
Dia sendiri yang menetapkan kepada siapa pangkat itu akan diberikan-
Nya. Tidak semua manusia dapat mencapainya sekalipun dia telah
melaksanakan segala perintah dan menghentikan segala larangan
Allah.
Dengan perkataan lain, pangkat imam yang dianugerahkan Allah
kepada Nabi Ibrahim itu ditetapkan atas kehendak-Nya, bukan
ditetapkan karena Nabi Ibrahim telah menyelesaikan dan
menyempurnakan tugas yang diberikan kepadanya, agar dia menyadari
bahwa pangkat yang diberikan Allah itu sesuai baginya, dan agar dia
merasa dirinya mampu melaksanakan tugas dan memikul beban yang
telah diberikan.
Setelah dianugerahi pangkat"imam" itu, Nabi Ibrahim as, berdoa
kepada Allah agar pangkat "imam"dianugerahkan pula kepada
keturunannya di kemudian hari. Doa Nabi Ibrahim ini doa yang sesuai
dengan sunatullah.
Menurut sunatullah, anak dan keturunan sambungan hidup bagi
seseorang. Suatu cita-cita yang tidak sanggup dicapai semasa hidup di
dunia diharapkan agar anak dan keturunan dapat menyampaikannya.
Tugas imam merupakan tugas yang suci dan mulia karena
pemberian tugas itu bertujuan hendak mencapai cita-cita yang suci dan
mulia pula. Ibrahim as, merasa dirinya tidak sanggup mencapai semua
cita-citanya yang terkandung di dalam tugasnya selama hidup di dunia.
Karena itu dia berdoa kepada Allah agar anak cucunya dianugerahi
pula pangkat imam itu, sehingga cita-cita yang belum dapat dicapai
semasa hidupnya dapat dilanjutkan dan dicapai oleh anak cucu dan
keturunannya.
Dari ayat di atas dapat dipahami pula bahwa cara Nabi Ibrahim
berdoa sesuai dengan sunatullah sehingga merupakan cara berdoa yang
benar dan termasuk doa yang dikabulkan Allah. Terbukti, di kemudian
hari bahwa semua rasul yang diutus Allah sesudahnya berasal dari
keturunannya.

4
Dari firman Allah, "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang
yang zalim" dapat dipahami bahwa di antara keturunan Nabi Ibrahim
itu ada orang-orang zalim. Pada ayat lain Allah menerangkan bahwa
keturunan Ibrahim itu ada yang zalim dan ada yang berbuat baik.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak.


Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada
(pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
(ash-Shaffat [37]: 113)

Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal


pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).
(az-Zukhruf [43]: 28)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Nabi Ibrahim menjadikan


kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya. Jika di antara
mereka ada yang mempersekutukan Allah, mereka diminta kembali
kepada kalimat tauhid.

5
"Zalim" (aniaya) itu bermacam-macam. Zalim terhadap diri sendiri
ialah tidak melaksanakan perintah dan tidak meninggalkan larangan
Allah sehingga mendapat kemurkaan dan azab Allah yang membawa
bencana kepada diri sendiri. Zalim terhadap makhluk-makhluk Allah,
seperti berbuat kerusakan di bumi, memutuskan silaturahmi, zalim
terhadap manusia dan sebagainya. Dari perkataan "zalim"
dapat dimengerti bahwa bagi seorang imam tidak boleh ada sifat zalim.
Mustahil pangkat itu diberikan kepada orang yang kotor jiwanya,
orang-orang yang tidak melaksanakan perintah-perintah Allah dan
tidak menghentikan larangan-larangan-Nya.
C. Kontekstual Ayat Al-Quran ke Pendidikan
1. Kontekstual Qs. Ali Imran ayat 186 kaitannya dengan pendidikan
adalah Allah akan memberikan ujian kepada pendidik (guru) sesuai
dengan kemampuannya dalam memberikan arahan dan bimbingan
terhadap anak didiknya, setiap pendidik dituntut untuk bersikap sabar
dalam menjalankan tugasnya serta mengharap ridha Allah, orang
muslim atau pendidik yang menghadapi ujian dengan sikap dan takwa
maka ia akan mendapatkan derajat dan kebajikan sebagai hasil dari
kesabarannya, pendidik sebagai Pewaris Risalah Nabi hendaklah
memiliki sikap sabar dalam mejalankan tugasnya penjadi seorang
pendidik. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik menerima apa adanya
yang telah diberikan Allah dengan tulus dan ikhlas, guru sebagai
pendidik harus dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada anak
didiknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dalam proses
mendidik, dengan sikap sabar guru akan lebih bijaksana dalam
memberikan tuntutan dan hukuman bagi anak muridnya yang nakal
dalam proses mendidik karena kesabaran merupakan faktor kesuksesan
yang kuat bagi seorang guru dalam mendidik.
2. Kontekstual Qs. Al-Baqarah ayat 124 kaitannya dengan pendidikan
adalah guru sebagai pendidik harus memiliki keimanan yang kuat,
memiliki daya fikir yang tajam dan kreatif, menjadi suritauladan yang

6
baik, memiliki sifat istiqamah, sabar, ikhlas, dan adil dalam mendidik
atau memimpin anak muridnya karena dengan sifat seperti itu guru
dapat melahirkan anak generasi muda yang seperti itu pula.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru sebagai pendidik menerima apa adanya yang telah diberikan
Allah dengan tulus dan ikhlas, guru sebagai pendidik harus dapat
memberikan bimbingan dan arahan kepada anak muridnya dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang dalam proses mendidik, dengan sikap sabar
guru akan lebih bijaksana dalam memberikan tuntutan dan hukuman bagi
anak muridnya yang nakal dalam proses mendidik karena, kesabaran
merupakan faktor kesuksesan yang kuat bagi seorang guru dalam
mendidik.
Guru sebagai pendidik harus memiliki keimanan yang kuat,
memiliki daya fikir yang tajam dan kreatif, menjadi suritauladan yang
baik, memiliki sifat istiqamah, sabar, ikhlas, dan adil dalam mendidik atau
memimpin anak muridnya karena dengan sifat seperti itu guru dapat
melahirkan anak generasi muda yang seperti itu pula.
B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwasanya makalah ini, dalam
penjabaran materi masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu
kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
serta mengarahkan penyusun untuk dapat mengetahui kekurangan maupun
kelebihannya, sehingga kita dapat sama-sama mempelajari dan membahas
untuk mengasah kita untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan.

8
9

Anda mungkin juga menyukai