Anda di halaman 1dari 12

“ETIKA PENDIDIK”

Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawih

Dosen Pembimbing : Dr. Akbar M. Th. I

Di Susun Oleh :

Helpianti/19010104094

Sarfanti/19010104096

Dita Puspita Sari/19010104120

Rosanti/19010104033

Lisa Asrini/17010104060

Nur Anita/19010104095

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada
Ustadz Dr. Akbar M. Th. I selaku dosen matakuliah “ Hadis Tarbawih” . Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata
kuliah Hadits Tarbawi dan penulis harap makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk
penulis pribadi maupun para Mahasiswa lainnya, bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang mambangun dari pembaca demi
kesempurnaan dari makalah ini.

Kendari, 21 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Definisi Etika.............................................................................. 3
B. Definisi Pendidik........................................................................ 3
C. Etika Pendidik............................................................................ 4
D. Etika Guru Terhadap Murid.................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................ 8
A. Kesimpulan................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika merupakan salah satu unsur paling penting yang harus ada dalam
dunia pendidikan. Etika itu sendiri mengajarkan kita untuk saling menghargai dan
menghormati satu dengan lainnya. Dalam dunia pendidikan khususnya, etika
tersebut harus dimiliki oleh pendidik maupun peserta didik karena berguna untuk
menciptakan hubungan harmonis antara pendidik dan peserta didik, sekaligus
dapat membuat kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung dengan aman dan
nyaman, sehingga kegiatan transfer ilmu yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik.
Untuk menumbuhkan etika baik, sangat dibutuhkan kepribadian yang
positif. Kepribadian positif tersebut harus dimulai dari seorang pendidik. Karena
seorang pendidik menjadi contoh dan panutan dalam berperilaku. Seorang
pendidik juga harus menumbuhkan kepribadian positif dalam diri peserta didik
dan harus bisa mengubah kepribadian negatif yang ada dalam diri peserta didik
menjadi kepribadian yang positif.
Akan tetapi, sekarang ini banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana
cara beretika yang baik terhadap orang lain. Khususnya dalam dunia pendidikan,
bisa kita lihat sekarang ini, etika peserta didik terhadap pendidik sangatlah tidak
menunjukkan jati diri peserta didik yang sebenarnya. Banyak peserta didik berani
berkata kasar kepada pendidik dan tidak sopan dalam berbicara yang seharusnya
tidak diucapkan kepada orang yang telah mendidiknya dan seolah-olah
menganggap seorang pendidik sebagai teman. Sebenarnya boleh saja
menganggap pendidik sebagai teman agar kita lebih nyaman dalam belajar, akan
tetapi peserta didik juga harus memahami batasan antara pendidik dan peserta
didik tanpa menghilangkan rasa hormat didalamnya.
Sejauh ini banyak kasus yang sering kita dengar seorang pendidik
bersikap kasar terhadap peserta didik tanpa alasan yang jelas dan kasus tindakan
negatif pendidik terhadap peserta didik yang seharusnya tidak dilakukan. Untuk
itu, dalam makalah ini akan dimuat apa etika itu sendiri dan bagaimana cara
beretika yang baik dalam dunia pendidikan. Baik itu bagaimana cara beretika
seorang pendidik kepada peserta didik, bagaimana cara beretika seorang peserta

1
didik kepada pendidik, serta bagaimana beretika antar sesama peserta didik di
lingkungan sekolah.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidik
3. Bagaimana Etika pendidik dalam hadis?
4. Bagaiamana etika pendidk terhadap muridnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi etika
Secara bahasa, etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni ‘ethikos’,
yang artinya kewajiban moral. Sedangkan menurut istilah, etika adalah salah satu
cabang dari filsafat yang pada khususnya berkaitan dengan pilihan-pilihan yang
akan diambil dan disertai dengan tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang
akan berdampak kepada masyarakat luas. (Rukiyati, dkk : 2018 : 1)
Defisni etika itu sendiri sama maknanya dengan pengertian akhlak dan
moral, dan ada ulama yang mengatakan bahwa akhlak merupakan etika dalam
islam. Di dalam buku kamus istilah pendidikan dan umum dinyatakan bahwa etika
adalah bagian filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran hati yang budi (baik
buruk). (Istghfarotur Rahmaniyah : 2009: 57)
Permasalahan dalam beretika sebenarnya dapat kita atasi apabila kita
mengetahui bagaimana cara beretika yang baik dan selalu berusaha untuk
menghindari beretika yang buruk, karena etika itu sendiri pada dasarnya dinilai
dari suatu perbuatan yang kita lakukan dan etika tersebut dapat berlaku dimana
saja dan kapan saja.
Dalam dunia pendidikan, tentu saja semua orang berada dalam lingkungan
pendidikan tertentu harus terlebih dahulu memiliki etika. Jika pendidikan yang
dimaksudkan di institusi secara formal, maka guru, siswa, dan semua personil
lainnya harus memiliki etika yang baik dalam bertingkah laku sehari-hari.
B. Definisi pendidik
Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara, merawat dan
memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang
diharapkan( tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya) selanjutnya
dengan menambahkan awalan pe- hingga menjadi pendidik, artinya orang yang
mendidik. (muhamad Ramli : 2015 : 1)
Makna pendidik dalam pendidikan silam adalah seseorang harus dapat
mendidik, yang salah satunya ada di dalamnya adalah mengajar sesuai dengan
keilmuwan yang dimilikiny. Secara umumnya pendidik adalah orang bertanggung
jawab untuk mendidik. ( Muhammad Ramli : 2020 : 25)

3
C. Etika Pendidik
Sebagai subtitusi orang tua, guru berkewajiban membawa peserta didiknya
ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dan sesuai dengan apa yang dia
lakukan itulah nantinya seorang guru akan mendapatkan balasannya, karena pada
dasarnya setiap individu pada telah tergadai dengan apa yang diusahakanya.
Firman Allah:

‫سبَت َر ِهينَة‬ ِ ٍ َ‫ُك ُّل ن‬


َ ‫فس بماَ َك‬
Bahwa setiap jiwa itu telah tergadai (terikat) dengan apa yang dikerjakanya.

Karena itu sudah seharusnya sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan,


seorang guru bekerja secara profesional, memberikan pelayanan yang optimal
kepada Peserta didiknya, dan bekerja dengan penuh kesabaran dengan membawa
peserta didiknya menuju cita-cita pendidikan. Karena Nabi memerintahkan
kepada para pendidik untuk tidak mempersulit dan membuat mereka riang.
Sebagaimana Sabdanya:

َ‫ َوبَ ِّش ُروا َوال‬,‫ علِّ ُموا َويَ ِس ُروا‬:‫صلَّي اهللُ َعلَ ِيه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
ِ ‫اس ر‬
َ َ‫ض َي اهللُ َعنهُ ق‬ َ ٍ َّ‫ِإب ِن َعب‬ ‫َعن‬
ِ
)‫سك (رواه احمد والبخاري‬ ُ َ‫َأح ُد ُكم فَلي‬
َ ‫ب‬ َ ‫ُتَن ِّف ُروا َِإ َذا غَض‬
 “Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Ajarilah olehmu dan
mudakanlah, jangan mempersulit, dan gembirakanlah jangan membuat mereka
lari, dan apabila seorang di antara kamu marah maka diamlah. (H.R Ahmad dan
Bukhori)”
Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidikan
bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan para guru/pendidik dituntut untuk
menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat
peserta merasa nyaman untuk belajar bersama.

 Etika seorang pendidik ditinjau dari aspek kepribadiannya (personal),


menurut imam An-Nawawi sebagai berikut :
1. Mendidik harus memiliki niat yang tulus semata-mata karena Allah.
2. Beretika sesuai petunjuk syaraʻ, istiqāmah menjalankannya.

3. Menghindari diri dari penyakit hati seperti (meremehkan orang lain).

4
4. Tidak boleh merendahkan ilmu, tidak mengajarkan ilmu dengan
tujuan agar orang memuliakannya. ( Salminawati, Salimanawati : 2014)

 Etika seorang pendidik dalam kegiatan ilmiah, menurut Imam An-


Nawawi sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang sifat tawaduk dan menjelaskan bahwa seseorang itu
lebih mulia apabila ia lebih banyak membaca daripada yang tidak suka
membaca.
2. Keharusan seorang pendidik untuk terus menuntut ilmu meskipun harus
mengeluarkan banyak biaya.
3. Dalam menjelaskan sesuatu harus dalam bahasa yang lugas dan mudah
dipahami agar peserta didik dapat menerima ilmunya dengan baik.
4. Keharusan bagi pendidik untuk mengajak ataupun menanamkan dalam
diri peserta didik agar membaca doa disaat ingin memulai dan
mengakhiri pembelajaran.

 Berikut ini adalah pandangan Imam an-Nawawi tentang etika pendidik


dalam penyampaian pelajarannya:
1. Dalam penyampaian pelajaran, seorang pendidik harus berniat semata-
mata hanya karena Allah SWT dan semata-mata tidak untuk menjadi
perantara dalam mendapat hasrat duniawi.
2. Seorang pendidik tidak boleh malas mengajar walaupun dengan alasan
apapun karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya.
3. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang pendidik harus mempermudah
peserta didiknya dalam segala hal.
4. Seorang pendidik tidak boleh menyembunyikan dari peserta didiknya
ilmu yang ingin diketahuinya.
5. Seorang pendidik harus bersikap terbuka dalam menyampaikan ilmunya,
sederhana dan mudah dipahami.
6. Seorang pendidik harus bersikaqp lemah lembut kepada peserta didiknya
terlebih pada saat kegiatan belajar mengajar.

D. Etika guru terhadap murid


Rasulullah Saw telah memberikan tuntunan dalam haditsnya tentang
etika guru terhadap murid sebagai berikut : 

5
1. Adil 
Seorang pendidik harus memiliki sikap yang adil, agar tidak terjadi
kecemburuan sosial terhadap sesama murid.
Rasulullah bersabda :     

‫فَا َت ُقوا اللَّه َوا ْع ِدل ُْو َب ْي َن َْأوآل ِد ُك ْم‬


 “Bertakwalah kepada Allah dan bersikap adillah terhadap anak-
anakmu.” (HR Bukhari).
Hadis di atas memberikan petunjuk kepada setiap pendidik untuk berlaku
adil. Bersikap adil merupakan kewajiban seorang pendidik demi kelancaran
proses pembelajaran dan merupakan hak murid unruk memperoleh keadilan.
Diriwayatkan dari Mujahid, ia berkata bahwa jika pengajar tidak bersikap adil
terhadap peserta didiknya maka ia dicatat sebagai orang zhalim. Selain itu,
diriwayatkan pula dari Al-Hasan Al-Bashri, ia berkata, jika pengajar diberikan
gaji lalu, tidak bersikap adil di antara mereka yakni para siswa maka ia dicatat
sebagai orang yang zhalim. Karena Nabi Muhammad saw bersabda,
“berbuatlah adil di antara anak-anakmu dalam hal pemberian.”
2. Lemah Lembut 
Adapun hadis utama yang digunakan sebagai dalil lemah lembut
termasuk dalam guru terhadap murid adalah:
 ‫الرفْ َق‬
ِّ ‫ب‬ُّ ‫ال ِإ َّن اللَّهَ َرفِي ٌق يُ ِح‬
َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َ ‫َأن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ ِ
ُ َ َّ ‫َع ْن َع ْبد اللَّه بْ ِن ُمغََّف ٍل‬
ِ ‫وي ْع ِطي َعلَْي ِه َما اَل ي ْع ِطي َعلَى الْعُ ْن‬
‫ف‬ ُ َُ
Dari Al Hasan dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Maha
lembut dan mencintai kelembutan. Dia memberi pada kelembutan yang
tidak diberikan pada kekerasan." (HR. Abu Daud No. 4173).
Guru harus menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa
kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindakan kekerasan fisik diluar batas
kaidah pendidikan. Dengan sifat lemah lembut akan terpancar aura keikhlasan
pendidik dalam menyampaikan materi.  Dan dengan sifat lemah lembut seorang
guru akan melahirkan simpati dari murid-muridnya. Pentingnya metode lemah
lembut yang diterapkan dalam dunia pendidikan karena apa yang disampaikan
guru dapat membentuk kepribadian murid. 

6
3. Memudahkan dan tidak mempersulit 
Berikut adalah hadits mengenai memudahkan dan tidak mempersulit
yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitabnya haditsnya :
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ٍ ِ‫ت َأنَس بْن مال‬ ِ َ َ‫اح ق‬ َّ ‫َع ْن َأبِي‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ول ق‬
ُ ‫ك َي ُق‬ َ َ َ ُ ‫ال َسم ْع‬ ِ َّ‫التي‬

‫يَ ِّس ُروا َواَل ُت َع ِّس ُروا َو َس ِّكنُوا َواَل ُتَن ِّف ُروا‬

Dari Abu At Tayah dia berkata; aku mendengar Anas bin Malik
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Permudahlah oleh kalian dan jangan mempersulit, buatlah hati
mereka tenang dan jangan menakut-nakuti." (HR. Muslim No.3264)
Adapun memudahkan yang dimaksud dalam penjelasan ini juga dapat
diartikan sebagai memudahkan peserta didik dalam memahami ilmu yang
disampaikan oleh pendidik, salah satu cara yang memungkinkan untuk
dilakukan adalah menjadikan suasana belajar menyenangkan. Oleh karena itu,
pendidik harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan, menggunakan
media, menguasai kelas, dan lain-lain.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Defisni etika itu sendiri sama maknanya dengan pengertian akhlak dan
moral, dan ada ulama yang mengatakan bahwa akhlak merupakan etika dalam
islam. Di dalam buku kamus istilah pendidikan dan umum dinyatakan bahwa etika
adalah bagian filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran hati yang budi (baik
buruk).
Sebagai subtitusi orang tua, guru berkewajiban membawa peserta didiknya
ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dan sesuai dengan apa yang dia
lakukan itulah nantinya seorang guru akan mendapatkan balasannya, karena pada
dasarnya setiap individu pada telah tergadai dengan apa yang diusahakanya.
Karena itu sudah seharusnya sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan,
seorang guru bekerja secara profesional, memberikan pelayanan yang optimal
kepada Peserta didiknya, dan bekerja dengan penuh kesabaran dengan membawa
peserta didiknya menuju cita-cita pendidikan. Karena Nabi memerintahkan
kepada para pendidik untuk tidak mempersulit dan membuat mereka riang.
Perintah Nabi memberikan pelajaran kepada para pendidikan bahwa di
dalam melaksanakan tugas pendidikan para guru/pendidik dituntut untuk
menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat
peserta merasa nyaman untuk belajar bersama.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata se,purna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
dipertanggung jawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Istighfarotur Rahmaniyah. 2009. Pola Dasar Filsafat Moral. Aditya Media.


Malang.
Rukiyati, dkk. 2018. Etika Pendidikan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Ramli, M. (2015). Hakikat Pendidik Dan Peserta Didik. Tarbitah Islamiyah :


Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5,(1).
Ramli, M.( 2020). Makna pendidik* DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM,
AT-TARWIYAH, Jurnal STAI AL-Washliyah Barabai, 8(25), 1-16.
Salminawati, salminawati. Etika Dan Peserta Didik Imam An-Nawawi (631-
678/1278) Studi Tentang Kitab Ak;Majmu Syarah Al-Muhazzab Li Asy-
Syirazi) (Doctrolas Disseertation, Pascasarjana UIN-SU)
Aisah. 2016. “Etika Pendidik Dan Peserta Didik Menurut Al-Khatib Al-Bagdadi
Dalam Kitabnya Al-Jami’ Li Akhlak Al-Rawi Wa Adab Al-Sami’.
Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai