Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA GURU TERHADAP DIRI SENDIRI

DISUSUN OLEH :

MUNAWWARAH (105401108619)
ANALIA ASMI (105401108719)
SUCI RAHMAYANI (105401108419)
RUSMIATI (105401108519)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum.wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Etika guru
terhadap diri sendiri” Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok semester 1
mata kuliah Etika Profesi Keguruan.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing selaku dosen
mata kuliah Etika Profesi Keguruan yang telah membantu kami dalam
mempelajari materi Etika Profesi Keguruan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya
dari dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan agar menjadi acuan dalam bekal
pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang
lain yang membacanya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wa’alaikumussalam.wr.wb

Makassar, 09 Desember 2019

penyusun
DAFTAR ISI

Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1

A..Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C.Tujuan penulisan .......................................................................................... 2

D. Manfaat penulisan ....................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ........................................................................................... 3

A. Pengertian etika guru ................................................................................... 3

B. Etika guru terhadap diri sendiri .................................................................. 4

C. Seorang guru yang baik ............................................................................... 5

Bab III Penutup ................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B.Saran ............................................................................................................. 10

Daftar Pustaka .................................................................................................. 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan
proses pendidikan itu berlangsung. Guru merupakan sosok yang dibutuhkan
dalam mewujudkan tujuan tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas
dalam mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi para peserta didik sehingga sosok guru dibutuhkan dalam dunia
pendidikan.

Dewasa ini, banyak guru yang lalai akan peranannya dalam dunia
pendidikan. Seperti beberapa kasus guru yang melakukan tindakan kurang pantas,
misalnya merokok dihadapan peserta didiknya maupun dilingkungan beliau
mengajar. Tindakan seperti kasus tersebut tidak pantas dilakukan oleh seorang
guru mengiingat istilah Guru “Digugu dan Ditiru”. Sudah sepantasnya guru
memberi contoh tindakan yang baik bagi peserta didiknya agar tindakan beliau
dapat ditiru dan diterapkan oleh peserta didik yang diampunya.

Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk
memiliki profesi tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki
kriteria dan syarat-syarat menjadi seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga
dituntut untuk memiliki peran sertanya dalam dunia pendidikan. Beberapa peran
guru adalah: 1) seabgai pengajar; 2) sebagai pendidik; 3) sebagai pembimbing; 4)
sebagai tenaga profesional; dan 5) seabagai pemberharu. Untuk melaksanakan
peran guru tersebut, guru harus memerhatikan bagaimana dia
mengimplementasika perannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam makalah ini kami penulis akan membahas mengenai syarat sesorang
disebut sebagai guru dan apa saja peran guru dalam dunia pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa syarat menjadi guru yang baik ?


2. Bagaimana guru menerapkan etika terhadap dirinya sendiri ?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk dapat mengetahui seperti apa guru yang baik.


2. Untuk dapat menerapkan etika guru terhadap diri sendiri.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Mampu mengetahui seperti apa guru yang baik.


2. Mampu menerapkan etika guru terhadap diri sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian etika guru

Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang
sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan
memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan
moral-moral yang berlaku.dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan
memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang
berlaku.
Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola.Hubungan antar
manusia yang baik dan harmonis seperti saling menghormati, saling menghargai,
tolong menolong, dan gotong royong.
Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk
menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan
segala upayanya mempersiapkan pembelajaran peserta didiknya. Guru merupakan
salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi di masa yang akan datang.Dapat
dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya.
Dunia pendidikan dikejutkan dengan berbagai pelanggaran etikayang
terjadi seperti, guru mengeroyok anak didiknya, guru berkelahi dengan sesama
rekan guru yang lain, dan masih banyak lagi etika yang lainnya.
Etika keguruan adalah sikap profesional dan berpenampilan baik dan
sopan akan mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Seorang guru
harus bisa mempengaruhi dan mengendalikanmuridnya. Perilaku dan pribadi guru
akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid
B. Etika Guru Terhadap Diri Sendiri

Seorang guru harus bisa dipegang ucapannya dan ditiru sikap dan
perilakunya, maka guru harus berakhlak tinggi dalam segala situasi dan kondisi
senantiasa menerapkan etika yang baik. Etika tersebut meliputi : etika terhadap
diri sendiri, etika guru terhadapsiswa, etika guru dalam proses pembelajaran.
Etka guru terhadap diri sendiri meliputi:
1. Selalu mendekatkan diri kepada allah SWT dalam segala sikap dan
tindakan, kapan dan dimana saja bradah.
2. Selalu merasa takut kepada allah SWT dalam setiap gerak-geriknya,
perkataan dan perbuatannya, karena seorang guru mempunyai tanggunng
jawab atas apa yang ada pada dirinya dalam bentuk ilmu, hikmah, dan
rasa takut kepada allah SWT.
3. Selalu mempunyai rasa ketenangan jiwa.
4. Selalu bersikap waro’ (berhati-hati terhadap hal-hal yang tidak layak
apalagi haram).
5. Selalu bersikap tawaddlu’ (rendah hati).
6. Selalu khusu’ kepada allah SWT setiap urusannya harus bergantung
kepada allah SWT.
7. Ilmunya tidak di jadikan sarana untuk memperoleh dunia seperti jabatan,
harta, popularitas, dan ilmunya tidak dijadikan untuk menyaingi ilmu
orang lain.
8. Tidak boleh mengagung-agungkan orang yang sibuk dengan urusan dunia.
9. Hatinya tidak menggantung pada duniawi.
10. Menghindari dari perbuatan yang tidak layak menurut pandagan orang
banyak.
11. Menjauhkan diri dari tempat yang dianggap buruk (tempat maksiat), jika
memang ada kepentingan lain hendaknya memberitahukan tujuannya
kepada orang lain.
12. Menjaga tegaknya syiar islam seperti shalat berjamaah, menebarkan salam
kepada orang lain, menegakkan amar makruf nahi munkar, serta sabar
terhadap yang menyakiti hati.
13. Menghidupkan sunah-aunah nabi muhammad SAW.
14. Menjaga amalan-amalansunah baik ucapan maupun perbuatan.
15. Beradaptasi kepada masyarakat dengan akhlak yang mulia serta suci lahir
batindari akhlak yang buruk.
16. Haus ilmu dan amal.
17. Tidak sungkan meminta pendapat lain meskipun kepada yang lebih
rendah.
C. SEORANG GURU YANG BAIK

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru menjadi salah satu komponen penting dalam dunia
pendidikan. Hal ini dikarenakan guru merupakan titik sentral didalam tenaga
kependidikan yang berhubungan langsung dengan peserta didik sehingga
dijadikan sebagai tauladan bagi peserta didik.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan
guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui proses pembelajaran. Oleh
karena itu, untuk melaksanakan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat
menjalankannya. Sebagai seorang guru yang baik harus memenuhi berbagai
persyaratan. Menurut Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 terdapat lima syarat
menjadi seorang guru, yaitu :

Memiliki Kualifikasi Akademik, artinya ijazah jenjang pendidikan akademik


yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan. Ijaah yang harus dimiliki guru adalah
ijazah jenjang Sarjana S1 atau Diploma IV sesuai dengan jenis, jenjang, dan
satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
Memiliki Kompetensi, artinya memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan perilaku yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Kompetensi guru tersebut meliputi, kompetensi kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial.
Memiliki Sertifikat Pendidik, artinya harus memiliki sertifikat pendidik yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi sebagi bukti formal telah memenuhi standar
profesi guru melalui proses sertifikasi.
Sehat Jasmani dan Rohani, artinya harus memiliki kondisi kesehatan fisik dan
mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional, artinya
harus ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
demokratis serta bertanggungjawab.
Didalam Undang-Undang No 12 Tahun 1954 yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
(1995:139) tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah untuk
seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :

“Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat yang mengenai
kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberi
pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal 3, pasal 4, dan
pasal 5 undang-undang ini.”

Berdasarkan kutipan pasal yang terdapat dari undang-undang tersebut, dapat


dijelaskan secara rinci syarat-syarat menjadi seorang guru adalah sebagai berikut :

1. Memiliki Ijazah

Ijazah merupakan dokumen pengakuan atas hasil belajar peserta didik dan
merupakan bukti penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah melaksanakan
ujian, dimana Ijazah juga dijadikan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
berikutnya maupun untuk melamar suatu pekerjaan.

Ijazah tidak hanya semata-mata selembar kertas. Menjadi seorang guru harus
mempunyai Ijazah jenjang pendidikan. Ijazah yang harus dimiliki oleh guru
adalah Ijazah pada jenjang Sarjana/S1 atau Diploma IV yang sesuai dengan jenis,
jenjang , dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya berdasarkan
standar nasional pendidikan. Dengan adanya Ijazah maka dapat dipercayai oleh
negara dan masyarakat untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

2. Sehat Jasmani dan Rohani

Kesehatan jasmani dan rohani yang baik merupakan syarat mutlak bagi seorang
guru. Menjadi seorang guru harus sehat jasmani, sehat rohani, dan tidak boleh
mempunyai cacat tubuh yang nyata. Karena jika seorang guru memiliki masalah
mengenai jasmani dan rohaninya akan dapat menggangu proses pembelajaran
sehingga ilmu yang akan ditransferkan kepada peserta didik tidak akan maksimal.
3. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berkelakuan Baik

Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila.


Sedangkan tugas dari guru adalah mengajar serta mendidik peserta didiknya agar
dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.

Oleh karena itu, guru sebagai tauladan atau contoh yang baik bagi peserta didik
harus memiliki ketakwaan kepada Tuhan YME agar perilaku tersebut dapat
dicontoh oleh peserta didik.

4. Bertanggungjawab

Guru merupakan pihak atau komponen yang dipercaya oleh orang tua/wali murid
untuk mencerdaskan anak-anaknya sebagai peserta didik. Menjadi seorang guru
harus bertanggungjawab atas amanah yang telah diberikan orang tua peserta didik
berikan, yaitu dengan melakukan pembelajaran atau transfer ilmu, menanamkan
kepribadian baik, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta
turut membina kurikulum sekolah.

5. Berjiwa Nasional

Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa maupun adat istiadat. Dengan


adanya keberagaman tersebut maka harus memiliki rasa nasionalisme tinggi,
toleransi, dan saling gotong royong agar tidak terjadi disintegrasi atau perpecahan
didalam negara.

Dalam hal ini guru yang mempunyai jiwa nasional merupakan syarat yang penting
untuk mendidik peserta didik sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
terdapat didalam Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya adalah membentuk
manusia yang berjiwa pancasila serta bertanggungjawab atas kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.

Sebagai komponen utama dalam dunia kependidikan, guru sangat berpengaruh


dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sikap-sikap yang dimiliki guru dapat
menjadi contoh atau tauladan bagi peserta didik sehingga sikap-sikap yang baik
wajib dimiliki oleh guru agar menjadi cerminan bagi peserta didik dengn harapan
sikap dari peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam Ngalim
Purwanto (1995:143) terdapat beberapa sikap dan sifat guru yang baik,
diantaranya :
6. Adil

Menjadi seorang guru harus memiliki sifat adil kepada seluruh peserta didik.
Tidak membedakan peserta didik baik dari fisik maupun kemampuannya. Semua
peserta didik sama dimata guru karena sama-sama orang yang memiliki kemauan
untuk menambah pengetahuan dengan memberikan kepercayaan guru dalam
memberikan tambahan pengetahuan sehingga guru juga harus memberikan porsi
yang sama dalam memberikan pelayanan tersebut.

Perlakuan adil oleh seorang guru misalnya dalam hal pemberian nilai. Seorang
guru harus memberikan nilai sesuai dengan kemampuan peserta didik, tidak
dibuat-buat agar nilai tersebut menjadi baik padahal tidak sesuai dengan
kemampuannya (memasukkan unsur subjektif).

7. Percaya dan Suka Kepada Peserta Didik

Guru harus percaya kepada peserta didiknya, artinya guru harus mengakui dan
menginsyafi bahwa peserta didik adalah makhluk yang mempunyai kemauan dan
kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan
menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan buruk.

Guru yang menaruh prasangka buruk kepada peserta didik akan selalu mengintai-
intai perbuatan dan tingkah laku peserta didik dan tidak mau tau bahwa mereka
juga mempunyai kemauan sendiri.Seorang guru juga harus memiliki rasa suka
kepada peserta didik, tidak ada dendam maupun benci karena hal itu dapat
memunculkan subjektifitas guru kepada peserta didik, misalnya dalam hal
penilaian.

8. Sabar dan Rela Berkorban

Sebagai seorang pendidik, guru harus mempunyai kesabaran dalam menjalankan


tugasnya. Sifat sabar dan rela berkorban harus senantiasa dipupuk setiap saat dan
setiap waktu agar mendapatkan hasil yang menggembirakan dalam melahirkan
generasi mandiri dan berakhlak terpuji.

9. Memiliki Kewibawaan
Wibawa artinya mampu mengendalikan, mengatur, serta mengontrol perilaku
peserta didik. Kewibawaan sejati seorang guru adalah berdasarkan
kepribadiannya. Kepribadian tersebut diperoleh dari rasa tanggungjawab, disiplin
waktu, kerajinan memeriksa pekerjaan peserta didik, kesediaan membimbing dan
membantu kesulitan belajar peserta didik, kesabaran, dan ketekunan. Guru dapat
memelihara kewibawaannya dengan menjaga adanya jarak sosial antara dirinya
dengan peserta didik karena kewibawaan akan mudah luntur apabila guru terlalu
akrab dengan peserta didik.

10. Penggembira

Seorang guru hendaknya memiliki sifat suka tertawa dan memberikan kesempatan
untuk tertawa pada peserta didik agar peserta didik tidak merasa tegang saat
pelajaran dan tidak mudah bosan sehingga dapat membangkitkan gairah peserta
didik untuk lebih serius dan giat dalam menerima pembelajaran.

11. Bersikap Baik Terhadap Guru Lainnya

Tingkah laku serta budi pekerti peserta didik dipengaruhi oleh suasana dikalangan
guru. Apabila guru-guru saling bertentangan maka peserta didik tidak tahu apa
yang diperbolehkan dan apa yang dilarang karena perbedaan pengambilan sikap
dan tindakan guru. Terhadap peserta didik, guru harus menjaga nama baik dan
kehormatan teman sejawatnya.

12. Bersikap Baik Terhadap Masyarakat

Guru tidak hanya memiliki tugas dan kewajiban disekolah saja akan tetapi juga
dalam masyarakat. Sekolah seharusnya menjadi cermin bagi masyarakat, dirasai
oleh masyarakat bahwa sekolah adalah kepunyaanya dan memenuhi
kebutuhannya. Sekolah akan menjadi asing apabila seorang guru tidak dapat
berinteraksi dengan masyarakat.

13. Menguasai Mata Pelajarannya

Sebagai seorang guru harus selalu menambah pengetahuannya, terutama dalam


mata pelajaran yang diampunya. Guru yang pekerjaannya memberikan
pengetahuan-pengetahuan serta kecakapan kepada peserta didiknya, tidak akan
berhasil baik apabila guru tidak menguasai mata pelajaran yang diampunya karena
tidak berusaha untuk menambah pengetahuannya.
14. Suka Terhadap Mata Pelajaran yang Diberikannya

Apabila guru mengajar mata pelajaran yang disukainya maka akan memberikan
hasil yang lebih baik karena ilmu pengetahuan atau wawasan yang dimiliki guru
mengenai mata pelajaran tersebut lebih luas. Selain itu, guru juga akan lebih
mudah menyampaikan materi mata pelajaran kepada peserta didik. Hal ini
disebabkan rasa keingin tahuan yang tinggi mengenai mata pelajaran tersebut, hal
ini juga akan berdampak baik bagi peserta didik.

15. Berpengetahuan Luas

Selain memiliki pengetahuan mengenai mata pelajaran yang sudah menjadi


tugasnya, akan lebih baik guru mengetahui pula tentang segala sesuatu yang
penting, yang berhubungan dengan tugasnya dalam masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Etika adalah kebiasaan, watak, perasaan, sikap, cara berpikir, tempat tinggal
dan padang rumput. Etika juga dapat diartikan sebaagi tata susila, atau sistem
moral (nilai-nilai kehidupan).
2. Guru sebagai tenaga profesional adalah guru harus memiliki kompetensi
yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran
secara efektif, efisien agar mampu meningkatkan martabat dan perannya
3. Peran guru sebagai pendidik adalah upaya yang dilakukan guru dalam
menamanamkan pendidikan karakterdan penalaran moral yang sesuai dengan
nilai dan norma dalam masyarakat dalam proses pembelajaran
4. Syarat menjadi seorang guru adalah harus memiliki ijazah, sehat jasmani
dan rohani, takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik,
bertanggungjawab, berjiwa nasional.

B. SARAN

Dengan adanya tugas dan peranan guru dalam dunia pendidikan khususnya
dalam proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui serta
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan diharapkan terjalin
hubungan antara peserta didik sebagai subjek dan objek pembelajaran sehingga
tujuan pendidikan mudah tercapat
Diharapkan membantu membantu peran guru sebagai pengajar, pendidik,
pembimbing, tenaga profesional, dan pembaharun
Dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi untuk penulisan
karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

An Nahlawi, Abdurarahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan


Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Pers.

Fasli Jalal & Dedi Supardi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi
Daerah. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Gough, R. W. 1998. A Practical Strategy for Emphasizing Character Development


in Sport and Physical Educatio. Journal of Physical Education, Recreation &
Danc. 69(2), 18-20, 23.

H.M. Surya, dkk. 2007. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta.

Havelock, Ronald G. 1995. The Change Agent’s Guide 2ed., NJ: Educational
Technology Publ

Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud.


Dikti. Jakarta.

Lumpkin, A., Stoll, S. K., & Beller, |. M. 2003. Sport Ethics: Applications for Fair
Play (3rd ed.). Boston: Mc-Graw-Hill.

Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Sa’ud, Prof. Udin Syaefudin. 2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:


Alfabeta.

Samsih. 2014. Peran Guru Kelas Dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa
Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Konseling. Jurnal Ilmiah Mitra
Ganesha, ISSN: 2356-3443 Vol. No. 1 Juli 2014. Surakarta: FKIP UTP Surakarta.

Seligman, Marttin.E.P. 2005. Authentic Happiness: Using the New Positive


Psychology to Realize Your Potential For Lasting Fulfillment. Penerjemah. Eva
Yulis. Authentic Happiness, Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif.
PT. Mizan Pustaka. Bandung

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Stoll, S. K., & Beller, J. M. 1998. Can Character be Measured? Journal of


Physical Education, Recreation & Dance. 69(1), 19-24.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Sutikno, M. Sobry. 2007. Peran Guru Dala Membnagkitkan Motivasi Belajar


Siswa. Diakses dari http://bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-
membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html pada 17 Oktober 2017.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Zakso, Ahmad. 2010. Inovasi Pendidikan di Indonesia Antara Harapan dan


Kenyataan. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol. 1 No. 1 April 2010.

Anda mungkin juga menyukai