Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PEDOMAN PELAKSANAAN

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Rohimi Zamzam, M.Pd.

Disusun Oleh :
FAJAR TRI LAKSANA (20200810800004)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita sama-sama panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sepenuhnya dan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan
kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Dengan adanya makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Administrasi dan Supervisi Pendidikan yang diamanatkan oleh dosen pengampu, Ibu Dr.
Rohimi Zamzam, M.Pd. Tentunya saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi yang terkandung
didalamnya.

Saya sangat berharap dengan penuh bahwa nantinya makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk
menambah pengetahuan serta wawasan terkait isi makalah ini. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................2
1.3. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1. Pengertian Pedoman Pelaksanaan...............................................................................3
2.2. Pengertian Administrasi..............................................................................................3
2.2.1. Dasar-dasar Administrasi.........................................................................................5
2.3. Pengertian Administrasi Pendidikan...........................................................................5
2.3.1. Pentingnya Administrasi Pendidikan.......................................................................6
2.4. Pengertian Supervisi Pendidikan.................................................................................7
2.4.1. Tujuan Supervisi Pendidikan...................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN........................................................................................................................9
3.1. Pedoman Utama Supervisi Pendidikan...........................................................................9
3.2. Konsep Pelaksanaan Administrasi dan Supervisi Pendidikan.......................................10
3.3. Pelaksanaan Supervisi...................................................................................................12
3.4. Teknik-teknik Perlaksanaan Supervisi..........................................................................13
Adapun teknik-teknik supervisi adalah sebagai berikut:.........................................................13
BAB IV....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
4.1. Saran..............................................................................................................................15
4.2. Kesimpulan....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional disebutkan bahwa istilah profesi ada dalam jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Selanjutnya menurut
Rusydi (2018:2) profesi itu dapat dimaknai sebagai pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian, ketrampilan, kejujuran dan sebagainya.

Pendidikan ialah suatu hal yang sangat pentng bagi kemajuan sebuah negara, banyak
aspek dalam kehidupan yang apabila masyarakatnya merupakan individu yang terdidik, maka
kehidupan di negara tersebut akan mengalami kemajuan. Sejarah menunjukkan bahwa salah
satu pondasi utama dalam membangun kesejahteraan masyarakat bukanlah hanya terkait
ekonomi dan profesi masyarakat saja, melainkan juga keterkaitan pendidikan yang baik bagi
seluruh masyarakat yang nantinya dapat membangun kesejahteraan.

Oleh karena itu, banyak negara yang mengutamakan pembangunan di bidang


pendidikan dikarenakan pentingnya pendidikan dalam membangun kemandirian bangsa.
Dalam pembangunan pendidikan, haruslah diiringi dengan peningkatan mutu pendidik yang
mana menjadi garda terdepan dalam pembentukan pelajar. Namun tak hanya itu, menurut
Sukarman dkk (2021:1) dalam buku nya berjudul “Administrasi Supervisi Pendidikan”
dikatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan pendidikan banyak dipengaruhi oleh
administrasi pendidikan, yang dalam hal ini berarti mengelola, mengatur, atau menata
pendidikan.

Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya
adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-
menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan. Administrasi pendidikan
merupakan proses keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan
oleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan. Administrasi
pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah dan administrasi itu sendiri
mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan

1
pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan serta humas atau hubungan dengan
masyarakat yang ini semua merupakan cangkupan dari administrasi pendidikan (Suci 2019).

Secara etimologi, supervisi berasal dari kata super dan visi, yang artinya melihat dan
meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas, yang dilakukan pihak atasan terhadap
aktivitas, kreativitas dan kinerja bawahan. Secara istilah, dalam Carter Good’s Dictionary
Education, supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan
tenaga kependidikan lainya untuk memperbaiki pengajaran. Termasuk di dalamnya adalah
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi
dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta
mengevaluasi pengajaran.

Dalam berjalannya administrasi dan supervisi pendidikan diperlukan adanya pedoman


pelaksanaan sehingga membuat proses berjalannya administrasi dan supervisi pendidikan di
dalam sebuah lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah memberikan wawasan mengenai pedoman pelaksanaan


administrasi dan supervisi pendidikan, bagaimana peran dan cara apa saja yang dapat kita
lakukan sebagai seorang pendidik dalam mengembangkan kualitas administrasi dan supervisi
dalam lingkungan pembelajaran sehingga menghasilkan lingkungan pembelajaran yang
berkualitas.

1.3. Manfaat

Dimulai dari hipotesa saya yaitu makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi orang
banyak khususnya para tenaga pendidik yaitu guru. Sehingga wawasan terkait pelaksanaan
administrasi dan supervisi pendidikan dapat di kuasai oleh banyak individu demi terciptanya
kemajuan dalam bidang pendidikan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pedoman Pelaksanaan

Pedoman di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kumpulan


ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga di jelaskan pengertian lain dari pedoman yaitu hal
(pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau
melaksanakan sesuatu. Kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitas diperlukan sebuah
pedoman dan ini adalah suatu hal yang penting untuk dilaksanakan, agar tidak timbul
kesalahan dalam proses pelaksanaan aktivitas.

Selanjutnya menurut Sailendra dalam Ridha dan Hilda (2019: 85) pedoman adalah
panduan yang digunakan untuk meyakinkan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan
terjadi dengan lancar. Menurut Insani dalam Ridha dan Hilda (2019: 85) pedoman ialah
dokumen yang berisi serangkaian instruksi tercantum yang dibakukan perihal beragam
proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan perkejaan kala
pelaksana tepat dan aktor yang berperan di dalam kegiatan.

Pengertian pedoman juga dikemukakan oleh Menurut Moekijat dalam Ridha dan
Hilda (2019: 86) yang mengatakan bahwa pedoman adalah urutan langkah-langkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan) dimana pekerjaan tersebut dilakukan,berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaiana melakukannya, bilamana melakukannya,
dimanamelakukannya,dan siapa yang melakukannya.

Pelaksaanaan sendiri seperti yang di kutip di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) berarti proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan
sebagainya). Jadi, dapat di simpulkan secara singkat jika pedoman pelaksanaan memiliki arti
yaitu ketentuan dasar dalam proses perbuatan berupa rancangan, keputusan dan sebagainya
serta menjadi sebuah arahan untuk menjalankan sesuatu.

3
2.2. Pengertian Administrasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), administrasi ialah usaha dan
kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan
pembinaan organisasi. Ibrahmi Bafadal dalam Sri Marmoah (2016: 3) mengatakan secara
definitif, administrasi dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, administrasi
dapat diartikan sebagai keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara
sistematis dari keterangan-keterangan yang ada dengan tujuan agar mudah memperoleh
ikhtisarnya itu tidak lebih daripada sekedar serangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam setiap kerjasama.

Menurut Oteng Sutisna dalam Sri Marmoah (2016: 4), administrasi ialah keseluruhan
proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materiil yang cocok dibuat tersedia dan
efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien. Ini dijalankan melalui
upaya bersama dari orang-orang. Selanjutnya menurut Luther Gulick dalam Sri Marmoah
(2016: 6), Administration has to do with getting things done with the accompishment of
defined objectives. Jadi menurut Gulick, administrasi berkenaan dengan penyelesaian hal apa
yang hendak dikerjakan dengan tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Sondang P. Siagian dalam Sri Marmoah (2016: 6) administrasi adalah


keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada
umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencari tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Terakhir menurut Dwight Waldo dalam Sri Marmoah (2016: 6)
administrasi adalah suatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif, yang mempunyai
tingkat rasionalitas tinggi.

Administrasi yang baik adalah administrasi yang mempunyai informasi yang


memenuhi sedikitnya lima persyaratan yaitu: lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya, dan
disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat
pendukung pengambilan keputusan apabila diperlukan. Faktor kelengkapan sangat penting
karena informasi yang tidak lengkap dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar.
Faktor kemutlakan tidak kalah pentingnya karena suatu keputusan adalah upaya unutk
memecahkan masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa
depan. Untuk itu akurasi informasi merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat

4
justru akan mempersulit proses pengambilan keputusan. Berkaitan erat dengan akurasinya,
informasi juga harus dapat dipercaya, artinya data tidak dimanipulasi dalam pengelolaannya
yang apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya.

2.2.1. Dasar-dasar Administrasi

Menurut Daryanto dalam Sri Marmoh (2016: 8), dasar administrasi adalah sebagai
berikut:
a) Efisiensi, seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia efisien
dalam menggunakan semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang ada.
b) Prinsip pengelolaan, administrator akan memperoleh yang paling efektif dan
efisien melalui orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan manajemen yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol.
c) Prinsip mengutamakan tugas pengelolaan, sebagai petugas seorang administrator
harus mengutamakan tugas pokoknya ketimbang tugas lain yang sifatnya
penunjang.
d) Prinsip kepemimpinan yang efektif, yakni memperhatikan dimensi-dimensi
hubungan antar manusia, dimensi pelaksanaan tugas, dan dimensi situas yang ada.
e) Prinsip kerjasama, seorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia
mampu mengemban kerja sama di antara orang-orang yang terlibat, baik secara
horisontal maupun secara vertikal.

2.3. Pengertian Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan menurut Hadri Nawawi yang dikutip di dalam buku berjudul
“Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek” karya Sri Marmoah (2016: 10)
mengatakan jika pengertian administrasi pendidikan ialah serangkaian kegiatan atau
keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu,
terutama berupa lembaga pendidikan formal.

Menurut Engkoswara dalam Sri Marmoah (2016: 10) administrasi pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari penataan sumber daya yaitu manusia, kurikulum, atau sumber belajar
dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan tujuan
pendidikan yang disepakati. Selanjutnya menurut Robert E. Wilson dalam Sri Marmoah
(2016: 10) administrasi pendidikan adalah koordinasi kekuatan penting untuk pengajaran

5
yang lebih baik bagi seluruh anak-anak di dalam organisasi sekolah untuk mencapai tujuan
dan menjamin pencapaian tujuan. Terakhir menurut Knezevich dalam Sri Marmoah (2016:
10) merumuskan administrasi pendidikan sebagai proses yang berkenaan dengan upaya
menciptakan, membina, merangsang dan memadukan segala energi yang terlibat di dalam
lembaga pendidikan ke arah perwujudan tujuan-tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Secara singkat, bisa kita simpulkan jika administrasi pendidikan ini adalah proses
keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak
yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas serta tujuan pendidikan. Administrasi
pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah dan administrasi itu sendiri
mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan
pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan serta humas atau hubungan dengan
masyarakat yang ini semua merupakan cangkupan dari administrasi pendidikan.

2.3.1. Pentingnya Administrasi Pendidikan

Dalam setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat diperlukan


pengadministrasian pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tugas dan tanggung
jawab pelaksana kegiatan pendidikan, seperti kepala sekolah, guru-guru dan pegawai sekolah.
Pengadministrasian kegiatan pendidikan dilakukan, seperti dalam pendataan siswa, kegiatan
belajar yang dilakukan rencana dalam penerimaan siswa baru, pembentukan
kepanitiaan,sistem penerimaan apakah diteman dengan melakukan tes tertulis atau cukup
dengan menetapkan raport/hasil UAN, dan sebagainya. Semua kegiatannya haruslah
dilakukan dengan sistem administrasi yang baik.

Gunawan dalam Sukarman dkk (2021) mengatakan administrasi pendidikan sangat


penting dalam memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan sehingga tugas-
tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan.

Pentingnya administrasi pendidikan juga diyakini oleh Sukarman dkk (2021:1).


Mereka mengatakan dalam berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan, pimpinan lembaga
pendidikan sangat membutuhkan pedoman yang jelas dan langkah-langkah yang praktis
untuk merealisasikan organisasi belajar dalam proses manajemen. Untuk itu, dibutuhkan
administrasi pendidikan yang tertib dan teratur, dalam upaya meningkatkan kemampuan,

6
efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan, yang disebut dengan
administrasi pendidikan.

2.4. Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu supervision, terdiri atas dua
kata, yaitu super dan vision yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti
pekerjaan secara keseluruhan. Orang yang melakukan supervisi yang disebut supervisor.
Suharsimi seperti yang dikutip Cut Suryani dalam sebuah jurnal berjudul “Implementasi
Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran Di MIN Sukadamai Kota
Banda Aceh” menjelaskan, bahwa supervisi terdiri dari dua kata “super” dan “vision”
yang berarti “melihat” maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai melihat dari
atas. Dengan pengertian itulah supervisi dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas lebih tinggi dari guru untuk
melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan atau mengawasi pekerjaan guru.

Mengenai pengertian supervisi pendidikan, Ali Imron yang dikutip Cut Suryani
(2015:26) menjelaskan bahwa supervisi pendidikan adalah serangkaian bantuan kepada guru,
terutama bantuan yang berwujud layanan profesional untuk meningkatkan proses belajar
mengajar. Selanjutnya Sahertian yang dikutip Cut Suryani (2015:26) berpendapat, bahwa
supervisi pendidikan adalah sebagai pemberian pelayanan dan bantuan guna meningkatkan
kualitas pendidikan. Di dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 Pasal 57
mengklasifikasikan supervisi terdiri dari dua bagian yaitu (1) supervisi akademik dan, (2)
supervisi manajerial. Untuk supervisi manajerial dan akademik secara mendasar dapat
ditinjau perbedaannya yaitu supervisi manajerial, mampu membina Kepala Sekolah dan staf
dalam meningkatkan kinerja sekolah. Sedangkan supervisi akademik, mampu membina guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia dalam Muhammad


Kristiawan dkk (2019: 2) menjelaskan bahwa supervisi pendidikan merupakan bimbingan
profesional bagi guru-guru, bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha
yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional sehingga
mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu perbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar murid. Menurut Muhammad Kristiawan dkk (2019)
7
Supervisi dalam lembaga pendidikan ada dua aspek yaitu (1) supervisi akademik, yaitu
bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran atau
bimbingan untuk mempertinggi hasil belajar siswa. Supervisi akademik ini juga ada dua
bagian yaitu (a) supervisi kelas; dan (b) supervisi klinis. Fokus dari supervisi kelas dan klinis
adalah guru; dan (2) supervisi manajerial, yaitu mengawasi orang yang menjadi manajer atau
Kepala Sekolah, yang terdiri dari pengembangan staf/tenaga kependidikan dan juga
mengukur kinerja Kepala Sekolah.

Supervisi pendidikan mempunyai tujuan dan manfaat yang penting di antaranya


adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah
lainya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
b. Agar guru dan pegawai administarasi lainnya berusaha melengkapi kekurangan-
kekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk dalam macam-
macam media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar
dan mengajar yang baik.
c. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode
baru demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik.
d. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid dan pegawai sekolah.
Misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, in-service, maupun training.

2.3.1. Tujuan Supervisi Pendidikan

Fokus tujuan supervisi pendidikan adalah pencapaian tujuan pendidikan yang menjadi
tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru. Supervisi pendidikan perlu memperhatikan
beberapa faktor yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu mencari dan menentukan
kegiatan supervisi yang bersifat efektif. Tujuan supervisi pendidikan menurut Ametembun
dalam Muhammad Krisitiawan (2019) adalah (1) membina guru untuk lebih memahami
tujuan pendidikan; (2) melatih kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang efektif; (3) membantu guru untuk mengadakan diagnosis;
(4) meningkatkan kesadaran terhadap tata kerja demokratis; (5)memperbesar ambisi guru
untuk meningkatkan mutu kerjanya secara maksimal; (6) membantu mempopulerkan sekolah
ke masyarakat; (7) membantu guru untuk lebih dapat memanfaatkan pengalamannya sendiri;
(8) mengembangkan persatuan antar guru; dan (9) membantu guru untuk dapat mengevaluasi
aktivitasnya dalam kontak tujuan perkembangan peserta didik.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pedoman Utama Supervisi Pendidikan

Dalam supervisi pendidikan, pedoman utama yang harus dipegang adalah cara
kerja supervisi yang merupakan fungsi supervisi itu sendiri. Pedoman supervisi adalah
sebagai berikut:

1. Mengadakan evaluasi terhadap kurikulum dengan segala sarana dan prasarananya;


2. Membantu serta membina guru/kepala sekolah dengan cara memberikan petunjuk,
penerangan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan
kemampuan mengajarnya;
3. Membantu kepala sekolah/guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Tiga pedoman tersebut mengisyaratkan bahwa tata kerja yang harus dilakukan dalam
melaksanakan supervisi pendidikan berkaitan dengan hal-hal berikut:

1. Supervisi adalah pelayanan seluruh kegiatan pembelajaran dan


pengadministrasiaanya secara akademik;
2. Penelitian terhadap semua aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan keadaan
sarana dan prasarana belajar, keadaan siswa, kemajuan prestasi akademik siswa,
permasalahan yang dihadapi sekolah dan seluruh aktivitasnya, pencarian solusi
masalah dan penerapan serta pelaksanaan model baru untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang lebih baik;
3. Pengawasan akademik dan pengadministrasiannya;
4. Evaluasi terhadap semua yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu kaitannya
dengan guru dan kinerjanya, kurikulum, anak didik, alat-alat pendidikan, sistem
evaluasi, dan kelembagaan lainnya; 
5. Penerbitan kesesuaian jabatan dan tugas para karyawan, staf, para guru, dan
seluruh pihak terkait. Dengan cara menerapkan proporsionalitas guru dan
keahliannya dlaam kaitannya dengan mata pelajaran yang diajarkannya, agar para
siswa menerima pembelajaran yang efektif dan efisien dan mengutamakan
keahlian para guru utnuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran
di sekolah dan di luar sekolah.

9
Supervisi pendidikan berkaitan pula dengan ketatausahaan sekolah yang antara
lain melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Menilai dan meneliti administrasi tata usaha;


2. Daftar guru, tingkat pendidikan, mata pelajaran yang dipegang, jadwal tugas
mengajar, mata pelajaran khusus dan tambahan, karya-karya guru, dan
sebagainya;
3. Membantu kenaikkan pangkat guru, sertifikasi guru, fasilitas yang dipergunakan
para guru, dan keikutsertaan guru dalam kegiatan yang member peningkatan
wawasan keguruannya.

Kegiatan supervisi pada dasarnya akan diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah.


2. Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru yang
lebih sesuai dan lebih baik.
3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dan siswa, serta
guru dengan seluruh tenaga pengajar yang lain, kepala sekolah dan seluruh staf
yang berada dalam sekolah yang bersangkutan.
4. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan pegawai
dengan cara melakukan pembinaan secara berkala.

3.2. Konsep Pelaksanaan Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Sebagai pelaksana di dalam pendidikan, supervisor merupakan salah satu aset dalam
membentuk pembentukan konsep-konsep yang telah dirancang dalam program-program saat
ini, contohnya saja di dalam melakukan peranannya supervisor harus bisa memberikan
bimbingan dan pengawasan yang pada intinya kepada guru, supervisor harus memberikan
empati dan simpati secara human relationship untuk menjalin komunikasi yang baik. Di
bawah ini peranan supervisor secara umumnya yaitu :

a. Pemimpin

Seorang supervisor harus melaksanakan kepemimpinannya sedemikian rupa,


sehingga kepala sekolah yang disupervisinya dapat ditingkatkan menjadi kepala

10
sekolah yang lebih bertanggung jawab, lebih mampu di bidang profesinya, dan
memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

b. Infeksi
Sebagai seorang supervisor supervisi pendidikan sebagai inspeksi yaitu
sebagai alat kontrol sampai di mana ketentuan-ketentuan yang dijalankan dalam
kegiatan di dalam persekolahan.

c. Penelitian
Untuk dapat menemukan sebab-sebab yang menghambat hasil belajar, dan
mencari dan menemukan cara metoda yang kiranya dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar, serta untuk memperoleh data yang dipakai untuk menyusun program
peningkatan guru secara menyeluruh.

Peranan supervisor adalah sebagai pembimbing, pengawasan dan pemantau yang


dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar
dan kegiatan sekolah secara menyeluruh karena pada intinya supervisor itu mempunyai
peranan yang ganda yaitu sebagai pengatur dan penggerak dalam kegiatan keseluruhan
kegiatan di sekolah contohnya kepala sekolah harus menyusun rancangan APBS ( Anggaran
Pendapatan Biaya Sekolah ) .

Peranan kedua supervisor harus memantau bagaimana keadaan peserta didiknya baik
secara kognitif, afektif maupun psikomotor melalui laporan setiap guru sejauh mana
perkembangan peserta didiknya yang pada umumnya dilihat dari hasil evaluasi belajar yang
didata melalui nilai yang diperoleh para siswa.

Pelaksanaan supervisi secara hierarkis mulai pengawasan dari pusat ke daerah, dari
wilayah kabupaten ke wilayah kecamatan, dan dari wilayah kecamatan ke wilayah desa.
Pejabat Diknas pusat melaksanakan supervisi atau pengawasan ke seluruh sekolah yang
terdapat di daerah, misalnya di seluruh sekolah yang ada di kabupaten. Pengawas dari Diknas
kabupaten melaksanakan supervisi dan pengawasan ke seluruh sekolah yang terdapat di
kecamatan. Para kepala sekolah melaksanakan supervisi di sekolahnya yang ia pimpin.

Dalam melaksanakan tugasnya, para supervisor mempersiapkan perencanaan yang


sistematis dan memberitahukan sebelumnya kepada sekolah-sekolah yang akan dikunjungi
oleh para supervisor. Para supervisor menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada

11
pihak yang didatangi, menilai proses yang telah dan sedang dilaksanakan, mengarahkan,
membina, dan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi sekolah tertentu. Dengan
demikian, pihak yang disupervisi akan memperoleh masukan yang membantu terwujudnya
perbaikan dan pengembangan sekolahnya.

Semua hasil supervisi dibuat rangkap empat, yaitu:

1. Rangkap pertama diserahkan kepada pihak sekolah;


2. Rangkap kedua diserahkan kepada pihak pengawas pusat;
3. Rangkap ketiga diserahkan kepada penilik;
4. Rangkap keempat dibawa oleh pelaksana supervisi.

Dengan adanya hasil supervisi yang diperoleh dari pihak pelaksana supervisi, pihak
kepala sekolah dan para guru akan mengkaji kekurangan-kekurangan yang dialaminya. Hasil
penilaian supervisi menjadi pemicu untuk mencari pemecahan masalah, sehingga kondidi
sekolah dapat diperbaiki dan berkualitas.

3.3. Pelaksanaan Supervisi

Pelaksanaan supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi
para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang harmonis dalam
mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah;
2. Melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk
mengenali dan menerapkan metode dan pendekatan baru dalam pembelajaran;
3. Melaksanakan seminar pendidikan untuk para guru untuk menambah wawasan
kependidikannya;
4. Pelaksanaan kurikulum baru yang lebih menekankan kepada pengembangan
kemandirian siswa;
5. Penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang dijanjikan.

Pelaksanaan supervisi didasarkan pada system pembinaan dan pengembangan kemajuan


sekolah dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, supervisi pendidikan berhubungan erat
dengan administrasi pendidikan, karena dalam administrasi pendidikan terdapat unsur-unsur
yang menjadi persyaratan bagi kemajuan pendidikan.

12
3.4. Teknik-teknik Perlaksanaan Supervisi

Adapun teknik-teknik supervisi adalah sebagai berikut:

1. Program orientasi;
2. Perkunjungan kelas;
3. Observasi kelas;
4. Pelajaran contoh;
5. Perpustakaan jabatan;
6. Saling mengunjungi kelas.

Menurut Ary Gunawan, ada 2 jenis teknik supervisi pendidikan yaitu :

1. Teknik Kelompok (Group Technique)

Jika menurut supervisor permasalahannya sejenis, maka penyelesaiannya


dapat dilakukan dengan “teknik kelompok”.

2. Teknik Individual (Individual Technique)

Bila masalah yang dihadapi bersifat pribadi, maka teknik yang digunakan
adalah teknik individual sehingga dijamin kerahasiaannya.

Administrasi pendidikan berkaitan secara langsung dengan program


pendidikan yang diterapkan, penerimaan siswa dan syarat-syarat yang harus
ditempuh, pembiayaan sekolah, kepegawaian, keuangan sekolah, sarana dan
prasarana, serta pembukuan dan ketatausahaan sekolah.

Bidang-bidang yang tercakup di dalam administrasi pendidikan dapat


sikelompokkan sebagai berikut:

1. Administrasi materiil, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-


bidang ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung, dan alat-alat
perlengkapan sekolah;
2. Administrasi personal, mencakup administrasi personal guru dan pegawai
sekolah, dan administrasi murid;
3. Administrasi kurikulum, yang mencakup penyusunan kurikulum,
pengembangan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, pembagian tugas mengajar
para guru-guru dan penyusunan silabus.

13
Dengan tiga bidang di atas, ruang lingkup administrasi pendidikan berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan program pendidikan;


2. Pengorganisasian pendidikan;
3. Pengarahan dan pengembangan;
4. Pengendalian dan pengawasan pendidikan.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Saran

Saya sebagai penulis sangatlah sadar jika apa yang saya tulis pada makalah ini masih
sangatlah kurang, maka saya sebagai penulis sangatlah menyarankan agar para pembaca
dapat mencari referensi lain di media cetak, buku maupun internet sehingga wawasan kita
dapat lebih luas lagi.

4.2. Kesimpulan

Administrasi pendidikan ialah serangkaian kegiatan atau keseluruhan proses


pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa
lembaga pendidikan formal

Mengenai pengertian supervisi pendidikan, Ali Imron yang dikutip Cut Suryani
(2015:26) menjelaskan bahwa supervisi pendidikan adalah serangkaian bantuan kepada guru,
terutama bantuan yang berwujud layanan profesional untuk meningkatkan proses belajar
mengajar. Selanjutnya Sahertian yang dikutip Cut Suryani (2015:26) berpendapat, bahwa
supervisi pendidikan adalah sebagai pemberian pelayanan dan bantuan guna meningkatkan
kualitas pendidikan.

Dalam supervisi pendidikan, pedoman utama yang harus dipegang adalah cara kerja
supervisi yang merupakan fungsi supervisi itu sendiri. Pedoman supervisi adalah sebagai
berikut:
1. Mengadakan evaluasi terhadap kurikulum dengan segala sarana dan prasarananya;
2. Membantu serta membina guru/kepala sekolah dengan cara memberikan petunjuk,
penerangan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
mengajarnya;
3. Membantu kepala sekolah/guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R. (2018). Profesi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan (Telaah Terhadap Pendidik
dan Tenaga Kependidikan). Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).

Fuadudin dan Sukama Karya, Pengembangan dan inovasi kurikulum, Dirjen Pembinaan dan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta. 1996

Marmoah, S. (2016). Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek. Sleman:
DEEPUBLISH.

Muhammad Kristiawan, Y. Y. (2019). Supervisi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ridha Hidayat, H. H. (2019). Pengaruh Pelaksanaan SOP Perawat Pelaksana Terhadap


Tingkat Kecemasan Pasien di Rawat Inap RSUD Bangkinang. Jurnal NERS, 84-86.

Sukarman Purba, P. B. (2021). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

Suryani, C. (2015). Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses


Pembelajaran di Min Sukadamai di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika, 23-
42.

Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas Terbuka dan Dirjen Pembinaan
dan Kelembagaan Agama Islam. Jakarta. 1990.

Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya,


2005

16

Anda mungkin juga menyukai