Anda di halaman 1dari 17

PANDANG LOKAL DALAM

KONTEKS WAWASAN
KEBANGSAAN DAN
NASIONALISME INDONESIA

Kelompok 8:
1. Siti wakhidah

2. Sulistiyani
Pokok Pembahasan
• Masyarakat Indonesia adalah Masyarakat Pluralitas
• Wawasan Lokal dan Wawasan Nasional

• Pemahaman Kritis SARA dalam Pluralitas Bangsa


• Wawasan Kebangsaan dan Integrasi Nasional
• Nasionalisme dalam Perspektif Indonesia

• Membina Rasa Nasionalisme dalam Kenegaraan Kesatuan


Republik Indonesia
• Mengembangkan Perilaku Nasionalistis dalam Konteks
Indonesia
A . Masyarakat Indonesia adalah Masyarakat 
Pluralitas

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat


yang majemuk (pluralitas). Kemajemukan
masyarakat Indonesia ditandai oleh beberapa
faktor yang antara lain perbedaan suku,
agama, ras/etnis, dan antar golongan serta
budaya lokal yang beraneka ragam.
Dalam hubungan dengan masyarakat
majemuk, Berghe (dalam Nasikum,
1993) mengidentifikasikan
karakteristiknya / ciri-cirinya sebagai
berikut :
1. Terjadi segmentasi ke dalam
bentuk kelompok-kelompok
yang memiliki sub kebudayaan
yang berbeda satu sama lain

2.  Memiliki struktur sosial yang


terbagi dalam lembaga-lembaga
yang bersifat non-
komplementer

3.  Kurangnya mengembangkan
konsensus diantara para
anggota terhadap nilai-nilai
yang bersifat mendasar
4. Secara relatif sering
mengalami konflik di antara
kelompok dengan kelompok
lain

5. Secara relatif integrasi sosial


tumbuh di atas paksaan
(coercion) dan saling
ketergantungan

6.  Adanya dominasi politik oleh


suatu kelompok atas kelompok-
kelompok lain
B.  Wawasan Lokal dan Wawasan
Nasional

 Wawasan Nasional merupakan cara pandang


suatu bangsa yang di dalamnya menampakkan
bagaimana suatu bangsa itu melakukan
dialogis dengan kondisi geografis dan sosial
budayanya. 
 Wawasan Lokal merupakan cara pandang
setiap daerah untuk mengetahui dan
memperbaiki berbagai kekurangan yang
dimilikinya.
Berkaitan dengan dua wawasan tersebut, hubungan
wawasan nasional (wawasan nusantara) dengan wawasan
lokal hendaknya tidak dimaknai sebagai sesuatu yang
kontradiktif sebab antara keduanya memiliki hubungan
yang erat dan tidak terpisahkan.

 Bangsa Indonesia telah  Sedangkan, wawasan


memiliki wawasan nasional
lokal merupakan cara
yaitu ‘wawasan nusantara’
yang tidak hanya berlatar pandang setiap daerah
filosofis dan normatif, akan untuk mengetahui dan
tetapi juga sekaligus memperbaiki berbagai
sebagai analisis kajian kekurangan yang
empiris terhadap segala dimilikinya.
sesuatu yang menjadi
realitas bangsa Indonesia.
Keberadaan wawasan lokal dengan wawasan nasional
harus diartikan sebagai variasi dan kekayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia yang diangkat dari
keanekaragaman budaya yang ada. Dengan demikian,
munculnya wawasan nasional
merupakan resultante (hasil) interaksi dari wawasan
lokal yang beraneka ragam.
C. Pemahaman Kritis SARA dalam Pluralitas Bangsa

SARA merupakan akronim dari suku, agama, ras,


dan antar golongan adalah sebuah fenomena
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan
kata lain, SARA adalah gejala inherent (menyerta
dan bersamaan) dengan kondisi masyarakat
Indonesia yang bersifat pluralistis. Oleh karena itu
diperlukan pemikiran yang serius dan penuh
kehati-hatian. Sebab, realitas SARA  rentan dengan
konflik yang kadang penuh dengan kerawanan
untuk saling bertubrukan.
D.Wawasan Kebangsaan dan Integrasi Nasional

Wawasan kebangsaan Indonesia adalah


sebagai cara pandang kesatuan
Indonesia yang erat hubungannya dengan
konsep kerangka berpikir dan mentalitas.
Jika dikaitkan dengan sifat pluralitas
masyarakat Indonesia, substansi wawasan
kebangsaan adalah integrasi nasional yang
merupakan unsur atau aspek terpenting
dalam wawasan kebangsaan.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun wawasan
kebangsaan Indonesia yang solid dan kokoh:

1.Kemauan dan kesadaran


bangsa dalam mengelola 3. Membangun sistem politik
perbedaan-perbedaan dan pemerintahan yang
suku, agama, ras, dan sesuai dengan
antar golongan serta ideologi nasional (Pancasila)
keanekaragaman budaya dan konstitusi UUD 1945
dan adat istiadat 4. Menyelenggarakan proyek
2. Kemampuan mereaksi budaya dengan cara
penyebaran ideologi melakukan pemahaman dan
asing, dominasi ekonomi, sosialisasi terhadap simbol-
dan globalisasi asing simbol identitas nasional
dalam berbagai aspeknya
E.  Nasionalisme dalam Perspektif Indonesia

 Nasionalisme telah mentransformasikan masyarakat


dan individu dari posisi sebagai subjek pasif dalam
politikmenjadiwarganegara aktif
yangmampumengatur diri sendiri.
 Dengan demikian, nasionalisme dan negara-bangsa
bukan saja memperhatikan kesejajaran antara rakyat
dengan penguasa, tetapi sekaligus di dalamnya
melekat impian-impian (harapan dan aspirasi) rakyat
yang harus diwujudkan. Substansi nasionalisme dan
negara-bangsa mencakup antara lain mengenai
demokrasi, keadilan sosial, kesejahteraan, dan HAM.
F. Membina Rasa Nasionalisme dalam Kenegaraan
Kesatuan Republik Indonesia
Strategi pembinaan persatuan bangsa Indonesia
dalamkonteks  NKRI, dapat dilaksanakan dengan
beberapa program, sebagai berikut:

Mempersatukan potensi perbedaan bangsa


Indonesia
Menghormati bendera kebangsaan
Menghormati dan menghayati isi dan makna
lagu kebangsaan
Menghormati makna lambang Negara
Republik Indonesia
G. Mengembangkan Perilaku Nasionalistis dalam
Konteks Indonesia

 Sebagai bangsa yang majemuk bangsa


Indonesia harus mampu bergaul dalam rangka
persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu
“memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa yang ber-BHINNEKA
TUNGGAL IKA”. Wujud perilaku
yang mencerminkan persatuan dan kesatuan
tersebut adalah:
Wujud perilaku yang mencerminkan persatuan dan
kesatuan tersebut adalah:

a.     Membina keserasian, e.    Bekerja sama sesama


keselarasan, dan warga, lingkungan,
keseimbangan dan pemerintah
b.    Saling mengasihi, saling
f.     Menjauhi
membina dan saling
memberi pertentangan dan
c.     Tidak menonjolkan
perkelahian
perbedaan, melainkan g.    Menggalang
mencari kesamaan persatuan dan
d.    Meningkatkan kesatuan melalui
kecintaan terhadap berbagai kegiatan
lingkungan hidup
Kesimpulan

Masyarakat Indonesia yang bersifat pluralistis


ditandai oleh berbagai faktor, yang antara lain oleh
perbedaan suku bangsa, agama, ras/etnis dan antar
golongan. Perbedaan tersebut memungkinkan
timbulnya suatu gejolak yang terjadi di masyarakat,
harus dipahami secara kritis agar tidak menimbulkan
disintegrasi bangsa. Oleh karena itu,
membangun wawasan kebangsaan dari
keanekaragaman wawasan lokal dan SARA di
Indonesia, akan menentukan bagi keberhasilan upaya
integrasi nasional dan sekaligus pemaknaan
Indonesia bagi pahamkebangsaan (nasionalisme).

Anda mungkin juga menyukai