Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN MEDIA


DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Media Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Zulfadhly Mukhtar, M.Pd

Disusun oleh:

Elfa Dzafira Putri (211796)

Shella Afriauni Widya (211975)

Muhammad Wildan Farhan (211872)

KELAS A3

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. DEFINISI PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN MEDIA ............................ 2
B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN MEDIA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN ........................................................................... 3
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Urgensi dari penggunaan media sebagai alat perantara yang mempermudah proses
pembelajaran sudah tidak bisa terbantah lagi. Seperti yang diketahui penggunaan media
pembelajaran memberikan dampak yang sangat besar dalam mempermudah tranfer
informasi antara pendidik dan peserta didik. Ragam bentuk yang disajikan media,
memberikan variasi di dalam proses pembelajaran. Selain itu variasi ini juga berdampak
sangat besar dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Adapun kemudahan yang
lain, seperi ketersediaan media pembelajaran yang bisa dengan mudah ditemukan di
lingkungan sekitar.

Hal ini membuktikan seberapa efektif dan efisien penggunaan dari media pembelajaran.
Namun, di luar itu semua kenyataanya menyatakan bahwa banyak penggunaan media yang
masih dianggap gagal. Kegagalan ini bisa berupa media yang tidak sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, informasi yang tidak tersampaikan, kurangnya waktu dalam
proses implementasi, dan terjadinya kesulitan dalam pengoprasian media pembelajaran.

Permasalahan-permasalahan ini bisa disebabkan oleh kurangnya persiapan dalam


merancang media pembelajaran yang ingin digunakan. Persiapan dalam merancang media
pembelajaran bisa dilakukan dengan membuat rencana penyusunan pemanfaatan dari
media pembelajarana tersebut. Dengan adanya penyusunan rencana yang tepat, maka bisa
meminimalisir risiko-risiko yang akan memperhambat tercapainya tujuan pembelajaran.
Hal ini menunjukkan seberapa pentingnya penyusunan rencana pemanfaatan media dalam
proses pembelajaran. Penyusunan rencana ini akan memberikan gambaran yang jelas akan
media yang digunakan, meliputi segala hal yang perlu dipersiapkan diawal sampai dengan
akhir kegiatan pembelajaran. Dengan ini segala macam permasalahan itu bisa mendapatkan
solusi dan penanganan yang tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimana jenis-jenis dari media pembelajaran?
3. Apa saja ayat Al-Quran yang berkaitan dengan media pembelajaran?
4. Apa saja hadis yang berkaitan dengan media pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN MEDIA


Media pembelajaran berasal dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara” atau
”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.1 Media pembelajaran bisa bersifat benda dan non benda.
Menurut Munadi media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.2 Menurut Latuheru mengemukakan bahwa media adalah bahan, alat, dan metode
atau teknik yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses
interaksi komunikasi edukatif antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat dan
berguna.3 The Association for Educational Communication and Technology (AECT)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan.4 Dengan ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat
yang berfungsi sebagai perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
pendidik kepada peserta didik secara terencana untuk mencapai ttujuan yang bernilai.

Sedangkan perencanaan menurut Terry adalah menetapkan pekerjaan yang harus


dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.5 Adapun menurut
Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan absah dan bernilai.6 Perencanaan media pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan media
pembelajaran, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan ini dapat dimaknai bahwa perancanaan

1
Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” Misykat
3, no. 1 (2018): 171–187, hlm 173.
2
Nurhafizah, “Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Anak Usia Dini Menggunakan Bahan Sisa,”
Jurnal Pendidikan: Early Childhood 2, no. 2 (2018): 1–10, hlm 4.
3
Muhammad Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Group, 2021), hlm 28.
4
Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran,” Jurnal Lingkar Widyaiswara 1, no. 4
(2014): 104–117, hlm 109.
5
Rohita, Nila Fitria, dan Dody Haryadi, “Pemanfaatan Aplikasi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
(Ap3) Dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Di Jakarta,” Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat 24, no. 2 (2018): 644–654, hlm 646.
6
Bambang Budi Wiyono, Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan
Anak Usia Dini (Malang: Universitas Negeri Malang, 2020), hlm 91.

2
adalah segala hal yang telah teratur dengan perhitungan yang tepat dan pasti untuk tujuan
yang ingin digapai. Dengan begitu jika digabungkan, maksud dari perencanaan media
pembelajaran adalah sebuah pekerjaan yang telah diatur sedemikian rupa untuk
mempersiapkan, membuat, atau mengimplementasikan sebuah media pembelajaran dari
awal pengerjaan sampai dengan akhirnya.

B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMANFAATAN MEDIA


DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Sebelum memilih dan menggunakan sebuah media pembelajaran yang akan digunakan.
Alangkah baiknya untuk mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan rencana
pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah itu berupa cara
pemilihan media, kriteria pemilihan media, prinsip pemanfaatan media, pengembangan
materi pembelajaran, dan perumusan alat pengukuran keberhasilan.

1. Cara Pemilihan Media


Dalam kegiatan pembelajaran kita harus menentukan media yang akan digunakan,
memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang
mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai
faktor.7 Adapun faktor-faktor itu berupa:
a. Model pemilihan media
Anderson mengemukakan adanya dua pendekatan/model dalam proses
pemilihan media pembelajaran, yaitu: model pemilihan tertutup dan model
pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup adalah pemilihan jenis media yang telah
ditentukan oleh pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi. Sedangkan model
pemilihan terbuka merupakan kondisi dimana memperbolehkan pemilihan jenis
media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita secara bebas. Bisa dikatakan
bahwa model pemilihan terbuka adalah kebalikan dari model pemilihan tertutup.
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan "dari atas”
(misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang
harus dipakai. Sedangkan model pemilihan terbuka artinya, kita bebas memilih
alternatif media seperti apa yang ingin dimanfaatkan. Pemilihan model ini sangat
bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Berbeda dengan
model pemilihan tertutup yang telah ditetapkan sebelumnya dan bersifat kaku.

7
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 111.”

3
Namun, model pemilihan terbuka menuntut kemampuan dan keterampilan
pembelajar untuk melakukan proses pemilihan. Jika pengajar keliru dalam
menempatkan dan memilih media pembelajaran hal ini akan berimbas pada proses
belajar mengajar.8 Dengan adanya penetapan model pemilihan media yang jelas
diharapkan akan mempermudah pendidik dalam memilah media yang akan
diperlukan.
b. Alasan pemilihan media
Seperti yang diketahui bahwa akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan
media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan pelajar
dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Dengan ini haruslah diperhatikan
kelebihan dan kelemahan dari media yang hendak digunakan. Setelahnya
menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Alasan-alasan ini
haruslah diperkuat dalam pemilihan sebuah media pembelajaran. Agar proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan prosedur yang benar.9

2. Kriteria Pemilihan Media


Pemilihan sebuah media pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa kriteria
tertentu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang akan berakibat yang tidak
diinginkan nantinya. Kriteria media pembelajaran yang baik hendak dipilih agar
membantu memudahkan siswa menerima serta memahami pembelajaran. Selain itu
juga diharapkan media yang baik bisa membantu guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa.10 Adapun Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
a. Tujuan Penggunaan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan tujuan
pemilihan media pembelajaran, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang hendak dicapai. Ranah penilaian yang ingin digunakan berupa kognitif,
afektif, psikomotor, atau kombinasi. Jenis rangsangan indera yang di gunakan
berupa penglihatan, pendengaran, atau kombinasi. Jika visual haruskah perlu
berupa visual gerakan atau visual diam. Jika semua perkara ini sudah jelas terpilih

8
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 111.
9
Ibid, hlm 112.
10
D. M. W. Wati, I. W. Sadyana, dan D. M. S. Mardani, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam
Pembelajaran Bahasa Jepang Di Kelas X Bahasa Sma Negeri 1 Melaya,” Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang 6,
no. 1 (2020): 109–118, hlm 114.

4
maka akan mempermudah proses selanjutnya.11 Pemilihan sebuah tujuan juga akan
mempengaruhi pemilihan media dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar.12
Dengan demikian perumusan sebuah tujuan haruslah jelas.
b. Sasaran pengguna media
Selanjutnya adalah memperhatikan sasaran dari media yang ingin digunakan.
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik
mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana
motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila hal ini diperhatikan dengan
seksama maka peserta didik akan lebih mudah menyerap informasi dari media yang
dimanfaatkan.13 Sebuah perencanaan media yang baik didasarkan atas kebutuhan
(need), Salah satu indikator adanya kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan
sikap siswa yang kita inginkan agar dapat dikuasai siswa.14
c. Karakteristik media
Setiap media pembelajran memiliki ciri dan karakteristik mereka masing-
masing. Hal ini yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik agar kekurangan
dari media tidak menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Setelahnya harus
dipastikan juga apakah penggunaan media sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Dengan ini pengenalan atas media pembelajran menjadi sangat penting untuk
menyukseskan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis
media tertentu, pahami dengan baik, dengan memahami bagaimana karaktristik
media tersebut.15
d. Waktu
Penggunaan waktu di sini bermaksud pada berapa banyak waktu yang diperlukan
untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih. Setelahnya berapa
banyak waktu yang tersedia dan dimiliki. Apakah waktu yang kita miliki cukup
untuk menyelesaikan media tersebut? Setelah media siap harus diperhatikan berapa
banyak waktu yang diperlukan untuk menyajikan media. Setelahnya berapa banyak
waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran. Perkara waktu ini harus

11
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 112.
12
Wildan Nafi’i, “Strategi Pemanfaatan Media pembelajaran,” El-Wasathiya: jurnal Studi Agama 3, no.
1 (2015): 29–45, hlm 34.
13
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 112.
14
Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik,” Jurnal Ekonomi & Pendidikan 8, no. 1
(2011): 19–35, hlm 23.
15
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 112.

5
diperhatikan agar media yang dibuat tidak menjadi sia-sia karena kekurangan
waktu.16
e. Biaya
Jumlah biaya pembuatan juga harus menjadi perhatian dalam pemilihan media
pembelajaran. Selain dibeli barang juga bisa dibuat atau disewa, semua ini harus
masuk dalam perhitungan. Pada dasarnya penggunaan media dimaksudkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Apalah artinya kita
menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Pengeluaran biaya juga
harus sebanding dengan tujuan yang didapatkan. Oleh karena itu, harus
diperkirakan apakah biaya media masih bisa kita usahakan atau tidak.17
f. Ketersediaan
Selanjutnya memperhatikan apakah media atau bahan pembuatan media yang
kita butuhkan itu ada di sekitar kita. Dengan membuat berarti membutuhkan adanya
sebuah kemampuan, keterampilan, waktu, tenaga dan sarana untuk membuatnya.
Oleh karena itu harus diperhatikan semua ketersedian itu. Kalau semua itu ada,
pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan untuk
menyajikannya di kelas. Setelah semua perkara ini tersedia maka bisa dianggap
media itu sesuai untuk digunakan.18

3. Prinsip Pemanfaatan Media


Setelah kita menentukan pilihan media yang akan kita gunakan, maka pada akhimya
kita dituntut untuk dapat memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Media yang
baik, belum tentu menjamin keberhasilan proses pembelajaran jika kita tidak dapat
menggunakannya dengan baik. Untuk itu, media yang telah kita pilih dengan tepat
harus dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai prinsip-prinsip
pemanfaatan media. Ada beberapa prinsip umum yang perlu kita perhatikan dalam
pemanfaatan media pembelajaran, yaitu:
a. Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan
Tidak ada satu jenis media yang cocok untuk semua proses pembelajaran dan
dapat mencapai semua tujuan belajar. lbaratnya, tak ada satu jenis obat yang manjur
untuk semua jenis penyakit. Maka dari itu pendidik tidak boleh merasa bosan dalam

16
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 112.
17
Ibid, hlm 113.
18
Ibid, hlm 113.

6
memberikan variasi dari media pembelajaran yang digunakan. Jika peserta didik
tidak bisa memanfaatkan media pembelajaran pop-up maka bisa digunakan media
perwayangan. Selain itu juga, pendidik harus memperbaharui media pembelajaran
yang digunakan.
b. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang diperlukan
Namun harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus
dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan pelajar dan tidak
akan memperjelas pelajaran. Oleh karena itu, penggunaan media harus dilakukan
bertahap agar informasi yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik.
c. Penggunaan media harus dapat memperlakukan pelajar secara aktif.
Lebih baik menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan
seluruh pelajar daripada media canggih namun justru membuat pelajar kita
terheran-heran pasif. Dengan ini mengetahui kemampuan peserta didik dalam
mengaplikasikan media sangat diperlukan. Jangan sampai media yang digunakan
memiliki prosedur yang sulit dipahami oleh peserta didik.19 Seperti yang terjadi
pada penelitian yang dilakukan oleh Masturi Rulia, Edi Suyanto, dan Iqbal Hilal
menunjukkan hasil pengamatan pada akivitas siswa saat menggunakan media audio
visual dan hasil belajar bebalahan menunjukkan peningkatan pada tiap siklus.20

Sebelum media digunakan harus adanya perencanaan secara matang dalam


penyusunan rencana pembelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan kita
sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik
penggunaannya. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan
atau sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika pelajar sadar bahwa media yang digunakan
hanya untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini akan selalu muncul setiap kali
pembelajar menggunakan media. Penggunaaan media yang sembarangan, asal-asalan,
atau "dari pada tidak dipakai", akan membawa akibat negatif yang lebih buruk. Harus
senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaaan media. Kurangnya
persiapan bukan saja membuat proses pembelajaran tidak efektif dan efisien, tetapi

19
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 113.
20
Masturi Rulia, Edi Suyanto, dan Iqbal Hilal, “Pemanfaatan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan
Aktivitas Siswa Dan Keterampilan Berbicara (Bebalah),” Jurnal Tiyuh Lampung 1, no. 1 (2017): 1–9, hlm 6.

7
justru mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini terutama perlu
diperhatikan ketika kita akan menggunakan media elektronik.21

4. Pengembangan Materi Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan instruksional dengan jelas maka harus dilakukannya
pengembangan materi pembelajaran. Materi pembelajaran dibutuhkan untuk
mengeluarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik sebagai aspek
penilaian yang telah ditetapkan. Pengembangan ini bisa dilakukan dengan menentukan
Bahan pelajaran apa yang harus dipelajari atau pengalaman belajar apa yang harus
dilakukan siswa supaya tujuan instruksional itu tercapai. Awalnya peserta didik akan
dituntut untuk bisa mengelurkan sub-sub kemampuan dan keterampilannya terlebih
dahulu. Kemudian terangkum menjadi sebuah kemampuan dan keterampilan yang
utuh.22

5. Perumusan alat pengukuran keberhasilan


Jika mengajar merupakan sebuah proses, maka hal tersebut mengarah pada suatu
tujuan tertentu. Seorang pendidik membutuhkan sebuah sistem evaluasi yang
digunakan untuk mengukur sebuah keberhasilan agar tercapainya tujuan belajar
tersebut. Maka dari itu, dalam mengembangkan suatu media pembelajaran, alat
pengukur sebuah keberhasilan harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang dicapai
dari materi pembelajaran yang telah disajikan. Alat pengukur keberhasilan siswa ini
perlu dirancang dengan seksama dan dikembangkan sebelum naskah program media
ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes,
penugasan, ataupun daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan harus
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan pokok-pokok meteri
pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Hal yang diukur atau dievaluasi ialah
kemampuan, ketrampilan atau sikap siswa yang dinyatakan dalam tujuan yang
diharapkan dapat dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan instruksional itu.23

21
Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, hlm 114.
22
Rohita, Nila Fitria, dan Dody Haryadi, “Pemanfaatan Aplikasi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
(Ap3) Dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bagi Guru Taman Kanak-Kanak Di Jakarta,” Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat 24, no. 2 (2018): 644–654, hlm 93-94.
23
Ibid, hlm 94.

8
6. Pengadaan Tes dan Revisi
Maksud dari pengadaan tes dan revisi adalah adanya uji kelayakan dan kecocokan
media beserta segala kelengkapannya. Artinya pada tahap ini madia akan diperiksa
apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan diawal. Jika tidak maka akan
dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Kegiatan ini lebih sering
dikenal dengan evalusi media pembelajaran. Evalusi media pembelajaran adalah suatu
tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan
nilai dari segala media atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.24 Adapun evalusi media
pembelajaran bisa dilakukan dalam beberapa bentuk evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif adalah proses pengumpulan data untuk menentukan apakah
media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media
tersebut benar-benar layak atau tidak, setelah media tersebut diperbaiki dan
disempurnakan. Evaluasi sumatif adalah proses yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran. 25 Adapun
prosedur dari evaluasi media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: evaluasi ahli materi,
evaluasi ahli media, evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil
(small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation). Evaluasi ahli
materi, pada tahap ini pilihlah minimal dua ahli materi, untuk menghindari
subyektifitas. Validasi ini penting dilakukan untuk mendapatkan masukan agar
produk awal/prototipe yang dikembangkan dari segi ketepatan materi. Evaluasi ahli
media, pada tahap ini pilihlah minimal dua ahli media, untuk menghindari
subyektifitas. Validasi ini penting dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran
agar produk awal/prototipe yang dikembangkan dari segi desain media, seperti
format media, keterbacaan, kemasan media, dan lain sebagainya. Evaluasi satu
lawan satu (one to one), Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat

24
Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,”
Misykat 3, no. 1 (2018): 171–187, hlm 182.
25
Andi Kristanto, Media pembelajaran (Jawa Timur: Penerbit Bintang Sutabaya, 2016), hlm 115.

9
mewakili populasi target. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang diambil dari
populasi yang kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu orang lagi
kemampuannya di bawah rata-rata. Lalu biarkanlah mereka mempelajarinya,
sementara itu kita mengamati. Dari kegiatan ini ada beberapa informasi yang dapat
diperoleh diantaranya: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian tak jelas,
kesalahan dalam memilih lambanglambang visual, kurangnya contoh, dan lain
sebagainya. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), Pada tahap ini
media diujicobakan kepada sasaran/siswa kurang lebih 10 - 20 siswa yang dapat
mewakili populasi target. Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan.
Setelahnya sajikan media dan dilanjutkan bagikan angket sebagai instrumen
penilaian media yang dibuat. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
Evaluasi lapangan (field evaluation), tahap ini dilakukan kepada sekitar 30 orang
dengan berbagai karakteristik seperti tingkat kepandaiannya, kelas, latar belakang,
jenis kelamin, usia, sesuai dengan karakteristik populasi. Prosedurnya sama dengan
yang sebelumya, cuma berbeda adanya penilaian sepanjang proses belajar
berlangsung. 26
b. Evaluasi Sumatif
Setelah semua rangkaian evaluasi formatif sudah dilakukan dan dilakukan revisi
apabila terdapat banyak masukan dari berbagai pihak, langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi sumatif dalam rangka untuk mengetahui keefektifan suatu
media pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan posttest kepada seluruh
siswa dalam satu kelas, yang soalnya mengacu kepada indikator pembelajaran yang
terdapat dalam silabus. Soal evaluasi bisa berdiri sendiri atau terintegrasi dengan
media pembelajaran yang dikembangkan. Minimal memenuhi standar ketuntasan
minimal 75% dari seluruh siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran.27

26
Andi Kristanto, Media pembelajaran (Jawa Timur: Penerbit Bintang Sutabaya, 2016), hlm 115-119.
27
Ibid, hlm 121.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Media pembelajaran adalah perantara atau alat yang dimanfaatkan dalam
menyalurkan ilmu dalam proses pembelajaran yang bisa bersifat benda atau non benda.
Secara umum media terbagi menjadi dua, yaitu: media yang bersifat materi (benda) dan
media yang bersifat non materi (bukan benda). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa
perencanaan media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan
dan menetapkan program pengadaan media pembelajaran, baik yang berbentuk sarana
maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan media pembelajaran meliputi
cara pemilihan media, kriteria pemilihan media, prinsip pemanfaatan media,
pengembangan materi pembelajaran, dan perumusan alat pengukuran keberhasilan.
Pemilihan sebuah media diperlukan perhatian atas beberapa faktor yaitu model
pemilihan media dan alasan pemilihan media. Kriteria daari Pemilihan sebuah Media
meliputi Tujuan Penggunaan, Sasaran pengguna media, Karakteristik media, Waktu,
Biaya, dan Ketersediaan. Ada juga beberapa Prinsip Pemanfaatan Media yang harus
diperhatikan seperti Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan,
Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang diperlukan,
Penggunaan media harus dapat memperlakukan pelajar secara aktif.
Perumusan alat pengukuran keberhasilan dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana
pencapaian yang bisa diberikan dari penyajian media. Alat pengukuran keberhasilan ini
dapat berupa tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku. Pengadaan tes dan revisi
dimaksud untuk menguji kelayakan dan kecocokan media beserta segala
kelengkapannya. Artinya pada tahap ini madia akan diperiksa apakah sudah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan diawal. Jika tidak maka akan dilakukan revisi
untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Adapun pengadaan tes dan revisi ini bisa
dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

11
DAFTAR PUSTAKA
Falahudin, Iwan, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran,” Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1.4
(2014), 104–17

Hasan, Muhammad, Milawati, Darodjat, Tuti Khairani Harahap, Tasdin Tahrim, Ahmad Mufit
Anwari, et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Group, 2021)

Kristanto, Andi, Media pembelajaran (Jawa Timur: Penerbit Bintang Sutabaya, 2016)

Nafi’i, Wildan, “Strategi Pemanfaatan Media pembelajaran,” El-Wasathiya: jurnal Studi


Agama, 3.1 (2015), 29–45

Nurhafizah, “Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Anak Usia Dini Menggunakan Bahan
Sisa,” Jurnal Pendidikan: Early Childhood, 2.2 (2018), 1–10

Nurrita, Teni, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa,” Misykat, 3.1 (2018), 171–87

Nurseto, Tejo, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik,” Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
8.1 (2011), 19–35

Rohita, Nila Fitria, dan Dody Haryadi, “Pemanfaatan Aplikasi Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran (Ap3) Dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bagi Guru Taman
Kanak-Kanak Di Jakarta,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 24.2 (2018), 644–54

Rulia, Masturi, Edi Suyanto, dan Iqbal Hilal, “Pemanfaatan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Aktivitas Siswa Dan Keterampilan Berbicara (Bebalah),” Jurnal Tiyuh
Lampung, 1.1 (2017), 1–9

Wati, D. M. W., I. W. Sadyana, dan D. M. S. Mardani, “Pemanfaatan Media Pembelajaran


Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Di Kelas X Bahasa Sma Negeri 1 Melaya,” Jurnal
Pendidikan Bahasa Jepang, 6.1 (2020), 109–18

Wiyono, Bambang Budi, Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan


Pendidikan Anak Usia Dini (Malang: Universitas Negeri Malang, 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai