Anda di halaman 1dari 3

3.

Keadaan bangsa melayu sekarang

Pada keadaan yang kita lihat saat ini fenomena bangsa-bangsa yang kini membentuk
loyalitas baru dan sangat terpengaruh oleh budaya politik barat, sulit diterima kaum melayu.
Sampai tingkat tertentu, mereka tetap bertahan dengan polanya sendiri dengan gaya hidup
bersahaja. Dibandingkan komunitas agama lain di kawasani ini, orang-orang melayu "agaknya"
merupakan kemunitas yang paling sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut. Apalagi
bagi kolonial, barat, dan kristen.

Yang dimana juga islam sekarang di rekduksi hanya menjadi sebuah sistem kepercayaan
yang sempit, bahkan lebih menonjol semacam aliran politik yang kadang-kadang diperkenalkan
secara tidak adil oleh penganutnya. Keadaan ini diperpah dengan adanya simbol-simbol ciptaan
internasional yang menakutkan, semisal "terorisme". Secara tidak sadar dapat mengiring orang
melayu malu menggendong Al-Quran dan Sunnah baginda nabi. Namun demikian kebangkitan
melayu sudah dimulai. Dengan sumber daya yang besar yang tersedia di asia tenggara, seperti
sumber daya manusia, bahan buku, modal pasar, keterampilan berusaha, dan semangat baru yang
diilhami oleh ajaran agama, dibangun kesadaran baru untuk masa depan yang cerah.

Yang dimana kesempatan orang melayu khususnya melalui pendidikan dan bisnis, kini
lebih luas dari pada sebelumnya. Ini di sebabkan tersedianya beasiswa untuk pendidikan lebih
tinggi dan pinjaman modal untuk bisnis, akan tetapi jumlah bantuan yang ada masih tetap
terbatas. Beasiswa umumnya di berikan kepada mereka yang memasuki perguruan tinggi, sedikit
sekali untuk mereka yang berpendidikan di bawahnya. Anak-anak petani dan buruh masih
menghadapi masalah memasuki dunia pendidikan. Sementara itu pinjaman modal itu tidak dapat
di berikan kepada siapa saja yang membutuhkannya.

Mobilitas yang tersponsori memungkinkan berbagai jenis bantuan dan pinjaman tidak
selalu kekal, bahkan bertahan sebagai lepstik politik jangka pendek. Kondisi seperti ini dapat
menambah kewibawaan orang-orang dalam kelas tertentu, namun tidak dapat mengubah struktur
masyarakat. Melayu yang bersahaja, stratifikasi antara kelas atas, menengah dan bawah tetap
saja berjalan terus, dengan kelas bawah sebagai kelompok mayoritas.1

1
Drs. H. Isjoni, M.Si. ORANG MELAYU di Zaman Yang Berubah.
Anastasia dari FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji Kepulauan Riau, diisi dengan
menyampaian tentang jejak sejarah melayu di Sumatera dalam bingkai Indonesia. Menurutnya,
berbagai produk budaya Melayu telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia
hingga saat ini, baik itu kuliner, seni, sastra, tradisi, pengobatan, maupun berbagai bangunan
cagar budaya. “Tidak hanya itu, bahasa Melayu kini juga telah memberikan sumbangan besar
dalam terbentuknya bahasa Indonesia,” jelasnya.

Sebagai bagian wilayah sebuah jaringan benang merah dengan kerajaan-kerajaan yang berada di
semenanjung Malaya, termasuk Singapura, pantai timur sumatera, pantai-pantai kalimantan, dari
Brunai ke arah barat hingga Banjarmasin dan Riau Lingga. Kerajaan ini sebagian sudah mati dan
sebagian masih bertahan dan sekarang terbagi dalam lima negara yaitu Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunai dan Thailand.

Ras melayu polinesia terdiri dari banyak suku bangsa atau suku dalam konteks rumpun bangsa
besar. Indonesia merupakan sebuah masyarakat majemuk (plural siciety) yaitu masyarakat yang
terdiri dari berbagai suku bangsa yang disatukan oleh sistem nasional menjadi sebuah bangsa
negara.

Pada masa kini terdapat kecenderungan terutama sesama melayu menyebut dirinya sebagai
seseorang yang berada di wilayah administrasi tertentu, seperti melayu kampar, melayu siak,
melayu kepulauan Riau dan sebagainya. Anastasia mengungkap, warisan sejarah melayu di
antaranya kuliner, seni, wastra, bahasa, tradisi, pengobatan, cagar budaya, dan lainnya.

Semboyan nasional bhinneka tunggal ika secara resmi diterjemahkan sebagai persatuan dalam
keragaman. Pandangan resmi pemerintah bahwa meskipun Indonesia adalah tunggal negara
terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda. Suku tersebut seperti suku jawa, minangkabau,
batak, bugis, melayu, dan lainnya. Keragaman etnis diterima sebagai fakta historis di mana
kesatuan politis bersumber.

Diketahui, bahwa komunitas Melayu yang masuk ke Nusantara telah memberikan pengaruh
besar dalam perkembangan religi dan budaya, termasuk pula penyebaran agama Islam pada
berbagai wilayah di Nusantara. 2
2
https://ipsh.brin.go.id/2022/08/18/melayu-pengaruhi-perkembangan-religi-dan-budaya-nusantara/

Anda mungkin juga menyukai