Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“PEMIKIRAN KALAM ALIRAN SYI’AH”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam

Dosen Pengampu: Rizki Hidayatullah, S.H.I, M.Sos

Disusun oleh:

Sonia (211782)

Rabiatul Oktaviani (211869)

MATA KULIAH TAUHID DAN ILMU KALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang mana sudah
melimpahkan rahmat, dan ridho-nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “Pemikiran Kalam Aliran Syi’ah” dengan baik serta tepat waktu. Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid dan Ilmu
Kalam dari Bapak Rizki Hidayatullah, S.H.I, M.Sos. Makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemikiran kalam aliran Syi’ah, bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pemikiran kalam aliran Syi’ah adalah aliran
yang berlebih-lebihan dalam memuja Ali bin Abi Thalib. Banyak sekali hal-hal yang harus
diketahui tentang perihal aliran Syiah ini. Sehingga tidak ada terjadinya suatu penyimpangan.
Oleh karena itu kami sebagai penyusun makalah ini bisa menolong menaikkan pengetahuan
kita menjadi lebih luas lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwasanya makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Bintan, 5 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Definisi Syi’ah .............................................................................................................. 3
B. Sejarah Munculnya Syi’ah ............................................................................................ 4
C. Sekte-Sekte Syi’ah dan Para Tokohnya ......................................................................... 5
D. Syiah di Indonesia ....................................................................................................... 21
E. Penyimpangan Ajaran Syi’ah ...................................................................................... 23
F. Karakteristik dari Aliran Syi’ah ................................................................................... 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 28
A. Kesimpulan................................................................................................................. 28
B. Saran........................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Islam mencatat bahwa hingga saat ini terdapat dua macam aliran besar
dalam Islam. Keduanya adalah Ahlussunnah (Sunni) dan Syi‘ah. Ahlusunnah wal-
Jama’ah (Sunni) sudah tidak asing lagi, apa lagi di negara Indonesia, dengan kata lain
Sunni ini adalah umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW
dan menganut mayoritas. Pada sejarahnya tercatat bahwa Sunni ini diindikasikan sebagai
kelompok Arab yang mendukung Muawiyah dalam konflik kekuasaan.

Sedangkan nama Syiah seringkali terdengar entah itu dalam pemberitaan media
massa, elektronik, maupun dilingkungan sekitar. Syiah adalah salah satu aliran mahdzab
yang erat kaitannya dengan sejarah dan perpolitikan Islam di masa lalu. Syiah adalah
aliran yang berlebih-lebihan dalam memuja Ali bin Abi Thalib, dalam bidang agamanya
selalu merujuk kepada keturunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam yang
biasa disebut dengan Ahlul-Bait atau pengikutnya, selain itu Aliran Syiah tidak
menganggap para khalifah yang lainnya yaitu Abu Bakar, Uamar bin Khattab, dan
Ustman bin Affan. Tak dapat dipungkiri pula, bahwa dua aliran besar teologi ini kerap
kali terlibat konflik kekerasan satu sama lain.

Terlepas dari hubungan antara keduanya yang kerap kali tidak harmonis, Syi‘ah
sebagai sebuah mazhab teologi menarik untuk dibahas. Sebagian besar masyarakat
muslim terkhusus Indonesia juga banyak yang mengetahui aliran Syiah tetapi banyak
juga hal-hal yang belum diketahui tentang aliran Syiah. Oleh karena itu akan dibahas
seputar tentang aliran Syiah dalam pembahasan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Syi’ah?
2. Jelaskan sejarah munculnya Syi’ah?
3. Sebutkan dan jelaskan sekte-sekte Syi’ah dan para tokohnya?
4. Bagaimana perkembangan Syiah di Indonesia?
5. Jelaskan penyimpangan ajaran Syi’ah?
6. Bagaimana karakteristik dari aliran Syi’ah

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu aliran Syiah
2. Memahami dan mengetahui sejarah munculnya Syi’ah
3. Mengetahui apa saja sekte-sekte Syi’ah dan para tokohnya
4. Memahami serta mengetahui perkembangan Syiah di Indonesia
5. Mengetahui penyimpangan ajaran Syi’ah
6. Memahami karakteristik dari aliran Syi’ah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Syi’ah
Kata Syiah berasal dari ‫شاع‬-‫يشيع‬-‫ شيعا‬berarti menyiarkan, menyebarkan (khabar).
Sama dengan firqah. Lafadz Syiah berarti golongan ( ‫ ) فرقة‬kalimat ini digunakan untuk
satu orang, dua orang atau banyak, baik laki-laki maupun perempuan. Adapun Syiah
berasal dari bahasa Arab yaitu “Syīʿah” yang berarti pengikut juga mengandung makna
pendukung dan pecinta, juga dapat diartikan kelompok. Dengan demikian apabila ada
umgkapan “syiah Ali” itu berarti “pengikut Ali”. Syiah secara terminologis adalah
sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk
pada keturunan Nabi Muhammad SAW. atau orang yang disebut sebagai Ahlul-Bait1.

Syiah secara lingusitik adalah pengikut. Seiring dengan bergulirnya masa secara
terminologis syiah hanya dikhususkan untuk orang-orang yang meyakini bahwa hanya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam yang berhak menentukan penerus risalah Islam
sepeninggalnya. Syiah secara umum adalah kekasih, penolong, pengikut dan lain
sebagainya, yang mempunyai makna membela suatau ide atau memebela seseorang
seperti kata hizb (partai) dalam pengertian yang modern. Kata Syiah digunakan untuk
menjuluki sekelompok umat islam yang mencintai Ali bin Abi Thalib secara khusus
dengan sangat fanatik2.

Menurut pendapat ulama Syi'ah adalah orang-orang yang lebih mengu-tamakan Ali
dari pada Khulafaur-rasyidin sebelumnya, mereka berpendapat bahwa ahlul Bait adalah
yang paling berhak menjadi khalifah.3 Hal ini disebabkan kelompok syi'ah adalah
kelompok atau golongan yang memuja dan mengkultuskan Ali bin Abu Thalib dan ahlul
Bait, bahkan mereka ada yang menilai Ali adalah Nabi dan ada pula yang mengatakan

1
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 87.
2
Ibid, hlm 88.
3
Wahid, Ramli Abdul. “Aliran Minoritas Dalam Islam Di Indonesia.” Journal of Contemporary Islam
and Muslim Societies 1, no. 2 (2017), hlm 15.

3
Ali sebagai Tuhan seperti dikatakan Abdullah bin Saba' salah seorang Yahudi tulen yang
sangat berperan dalam membidani munculnya syi'ah4.

B. Sejarah Munculnya Syi’ah


Syiah lahir setelah gagalnya perundingan antara pihak pasukan Khalifah Ali dengan
pihak pasukan pemberontak Muawiyah bin Abu Sufyan di perang shiffin, yang lazim
disebut sebagai peristiwa tahkim dan arbitrasi. Akibat kegagalan itu sejumlah pasukan
Ali memeberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali. Mereka ini
disebut golongan khawarij, dan tetap setia pada khalifah Ali disebut Syiah Ali atau
pengikut Ali. 5 Kedua kelompok itu, sama-sama merupakan musuh Bani Umayyah yang
dengan kejam memerangi mereka.

Setelah Ali ra. wafat (41 H./661 M) terjadilah pertarungan berebut kekuasaan antara
pendukung Ali ibn Abi Thalib dengan pendukung Muawiyah ibn Abi Sofyan yang jika
dilihat dari segi lokasi pendukung merupakan pertarungan antara penduduk Irak (Ali)
dengan penduduk Syiria (Muawiyah). Orang-orang Kuffah menuntut agar jabatan
keimanan tetap dipegang oleh keluarga Ali ibn Abi Thalib (ahl alBait). Mereka
merealisasikan tuntutannya dengan mengangkat Hasan putra Ali ibn Abi Thalib sebagai
khalifah (imam). Peristiwa pengangkatan Hasan sebagai khalifah ini yang menjadi awal
doktrin politik Syi'ah6.

Setelah Husain wafat di padang Karbala, kelompok Syi'ah terpecah menjadi dua
sekte, penyebabnya ialah karena Husain tidak meninggalkan putra yang telah dewasa.
Maka timbul pertanyaan apakah putra yang belum dewasa berhak (sah) untuk menduduki
jabatan imam. Golongan pertama mengatakan sah karena dalam keadaan darurat, sebab
Ali ra tidak meninggalkan putra atau keturunan lain dari garis keturunan Nabi melalui
Fatimah. Golongan ini dinamakan golongan Imamiyah. Golongan kedua mengatakan
tidak sah, oleh karena itu mereka mencari putra Ali ra yang lain yang telah dewasa,
walaupun dalam diri orang itu tidak mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Karena itu
mereka menemukan putra Ali yang lain, yaitu Muhammad Ali Hanafiah yang lahir dari
seseorang perempuan dari kalangan Bani Hanafiah. Golongan ini dinamakan Kaisaniyah.

4
Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Dalam Islam Dan Ciri Ciri Ajaranya, Pustaka Al Riyadl (Jakarta,
2004), hlm 76.
5
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 88.
6
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam (Watampone:
Trustmedia Publishing, 2015), hlm 34.

4
Dari kedua golongan ini dalam perjalanan sejarahnya berkembang menjadi beberapa
sekte. Dan Syi'ah terpecah menjadi Syi'ah Imamiyah (Istna Asyariyah), al Ghaliyah
(Ghulat), al-Zaidiyah."7

C. Sekte-Sekte Syi’ah dan Para Tokohnya


Sebagaimana yang diuraikan terdahulu kelompok Syi’ah sendiri pada
perkembangannya pecah menjadi beberapa sekte antara lain:

1. Golongan Aliran Syi’ah Ghaliat (Syi’ah Ghulat)


Penganut Syi'ah Ghulat (kelompok ekstrim) dalam kelompok yang berpandangan
ekstrim terhadap imam-imam mereka, kelompok ini menganggap mereka melebihi
batas-batas selaku makhluk Allah dan memberikan sifat-sifat Allah kepada mereka.
Bahkan terkadang kelompok ini menyerupakan seorang imam dengan Allah, pada kali
yang lain mereka menyamakan Allah dengan manusia. 8 Aliran Syi’ah Ghaliat (Syi’ah
Ghulat) memiliki kelompok sekte, tokoh dan pokok pemikiran.

Perhatikan tebel berikut ini:

No Kelompok Sekte Tokoh Pokok Pemikiran


1 Saba‘iyah Abdullah bin Kelompok ini ialah para pengikut
Saba' Abdullah bin Saba' dimana mereka
beranggapan bahwa Ali ibn Abi Thalib
itu belum mati. Abdullah ibn Saba'
sendiri seorang Yahudi yang kemudian
masuk Islam. Dia berpendapat bahwa
pada diri Ali suatu elemen ketuhanan,
makanya mustahil baginya dapat
dikalahkan oleh kematian.

7
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam (Watampone:
Trustmedia Publishing, 2015), hlm 35.
8
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 28.

5
2 Kamaliyah Abu Kamil Kelompok ini adalah para pengikut Abu
Kamil yang menyatakan bahwa semua
sahabat Nabi SAW kafir sebab mereka
menyatakan bai‘at kepada Ali.
Pada waktu yang sama dia mencela Ali
sebab dia tidak menegaskan klaimnya
selaku imam, dan tidak adanya tindakan
apa-apa dari Ali. Itu tidak bisa
dimaafkan kata Abu Kamil.
Ia mengatakan bahwa imamah
merupakan suatu sinar yang memancar
dari seseorang kepada orang lain. Pada
diri seseorang, sinar tersebut menjadi
kenabian dan pada orang lain menjadi
menjadi imamah.

3 Al-Bai‘ah Al-Asdi ad- Kelompok ini adalah para pengikut al-


Dawsi Asdi ad-Dawsi yang menganggap Ali
lebih dari pada Rassulullah SAW. Ia
juga mengatakan bahwa Allahlah yang
mengutus Muhammad
menjadi Rasul, dan ia menyebut Ali
sebagai Tuhan.

Dia juga berpendirian bahwa


Muhammad berdosa sebab menurutnya
Muhammad diutus untuk menyeru
semua manusia agar mengikuti Ali,
tetapi malah dia menyuruh
mereka untuk mengikuti dia sendiri.
4 Mughiriyah Mughirah ibn Kelompok ini adalah pengikut
Sa.id al-Jilii, Mughirah ibn Sa.id al-Jilii, dia percaya
bahwa Muhammad masih hidup dan

6
tidak mati setelah imam, Muhammad
mengklaim dirinya sendiri
sebagai imam, kemudian mengaku
sebagai Nabi. Dia juga mengharamkan
perkara-perkara yang dihalalkan.

Mughirah juga rnempercayai


antropomorphisme. Dia mengatakan
bahwa Allah memiliki satu bentuk dan
satu jism, memiliki bagian-bagian
seperti huruf alphabet. Mereka juga
berpendapat bahwa Allah melihat
perbuatan-perbuatan manusia yang telah
Dia tuliskan pada catatan-Nya, Dia
marah melihat perbuatan-perbuatan
dosa mereka sehingga keringatnya
bercucuran. Dari keringat-Nya ini
terbentuklah dua lautan, yang satu asin
dan yang lainnya tawar.
5 Mansyuriyah Abu Mansyur Kelompok ini adalah para pengikut Abu
At Ijli Mansyur At Ijli dimana mereka
beranggapan bahwa pemimpin (imam)
sesudah Abu Ja'far Muhammad ibn Aii
Ibn Hasan semestinya Abu Mansyur.

Abu Masyur pun beranggapan bahwa


keluarga Nabi Muhammad SAW itu
keturunan langit yang jatuh kebumi
lewat bani Hasyim sementara Abu
Masyur sendiri keturunan Bani Ijli, dan
diapun menganggap
dirinya telah naik kelangit, lalu Tuhan
mengusapkan tangan-Nya pada

7
kepalanya seraya berkata: Wahai
anakku, pergilah dan sampaikan apa-apa
yang datang dari ku: kemudian turunlah
Abu Masyur ke Bumi.
6 Khaththabiyah Muhammad Kelompok ini adalah para pengikut Abu
ibn Abu Khattab Muhammad ibn Abu Zainabal
Zainabal Azdi Azdi AL-Ajda (orang yang
AL-Ajda berkerudung). Mereka beranggapan
bahwa sebenarnya para
pemimpin (imam) itu merupakan Nabi-
Nabi pembaharu, utusan-utusan dan
celupan-celupan Allah SWT yang terus
menerus ada, buat mahkluknya.
Para utusan itu ada dua macam
yaitu:utusan yang dinami's (Rasul
Nathiq) dan utusan statis (Rasul Samif),
dan yang dimaksud dengan
Rasul samit adalah Ali ibn Abi Thalib.
Disamping itu mereka beranggapan
bahwa para pemimpin (imam) tersebut
sebenarnya adalah
pengejawantahanTuhan, sehingga
dirinya pun dianggap Tuhan
7 Kayyaliyah Ahmad ibn Mereka ini para pengikut Ahmad ibn
Kayyal Kayyal seorang da'I dari salah seorang
keturunan Nabi setelah Ja'far Shiddiq.
Salah satu pandangan Kayyal ialah
siapa yang dapat
mengadakan hubungan antar ruh-ruh
dengan alam langit, dan juga dapat
menerangkan cara operasi kedua alam
itu (yakni alam langit dan alam ruh)
maka orang itu adalah imam dan tidak

8
ada orang yang mampu kecuali dirinya.
8 Hisyamiyah Hisyam ibn Mereka mengatakan ada beberapa jenis
AI-Hakam dan keserupaan antara Allah dengan benda
Hisyam ibn jasmaniyah, kalau tidak demikian maka
Salim al- niscaya semua benda tak akan dapat
Jawaliki. mengetahuinya.

Pandangan-pandangan mereka adalah


sebagai berikut: Allah secara enternal
(kekal) mengetahui dirinya sendiri,
tetapi sesuatu selain dirinya Dia ketahui
setelah semua itu bewujud, dengan
suatu ilmu yang
tak dapat dikatakan apakah ia enternal
atau Menurut doktrin mereka, Allah
menghendaki segalah sesuatu dan
kehendak-Nya. Ini adalah sesuatu
gerakan kehendak-Nya, namun

demikian bukanlah diri-Nya bukan pula


selain Diri-Nya. Mereka bahkan sangat
ekstrim, mengatakan Ali wajib ditaati
9 Yunusiyah Yunus ibn Kelompok ini adalah para pengikut
Abdul Majid Yunus ibn Abdul Majid Rahman al-
Rahman al- Qummi, seorang mawla dari keluarga
Qummi Yaqthin. Yunus berpendapat bahwa
para Malaikat menopang Arsy Allah
dan Arsy menopang Allah, sebab Hadist
mengatakan bahwa para Malaikat
merintih karena merasa berat menopang
Allah yang berada diatas Arsy.
Yunus adalah seorang Syi'ah penganut
paham antropomorphisme.

9
10 Nu'maniyah Muhammad Mereka ini adalah para pengikut
ibn an-Nu'man Muhammad ibn an-Nu'man Abu Ja'far
Abu Ja'far yang bermata juling. Kelompok ini
mengatakan bahwa
Allah adalah sinar (cahaya) bentuk
manusia, tetapi Dia Tuhan. Mereka juga
berpendapat bahwa Allah juga merniiiki
tubuh dan anggota.

Dalam ajarannya, mereka berpendapat


bahwa ada empat kelompok atau
golongan pada umat manusia: pertama
Qodariyah, kedua Kharijah, ketiga
Ahlussunnah waljamaah dan keempat
Syi'ah. Dan mereka menegaskan dari
yang empat itu hanya syi'ahlah yang
akan selamat di akhirat nanti.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa: kelompok penganut Syi'ah ghaliyah
adalah mereka yang berpandangan ekstrim terhadap imam-imam mereka, mereka
menganggap melebihi batas-batas selaku mahkluk Allah dan memberikan kepada
mereka sifat-sifat Allah. Bahkan menyerupakan imam kepada Allah, dan juga
sebaliknya. ide-ide sesat kelompok Ghaliyah ini berasal dari doktrin-doktrin yang
dipegang oleh orang-orang yang percaya kepada inkarnasi dan perpindahan ruh-ruh.
hal ini begitu dalam pengaruhnya terhadap pikiran-pikiran kaum Syi'ah Ghaliyah
sehingga mereka mensifatkan sifat-sifat Allah kepada sebagian Imam mereka 9.

2. Golongan Aliran Syiah Itsna 'Asyariah


Syi'ah, Itsna 'Asyariyah merupakan kelompok yang paling dikenal dan tetap eksis
sampai sekarang, seperti di Iran, Irak, Pakistan, dan negara-negara lain. Golongan
aliran Syiah Itsna 'Asyariah ini mengakui imam-imam hingga 12 Imam.

9
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 30.

10
Konsep imamah aliran Syiah Itsna 'Asyariah ini Pertama, Imamah merupakan
salah satu rukun agama rukun iman. Menurut sekte ini iman seseorang tidak
sempuma bila tidak meyakini imamah. Setiap orang yang tidak sependapat dengan
mereka dalam imamah adalah orang yang tidak beriman. Namun mereka berselisih
pendapat tentang penafsiran 'tidak beriman' ini. Ada yang mengatakan orang itu kafir,
adapula yang mengatakan orang itu fasik 10.

Kedua, Seorang imam harus ma'sum, kepribadian serta pengetahuannya seperti


seorang nabi. Menurut sekte ini seorang imam harus terjaga dari hal-hal yang keji dan
hina. Sejak ia kecil sampai meninggal harus ma'sum dari lupa dan salah. Seorang
Imam harus manusia terbaik yang memiliki kepribadian sempurna, seperti berani,
dermawan, terjaga dari hal-hal subhat, jujur, adil, dan tegas. Selain itu Imam memiliki
pengetahuan yang lengkap meliputi semua pengetahuan yang berhubungan dengan
syariat. Allah memberi pengetahuan kepada para Imam tentang hal-hal yang ghaib
dan hal-hal yang akan terjadi dalam mengemban tugas kenabian dalam segala bidang,
memberi petunjuk dan membimbing manusia ke jalan kebaikan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat, memimpin umat manusia dengan mengelola urusan mereka,
menjaga kemaslahatannya, menegakkan keadilan, menumpas kezaliman, dan
meyelesaian sengketa diantara mereka. berpijak dari hal ini maka Imamah merupakan
tindak lanjut dari kenabian.

Ketiga, Imamah harus dengan ketentuan Allah melalui penjelasan Rasulnya.


Sekte ini berkeyakinan bahwa Allah wajib mengangkat Imam. karena itu imamah
adalah jabatan Ilahiyah, bukan berdasarkan pilihan manusia. Imamah adalah jabatan
yang diwarisi dari Nabi saw. Dengan demikian imam adalah ahli waris nabi, ia dipilih
oleh Allah untuk menegakkan agama dan mengatur dunia, memelihara kemaslahatan
manusia, menyampaikan dan menyebarkanya Islam serta menjaga dari perubahan.
Syi'ah ini berkeyakinan bahwa Nabi saw telah menunjuk pengganti sepeninggal
beliau11.

Ajaran aliran Syi‘ah Itsna 'Asyariyah ini ada terdapat beberapa ajaran antara lain:

a. Nubuwwah

10
Ramli Abdul Wahid, “Aliran Minoritas Dalam Islam Di Indonesia,” Journal of Contemporary Islam
and Muslim Societies 1, no. 2 (2017), hlm 7.
11
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), (Palembang: Noer Fikri, 2021), hlm
34.

11
Syi‘ah Itsna 'Asyariyah mempunyai keyakinan bahwa Allah wajib mengutus
Rasul karena Allah wajib berbuat yang terbaik bagi manusia , dan tidak ada yang
lebih baik dari pada mengutus rasul. Selain itu, tujuan diciptakannya manusia
adalah untuk beribadah. Tujuan ini tidak akan tercapai kecuali dengan jalan
diutusnya rasul. Jika Allah tidak mengutus rasul maka kewajiban beribadah
merupakan taklif yang di luar kemampuan manusia. Setiap Nabi dan Rasul adalah
maksum. Seluruh perkatannya berdasarkan wahyu. Diantara para Rasul itu ada
lima Rasul yang paling utama. yaitu Muhammad, Ibrahim. Musa, Isa dan Nuh.
Dari kelima Rasul ini yang paling utama adalah Muhammad 12.
b. Al-Adl
Sekte ini mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Dia tidak akan
berbuat zalim terhadap hambanya meskipun sesungguhnya dia mampu berbuat
zalim. Ia tidak membebani hambanya dengan sesuatu yang tidak mampu
dipikulnya, tidak mengharamkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia dan hanya
mewajibkan sesuatu karena Allah Maha Adil, maka dia mesti memberi balasan
baik bagi orang yang berbuat baik dan memberi balasan buruk bagi orang yang
berbuat jahat. Keadilan ini meniscayakan bahwa manusia telah diberi kemampuan
sebelum diberi taklif dan Allah tidak akan memaksa seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan dengan menciptakan perbuatan itu13.
c. Al-Raj'ah
Al-Raj‟ah adalah kembalinya sekelompok kecil manusia ke dunia ini sebelum
datangnya hari kiamat. Mereka kemudian mati lagi dan dikumpulkan di makhsyar.
Sekte ini mempercayai akan adanya sekelompok kecil dari orang-orang mukmin
dan sekelompok kecil dan orang-orang kafir yang akan dihidupkan kembali
sebelum hari kiamat dan setelah munculnya al-Mahdi, dengan tujuan agar mereka
bahagia, bagi mukmin, dan bagi orang kafir, agar mereka sedih dengan
kemenangan al-Mahdi14.
d. Taqiyah
Taqiyah bermakna menampakkan kebalikan dari yang disembunyikan. Hal ini
dilakukan untuk menjaga jiwa, harta, kehormatan, dan dengan berpura-pura
menampakkan aqidah yang tidak Taqiyah ini merupakan ajaran yang fundamental
12
Moh Hasim, “Syiah : Sejarah Timbul Dan Perkembangannya Di Indonesia,” Analisa 19, no. 19 (2012),
hlm 33.
13
Ibid, hlm 34.
14
Ibid, hlm 35.

12
dalam sekte syi'ah ini. Sebagaimana diungkapkan oleh para imam mereka, tidak
beragama orang yang tidak bertaqiyah. Juga ungkapan yang disandarkan kepada
Ja‘far as Sadiq taqiyah adalah agamaku dan agama Ayatullah Khumaini, Imam dan
Ulama besar Syi'ah abad ini mengatakan bahwa taqiyah merupakan bagian dari
aqidah mereka, secara ia mengatakan barang siapa yang berakal pasti mengetahui
bahwa hukum taqiyah merupakan hukum yang pasti dari Allah 15.
e. Perkawinan Mut'ah
Perkawinan Mut'ah merupakan perkawinan temporer atau sementara. Dalam
aqad ini disebutkan waktu atau batas perkawinan. Misalnya Abdullah bin Abbas,
Jabir Abi Abdullah al-Anshary, Ibnu mas'ud, Ubay bin Ka'ab, dan Imran bin
Hingga kini sekte Syi'ah ini masih membolehkan dan mengamalkan perkawinan
mut'ah. Mereka beranggapan bahwa seorang yang bepergian dalam waktu yang
panjang diperbolehkan melakukan perkawinan mut'ah, karena sifatnya darurat 16.
f. AL-Ma’ad
Itsna’ Asyariyah percaya sepenuhnya akan adanya hari akhirat. Manusia
menurut mereka akan dibangkitkan seperti asalnya,mereka akan menghadapi hisab
dan melintas shirat. Mereka juga meyakini akan adanya mahsyar dan bahwa surga
dan neraka sudah ada sekarang 17.
g. Al-Bada’
Ajaran lain yang dikenal dari Itsna Asyariyah adalah al-Bada. Menurut
Mazru'ah bahwasanya setelah menentukan (mentakdirkan) segala sesuatu di alam
azali, Allah melihat perlu merubah ketentuan tersebut, kemudian Dia merubahnya
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi. Akan tetapi menurut Subhani, al-
Bada adalah keyakinan bahwa Allah senantiasa mengatur dan menguasai segala
sesuatu, Dia selalu dalam urusan, menghapus dan menetapkan segala sesuatu
tersebut sesui dengan kehendaknya yang bijaksana 18.
Perhatikan table berikut:
Tokoh-tokoh Imam Konsep Imamah Ajaran
 Ali bin Abi Pertama, Imamah merupakan salah satu  Nubuwwah

15
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 90.
16
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 30.
17
Ibid, hlm 31.
18
Jafar Tamam, “Mengenal Mazhab Syiah,” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015), hlm 5.

13
Thalib rukun agama /rukun iman. Menurut sekte  Al-Adl
 Hasan bin Ali bin ini iman seseorang tidak sempuma bila  Al-Raj'ah
Abi Thalib tidak meyakini imamah.  Taqiyah
 Husein bin Abi Kedua, Sejak ia kecil sampai meninggal  Perkawina
Thalib harus ma'sum dari lupa dan salah. n Mut'ah
 Ali bin Husein Ketiga, Imamah harus dengan ketentuan  AL-Ma’ad
Zainal Abidin Allah melalui penjelasan Rasulnya.  Al-Bada’
 Muhammad Al-
Baqir
 Ja‘far as-Shadiq
 Musa al-Kazim
 Ali Ar-Ridha
 Muhammad al-
Jawad
 Ali al-Hadi
 Hasan al-Askari
 Muhammad al-
Muntazar (Imam
Mahdi)

Mayoritas golongan aliran Syiah Itsna 'Asyariah ini mengakui imam-imam


hingga 12 Imam. Mayoritas inilah yang disebut Syi'ah Itsna 'asyariyah. Pada imam
yang ke-12 rangkaian imam-imam nyata berhenti, karena Muhammad al Muntadzar
tidak meninggalkan keturunan. Muhammad sewaktu masih kecil hilang di dalam gua
yang terdapat di masjid Samarra (Irak), Menurut keyakinan Syi'ah, 12 imam ini
menghilang untuk sementara dan akan kembali lagi sebagai al-Mahdi untuk langsung
memimpin umat19.

3. Golongan Syi’ah Ismailiyyah (Sab'iyyah)


Kelompok yang hanya mengakui tujuh Imam. Tujuh Imam itu ialah
a. Ah al-Murtadha.
b. Hasan al-Mujtaba,

19
Jafar Tamam, “Mengenal Mazhab Syiah,” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015), hlm 56.

14
c. Husain al-Syahid,
d. Ah Zainal Abidin al-Sajjad,
e. Muhammad bin A1i al-Baqir,
f. Ja‘far al Shadiq
g. Ismail bin Ja‘far al- Khazim.

Karena dinisbatkan pada imam ke-7, Ismail bin Ja‘far al- Shadiq, Syi'ah Sabiah
disebut juga Syi'ah Ismailiyah. Syi'ah Ismailiyah atau Syi'ah Sab'iyah, dinisbahkan
penamaannya kepada Imam Ismail bin Ja‘far. Sekte ini berkembang dan tersebar
diberbagai daerah Islam. Sepeti seperti Afrika Tengah, Afrika Utara, Syam, Hindia,
Pakistan, Khurasan, Turkistan, Persia, dan Irak 20.

Syarat-syarat
Konsep Keimaman Pokok Pemikiran
Seorang Imam
 Iman kepada  keimaman harus dari  Tuhan mengambil tempat
Allah, tiada keturunan A1i. dalam diri Imam, dan oleh
Tuhan selain  Imam harus berdasar- karena itu Imam disembah.
Allah dan kan penunjukkan atau  Al-Qur'an itu memiliki
Muhammad Nash makna batin selain yang
Utusan Allah  Keimaman Jatuh Pada lahir. Dikatakan bahwa segi-
 Iman kepada anak tertua. segi lahir atau tersurat dari
surga  Imam harus maksum syari'at itu diperuntuk-kan
 Iman kepada (imunity from sin and bagi orang awan yang
neraka error). kecerdasannya terbatas dan
 Iman kepada  Imam harus seorang tidak memiliki
Hari yang paling baik (best kesempurnaan rohani.
kebangkitan of men) seorang imam  Ilmu takwil tentang ayat-ayat
 Iman kepada harus mempunyai al-Qur'an, sabiyah
pengadilan pengetahuan (ilmu) menakwilkan misalnya,
 Iman kepada dan juga harus puasa adalah menahan diri
para nabi dan mempunyai dari menyiarkan rahasia-

20
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 33.

15
rasul pengetahuan rahasia Imam, dan haji
 Iman kepada (walayah). adalah mengunjungi Imam.
imam, percaya,  Mengenai sifat Allah, sab'iah
mengetahui, dan sebagaimana halnya faham
membenarkan Mu'tazilah meniadakan sifat
Imam zaman. dari Dzat Allah. Penetapan
sifat menurut Sab'iah
merupakan penyempurnaan
dengan makhluk.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diambil pemahaman antara lain:

a. Pada dasarnya terdapat kesamaan antara Syi'ah Dua Belas dengan Syi'ah Sab'iah.
b. Perbedaannya terletak pada jumlah imam. keimaman bagi sab'iah jatuh pada anak
tertua. Konsep kema'shuman imam yang pada gilirannya membawa Sab'iah
menjadi ekstrim, dan pengakuan terhadap imam al-Mahdi al-Muntadzar, bahkan
mayoritas Sab'iah tidak menyakini adanya al-Mahdi al-Mutadzar.21
c. Sab'iah mempunyai ajaran yang mengatakan bahwa setiap yang dhahir memihki
aspek yang batin.
d. Syi'ah Ismailiyyah dikenal dengan banyak nama, setiap mereka berada disuatu
tempat mereka selalu mengganti nama- walaupun fahamnya sama. Mengapa
demikian? Hal ini dimaksudkan tiada lain untuk membedakan dengan sekte lain
dalam kelompok Syi'ah. Misalnya, ketika mereka di Parsia menamakan dirinya
dengan aliran Mubarakiyyah, di Irak dan Mesir menamakan dirinya bathiniyyah, di
Syam dan Irak menamakan dirinya Qaramithah Mazdakiyyah, di Khurasan
menamakan dirinya Ta-limiyyah dan Badiiyah, di Syiria mereka menamakan
dirinya al-Hakimiyyah dan al-Dauraz, di Mesir dan Syiria pada masa Daulat
Fatimiyyah menamakan dirinya al-Nashiriyyah22.

4. Golongan Aliran Syi’ah Zaidiyah


Golongan Zaidiyah berkayakinan bahwa seorang Imam tidak wajib orangnya oleh
Rasul, tetapi hanya sifat-sifatnya saja. Namun sifat-sifat tadi telah membuat Ali
21
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 34.
22
Ibid, hlm 35.

16
pantas menjadi Imam dan seorang Imam bukanlah profil yang ditentukan oleh
keturunan, melainkan keluar untuk menemui rakyat dan mengajak mereka
mendukung dirinya. Jadi seorang Imam adalah manusia biasa yang tidak luput dari
kekeliruan. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip Imamah yang menganggap
Imam itu memiliki ilmu Tuhan yang terjaga dari perbuatan dosa dan mengetahui apa
yang terjadi23

Perhatikan table berikut:

Kelompok Ajaran
No Tokoh Pokok Pemikiran
Sekte
Al-Jaridah Abi Jarud Kelompok Abi Jarud bin Yadir,  Tauhid
1 bin Yadir yang mengaggap bahwa penu-  Keadilan
njukan Rasulullah terhadap Ali Tuhan
bukan dengan menyebut nama  Iman dan
Al-Ma‘mun dengan Pelaku
menerangkan sifat-sifat yang Dosa
pantas menjadi Khalifah pada Besar
seseorang dan sifat tersebut.
Sedangkan kebanyakan
manusia tidak mengerti syarat-
syarat itu sehingga memilih
Abu Bakar, Umar dan Usman.

Al- Sulaiman Kelompok Sulaiman bin Jarir,


2
Sulaimaniyah bin Jarir yang menggap bahwa
walaupun bai'at adalah proses
penentuan Imam, namun
penetapan Imam itu setelah Ali
adalah Hasan dan Husain.

Pemilihan Imam dengan cara

23
Achmad Syarifudin, Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam), Al-Fikr (Palembang: Noer Fikri, 2021),
hlm 36.

17
sensus, kadang-kadang
melakukan benar dan kadang-
kadang salah, jadi pada
akhirnya manusia dominan
melakukan kesalahan. Dengan
demikian mereka mengecam
Usman. Thalhah, Zubair dan
Muawivah.
AI-Shalihah Hasan bin kelompok Hasan bin Ali bin
3 Ali bin Hayyal-Faqih yang
Hayy al- menganggap kekhalifahan Abu
Faqih Bakar, Umar dan
mengutamakan Ali dan mereka.

Sekte ini berkeyakinan bahwa agama adalah mengatahui Imam saja bahkan dari
mereka ada yang mengatakan bahwa agama sebenarnya hanya dua perkara, yakni:
mengetahui Imam dan menjalankan amanah.

18
BAGAN IMAMAH SYIAH

Ali bin Abi Thalib (1)

Hasan bin Ali bin Abi Thalib (2)

Husayn bin Ali bin Abi Thalib (3)

Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Ali Zainal Abidin (4)


Abidi (5)

Ja’far Shadiq bin Muhammad al-


Baqir (6) Sekte Zaidiyyah

Zaid bin Ali Zainal Abidin


Musa al-Khazim bin Ja’far as-Shadiq (148 H)
(7)

Ali Ridha bin Musa al-Khazim (8)

Sekte Ismailiyyah
Muhammad al-Jawwad bin Ali Ridha (9)

Ismail bin Ja’far as-Shadiq


Ali bin Muhammad al-Jawwad (10)

Hasan bin Ali bin Muhammad al-Askari (11)

Muhammad bin Hasan al-Mahdi (w. 260 H)


(12)

19
5. Perbandingan Syi‟ah Ghulat, Isna Asyariah, Ismailiyah, dan Zaidiyah
Syi’ah Ghulat (ekstrim) berpendapat bahwa Ali identik dengan Tuhan.
Pemimpinnya, Abdulah bin Saba dihukum dan dibuang ke Madain. Mereka juga
beranggapan bahwa ketika Malaikat menyampaikan wahyu telah berbuat kesalahan
yang sebenarnya wahyu harus disampaikan kepada Ali, tetapi disampaikan kepada
Muhammad, jadi Malaikat salah dalam menyampaikan wahyu, seharusnya Ali lah
yang berhak menerima wahyu bukan Muhammad. Mereka meyakini, bahwa Ali hidup
sampai sekarang tidak mati karena di dalamnya terdapat unsur Ketuhanan 24.

Adapun perbandingan antara Syi'ah Itsna asyariyah dengan Ismailiyah dalam


konsep Imamah Ismailiyah berpendapat bahwa:

a. Seorang imam pasti maksum


b. Ia juga seorang mujtahid
c. Keimaman menurut mereka berakhir pada imam yang ketujuh yaitu Ismail anak
imam keenam, Ja'far al-Shadiq.

Sedangkan Itsna asyariyah berpendapat bahwa:

a. Seorang imam harus maksum


b. Adanya imam yang tersembunyi (al-mustatir) atau yang ditunggu (al-muntadhar),
c. Adanya wilayah al-faqi
d. Keimaman berakhir pada imam yang ke-12 yaitu Muhamad al-Mahdi yang lebih
dikenal dengan sebutan 'al- Muntadhar dan al-Mustatir, hanya saja imam yang ke-7
adalah Musa al-Kazim anak imam ke-6 yakni Jafar as-Shadiq yang lebih muda dari
Ismail - Imam ke-7 menurut Isma' iliyah 25.

Sedikit berbeda dengan Isma'iliyah dan Itsna asyariyah, Syi'ah Zaidiyah


mempercayai bahwa seorang imam tidak maksum dan tidak harus yang afdhal, artinya
seorang Imam boleh mafdhul. Zaidah termasuk salah satu sekte Syiah yang
berpendapat; orang tidaklah terbatas dalam siklus keturunan untuk predikat Imam,
melainkan ketaqwaan dan usahalah yang memaklumkan dirinya menjadi Imam26.

24
Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Dalam Islam Dan Ciri Ciri Ajaranya, (Jakarta: Pustaka Al
Riyadl, 2004), hlm 79.
25
Ibid hlm 80.
26
Moh Hasim, “Syiah : Sejarah Timbul Dan Perkembangannya Di Indonesia,” Analisa 19, no. 19 (2012),
hlm 35.

20
Syiah Zaidiyyah dikenal sebagai sekte yang paling moderat dalam Syiah, ia
merupakan sekte yang paling dekat dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Dalam
kepercayaannya, mereka tidak mengkafirkan sahabat hanya saja mengatakan
bahwa Ali-lah yang paling pantas menggantikan Rasulullah, mengingat banyaknya
kemiripan dengan Rasulullah yang terdapat dalam dri Ali. Untuk itu
mereka tidak mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mengenai keimaman
dalam Zaidiyyah, haruslah dari keturunan Fatimah (al-Afdhal), namun jika tidak maka
tidak apa-apa. Sekte ini berpendapat bahwa peranan akal amatlah penting dalam
memahami wahyu dan syariat, sebagaimana dilakukan oleh Muktazilah 27.

D. Syiah di Indonesia
Syiah masuk ke Indonesia dikarenakan beberapa hal, di antaranya adalah
karena kekaguman cendekiawan muslim akan figur Ayatullah Khomeini sebagai tokoh
revolusi Iran yang hebat, kemudian Ali Syariati sebagai pemikir ternama asal Iran,
bahkan Amin Rais menerjemahkan buku beliau dari Inggris ke Indonesia menjadi buku
berjudul Tugas Cendekiawan Muslim28.

Berkembangnya paham Syiah di Indonesia mendapat respon dari rival Syiah, yakni
Saudi Arabia. Dengan berbagai cara buku-buku mengenai bahaya pemahaman Syiah
diterbitkan untuk menstigmakan Syiah, hingga ketika pada Rakernas MUI tahun 1984
dikeluarkan statemen tentang bahaya Syiah yang ditandatangi oleh Ibrahim Hosein 29.

Era Reformasi yang dikenal dengan era keterbukaan merupakan lahan subur bagi
kalangan Syiah. Pasca reformasi Syiah tidak lagi menggunaka taqiyah sebagai landasan
beragamanya, bahkan pada Juli 2000, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) resmi
dibentuk. Saat itu perayaan-perayaan semisal memperingati Karbala mulai dilakukan di
ruang publik30.

Hal ini melahirkan beberapa konflik yang tersebar di beberapa lokasi di daerah Jawa
Tengah dan yang paling mayshur kita kenal adalah yang terjadi di Sampang Madura
pada Agustus 2012 beberapa tahun silam. Syiah memberikan pengaruh cukup besar,

27
Jafar Tamam, “Mengenal Mazhab Syiah,” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015), hlm 6.
28
Moh Hasim, “Syiah : Sejarah Timbul Dan Perkembangannya Di Indonesia,” Analisa 19, no. 19 (2012),
hlm 50.
29
Ma’ruf Amin et al., Panduan MUI: Mengenal Dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah Di Indonesia
(Depok: Gema Insani, 2013), hlm 42.
30
Aboebakar Atjeh, Aliran Syiah Di Nusantara (Jakarta: Islamic Research Institute, 1977), hlm 25.

21
bahkan menurut Said Agil Siraj tradisi barzanji dan diba’an merupakan tradisi Syiah,
lebih jauh Abdurahman Wahid mengatakan bahwa NU secara kultural adalah Syiah. 31

Sumber lain melaporkan bahwa pengaruh pemikiran dan gerakan politik Syiah di
Indonesia ditandai dengan beberapa hal : Pertama, Bertambahnya jumlah pengikut Syiah
yang terdapat di Indonesia. Kedua, Pengembangan kegiatan pendidikan dan publikasi,
dalam hal ini terdapat beberapa lembaga yang berhasil didirikan melalui afiiliasi mazhab
syiah di antaranya adalah Yayasan Pesantren Islam (YAPI) yang berada di Bangi (1976),
al-Hujjah (1987) di Jember, Muthahharin (1988) di Bandung, Al-Hadi (1989) di
Pekalongan, Al-Jawad (1991) di Bandung, Al-Muntazar (1992) di Jakarta, Al-Kazim
(1994) di Cerebon, IPABI(1993) di Bogor, Rausyan Fikr (1995) diYogyakarta, Fatimah
(1997) di Jakarta,dan Pusat Budaya Islam Al Huda (2000) di Jakarta. Belum lagi
beberapa lembaga Syiah lainnya yang tersebar di berbagai kota di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau-pulau lainnya32.

Tidak hanya itu, penyebaran ide melalui berbagai media tulisan mereka lakukan
dengan mendirikan beberapa penerbitan seperti Pustaka Hidayah, Mizan,Lentera, and
YAPI (Yayasan Penyiaran Islam) Jakarta, Pustaka Zahra and Cahaya (Endut, 2012)
Menurut data BIN, sekarang paling tidak terdapat 29 penerbit dan 65 yayasan Syiah yang
tersebar di Wonosobo, Banjarmasin, Samarinda dan berbagai daerah Indonesia lainnya.

Ketiga, Keterlibatan kader Syiah Iran dalam politik Praktis. Hal ini dibuktikan
dengan naiknya Jalaludin Rakhmat naik ke pentas perpolitikan di Indonesia. Selain
sebagai ketua IJABI, ia aktif terlibat menyiarkan syiah Iran lewat jalur pemerintahan di
Indonesia (DPR Komisi VIII - Agama, Sosial, Pemberdayaan PerempuanAlat
Kelengkapan Dewan: Badan Legislasi). Buah dari ini adalah kepercayadirian kaum
Syiah saat mereka menggelar perayaan Asyura di ruang publik pada tahun 2010 di
Bandung dan juga timbulnya simpati Internasional atas kejadian penindasan atas kaum
Syiah di Sampang dengan mengatakan bahwa hal tersebut pelanggaran HAM. Selain itu
salah satu factor yang menjadikan Syiah berkembang di Indonesia adalah terbukanya
akses beasiswa pelajar Indonesia ke Iran33.

31
Achmad Rosidi et al., Dinamika Syiah Di Indonesia (Jakarta: Puslitbang Bimas Agama dan Layanan
Keagamaan, 2017), hlm 44.
32
Ibid, hlm 45.
33
Nurbaiti, “Awal Masuknya Islam Mazhab Syiah Ke Indonesia,” LPII Bandung Www.Altanwir.Net 9
(2017), hlm 18.

22
E. Penyimpangan Ajaran Syi’ah
Ada beberapa hal yang paling menyimpang dari aliran Syi’ah, perhatikan table
berikut.

No Perihal Syi’ah
1 Rukun 1. Sholat
Islam 2. Shaum
3. Zakat
4. Haji
5. Wilayah
2 Rukun 1. Tauhid
Iman 2. Nubuwwah
3. Imamah
4. Al- ‘adl
5. Al-ma’ad
3 Syahadat Tiga kalimat syahadat (ditambah menyebut 12 imam)
4 Imam Percaya kepada 12 imam mereka , termasuk rukun iman
5 Khalifah Khulafa’ Rasyidin selain sayidina Ali tidak sah
6 Ma’shum Para imam adalah Ma’shum
7 Sahabat Mencaci para sahabat dan menganggap para sahabat banyak yang
murtad
8 Al-Qur’an Sudah diubah oleh para sahabat
9 Surga dan Surga diperuntukan kepada orang-orang yang cinta kepada imam
neraka Ali
10 Raj’ah Meyakini akidah raj’ah
11 Imam Imam Mahdi kelak akan membangun Rasulullah, Imam Ali, Siti
Mahdi Fatimah serta Ahlul bait yang lain. Selanjutnya membangunkan
Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian tiga orang tersebut disiksa.
12 Mut’ah Halal dan dianjurkan
13 Shalat 1. Meletakan tangan kanan di atas tangan kiri hukumnya
membatalkan shalat.
2. Membaca Amin membatalkan shalat
3. Shalat Dhuha tidak dibenarkan

23
Berdasarkan table di atas terdapat perihal yang menyimpang dari aliran Syi’ah.
Perihal ini yang membedakan aliran Syi’ah dan aliran lainya. Banyak sekali hal-hal yang
menyimpang dalam aliran Syiah ini baik itu rukun Islam, rukun iman, penyebutan
syahadatnya, Imam yang percayai mereka, pengakuan terhadap khalifah. Aliran Syi’ah
ini juga mengakui bahwasanya para imam mereka harus ma’shum walaupun imam
mereka telah melakukan penyimpangan, aliran ini berpendapat lain dalam hal itu. Aliran
Syi’ah ini mencaci para sahabat nabi mereka hanya mengagungkan Ali bin Abi Thalib 34.

Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an telah dirubah oleh para sahabat. Surga dan
neraka aliran Syi’ah ini meyakini surga diperuntukan kepada orang-orang yang cinta
kepada imam Ali. Kepercayaan khusus orang Syi’ah yang disebut Raj’ah. Dan Imam
Mahdi kelak akan membangun Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul bait yang
lain. Selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian tiga orang
tersebut disiksa. Syi’ah juga menghalakan Mut’ah yaitu perkawinan temporer atau
sementara. Dan yang terkahir perbedaan sudut pandang mereka terhadap shalat35.

F. Karakteristik dari Aliran Syi’ah


Adapun karasteristik Aliran Syiah yaitu :

1. Pengkhianat
Karasteristik ini mutlak ciri khas Syiah yang tidak bisa dipisahkan. Pengkhianat
telah mendarah daging dalam tubuh Syiah dan menjadi sebuah hal yang sakral,
mustahil untuk ditinggalkan walau mereka berusaha untuk meninggalkan. Syiah telah
mengkhianati Imam Ali yang biasa kita baca dalam kitab Najhul Balaghah rujukan
penting mereka. Syiah juga pernah menkhianati Imam kedua mereka merampoknya
sehingga hingga permadani yang berada dibawah kakinya. Mereka juga menghianati
imam ke tiga Husain sebelum sempat membunuhmya sebagaimana persaksian
putranya Ali bin Husain. Pengkhianatan terus berlanjut sempat ad khilafah, begitupula
khalifah Abbasiyah36.
Pada masa Khumaini yang pernah mengumumkan bahwa Amerika adalah musuh
terbesar bagi Iran. Akan tetapi pada tahun 1985 M, muncul ke permukaan skandal
politik Amerika yang disebut (Iran-Contra affair). Dimana Amerika secara diam-diam

34
Aboebakar Atjeh, Aliran Syiah Di Nusantara (Jakarta: Islamic Research Institute, 1977), hlm 29.
35
Ibid, hlm 30.
36
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 96.

24
mensuplai senjata antitank (atas permintaan Iran kepada Amerika sebagai balasan
dibebaskannya sandera warga Amerika di Taheran) yang didistribusikan dengan
perantaraan Israel untuk membantai kaum muslimin di Irak (perang Iran-Irak).
Pada akhir tahun 80-an abad sila, organisasi pergerakan Syiah Amal Libanon
membantai kaum muslimin ahlussunnah yang merupakan pengungsi palestina yang
bermukim di perkampungan Sabra dan Shatila yang sebelumnya mengalami
penyerangan selama tiga tahun berturut-turut. Tahun 2003 M, syiah mengirim
pasukan ke irak untuk memebantai kaum muslimin dengan sangat keji, dan pada
tahun 2007 M, dunia menyingkap keberadaan penjara bawah tanah tempat orang
syiah melakukan penyiksaan terhadap kaum muslimin yang ditahan dengan
melubangi kepala tahanan dengan bor listrik 37.
2. Penyimpangan Seksual Yang Mengerikan
Mut’ah, begitulah ibadah agung menurut versi Syiah, salah seorang Imam Syiah
yang bernama Al-Mufid menuliskan dalam kitab yang khusus membahas masalah
Mut’ah, bahwa : Tidak jadi masalah jika seorang lelaki bermut’ah ria dengan seorang
pelacur atau wanita bersuami sepanjang wanita itu mengaku kalau ia masih perawan.
Oleh karena itu di kalangan kaum syiah sudah menjadi hal yang biasa terjadi kasus
pengkhianatan dalam rumah tangga, dan juga tersebar dan menjamurnya berbagai
jenis penyimpangan seksual yang hampir menyamai perilaku menyimpang 38.
3. Kebencian, Hasad, dan Dengki
Karasteristik ini dapat kita lihat terhadap bangsa Arab dimana bahwa kedatangan
nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam dimuka bumi ini telah memadamkan
api sembahan orang-orang majusi adalah seorang berbangsa Arab. Umar bin Khattab
yang telah meluluhlantahkan kekaisaran Persia dari peredaran adalah seorang yang
berbangsa Arab. Dan orang-orang asli Arab lah yang telah mengusir kisra Raja Persia
yang bernama Yazdajird kemudian ditendang jauh ke pegunungan pedalaman hutan
rimba Asia yag tak bertuan hingga terlunta-lunta. Karena sebab itulah sehingga
mereka menjadikan bangsa Arab sebagai musuh nomor satu Syiah sepanjang sejarah.
Kebencian mereka tersebut nampak dari doa yang sering di ulang-ulang dalam
berbagai kesempatan di Husainiyat mereka, “Laknat Allah atas ummat yang telah
membunuhmu “. Bangsa Arab adalah sebuah ummat secara keseluruhan tanpa
37
Achmad Rosidi et al., Dinamika Syiah Di Indonesia (Jakarta: Puslitbang Bimas Agama dan Layanan
Keagamaan, 2017), hlm 46.
38
Jafar Tamam, “Mengenal Mazhab Syiah,” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015), hlm 57.

25
terkecuali dan itulah yang dimaksud oleh kaum Syiah. Para ulama Syiah sama sekali
tidak menutup-nutupi bahwa hal pertama yang akan dilakukan oleh Imam Mahdi versi
mereka ketika keluar dari tempat persembunyian adalah menumpahkan darah 100
qabilah Arab.
Hasad Syiah terhadap bangsa Arab terlihat dari cara mereka mengkultuskan anak
cucu keturunan Husain dari istrinya yang memiliki darah asli Persia yang bernama
Syah Zinan bintu Yazdajird, jika dibandingkan dengan keturunan dari istri-istri yang
berdarah Arab. Hal yang sama juga bias kita lihat dari sikap mereka terhadap anak
keturunan kaka kandung al-Hasan39.
4. Mendahulukan Perasaan di atas Akal
Ulama Syiah melakuakan pembohongan publik dengan mengedepankan perasaan
yang memberikan efek beku kepada pengikutnya untuk berfikir. Kelicikan tersebut
ditempuh dengan tipuan yang pernah digunakan saudara-saudara Yusuf yang
diterkam serigala sesuai skenario yang mereka atur.
5. Taqiyyah
Taqiyyah merupakan kata yang berarti dusta atau bohong menurut Syiah. Syiah
menyandarkan syariat taqiyyah dari perkataan Imam as-Shadiq Abu Abdillah
bahwasannya ia berkata “Sesungguhnya Sembilan dari sepuluh bagian dari agama
adalah taqiyyah, dan tiada agama bagi orang yang tidak bertaqiyyah”. Bohong adalah
sifat wajib yang harus dimiliki oleh seorang penganut syiah. Karena itu sering kita
dapati seorang syiah tulen berbicara masalah ukhuwah islamiyah dan mencela
perpecahan. Dan kita tidak boleh luput dari hakikat mereka yang sebenarnya bahwa
merekalah asal-usul fitnah dan para pengkhianat ulung sepanjang sejarah 40.
6. Penyebaran Legenda Fiktif dan Khurafat
Penganut syiah berkeyakinan bahwasannya dulu ada seorang bayi yang lahir yang
termasuk dari imam dua belas syiah yang merupakan salah satu rukum iman yang
wajib diyakini. Imam ini terlahir dari seorang wanita nasrani bernama Narjis. Imam
syiah yang kedua belas ini bersembunyi dalam sebuah gua sejak tahun 260 H karena
takut atas kejaran prajurit abbasiyah yang ingin menangkapnya. Semenjak itu kaum
syiah menjulukinya imam Mahdi yang nama sebenarnya adalah Muhammad al-

39
Jafar Tamam, “Mengenal Mazhab Syiah,” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015), hlm 58.
40
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 88

26
Askari. Yang mengherankan adalah imam Mahdi syiah ini kenapa masih bersembunyi
dalam gua padahal sudah lebih dari seribu tahun runtuhnya daulah Abbasiyah 41.
7. Haus akan darah
Sebagian orang menganggap bahwa syiah dalam perayaan kematian Husain
dengan mencambuk punggung dengan janazir (rangkain besi tajam), memukul kepala
dengan pedang atau mengalirkan darah dari ubun-ubun bayi yang masih kecil hanya
sebuah syi’ar agama yang mengungkapkan penyesalan mendalam dari pengkhianatan
yang syiah lakukan terhadap Husain. Pada hakikatnya ada sesuatu yang tersembunyi
yang lebih mengerikan dari yang kita saksikan. Para pakar psikology menyatakan
bahwa seorang yang biasa mengalirkan darah dari tubuhnya, lebih enteng untuk
mengalirkan darah selainnya tanpa merasa peduli dan berdosa42.

41
Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Dalam Islam Dan Ciri Ciri Ajaranya, Pustaka Al Riyadl
(Jakarta, 2004), hlm 78.
42
Mila Febrianti, “Aliran Syiah Dan Pemikirannya,” Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan
Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020), hlm 88

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syiah secara bahasa berarti pengikut, dan juga pendukung yang dalam hal ini hanya
dikhususkan untuk orang-orang yang sangat mencintai dan lebih mengutamakan Ali bin
Abi Thalib dari pada Khulafaur-rasyidin sebelumnya, karena mereka meyakini bahwa
ahlul Bait adalah yang paling berhak menggantikan Rasulullah sebagai khalifah.

Syiah lahir karena gagalnya perundingan antara pihak pasukan Khalifah Ali dengan
pihak pasukan pemberontak Muawiyah bin Abu Sufyan di perang shiffin yang dikenal
dengan peristiwa tahkim dan arbitrasi, sehingga mengakibatkan sejumlah pasukan Ali
memeberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali. Mereka yang
memberontak disesbut golongan khawarij, dan yang tetap setia pada khalifah Ali disebut
golongan Syiah Ali atau pengikut Ali.

Seiring perkembangannya, kelompok Syi’ah terpecah menjadi beberapa sekte antara


lain: syi’ah ghaliat, syiah itsna 'asyariah, syi’ah ismailiyyah (sab'iyyah), dan syi’ah
zaidiyah. Di antara keempat sekte-sekte syi’ah, sekte ghaliat dianggap paling ekstrim.
Sekte ghaliat ini berpendapat bahwa Ali identik dengan Tuhan, seharusnya Ali lah yang
berhak menerima wahyu bukan Muhammad dan mereka meyakini, bahwa Ali hidup
sampai sekarang tidak mati karena di dalamnya terdapat unsur Ketuhanan.

Syiah masuk ke Indonesia dikarenakan kekaguman cendekiawan muslim akan


beberapa tokoh figur. Era Reformasi yang dikenal dengan era keterbukaan merupakan
lahan subur bagi kalangan Syiah. Dengan berbagai cara buku-buku mengenai bahaya
pemahaman Syiah diterbitkan untuk menstigmakan Syiah di Indonesia. pengaruh
pemikiran dan gerakan politik Syiah di Indonesia ditandai dengan beberapa hal :
Pertama, Bertambahnya jumlah pengikut Syiah yang terdapat di Indonesia. Kedua,
Pengembangan kegiatan pendidikan dan publikasi. Tidak hanya itu, penyebaran ide
melalui berbagai media tulisan mereka lakukan dengan mendirikan beberapa penerbitan.
Ketiga, Keterlibatan kader Syiah Iran dalam politik Praktis. Hal ini dibuktikan dengan
naiknya Jalaludin Rakhmat naik ke pentas perpolitikan di Indonesia.

28
Banyak sekali hal-hal yang menyimpang dalam aliran Syiah ini baik itu rukun Islam,
rukun iman, penyebutan syahadatnya, Imam yang mereka percayai, pengakuan terhadap
khalifah dan perbedaan dalam sudut pandang shalat. Aliran Syi’ah mencaci para sahabat
nabi, mereka hanya mengagungkan Ali bin Abi Thalib. Aliran Syiah ini juga
menghalalkan nikah mut’ah.

Adapun karakteristik dari aliran Syiah ini, yaitu pengkhianat, penyimpangan seksual
yang mengerikan, sangat membenci bangsa Arab, mereka mendahulukan perasaan di atas
akal, taqiyyah, menjuluki imam terakhir dari imam dua belas syiah adalah imam Mahdi
yang nama sebenarnya Muhammad al-Askari, dan melakukan perayaan kematian Husain
dengan mencambuk punggung dengan janazir (rangkain besi tajam), memukul kepala
dengan pedang atau mengalirkan darah dari ubun-ubun bayi yang masih kecil.

B. Saran
Terkait perihal pemikiran kalam aliran Syi’ah banyak sekali hal-hal yang perlu kita
ketahui seperti apa itu Syi’ah, sejarah munculnya, sekte-sekte dan para tokohnya, apa
saja penyimpangan dari ajaran Syi’ah dan karakteristik ajaran Syiah. Dengan adanya
pembahasan seputar tentang pemikiran kalam aliran Syi’ah ini, kami berharap materi
yang kami paparkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca agar
menjadi lebih luas lagi tentang pemahaman aliran Syi’ah.

Dengan adanya materi ini, diharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami
secara baik. Penyusun juga berharap adanya pengembangan materi yang terus berlanjut
untuk mengembangkan materi pembahasan tentang aliran Syi’ah ini agar menjadi lebih
efisien dan fleksibel.

Dan di sini kami sangat menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Tentunya, kami sebagai seorang penyusun akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sebagai seorang penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sufyan Raji. Mengenal Aliran Dalam Islam Dan Ciri Ciri Ajaranya. Pustaka Al
Riyadl. Jakarta, 2004.

Amin, Ma’ruf dkk. Panduan MUI: Mengenal Dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah Di
Indonesia. Depok: Gema Insani, 2013.

Atjeh, Aboebakar. Aliran Syiah Di Nusantara. Jakarta: Islamic Research Institute, 1977.

Febrianti, Mila. “Aliran Syiah Dan Pemikirannya.” Jurnal Mimbar: Media Intelektual
Muslim Dan Bimbingan Rohani 6, no. 1 (2020): 86–97.

Hasbi, Muhammad. Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam.
Watampone: Trustmedia Publishing, 2015.

Hasim, Moh. “Syiah : Sejarah Timbul Dan Perkembangannya Di Indonesia.” Analisa 19, no.
19 (2012): 147–58.

Nurbaiti. “Awal Masuknya Islam Mazhab Syiah Ke Indonesia.” LPII Bandung


Www.Altanwir.Net 9 (2017).

Rosidi., Kustini, et al. Dinamika Syiah Di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Bimas Agama dan
Layanan Keagamaan, 2017.

Syarifudin, Achmad. Pemikiran Islam (Tauhid Dan Ilmu Kalam). Al-Fikr. Palembang: Noer
Fikri, 2021.

Tamam, Jafar. “Mengenal Mazhab Syiah.” Pemikiran Islam 10, no. 2 (2015): 1–16.

Wahid, Ramli Abdul. “Aliran Minoritas Dalam Islam Di Indonesia.” Journal of


Contemporary Islam and Muslim Societies 1, no. 2 (2017): 141.

30

Anda mungkin juga menyukai