Anda di halaman 1dari 6

KEKENTALAN ISLAM PADA KEBUDAYAAN MELAYU DI SUMATERA UTARA

Yenny Maharani Lubis


Universitas Negeri Medan
yennymhranii1@gmail com

Abstract

Islam is the majority religion in Indonesia. The teachings of Islam are not only limited to understanding. However, Islam is the basis for
implementing aspects of human life, including social life. Religion was born and initiated by Allah SWT. directly as an answer to overcome various
problems of human life both in the context of the past to the present. The term Malay, when associated with historical culture, makes attention to its
division into two parts, namely Old Malay or Proto Malay and Young Malay or Deutro Malay. One of the provinces in Indonesia, namely North
Sumatra, racially indigenous Malays occupy this are. This study uses qualitative method to get purposes.

Keywords : Islam, Malay Culture, North Sumatera

Abstrak

Islam merupaka agama mayoritas di Indonesia. Ajaran Islam tidak hanya sebatas pemahaman. Akan tetapi, Islam merupakan dasar pelaksanaan
aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan bermasyarakat. Agama lahir dan diprakarsai oleh Allah SWT. langsung sebagai jawaban untuk
mengatasi berbagai permasalahan kehidupan manusia baik dalam konteks masa lalu hingga masa kini. Istilah Melayu jika dikaitkan dengan budaya
sejarah, menjadi perhatian pada pembagiannya menjadi dua bagian, yaitu Melayu Tua atau Melayu Proto dan Melayu Muda atau Melayu Deutro.
Salah satu provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Utara yang secara ras penduduk asli melayu menempati ini. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif untuk mendapatkan tujuan yang dimaksud.

Kata Kunci : Islam, Kebudayaan Melayu, Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Agama Islam merupakan agama mayoritas di Negara Indonesia. Ajaran agama Islam tidak hanya terbatas sekedar akan
pemahaman. Akan tetapi, agama Islam menjadi dasar dalam penerapan aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan sosialnya.
Agama lahir dan dicetuskan oleh Allah SWT. langsung sebagai jawaban untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan manusia baik
dalam konteks masa lampau hingga masa sekarang.

Lebih lanjut, apabila ditinjau dari persebaran ras, maka Ras Melayu merupakan ras dominan yang menempati bumi Indonesia.
Istilah melayu ini apabila dikaitkan dengan kebudayaan sejarah maka membuat perhatian tertuju pada pembagiannya menjadi dua
bagian yakni melayu tua atau proto melayu dan melayu muda atau deutro melayu. Salah satu Provinsi di Indonesia yakni Sumatera
Utara secara rasial pribumi melayu menempati daerah ini. Lebih lanjut, jika merujuk pada pembagian rumpun melayu tersebut maka di
Sumatera Utara terbagi dalam berbagai etnik didalamnya yakni Simalungun, Mandailing, Pak-pak,Toba, Karo, Angkola, dan Nias.
Akan tetapi, terdapat kelompok lain yang juga disebutkan dengan "Melayu" di Sumatera Utara. Pada konteks sebutan "Melayu" ini
tentu berbeda dengan pembagian sebutan "melayu proto dan deutro". Pada kelompok " Melayu" ini kerap kali diidentikkan dengan
agama Islam.

METODOLOGI

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas tentang metode dan alat penelitian ilmu yang akan dilakukan. Pengkajian
pembahasan ini menerapkan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini yaitu penelitian dengan maksud tujuan untuk
memahami fenomena yang terjadi oleh subjek penelitian dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata bahasa dengan kajian
pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan mempergunakan berbagai metode ilmiah. (Anggito & Setiawan. 2018).

HASIL PEMBAHASAN

Penduduk Indonesia merupakan penduduk dengan mayoritas ras melayu. Dalam lingkup integrasi budaya biasanya rumpun ini
sadar juga terdiri dari berbagai etnik terkhusus di Sumatera Utara yakni adanya etnik Simalungun, Karo, Pak-pak, Toba, Mandailing,
Angkola, dan Nias. Selain itu, di Sumatera Utara juga terdapat kelompok kecil yang dinamakan "Melayu" pula. Pemahaman konsep
melayu dalam dua hal ini antara Ras Melayu dan Kelompok yang bernama Melayu di Sumatera Utara ini tentunya dua hal yang
berbeda.

Konsep Melayu

Persebaran Ras Melayu

Melayu merupakan sebuah bangsa yang besar nan agung. Melayu sebagai penyumbang peradaban kepada dunia ini, termasuk
dalam gagasan maupun kebendaan dengan dibuktikan berbagai peninggalan. Istilah Melayu umumnya dipergunakan dalam
mengidentifikasi semua manusia yang termasuk pada rumpun Austronesia. Pada hal ini yang mendiami meliputi wilayah Kepulauan
Nusantara, Semenanjung Malaya, Kepulauan Filipina, serta Pulau-Pulau daerah Lautan Pasifik Selatan. Secara umum, orang Melayu
ialah yang dapat dikelompokkan kedalam ras Melayu. Dengan begitu, istilah Melayu sebagai ras ini termasuk didalamnya orang-orang
campuran dari berbagai suku di kawasan Nusantara. Ras Melayu telah menganut agama Islam abad ke-13. Budaya mereka kerap
dilihat berbeda dengan mmasyarakat yang disebut dengan ras Proto-Melayu pedalaman yaitu yang masih menganut kepercayaan
mereka sendiri baik maupun dari orang luar. Di bagian lainnya, terjadi asimilasi dan proses adaptasi ras Melayu pedalaman dengan
orang Melayu apabila masuk agama Islam. Sehingga terdapat perbedaan mengenai pengertian Melayu ini di Indonesia terutama daerah
Sumatera Utara. Selain itu, orang yang menganut sistem animisme atau agama lainnya yang memeluk Islam dianggap juga Melayu.
Agama Islam
Geertz mengatakan motivasi dorongan hati yang timbul oleh simbol keagamaannya kelihatannya benar-benar berkorespondensi
dengan realitas di mana dikembangkan lanjut Maxim dan Edward yang mencela klise adanya homo islamicus dipandang sebagai
penyebab kemunduran dunia Timur dimana dunia Timur merupakan daerah penting dalam peradaban agama Islam.

Secara teoritis Arab pra Islam adalah politik Selain itu umat Yahudi Nasrani memandang rendah orang Arab dan tidak bertuhan.
Suatu sikap yang muncul dalam periode setelah pendiriannya agama Islam dan memainkan peran dalam polemik Nasrani anti Islam
pada abad pertengahan dalam Islam kebudayaan dan Perubahan Sosial (Maxime.1980) . Selanjutnya muncul Wahyu yang diturunkan
oleh Nabi Muhammad SAW sehingga berkembang dan menyebar dari mulai Jazirah Arab hingga seluruh dunia dari hal ini pula Nabi
Muhammad membangun sebuah sistem dan menjadi perkembangan kebudayaan besar dunia. Setelah meninggalnya Muhammad para
penggantinya khalifah di kalangan suku Quraisy titik kemudian terjadi sistem kekuasaan bersifat turun temurun di mana mulai dari
Dinasti Umayyah.

Pegangan yang menjadi pedoman umat Islam tertera pada kitab suci Al-Quran. Dalam Alquran pula tepatnya pada surah ke 49 ayat
13 menyangkut terkait realitas berbagai karakteristik manusia dan mengakui adanya manusia yang berbeda-beda ditunjukkan "Dan
kami telah menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal- mengenal."
Tentunya hal ini merupakan kondisi yang sesuai dengan realitas kehidupan manusia, dikutip dalam Islam Kebudayaan dan Perubahan
Sosial (Bassam. 1999).

Kebudayaan Melayu dengan Islam

Kebudayaan Melayu memiliki peranan strategis pada konteks Sumatera Utara. Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang yang
sebelum sistem religi animisme atau agama lainnya yang kemudian memeluk agama Islam dianggap termasuk Melayu. Kebudayaan
Melayu seperti dalam upacara perkawinannya pelbagai unsurnya diserap oleh etnik lain. Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar
sehari-hari, baik di rumah atau komunikasi antar etnik di Sumatera Utara.

Pakaian Melayu seperti baju kurung, songkok, seluar, baju kebaya, umum digunakan oleh semua etnik rumpun Melayu di Sumatera
Utara. Demikian pula kesenian Melayu didukung oleh etnik-etnik rumpun Melayu itu. Yang menjadi perhatian, ialah yang termasuk
padarumpun Melayu yang beragama Islam juga kerap menyebut dirinya sebagai Melayu. Masyarakat Melayu di Sumatera Utara
memiliki seni budaya yang khas diantara nya endeng-endeng, gubang, sinandong, dedeng, dan lain sebagainya. Begitu pula kesenian
yang umum dijumpai pada Dunia Melayu yang dikenal seperti Dondang, Kasidah Zapin, Kasidah, Nasyid. Kemudian dalam bentuk
karya-karya sastra baik itu yang bersifat tulisan maupun lisan contohnya seloka, dedeng, pantun, gurindam, nazam, sinandong, dan
syair. Syair termasuk menjadi khas daera Sumatera Utara, terutama tema ceritanya.

Secara budaya, Kebudayaan Melayu Sumatera Utara telah dikenal sebagai penyumbang peradaban kepada Dunia Melayu. Seperti
dalam halnya berbagai puisi Amir Hamzah dari Langkat, seperti yang terangkum dalam Buah Rindu dan Nyanyi Sunyi dikaji dan juga
diamalkan di Dunia Melayu. Tarian Serampang Dua Belas menjadi tari nasional Indonesia sejak dekade 1960-an dipraktikkan serta
dipelajari di semua kawasan di Dunia Melayu. Membahas terkait sistem kekerabatan yang diterapkan, dalam kebudayaan Melayu ini
garis keturunan ditentukan berdasarkan pada garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak ayah ataupun ibu sebelumnya.
Akan tetapi, hadirnya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang dijadikan sebagai pandangan hidupnya, maka garis keturunan
lebih cenderung mengikuti arah garis keturunan patriarki yakni berdasarkan kepada garis keturunan pihak ayah.

KESIMPULAN
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki penduduk dengan sebagai besarnya ras Melayu apabila dikaitkan dengan sejarah
kebudayaan maka Melayu merujuk pada Proto Melayu dan Deutro Melayu. Namun, terdapat pula kelompok di daerah Sumatera Utara
yang juga menamakan diri mereka sebagai Melayu. Lebih lanjut, Kebudayaan Melayu dengan agama Islam memiliki kaitan erat dalam
kelompok Melayu termasuk daerah Sumatera Utara.Hal ini terlihat pada bentuk kebudayaan mereka mulai dari Bentuk kesenian
pakaian pandangan sistem kekerabatan kemudian.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, S. M. A. N. (1972). Islam Dalam Sejarah Dan Kebudayaan Melayu/Syed Muhammad Naquib al-Attas. ABIM.

Anggito, A., & Setiawan, J. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV Jejak Publisher.

Nurjaman, A. R. 2020. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Takari, M., Zaidan, A., dan Dja’far, F. M. 2012. Sejarah Kesultanan Deli dan peradaban masyarakatnya. Medan: USU
Press dengan Kesultanan Deli.

Tibi, B. 1999. Islam Kebudayaan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Anda mungkin juga menyukai