Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DI HAMPARAN PERAK: STUDI MASYARAKAT MUSLIM MELAYU

Kholila Wati1, Juliana2 Rahma Maulida Rambe3 Nada Syiva Salsabila4


1234
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email : kholilla2404@gmail.com1 juliana08072004@gmail.com2 rahmamaulidaray@gmail.com3
nadasyivasalsabilaa@gmail.com4

Abstrak

Islam merupakan agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad shallallahu

'alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh

manusia hingga akhir zaman, Melalui kitab suci Al-Qur'an, Islam menjadi agama yang

memandu umat dan pengikutnya secara aktual dalam mengadaptasi pada segala masa dan

zaman. Islam merupakan agama mayoritas di kampung Hamparan Perak, hal ini juga

berkaitan dengan keberadaan etnik Melayu di wilayah tersebut yang melekatkan keberadaan

etnik Melayu dengan pengaruh Islam. Keberadaan agama selain Islam di kampung Hamparan

Perak menggambarkan kehidupan antar umat beragama yang aman, tertib dan saling hormat-

menghormati. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang islam dihamparan perak

pada studi Masyarakat muslim melayu Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode studi literatur dengan mengumpulkan data yang relevan serta menganalisis

dan mempelajarinya secara detail dan mendalam, serta melakukan diskusi untuk membahas

konteks yang terkait dengan materi yang ada dalam jurnal, Dari penelitian ini , ditemukan 2

(dua) hasil, yaitu (1)Praktik keagamaan dihamparan perak yang rutin dilakukan yaitu magrib

Al-Qur'an (2) Unsur Akulturasi masyarakat melayu hamparan perak mencakup aspek

kehidupan seperti agama maupun budaya

Kata kunci: Muslim, Hamparan Perak, Masyarakat Melayu

Abstract

Islam is a religion that was revealed by Allah SWT to the Prophet Muhammad sallallaahu

'alaihi wasallam as the last prophet and apostle to guide the lives of all humans until the end of

time. Through the holy book Al-Qur'an, Islam has become a religion that guides its people and

followers in actual adaptation. at all times and ages. Islam is the majority religion in Hamparan

Perak village, this is also related to the presence of ethnic Malays in the area which attaches the

existence of ethnic Malays to the influence of Islam. The existence of religions other than Islam
1
in Hamparan Perak village illustrates that life between religious communities is safe, orderly

and mutually respectful. The aim of this research is to describe Islam in the Malay Muslim

Community. This research uses a qualitative approach with literature study methods by

collecting relevant data and analyzing and studying it in detail and in depth, as well as holding

discussions to discuss the context related to the material in journal, From this research, 2 (two)

results were found, namely (1) Religious practices in the presence of silver which are routinely

carried out, namely Maghrib Al-Qur'an (2) Elements of Acculturation of the Silver Hanoaran

community covering aspects of life such as religion and culture

Keywords: Muslims, Hamparan Perak, Malay Community

PENDAHULUAN
Identitas Muslim Melayu terwujud dalam komunitas Melayu di Asia Tenggara, seperti
Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina bagian selatan, dan Thailand bagian selatan, dimana
mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Ciri khas Islam Melayu mencakup aspek
religius, santun, toleran, bermoral tinggi, dan kelembutan, serta memiliki dampak signifikan
dalam berbagai aspek peradaban Melayu, termasuk bidang ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, sistem penanganan, kesetaraan, kerajaan Islam, pelatihan, bahasa, sastra Arab
Melayu, patung, arsitektur, musik, tari, ekonomi, dan etika sosial. Pengaruh Islam Nusantara di
Indonesia memiliki potensi untuk memengaruhi pembangunan bangsa dan memajukan
peradaban Islam secara menyeluruh, dengan penekanan pada nilai-nilai damai, harmonis, dan
humanis. Masyarakat Melayu di Hamparan Perak dianggap sebagai suku lokal dominan,
menggunakan bahasa Melayu yang memiliki ciri khusus, seperti pengucapan "e" di akhir setiap
kata, sebagai strategi adaptasi terhadap komunitas etnis lain di wilayah tersebut.

Kedatangan Islam ke rantau Alam Melayu telah membawa perubahan besar ke atas

cara fikir dan tingkah laku masyarakat Melayu Islamisasi masyarakat Muslim Melayu di

Hamparan Perak mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan

kebijakan

Unsur akulturasi: Islamisasi masyarakat Muslim Melayu di Hamparan Perak

mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan kebijakan Misalnya,

masyarakat Melayu di Hamparan Perak menerima kebudayaan Islam, termasuk dalam

bidang agama, seperti solat dan ucapan bahagia untuk pernikahan.

Proses Islamisasi yang terjadi sepertinya membawa beberapa perubahan, termasuk di

bidang politik dan budaya. Berdasarkan naskah Riwayat Hamparan Perak, perkembangan

keagamaan sudah mulai muncul pada masa Guru Patimpus. Islamisasi terjadi akibat adanya
2
pertarungan antara Guru Patimpus dengan Datuk Kota Bangun, pertarungan itu melibatkan

kepercayaan atau agama yang menjadi taruhannnya.

Pertarungan itu dimenangkan oleh Datuk Kota Bangun, sesuai kesepakatan maka

Guru Patimpus harus masuk agama Datuk Kota Bangun, yaitu agama Islam. Hingga

akhirnya Guru Patimpus kembali ke dataran tinggi untuk menyampaikan bahwasanya dia

akan masuk agama Islam, menemui keluarganya dan berkata: “Jangan engkau susah

sekalian, serupa juga aku di sini, sebab kita punya tanah sampai ke laut, aku pikir jikalau

tiada aku masuk Islam, tentulah tanah kita yang dekat laut diambil orang Jawi dari

seberang” (Simanjuntak, 1977). Berdasarkan hal itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

masa Guru Patimpus Islam sudah mulai dikenalkan.

3
1. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana praktik keagamaan islam melayu di Hamparan Perak?

2. Bagaimana unsur Akulturasi islamisasi Masyarakat muslim melayu Hamparan Perak?

METODE PENELITIAN

Islamisasi masyarakat Muslim Melayu di Hamparan Perak mencakup berbagai aspek

kehidupan, seperti agama, budaya, dan kebijakan Misalnya, masyarakat Melayu di

Hamparan Perak menerima kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat

mrngaji dan ucapan bahagia untuk pernikahan dan adat pada pernikahan, Islam merupakan

agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam

sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga

akhir zaman, Melalui kitab suci Al-Qur'an yang menjadi pedoman umat islam di dunia,

Islam menjadi agama yang memandu umat dan pengikutnya secara aktual dalam

mengadaptasi pada segala masa dan zaman. Islam juga merupakan agama mayoritas di

kampung Hamparan Perak, hal ini juga berkaitan dengan keberadaan etnik Melayu di

wilayah tersebut yang melekatkan keberadaan etnik Melayu dengan pengaruh Islam.

Keberadaan agama selain Islam di kampung Hamparan Perak menggambarkan kehidupan

antar umat beragama yang aman, tertib dan saling hormat-menghormati baik secara

adat,budaya dan kebijakan-kebijakan lainnnya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

tentang islam melayu dihamparan perak dan format keberagaman mereka. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dengan mengumpulkan

data yang relevan serta menganalisis dan mempelajarinya secara detail dan mendalam, serta

melakukan diskusi untuk membahas konteks yang terkait dengan materi yang ada dalam

jurnal, Dari penelitian ini , ditemukan 2 (dua) hasil, yaitu (1) praktik keberagaman islam di

hamparan perak (2) dan unsur Akulturasi islamisasi Masyarakat muslim di hamparan

Perak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Masyarakat menjalani kehidupan dalam dimensi-dimensi dan realitas objektif yang
terbentuk melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Seluruh tahap tersebut
selalu berproses secara dialektik dalam kerangka masyarakat, dan realitas sosial merupakan

4
hasil konstruksi manusia sendiri. Dalam konteks penelitian ini, fokusnya adalah pada
bagaimana elit agama di Hamparan Perak membangun sistem keyakinan dan pengetahuan
terkait pluralisme dan dialog antarumat beragama. Konstruksi sosial dibangun melalui definisi
kenyataan dan pengetahuan, yang tercermin dalam interaksi sosial, komunikasi bahasa, serta
bentuk-bentuk organisasi sosial. Realitas sosial ditemukan dalam pengalaman intersubjektif,
dan pengetahuan mengenai realitas sosial melibatkan aspek-aspek kehidupan bermasyarakat.
Perubahan dan perkembangan masyarakat terjadi melalui dinamika sosial yang dimulai dari
komunikasi dan pembinaan hubungan antarmasyarakat. Hubungan ini bergantung pada
proses yang terkait dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Dengan pemahaman nilai sosial dan
budaya masyarakat lain, hubungan dapat terbentuk, menandakan bahwa proses sosial adalah
hasil pengaruh timbal balik antara berbagai aspek kehidupan bersama. Masyarakat di
Hamparan Perak memiliki struktur sosial yang menciptakan pola perilaku beragam, tergantung
pada situasi yang dihadapi. Manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa
terikat pada struktur tertentu, sementara agama dianggap sebagai konstruksi manusia,
menunjukkan adanya dialektika antara masyarakat dan agama. Di Hamparan Perak, terdapat
dua kelompok suku yang berbeda, termasuk Suku Melayu Islam sebagai masyarakat Pribumi.

1. Format Keberagaman dan praktik keagamaan Masyarakat muslim melayu hamparan


perak
Praktik keagamaan Masyarakat muslim melayu hamparan perak seperti Adanya

kegiatan keagamaan yaitu Maghrib Al-Qur'an yang dilakukan dihamparan perak yang

melibatkan Para orang tua, jama'ah Masjid Takmir dan guru-guru Al-Qur'an setempat

yang berpengalaman ikut turut serta dalam kegiatan Maghrib Al-Qur'an ini. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan usai shalat Maghrib saat berkumpul di Masjid Al-Rohimin

kediaman Bumi Ayu Lestari.

Pelatihan ini diikuti oleh 25 anak dari desa Hamparan Perak, khususnya dusun 3 dan

dusun 5 desa tersebut. Peserta yang mengikuti kegiatan Maghrib Quran harus berusia

antara 4 dan 11 tahun atau PAUD/TK-SD. Kegiatan utama dari pelatihan ini adalah

belajar membaca Al-Qur'an (scroll) dengan metode Al-Jazari, membiasakan diri dengan

surat- surat pendek dan berdoa bersama. Meski tingkatannya berbeda, namun kegiatan

Maghrib Al-Qur'an dilaksanakan di satu tempat dalam satu waktu dan yang

membedakan adalah jumlah kegiatan pengajian. Anak-anak belajar membaca Al-Qur'an

(gulir) sesuai dengan nilai sekolah terakhir mereka. Beberapa memulai dari

awal.Selanjutnya, membiasakan diri dengan surat-surat pendek yang berlangsung

serentak dari surat An-Nas hingga Al- Zalzalah.

5
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan masyarakat

Hamparan perak yang didominasi oleh orang orang suku Melayu ini sangat bermanfaat,

karena kita melihat kegiatan Maghrib Quran sebagai sarana bagi anak-anak Hamparan

perak untuk belajar Al-Qur'an. kegiatan mengaji Maghrib memberikan dampak positif

bagi anak-anak Desa Hamparam Perak, khususnya anak-anak Dusun 3 dan 5. -Fokus

pada Al- Qur'an, hafalan surat-surat pendek, lantunan Shorawat anak-anak. Keempat,

kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai sumber, antara lain orang tua,

tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar kegiatan ini akan terus berlanjut bahkan setelah

kuliah kerja nyata selesai.

Ada juga beberapa yang mengatakan bahwa Di hamparan perak, keterampilan orang Melayu

dalam acara pernikahan atau khitanan mencakup penggunaan syair, pantun, sajak, dan

elemen lain sebagai bentuk kata sambutan. Komunitas Muslim Melayu di sana dikenal

dengan kehalusan bahasa Budi, mengatur penggunaan bahasa secara terstruktur yang

menekankan rasa, dengan tutur kata lembut yang digunakan untuk menyampaikan nasihat,

petuah, dan pengajaran berbasis nilai-nilai Islam. Syair, pantun, dan gurindam menjadi

sarana yang berkesan untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang berakar dalam Islam,

menjadi kebanggaan masyarakat Muslim Melayu di hamparan perak yang diwariskan dari

generasi ke generasi.Praktik keagamaan suku Melayu di Hamparan Perak dapat dijelaskan

melalui konteks sejarah dan proses Islamisasi yang terjadi. Pada masa tersebut, praktik

keagamaan suku Melayu di wilayah tersebut dipengaruhi oleh proses penyebaran dan

penerimaan agama Islam.

Dengan demikian, format praktik keagamaan suku Melayu di Hamparan Perak pada masa itu

melibatkan aspek-aspek seperti pembelajaran agama, implementasi syariat Islam dalam

kehidupan sehari-hari, dan perubahan dalam struktur kekuasaan yang dipengaruhi oleh

faktor keagamaan.

6
2. Unsur Akulturasi Islamisasi Masyarakat muslim melayu dihamparan Perak
Islam Melayu di hamparan Perak memiliki akar sejarah yang mendalam dan menjadi
elemen integral dalam perkembangan budaya serta sosial di wilayah tersebut. Asal
usulnya dapat ditelusuri hingga abad ke-15, ketika Sultan Muhammad Shah I
memperkenalkan Islam di Perak, berperan penting dalam penyebaran agama ini di
wilayah tersebut. Kedatangan Islam mengubah tata nilai dan kehidupan masyarakat Perak
secara signifikan. Sultan Muhammad Shah I juga memainkan peran sentral dalam menjalin
hubungan dengan pedagang dan penguasa Islam di wilayah lain.

Pentingnya Islam di Perak tercermin dalam pembangunan masjid-masjid yang menjadi


pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Contohnya adalah Masjid Ubudiah di Kuala
Kangsar, yang menjadi simbol keagamaan dan keindahan arsitektur Islam di Perak. Sejak
itu, Islam terus berkembang dan menjadi bagian integral dari identitas Melayu di Perak.
Sultan-sultan dan pemimpin lokal mendukung keberlanjutan ajaran Islam, dan pemerintah
setempat turut serta dalam mendukung pengembangan pendidikan Islam dan lembaga-
lembaga keagamaan.

Islam Melayu di Perak tidak hanya berperan penting dalam aspek keagamaan, tetapi juga
meresap ke dalam budaya, seni, dan adat istiadat masyarakat. Nilai-nilai Islam tercermin
dalam tradisi seperti pernikahan, upacara keagamaan, dan festival-festival yang dirayakan
di Perak. Dengan demikian, asal usul Islam Melayu di hamparan Perak mencerminkan
perjalanan sejarah panjang di mana Islam tidak hanya diterima sebagai agama, melainkan
juga membentuk kehidupan sehari-hari dan identitas budaya masyarakat setempat.

Pertama, Riwayat Hamparan Perak mencatat perkembangan keagamaan pada masa Guru

Patimpus. Proses Islamisasi dimulai dengan pertarungan antara Guru Patimpus dan Datuk

Kota Bangun. Kemenangan Datuk Kota Bangun dalam pertarungan tersebut mengakibatkan

Guru Patimpus masuk Islam sesuai kesepakatan. Hal ini mencerminkan bahwa perubahan

keagamaan dipengaruhi oleh faktor politik dan komitmen tokoh agama.

Kemudian, setelah masuk Islam, Guru Patimpus bersama tujuh orang besarnya diislamkan

oleh Datuk Kota Bangun. Mereka berguru dan belajar agama Islam selama tiga tahun

lamanya. Praktik keagamaan suku Melayu di Hamparan Perak pada masa itu melibatkan

proses pembelajaran dan penyebaran ajaran Islam oleh pemimpin agama kepada masyarakat

setempat.

7
Unsur akulturasi dalam islamisasi masyarakat Muslim melayu di Hamparan Perak

mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan kebijakan. Berikut ini

beberapa contoh unsur akulturasi dalam islamisasi masyarakat Muslim melayu di

Hamparan Perak:

a. Pergunaan bahasa Melayu: Masyarakat Melayu di Hamparan Perak mengadopsi

bahasa Melayu sebagai salah satu cara komunikasi dan identifikasi kultural

b. Adopsi kebudayaan Islam: Masyarakat Melayu di Hamparan Perak menerima

kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat dan ucapan bahagia

untuk pernikahan

c. Selain itu, mereka juga menerima kebudayaan Islam dalam seni tangga, seperti

wayang untuk menjawab doa dan solat

d. Perubahan ke dalamatan: Islamisasi di Hamparan Perak mengarah ke perubahan ke

dalamatan masyarakat Melayu, terutama dalam agama, budaya, dan kebijakan

Misalnya, banyak keturunan Karo yang menikah atau kawin silang dengan orang

Melayu, dan mereka memadukan agama Islam sesuai dengan keinginan masyarakat

Melayu

e. Pengembangan politik: Proses islamisasi di Hamparan Perak juga mengarah ke

pembangan politik, seperti pergangkatan Sultan Deli setelah pengeducian agama Islam

oleh orang-orang Melayu

f. Pengembangan ekonomi: Islamisasi juga mempengaruhi pengembangan ekonomi

masyarakat Melayu di Hamparan Perak, terutama dalam perdagangan dan ekonomi

agro-industri.

g. Adopsi kebudayaan Islam: Masyarakat Melayu di Hamparan Perak menerima

kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat dan ucapan bahagia

untuk pernikahan

h. Selain itu, mereka juga menerima kebudayaan Islam dalam seni tangga, seperti

wayang untuk menjawab doa dan solat

i. Perubahan ke dalamatan: Islamisasi di Hamparan Perak mengarah ke perubahan ke

dalamatan masyarakat Melayu, terutama dalam agama, budaya, dan kebijakan


8
Misalnya, banyak keturunan Karo yang menikah atau kawin silang dengan orang

Melayu, dan mereka memadukan agama Islam sesuai dengan keinginan masyarakat

Melayu

j. Pengembangan politik: Proses islamisasi di Hamparan Perak juga mengarah ke

pembangan politik, seperti pergangkatan Sultan Deli setelah pengeducian agama Islam

oleh orang-orang Melayu

k. Pengembangan ekonomi: Islamisasi juga mempengaruhi pengembangan ekonomi

masyarakat Melayu di Hamparan Perak, terutama dalam perdagangan dan ekonomi

agro-industri.

Secara umum, periode Datuk Sapuluh hingga tahun 1956 mencerminkan


perjalanan Islam Melayu melalui perubahan sosial, politik, dan ekonomi, di
mana pemimpin agama seperti Datuk Sapuluh memiliki peran kunci dalam
membentuk pandangan dan praktik keagamaan di kalangan masyarakat
Melayu. Proses Islamisasi yang terjadi tampaknya membawa perubahan
signifikan, termasuk di bidang politik dan budaya. Riwayat Hamparan Perak
menyatakan bahwa perkembangan keagamaan mulai muncul pada masa Guru
Patimpus, yang mengalami pertarungan dengan Datuk Kota Bangun, dan
akhirnya masuk Islam sesuai kesepakatan. Setelah itu, Guru Patimpus dan
tujuh orang besar lainnya diislamkan oleh Datuk Kota Bangun, menyebarkan
agama Islam di dataran tinggi dan membentuk praktik keagamaan baru.

Kesimpulan

Kesimpulannya, perjalanan Islam Melayu di Hamparan Perak dari masa Datuk


Sapuluh hingga tahun 1956 mencerminkan transformasi signifikan dalam
aspek sosial, politik, dan ekonomi. Pemimpin agama seperti Datuk Sapuluh
memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan praktik
keagamaan masyarakat Melayu. Proses Islamisasi, terutama melalui
pertarungan antara Guru Patimpus dan Datuk Kota Bangun, menjadi
katalisator perubahan, mengarah pada penerimaan agama Islam dan
pembentukan praktik keagamaan yang baru.

Aspek kebudayaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu di

9
Hamparan Perak juga mengalami akulturasi dengan nilai-nilai Islam,
menciptakan format praktik keagamaan yang melibatkan pendidikan agama,
implementasi syariat Islam, dan perubahan dalam struktur kekuasaan. Adanya
pelatihan Maghrib Al-Qur'an, sebagai contoh, menjadi sarana penting bagi
anak-anak untuk belajar Al-Qur'an.

Unsur akulturasi Islamisasi juga terlihat dalam aspek-aspek lain, seperti adopsi
bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi, pengembangan politik, dan
ekonomi masyarakat Melayu yang terpengaruh oleh nilai-nilai Islam.
Keseluruhan, Islam tidak hanya diterima sebagai agama, tetapi juga
membentuk identitas budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu di
Hamparan Perak.

Keterlibatan komunitas dalam kegiatan keagamaan, seperti Maghrib Al-


Qur'an, menunjukkan dampak positifnya pada pendidikan agama anak-anak
dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, termasuk orang tua, tokoh
masyarakat, dan masyarakat setempat. Hal ini menandakan keberlanjutan
praktik keagamaan dan pengaruh positifnya terhadap generasi mendatang.

Dengan demikian, kesimpulan utama adalah bahwa perjalanan Islam Melayu


di Hamparan Perak tidak hanya mencakup aspek agama, tetapi juga
melibatkan interaksi kompleks dengan budaya, sosial, dan politik, membentuk
identitas yang kaya dan beragam dalam masyarakat Melayu di wilayah
tersebut.

1
0

Anda mungkin juga menyukai