Abstrak
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh
manusia hingga akhir zaman, Melalui kitab suci Al-Qur'an, Islam menjadi agama yang
memandu umat dan pengikutnya secara aktual dalam mengadaptasi pada segala masa dan
zaman. Islam merupakan agama mayoritas di kampung Hamparan Perak, hal ini juga
berkaitan dengan keberadaan etnik Melayu di wilayah tersebut yang melekatkan keberadaan
etnik Melayu dengan pengaruh Islam. Keberadaan agama selain Islam di kampung Hamparan
Perak menggambarkan kehidupan antar umat beragama yang aman, tertib dan saling hormat-
menghormati. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang islam dihamparan perak
pada studi Masyarakat muslim melayu Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi literatur dengan mengumpulkan data yang relevan serta menganalisis
dan mempelajarinya secara detail dan mendalam, serta melakukan diskusi untuk membahas
konteks yang terkait dengan materi yang ada dalam jurnal, Dari penelitian ini , ditemukan 2
(dua) hasil, yaitu (1)Praktik keagamaan dihamparan perak yang rutin dilakukan yaitu magrib
Al-Qur'an (2) Unsur Akulturasi masyarakat melayu hamparan perak mencakup aspek
Abstract
Islam is a religion that was revealed by Allah SWT to the Prophet Muhammad sallallaahu
'alaihi wasallam as the last prophet and apostle to guide the lives of all humans until the end of
time. Through the holy book Al-Qur'an, Islam has become a religion that guides its people and
followers in actual adaptation. at all times and ages. Islam is the majority religion in Hamparan
Perak village, this is also related to the presence of ethnic Malays in the area which attaches the
existence of ethnic Malays to the influence of Islam. The existence of religions other than Islam
1
in Hamparan Perak village illustrates that life between religious communities is safe, orderly
and mutually respectful. The aim of this research is to describe Islam in the Malay Muslim
Community. This research uses a qualitative approach with literature study methods by
collecting relevant data and analyzing and studying it in detail and in depth, as well as holding
discussions to discuss the context related to the material in journal, From this research, 2 (two)
results were found, namely (1) Religious practices in the presence of silver which are routinely
carried out, namely Maghrib Al-Qur'an (2) Elements of Acculturation of the Silver Hanoaran
PENDAHULUAN
Identitas Muslim Melayu terwujud dalam komunitas Melayu di Asia Tenggara, seperti
Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina bagian selatan, dan Thailand bagian selatan, dimana
mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Ciri khas Islam Melayu mencakup aspek
religius, santun, toleran, bermoral tinggi, dan kelembutan, serta memiliki dampak signifikan
dalam berbagai aspek peradaban Melayu, termasuk bidang ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, sistem penanganan, kesetaraan, kerajaan Islam, pelatihan, bahasa, sastra Arab
Melayu, patung, arsitektur, musik, tari, ekonomi, dan etika sosial. Pengaruh Islam Nusantara di
Indonesia memiliki potensi untuk memengaruhi pembangunan bangsa dan memajukan
peradaban Islam secara menyeluruh, dengan penekanan pada nilai-nilai damai, harmonis, dan
humanis. Masyarakat Melayu di Hamparan Perak dianggap sebagai suku lokal dominan,
menggunakan bahasa Melayu yang memiliki ciri khusus, seperti pengucapan "e" di akhir setiap
kata, sebagai strategi adaptasi terhadap komunitas etnis lain di wilayah tersebut.
Kedatangan Islam ke rantau Alam Melayu telah membawa perubahan besar ke atas
cara fikir dan tingkah laku masyarakat Melayu Islamisasi masyarakat Muslim Melayu di
Hamparan Perak mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan
kebijakan
mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan kebijakan Misalnya,
bidang politik dan budaya. Berdasarkan naskah Riwayat Hamparan Perak, perkembangan
keagamaan sudah mulai muncul pada masa Guru Patimpus. Islamisasi terjadi akibat adanya
2
pertarungan antara Guru Patimpus dengan Datuk Kota Bangun, pertarungan itu melibatkan
Pertarungan itu dimenangkan oleh Datuk Kota Bangun, sesuai kesepakatan maka
Guru Patimpus harus masuk agama Datuk Kota Bangun, yaitu agama Islam. Hingga
akhirnya Guru Patimpus kembali ke dataran tinggi untuk menyampaikan bahwasanya dia
akan masuk agama Islam, menemui keluarganya dan berkata: “Jangan engkau susah
sekalian, serupa juga aku di sini, sebab kita punya tanah sampai ke laut, aku pikir jikalau
tiada aku masuk Islam, tentulah tanah kita yang dekat laut diambil orang Jawi dari
seberang” (Simanjuntak, 1977). Berdasarkan hal itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
3
1. RUMUSAN MASALAH
METODE PENELITIAN
Hamparan Perak menerima kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat
mrngaji dan ucapan bahagia untuk pernikahan dan adat pada pernikahan, Islam merupakan
agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga
akhir zaman, Melalui kitab suci Al-Qur'an yang menjadi pedoman umat islam di dunia,
Islam menjadi agama yang memandu umat dan pengikutnya secara aktual dalam
mengadaptasi pada segala masa dan zaman. Islam juga merupakan agama mayoritas di
kampung Hamparan Perak, hal ini juga berkaitan dengan keberadaan etnik Melayu di
wilayah tersebut yang melekatkan keberadaan etnik Melayu dengan pengaruh Islam.
antar umat beragama yang aman, tertib dan saling hormat-menghormati baik secara
tentang islam melayu dihamparan perak dan format keberagaman mereka. Penelitian ini
data yang relevan serta menganalisis dan mempelajarinya secara detail dan mendalam, serta
melakukan diskusi untuk membahas konteks yang terkait dengan materi yang ada dalam
jurnal, Dari penelitian ini , ditemukan 2 (dua) hasil, yaitu (1) praktik keberagaman islam di
hamparan perak (2) dan unsur Akulturasi islamisasi Masyarakat muslim di hamparan
Perak.
4
hasil konstruksi manusia sendiri. Dalam konteks penelitian ini, fokusnya adalah pada
bagaimana elit agama di Hamparan Perak membangun sistem keyakinan dan pengetahuan
terkait pluralisme dan dialog antarumat beragama. Konstruksi sosial dibangun melalui definisi
kenyataan dan pengetahuan, yang tercermin dalam interaksi sosial, komunikasi bahasa, serta
bentuk-bentuk organisasi sosial. Realitas sosial ditemukan dalam pengalaman intersubjektif,
dan pengetahuan mengenai realitas sosial melibatkan aspek-aspek kehidupan bermasyarakat.
Perubahan dan perkembangan masyarakat terjadi melalui dinamika sosial yang dimulai dari
komunikasi dan pembinaan hubungan antarmasyarakat. Hubungan ini bergantung pada
proses yang terkait dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Dengan pemahaman nilai sosial dan
budaya masyarakat lain, hubungan dapat terbentuk, menandakan bahwa proses sosial adalah
hasil pengaruh timbal balik antara berbagai aspek kehidupan bersama. Masyarakat di
Hamparan Perak memiliki struktur sosial yang menciptakan pola perilaku beragam, tergantung
pada situasi yang dihadapi. Manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa
terikat pada struktur tertentu, sementara agama dianggap sebagai konstruksi manusia,
menunjukkan adanya dialektika antara masyarakat dan agama. Di Hamparan Perak, terdapat
dua kelompok suku yang berbeda, termasuk Suku Melayu Islam sebagai masyarakat Pribumi.
kegiatan keagamaan yaitu Maghrib Al-Qur'an yang dilakukan dihamparan perak yang
melibatkan Para orang tua, jama'ah Masjid Takmir dan guru-guru Al-Qur'an setempat
yang berpengalaman ikut turut serta dalam kegiatan Maghrib Al-Qur'an ini. Pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan usai shalat Maghrib saat berkumpul di Masjid Al-Rohimin
Pelatihan ini diikuti oleh 25 anak dari desa Hamparan Perak, khususnya dusun 3 dan
dusun 5 desa tersebut. Peserta yang mengikuti kegiatan Maghrib Quran harus berusia
antara 4 dan 11 tahun atau PAUD/TK-SD. Kegiatan utama dari pelatihan ini adalah
belajar membaca Al-Qur'an (scroll) dengan metode Al-Jazari, membiasakan diri dengan
surat- surat pendek dan berdoa bersama. Meski tingkatannya berbeda, namun kegiatan
Maghrib Al-Qur'an dilaksanakan di satu tempat dalam satu waktu dan yang
(gulir) sesuai dengan nilai sekolah terakhir mereka. Beberapa memulai dari
5
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan masyarakat
Hamparan perak yang didominasi oleh orang orang suku Melayu ini sangat bermanfaat,
karena kita melihat kegiatan Maghrib Quran sebagai sarana bagi anak-anak Hamparan
perak untuk belajar Al-Qur'an. kegiatan mengaji Maghrib memberikan dampak positif
bagi anak-anak Desa Hamparam Perak, khususnya anak-anak Dusun 3 dan 5. -Fokus
pada Al- Qur'an, hafalan surat-surat pendek, lantunan Shorawat anak-anak. Keempat,
kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai sumber, antara lain orang tua,
tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar kegiatan ini akan terus berlanjut bahkan setelah
Ada juga beberapa yang mengatakan bahwa Di hamparan perak, keterampilan orang Melayu
dalam acara pernikahan atau khitanan mencakup penggunaan syair, pantun, sajak, dan
elemen lain sebagai bentuk kata sambutan. Komunitas Muslim Melayu di sana dikenal
dengan kehalusan bahasa Budi, mengatur penggunaan bahasa secara terstruktur yang
menekankan rasa, dengan tutur kata lembut yang digunakan untuk menyampaikan nasihat,
petuah, dan pengajaran berbasis nilai-nilai Islam. Syair, pantun, dan gurindam menjadi
sarana yang berkesan untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang berakar dalam Islam,
menjadi kebanggaan masyarakat Muslim Melayu di hamparan perak yang diwariskan dari
melalui konteks sejarah dan proses Islamisasi yang terjadi. Pada masa tersebut, praktik
keagamaan suku Melayu di wilayah tersebut dipengaruhi oleh proses penyebaran dan
Dengan demikian, format praktik keagamaan suku Melayu di Hamparan Perak pada masa itu
kehidupan sehari-hari, dan perubahan dalam struktur kekuasaan yang dipengaruhi oleh
faktor keagamaan.
6
2. Unsur Akulturasi Islamisasi Masyarakat muslim melayu dihamparan Perak
Islam Melayu di hamparan Perak memiliki akar sejarah yang mendalam dan menjadi
elemen integral dalam perkembangan budaya serta sosial di wilayah tersebut. Asal
usulnya dapat ditelusuri hingga abad ke-15, ketika Sultan Muhammad Shah I
memperkenalkan Islam di Perak, berperan penting dalam penyebaran agama ini di
wilayah tersebut. Kedatangan Islam mengubah tata nilai dan kehidupan masyarakat Perak
secara signifikan. Sultan Muhammad Shah I juga memainkan peran sentral dalam menjalin
hubungan dengan pedagang dan penguasa Islam di wilayah lain.
Islam Melayu di Perak tidak hanya berperan penting dalam aspek keagamaan, tetapi juga
meresap ke dalam budaya, seni, dan adat istiadat masyarakat. Nilai-nilai Islam tercermin
dalam tradisi seperti pernikahan, upacara keagamaan, dan festival-festival yang dirayakan
di Perak. Dengan demikian, asal usul Islam Melayu di hamparan Perak mencerminkan
perjalanan sejarah panjang di mana Islam tidak hanya diterima sebagai agama, melainkan
juga membentuk kehidupan sehari-hari dan identitas budaya masyarakat setempat.
Pertama, Riwayat Hamparan Perak mencatat perkembangan keagamaan pada masa Guru
Patimpus. Proses Islamisasi dimulai dengan pertarungan antara Guru Patimpus dan Datuk
Kota Bangun. Kemenangan Datuk Kota Bangun dalam pertarungan tersebut mengakibatkan
Guru Patimpus masuk Islam sesuai kesepakatan. Hal ini mencerminkan bahwa perubahan
Kemudian, setelah masuk Islam, Guru Patimpus bersama tujuh orang besarnya diislamkan
oleh Datuk Kota Bangun. Mereka berguru dan belajar agama Islam selama tiga tahun
lamanya. Praktik keagamaan suku Melayu di Hamparan Perak pada masa itu melibatkan
proses pembelajaran dan penyebaran ajaran Islam oleh pemimpin agama kepada masyarakat
setempat.
7
Unsur akulturasi dalam islamisasi masyarakat Muslim melayu di Hamparan Perak
mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan kebijakan. Berikut ini
Hamparan Perak:
bahasa Melayu sebagai salah satu cara komunikasi dan identifikasi kultural
kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat dan ucapan bahagia
untuk pernikahan
c. Selain itu, mereka juga menerima kebudayaan Islam dalam seni tangga, seperti
Misalnya, banyak keturunan Karo yang menikah atau kawin silang dengan orang
Melayu, dan mereka memadukan agama Islam sesuai dengan keinginan masyarakat
Melayu
pembangan politik, seperti pergangkatan Sultan Deli setelah pengeducian agama Islam
agro-industri.
kebudayaan Islam, termasuk dalam bidang agama, seperti solat dan ucapan bahagia
untuk pernikahan
h. Selain itu, mereka juga menerima kebudayaan Islam dalam seni tangga, seperti
Melayu, dan mereka memadukan agama Islam sesuai dengan keinginan masyarakat
Melayu
pembangan politik, seperti pergangkatan Sultan Deli setelah pengeducian agama Islam
agro-industri.
Kesimpulan
9
Hamparan Perak juga mengalami akulturasi dengan nilai-nilai Islam,
menciptakan format praktik keagamaan yang melibatkan pendidikan agama,
implementasi syariat Islam, dan perubahan dalam struktur kekuasaan. Adanya
pelatihan Maghrib Al-Qur'an, sebagai contoh, menjadi sarana penting bagi
anak-anak untuk belajar Al-Qur'an.
Unsur akulturasi Islamisasi juga terlihat dalam aspek-aspek lain, seperti adopsi
bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi, pengembangan politik, dan
ekonomi masyarakat Melayu yang terpengaruh oleh nilai-nilai Islam.
Keseluruhan, Islam tidak hanya diterima sebagai agama, tetapi juga
membentuk identitas budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu di
Hamparan Perak.
1
0