Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sarah Zaitun

Nim : 190202051

Mata Kuliah : Metodelogi Studi Islam

1. Jelaskan pendapat anda tentang keragaman organisasi Islam yang ada di Indonesia , Khususnya NU dan
Muhammadiyah. Bagaimana anda mensikapi perbedaan antara keduanya !

2. Jelaskan apa yang anda pahami tentang Studi Kawasan Islam , jelaskan !

3. Jelaskan sejarah terjadinya perbedaan aliran dalam teologi dan fiqh dalam islam !

4. Jelaskan perbedaan antar pendekatan antropologis dan sosiologis dalam studi islam !

5. Jelaskan kearifan-kearifan lokal aceh yang selaras dengan unsur islam !

6. Bagaimana pendapat anda tentang penerapan syariat islam di Aceh , perlukah dipertahankan atau
dihapuskan, jelaskan !

Jawaban

1. Menurut saya alasan berdirinya organisasi islam di Indonesia sangat tepat , karena salah satu
perjuangan pergerakan nasional Indonesia tidak terlepas dari peran organisasi islam , jadi organisasi
islam seperti Muhammadiyah Dan NU ini menjadi organisasi pembentuk karakter nasionalis di kalangan
umat islam . Seperti yang kita tahu secara umum bahwa NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan
meskipun mereka mempunyai tiujuan yang sama dan juga sekarang ini NU dan Muhammadiyah banyak
bekerja sama, akan tetapi menurut saya bagaimana mensikapi perbedaan tersebut tentu saja dengan
menerima perbedaan tersebut dan tidak saling membandingkan antara dua organisasi islam tersebut ,
kemudian juga hal yang paling penting adalah membangun sikap positif dalam perbedaan , karena salah
satu cara untuk membangun sikap positif adalah denagn mempelajari dan menganalisis perbedaan itu
sendiri.

( https: ahlulbaitrasulullah.blogspot.com – jurnal : Organisasi islam dan perannya terhadap pendidikan


islam di Indonesia , Choirunniswah, Vol.XVII,No.01,Edisi Juni 2013. )

2. Studi kawasan islam ialah kajian yang menjelaskan tentang situasi yang terjadi di berbagai area
mengenai kawasan islam di dunia dan ruang lingkup yang ada didalamnya, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan serta ciri-ciri karakteristik sosial budaya yang ada di dalamnya. Di sini kita akan
membahas islam dengan pendekatan study kawasan. Adapun kawasan yang dipilih ialah Afrika Timur,
Asia Tenggara, dan Cina.Para pendatang membawa islam ke Afrika Timur melalui dua cara, yaitu melalui
jalur darat dengan mentusuri sungai nil dan melalui jalur laut dengan menyebrangi laut merah atau
samudera hindia. Sedangkan, Islam didakwahkan ke Asia Tenggara melalui tiga cara, yaitu melalui
dakwah para pedagang muslim dalam jalur perdagangan yang damai, kemudian melalui dakwah para da’i
dan orang-orangg suci yang datang dari India atau Arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang
kafir, dan yang terakhir melalui kekuasaanatau peperangan dengan Negara-negara penyembah berhala.

Di dalam Negara Cina memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga
termasuk Negara yang berperadaban tertua di dunia disamping India, Mesir, dan Mesopotamia.Islam
kontemporer dalam perspektif studi kawasan yaitu keadaan perkembangan umat islam sekarang ini di
berbagai Negara.Menurut beberapa media massa ternyata islam di Amerika Serikat berkembang dengan
pesat dan muslim menjadi pemeluk agama terbesar setelah umat kristiani.akbar Muhammad, ia mencatat
bahwa orang amerika pertama yang tercatat sebagai pemeluk islam ialah Reverend Norman, seorang
misionaris gereja Metodis di Turki yang memeluk islam pada tahun 1870.

(https: //www.bintusapawi.com)

3. Teologi Islam (ilmu kalam) sebenarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, dan belum
ada pada masa Rasulullah ataupun pada masa sahabat-sahabatnya. Akan tetapi baru dikenal pada saat
banyak orang yang membicarakan tentang alam ghaib (metafisika). Munculnya persoalan teologi itu
disebabkan dari berbagai faktor, yakni faktor dari luar dan faktor dari dalam yang berasal dari kaum
muslimin itu. Hakikatnya munculnya dua aliran ini awalnya karena persoalan politik , lalu sampai
akhirnya berlanjut pada masalah akidah dan takdir.

( Memahami Alran –aliran Teologi dalam islam , Mukhtar Nuhun)

4. Melalui pendekatan antropologis sosok agama yang ada pada dataran empirik akan dapat dilihat
serat-seratnya dan latar belakang mengapa agama tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berupaya
melihat hubungan antara agama dengan berbagai pranata sosial yang terjadi di masyarakat.Tugas utama
antropologi adalah studi tentang manusia adalah untuk memungkinkan kita memahami diri kita dengan
memahami kebudayaan lain. Antropologi menyadarkan kita tentang kesatuan manusia secara esensial,
dan karenannya membuat kita saling menghargai satu sama lainnya.Pendekatan antropologis dalam
memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud
praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama
nampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah manusia dan berupaya menjelaskan jawabannya .
Pertautan antara agama dan realitas budaya dimungkinkan terjadi karena agama tidak berada dalam
realitas yang vakum selalu original. Mengingkari keterpautan agama dengan realitas budaya berarti
mengingkari realitas agama sendiri yang selalu berhubungan dengan manusia, yang pasti dilingkari oleh
budayanya. Kenyataan yang demikian itu juga memberikan arti bahwa perkembangan agama dalam
sebuah masyarakat baik dalam wacana dan praktis sosialnya menunjukkan adanya unsur konstruksi
manusia. Walaupun tentu pernyataan ini tidak berarti bahwa agama semata-mata ciptaan manusia,
melainkan hubungan yang tidak bisa dielakkan antara konstruksi Tuhan seperti yang tercermin dalam
kitab-kitab suci dan konstruksi manusia terjemahan dan interpretasidari nilai-nilai suci agama yang
direpresentasikan pada praktek ritual keagamaannya.( Pendekatan Antrapologis Dalam Studi Islam , M.
Dimyati Huda , volume 4 No. 2 2016)

5. kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai
luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Jati menyebutkan “Kearifan lokal
dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan
hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.” Di Indonesia yang kita
kenal sebagai nusantara, kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik
tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Sebagai contoh, hampir di setiap budaya lokal di nusantara dikenal kearifan lokal
yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya. Pada umumnya, etika dan nilai
moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke
generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.

Salah satu contoh nilai kearifan lokal Aceh menurut Nurdin dalam bidang pengelolaan gender
misalnya, masyarakat Aceh sangat memproteksi dan menghormati perempuan. Hal itu diekspresikan
melalui pemakaian perhiasan “cupeng” pada anak balita perempuan yang juga berfungsi sebagai penutup
auratnya, meskipun ia tidak berpakaian. Untuk perempuan remaja dan dewasa, pakaian mereka dilengkapi
dengan kancing baju emas “Boh Dokma” yaitu sejenis perhiasan dada seperti gasing telungkup dimana
bagian yang runcing menghadap ke depan yang berfungsi sebagai perhiasan sekaligus senjata kejut kalau
ada laki-laki yang mengganggu. Nilai tersebut juga terekspresikan melalui nisan-nisan Putri Pasai yang
terbuat dari pualam yang indah, berbeda dengan nisan raja yang menggunakan batu biasa.Selanjutnya,
Yusuf mengemukakan masyarakat lokal Aceh memiliki kearifan yang diwarisi secara turun-temurun.
Kearifan masyarakat Aceh mampu menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan dan menata
kehidupan masyarakat. Sebagai sebuah warisan masa lalu, kearifan lokal terdapat dalam kehidupan
masyarakat Aceh terutama di daerah pedesaan. Kearifan lokal tumbuh dan menjadi bagian dari
kebudayaan masyarakat itu sendiri, di mana beberapa hal akan berperan penting dalam perkembangannya,
di antaranya: bahasa, agama, kesenian, taraf pendidikan masyarakat, perkembangan teknologi dan yang
lainnya.Jadi kearifan- kearifan lokal Aceh ini menurut saya yang paling selaras dengan unsur islam .

( Jurnal : Analisis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Aceh Melalui Literasi Media, Prima Nucifera S.Pd. M,Pd
dan Tufik Hidayat S.Pd, M.Pd. )

6. Menurut saya sebagai masyarakat Aceh, meskipun pemberian hak untuk formalisasi syariat islam di
Aceh diberikan guna untuk mengakhiri konflik vertical dan berkepanjangan di Aceh, akan tetapi menurut
saya syariat islam di Aceh perlu dipertahankan , Karena sekarang ini tujuan penegakan syariat islam
sangat penting, sehingga masyarakat pun lebih terjaga dari hal- hal yang telah dilarang oleh agama .
Seperti yang kita tahu bahwa apabila masyarakat melakukan hal yang telah di larang oleh agama dan juga
ditetapkan oleh syariat maka mereka akan mendapat hukuman, sehingga itu dapat mengurangi keinginan
masyarakat untuk melakukan hal tersebut, dan juga untu para remaja mereka akan lebih memahami hal-
hal yang tidak dapat dilakukan karena telah dilarang oleh agama, karena mereka sudah melihat sendi para
pelaku kesalahan yang telah diberi hukuman, seperti cambuk.

( Penerapan Syariat Islam Aceh Dalam Lintas Sejarah ,Ali Geno Berutu, Jurnal Hukum ,Vol.13 Nomor 2)

Anda mungkin juga menyukai