Anda di halaman 1dari 20

Islam di Indonesia

Materi ke 10
mata kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu:
Shofiyulloh, S.H.I., M.H.I
Pendahuluan
Munculnya Islam di Indonesia dan
menghadapi budaya yang ada
Pemikiran yang mendorong terwujudnya
Islam di Indonesia.
Corak dan karakteristik budaya dan Seni
Islam di Indonesia
Bagaimana membedakan antara budaya dan
ajaran murni Islam
Bagaimana corak Islam di Indonesia
Pengertian Islam Indonesia
Menurut Gus Mus (KH. Musthofa Bisri), yang
namanya santri (orang-orang yang memperdalam
agama Islam secara komprehensif, biasanya di
pesantren) adalah bukan orang Islam yang berada di
Indonesia, melainkan orang Indonesia yang
beragama Islam.
Islam Indonesia adalah model Islam yang senantiasa
memperhatikan budaya lokal sebagai pendekatan
dalam praktek keagamaannya. Tapi tidak sampai
mengubah intisari ajaran Islam.
Islam Indonesia merupakan negara obyektif (sintesis)
dari negara negara Islam dan negara sekular.
Ciri Khas Islam Indonesia
Ciri khas Islam di Indonesia, dapat dilihat dari 5 hal:
 Akar historis, pada perjalanannya, Islam Indonesia
bergumul dengan masyarakat majemuk Indonesia yang
sejak dulu terkenal ramah.
 Tradisi intektual dan sosial, pada tataran ini budaya
saling menasehati dan saling membantu dalam masyarakat
Indonesia telah membentuk karakter Islam Indonesia,
contoh tradisi mudik, salaman, dan lain-lain.
 Institusionalisasi, Islam pada masyarakat Indonesia
diposisikan dalam berbagai wilayah yang menyebar
 sastra/seni, Islam pada praktek penyebaran di Indonesia
selalu dikaitkan dengan sastra dan seni.
 khazanah budaya, Islam Indonesia melakukan
pelestarian budaya lokal yang diwarnai dengan Islam.
Islam Berbudaya Nusantara
Islam Nusantara sebagai Islam Mutamaddin Menjadi Tipe Ideal Dunia
Islam di Indonesia”
Islam Nusantara itu adalah Islam Nusantara yang empirik dan
distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi,
penerjemahan, vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial,
budaya, dan sastra di Indonesia
“Islam Nusantara” memang agak ganjil didengar lantaran Islam
memang sumbernya satu dan bersifat ilahiyah. Tapi, harus
diperhatikan bahwa Islam juga terealisasi dalam praktik keseharian.
Artinya, selain ilahiyah, Islam juga bersifat insaniyah (manusiawi).
jika ada Islam Nusantara maka ada juga fiqih Nusantara. “Fiqih
Nusantara adalah paham dan perspektif keislaman di bumi Nusantara
sebagai hasil dialektika teks-teks syariat dan budaya, juga realitas di
(daerah) setempat.
menekankan adanya pemahaman kontekstual terhadap teks suci
dengan mempertimbangkan adat lokal (urf) demi kemaslahatan tak
hanya dari segi ukhrawi tapi juga duniawi.
Akar Islam berbudaya Nusantara
Islam Nusantara berakar pada enam poin penting, yakni:
1. Pengalaman sejarah,
2. Orientasi agama yang dominan,
3. Pribumisasi Islam yang mengakar, penghargaan dan
4. Keteguhan terhadap turats (tradisi),
5. Terbangunnya institusi atau kelompok yang
mengedepankan wacana Islam inklusif dan dialogis,
6. Peran ormas dan para pemikir Indonesia yang
mencerahkan.
“Yang ‘paling Indonesia’ di antara semua nilai yang diikuti
oleh semua warga bangsa ini adalah pencarian tak
berkesudahan akan sebuah perubahan sosial tanpa
memutuskan sama sekali ikatan dengan masa lampau.
(KH. Abdurrahman Wahid)
Terus definisi Islam nusantara apa?
Makna Islam Nusantara adalah pemahaman, pengamalan,
dan penerapan Islam dalam kerangka perumusan fikih
sebagai hasil kolaborasi antara nash, syari’at (al-ahkam
al’amaliyah), budaya, dan realita masyarakat yang ada di
bumi nusantara (Indonesia).
Mengapa harus Islam nusantara?
Islam nusantara bermula memahami pola dan karakter
keislaman masyarakat muslim nusantara yang memang
mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan corak
keislaman Timur Tengah, tempat asal Islam itu
berkembang. Gagasan Islam nusantara bukan sebuah aliran
islam baru, tetapi sebagai upaya yang mencoba memotret
keislaman dalam lingkup budaya masyarakat Indonesia.
Apa saja ciri Islam Nusantara?
 Islam nusantara adalah hasil produk dari dakwah wali
songo, yaitu proses pengislaman dengan cara damai
melalui kolaborasi budaya dan ajaran inti Islam.
Karenanya islam dapat berkembang dengan cepat tanpa
kekerasan dan paksaan.
 Karena produk Islam nusantara diperkenalkan tanpa
kekerasan oleh wali songo, sehingga sifatnya moderat.
 Para ulama atau masyarakat Islam nusantara dalam
memilih mazhab adalah mereka yang mempunyai
kemampuan intelektual yang memadai dan hati yang
jernih sehingga hasil ijtihadnya (pemikiran islamnya)
tanpa dicampuri kepentingan hawa nafsu. Masyarakat
Islam nusantara dalam bidang fiqih mengikut salah satu
mazhab fiqih yaitu hanafi, maliki, syafi’i dan hanbali.
 Mayoritas masyarakat islam nusantara adalah pengamal
ajaran tasawuf karena itu tarekat (majelis dzikir) berkembang
dengan subur. Tokoh-tokoh tasawuf yang menjadi panutan
antara lain Imam Ghazali, Syaikh Abdul Qadir Jailani, dan lain
sebagainya yang sangat populer dikalangan Islam nusantara.
Dari sanalah kemudian islam nusantara menjadi islam yang
sangat harmoni, toleran, dan menghargai pluralitas sebagai
watak asli ajaran tasawuf.
 Dalam kehidupan bermasyarakat mengutamakan kedamaian,
keharmonisan dan toleran. Masyarakat Islam nusantara telah
mengamalkan sikap toleran ini sebagai bagian dari landasan
ajaran Islam yang memberi kebebasan beragama. Islam bukan
saja mengecam pemaksaan agama, tetapi lebih dari itu sangat
menjunjung tinggi hak-hak non muslim dalam pemerintahan
kerajaan Islam, karena hubungan Islam dan non islam adalah
hubungan damai, kecuali jika terjadi perkara-perkara yang
dapat menyebabkan pertentangan antara kedua belah pihak
 Islam nusantara tetap berpegang teguh pada ajaran
qur’an dan hadist yang sifatnya teologis dan wilayah
ibadah mahdhah (sholat, puasa, zakat, haji,dll).
Namun, islam nusantara lebih menggunakan
pendekatan real dalam wilayah problem
kemasyarakatan. Pendekatan ini tidak hanya
mengambil makna teks tetapi lebih banyak
mengambil substansi atau nilai-nilai yang terkandung
dalam nash untuk menyelesaikan masalah.
 Pemikiran keislaman nusantara sejalan dengan visi
Islam rahmatan lil’alamin. Masyarakat Islam
nusantara berusaha mengusung visi Islam rahamatan
lil’alamin sebagai misi utama dalam penerapan ajaran
islam dalam kehidupan
Apa saja ciri da’wah islam nusantara
walisongo?
 Menggunakan Pendekatan Teologis: Menanamkan
dasar-dasar keyakinan dan pandangan hidup islami
yang dilakukan oleh Sunan Gresik dan Sunan Ampel
dimana yang menjadi sasaran adalah rakyat bawah yeng
merupakan mayoritas penduduk.
 Pendekatan Ilmiah: Seperti yang dilakukan Sunan Giri
yaitu dengan mendirikan pesantren dan melakukan
pelatihan da’wah secara sistematik, metodelogis seperti
permainan anak, lagu-lagu (lir –ilir, padang-padang
bulan) yang mengandung nilai dan makna islami. dan
juga sekaligus penugasan da’i untuk dikirim ke daerah-
daerah seperti Madura, Bawean sampai Maluku.
 Pendekatan kelembagaan: dengan mendirikan
pemerintahan atau kerajaan, lembaga peribadatan
seperti masjid-masjid atau bangunan lainnya yang
memberikan ketertarikan masyarakat untuk
mengetahui lebih dalam mengenai agama Islam, seperti
yang dilakukan oleh Sunan Demak, Sunan Kudus dan
Sunan Gunung Jati.
 Pendekatan Sosial: Yang dilakukan oleh Sunan Muria
dan Sunan Drajat yang lebih senang hidup ditengah-
tengah rakyat kecil yang jauh dari keramaian, membina
dan meningkatkan kualitas keagamaan dan kehidupan
sosial.
 Pendektan Kultural: Dengan kemampuan intelektual
dan pendalamannya terhadap islam Sunan Kalijaga,
Sunan Bonang melakukan islamisasi budaya yaitu
budaya masyarakat yang telah ada diislamkan.
Prinsip yang dipegang Islam Nusantara adalah prinsip al-
muhafadzoh ‘alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadid al
ashlah, menjaga kesalehan yang dahulu dan mengambil
hal baru yang lebih baik. Oleh karena itu, Islam
Nusantara tidak menjadi kaku dan tetap mempunya ciri
khas. Islam Nusantara tercermin dalam kehidupan di
pondok pesantren.
Islam Nusantara memposisikan Islam menjadi air yang
ketika ia menempati Nusantara, ia akan berbentuk sesuai
wadahnya. Islam tidak boleh dipaksakan harus sesuai
dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang zaman
dahulu, pada masa Rasul atau setelahnya. Karena Islam
itu salih li kulli zaman wa makan, patut di segala waktu
dan tempat. 
Dakwah melalui media informasi
 Jaringan sistem informasi ini sangat penting bagi kegiatan karena
beberapa hal:
1. Dunia masa depan adalah dunia informasi. Maju tidak suatu bangsa atau
suatu negara ditentukan oleh penguasa bangsa atau negara atas informasi
yang kian kompleks dan canggih.
2. Suatu sistem informasi khususnya teknologi sistem informasi sudah
banyak digunakan masyarakat sebagai sumber informasi, sehingga
kegiatan dakwah pun bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
3. Proses penyampaian informasi dengan menggunakan sistem informasi
lebih mudah karena sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling
berhubungan dan membantu. Sehingga kegiatan dakwah dengan
menggunakan sistem informasi itu mudah untuk direncanakan dan di
control pengembangannya.
4. Proses evaluasi lebih mudah. Dakwah dengan menggunakan teknologi
sistem informasi khususnya internet lebih mudah di akses oleh
masyarakat karena keunggulannya yang tidak turn-off sepanjang masa.
Pendekatan Penjajah dalam Islam
Nusantara
1. Teori Receptio in Complexu
Teori ini dikemukakan oleh Lodewijk Willem Christian
Van den Berg (1845-1927). Ia mengatakan bahwa orang
Islam berlaku penuh hukum Islam, sebab mereka telah
memeluk agama Islam, juga mengusahakan agar hukum
kewarisan dan hukum perkawinan Islam dijalankan oleh
hakim-hakim Belanda dengan bantuan para penghulu
qadhi Islam. Materi teori Receptio in Complexu ini dimuat
dalam pasal 75 RR (regeeringsreglement) tahun 1855 yang
berbunyi: “oleh hakim Indonesia itu hendaklah
diberlakukan undang-undang agama (godsdienstige
wetten) dan kebiasaan penduduk Indonesia.
2. Teori Receptie
Teori ini diperkenalkan oleh Christian Snouck Hurgronye
(1857-1936). Teori ini berawal dari kebijakan yang
dirumuskannya terhadap hukum Islam dan masyarakatnya,
yaitu: (1) dalam bidang agama, pemerintah Hindia Belanda
hendaknya memberikan kebebasan secara jujur dan secara
penuh tanpa syarat bagi orang-orang Islam, (2) dalam bidang
kemasyarakatan, pemerintah Hindia Belanda hendaknya
menghormati adat-istiadat dan kebiasaan rakyat yang berlaku,
dengan membuka jalan yang dapat menuntut taraf hidup
rakyat jajahan, (3) dalam bidang kenegaraan, pemerintah
Belanda hendaknya mencegah tumbuhnya ideologi yang dapat
membawa dan menumbuhkan gerakan Pan-Islamisme, yang
mempunyai tujuan untuk mencari kekuatan-kekuatan lain
dalam perlawanan menghadapi pemerintah Belanda.
3. Teori Receptie Exit
Penentangan terhadap teori Receptie dilakukan oleh para
pemimpin Islam, di antaranya adalah oleh Hazairin dan
menyebut teori receptie adalah “teori iblis”. Ia memberikan
kesimpulan bahwa; (1) teori receptie dianggap tidak berlaku
dan exit dari tata hukum negara Indonesia sejak tahun 1945,
melalui kemerdekaan bangsa Indonesia yang memberlakukan
UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia. Demikian juga
setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk kembali kepada
UUD 1945. (2) sesuai dengan UUD 1945 pasal 29 ayat (1), maka
negara Indonesia berkewajiban membentuk hukum nasional
yang salah satu sumbernya adalah hukum agama. (3) sumber
hukum nasional itu selain agama Islam, juga agama lain bagi
pemeluk agamanya masing-masing, baik di bidang hukum
perdata maupun hukum pidana sebagai hukum nasional
4. Teori Receptio A Contrario
Teori ini dikembangkan oleh Sayuti Thalib. Ia
mengemukakan pemikirannya sebagai berikut;
(1) bagi orang Islam berlaku hukum Islam. (2)
hal tersebut sesuai dengan keyakinan dan cita-
cita hukum, cita-cita batin, dan moralnya. (3)
hukum adat berlaku bagi orang Islam jika tidak
bertentangan dengan agama Islam dan hukum
Islam
6. Teori
Eksistensi
Teori ini dimunculkan oleh Ichtjianto. Menurut
teori ini bentuk eksistensi hukum Islam dalam
hukum nasional itu adalah; (1) ada, dalam arti
hukum Islam berada dalam hukum nasional
sebagai bagian yang integral darinya. (2) ada, dalam
arti adanya kemandirian yang diakui berkekuatan
hukum nasional dan sebagai hukum nasional. (3)
ada dalam hukum nasional, dalam arti norma
hukum Islam (agama) berfungsi sebagai penyaring
bahan-bahan hukum nasional Indonesia. (4) ada
dalam hukum nasional, dalam arti sebagai bahan
utama dan unsur utama hukum nasional Indonesia
Beberapa Kasus Budaya Islam Indonesia
 Selametan 4 bulanan (Ngupati) dan 7 bulanan (mitoni)
ْ ُ‫ط ِن ُأ ِّم ِه َأ ْربَ ِع ْي َن يَ ْو َما ً ن‬
‫ ثُ َّم يَ ُك ْو ُن َعلَقَةً ِم ْث َل‬،ً‫طفَة‬ ْ َ‫ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم ي ُْج َم ُع َخ ْلقُهُ فِ ْي ب‬
‫ك فَيَنفُ ُخ فِ ْي ِه‬ُ َ‫ثُ َّم يُرْ َس ُل ِإلَ ْي ِه ال َمل‬،‫ك‬ َ ِ‫ثُ َّم يَ ُك ْو ُن ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذل‬،‫ك‬ َ ِ‫َذل‬
.‫ب ِر ْزقِ ِه َوَأ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه َو َشقِ ّي َأ ْو َس ِع ْيد‬ ِ ‫ بِ َك ْت‬:‫ت‬ ٍ ‫ َويَْؤ َم ُر بَِأ ْربَ ِع َكلِ َما‬،‫الرٌّ ْو َح‬
:Di dalam al-Qur’an Allah subhanahu wata’ala berfirman

َ ‫تَ ْكبِر‬C‫ ْس‬CC‫ين َي‬


‫ي‬Cِ‫ُون َع ْن ِعبَا َدت‬ َّ ‫ن‬Cَّ ‫ ِإ‬C‫ ُك ْم‬C َ‫تَ ِج ْبل‬C‫يَأ ْس‬Cِ‫ا ْد ُعون‬C‫ل َربُّ ُك ُم‬CC‫ا‬
َ ‫ل ِذ‬CC‫ا‬ َ َ‫َوق‬
َ ُ‫يَ ْد ُخل‬C ‫َس‬
ِ ‫ َدا‬C‫ون َجهَنَّ َم‬
‫خ ِر َين‬C
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir : 60).

Anda mungkin juga menyukai