Anda di halaman 1dari 9

KEBUDAYAAN ISLAM: PENGERTIAN KEBUDAYAAN

DAN PERADABAN ISLAM, NILAI-NILAI ISLAM DALAM


BUDAYA INDONESIA, REALITAS NEGOSIASI BUDAYA,
AGAMA, DAN NEGARA DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Rohmatul Faizah, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Ulla Nurluthfi Oktavia (22013010229)


2. Naila Shakira (22013010230)
3. Marcelina Salsabila R. (22013010233)
4. Zaroh Winda Nur R. (22013010234)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA
TIMUR 2022
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN AGAMA
Kebudayaan terdiri dari dua kata, yaitu budi yang bermakna akal, pikiran,
pendapat, perasaan dan daya yang berarti usaha dan upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang terbaik1. Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah
kesatuan dari akal, pikiran, rasa untuk melakukan usaha dan upaya untuk
mencapai suatu tujuan dengan hasil yang terbaik. Kebudayaan sendiri mencakup
kesenian, perilaku, moral, ekspresi, dan masih banyak lagi.
Manusia merupakan makhluk duniawi. Seharusnya manusia bersifat aktif
dan tidak hanya pasrah atas keadaan yang dialami, sehingga manusia bisa
menumbuhkan suatu kebudayaan2. Ruang lingkup kebudayaan dibagi menjadi
dua, yaitu hidup rohaniah yang mencakup segala aspek kehidupan dan hidup
jasmaniah yang merupakan penghidupan manusia. Menurut Sidi Gazalba, hidup
rohaniah merupakan hakikat manusia untuk memiliki pola pikir dan kepekaan
sehingga bisa membentuk masyarakat dalam suatu ruang dan waktu. Agama
adalah fitrah. Dan agama juga mengatur hubungan sosial budaya dengan manusia.
Maka pada awal mula kehidupan kita diajarkan tentang agama. Dari situlah
norma-norma kehidupan lahir, menjadi petunjuk manusia berbudidaya.
Agama merupakan bagian dari kebudayaan yang bercampur dengan
gagasan dan karya manusia. Agama merupakan unsur kebudayaan yang sukar
berubah, sedangkan kebudayaan tidak sukar berubah3. Islam bukan merupakan
produk budaya. Justru Islam lah yang menciptakan budaya. Islam dalam
memandang sebuah budaya memiliki beberapa prinsip, yaitu : tidak melanggar
ketentuan syari’at; mendatangkan mashlatan atau kebaikan; tidak menimbulkan
mafsadat atau kerukunan; mencerminkan uhkuwah islamiyah; dan mencerminkan
akhlak yang baik.
Nilai-nilai Islam yang berkembang dalam budaya Indonesia, yaitu
mewujudkan ikatan persaudaraan di antara sesama dengan cara saling
bersilahturahmi satu sama lain4, menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan
Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu; memahami berbagai

1
Suparno. (Keterkaitan Kebudayaan Islam dengan Karakter Orang Jepang). (2013).
2
Fitriyani. “Islam dan Kebudayaan.” (Jurnal Al-Ulum), Vol. 12, no. 1 (2012):129-140.
3
Ibid.
4
Widyastini. “Nilai-Nilai Islam Dalam Kebudayaan Indonesia (Kajian Filsafat Nilai).” (2004)

2
hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan
sehari-hari; membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab
terhadap kemajuan dunia Islam; memberikan pelajaran kepada generasi muslim
dari setiap kejadian untuk mencontoh/meneladani dari perjuangan para tokoh di
masa lalu guna perbaikan dari dalam diri sendiri, masyarakat, lingkungan
negerinya serta demi Islam pada masa yang akan datang; dan memupuk semangat
dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.
Konsep Islam memiliki dua hubungan, yang pertama hubungan dengan
Allah melalui ibadah, yang kedua dengan sesama manusia yang merupakan
makhluk sosial budaya. Tujuan agama adalah untuk selamat pada dunia maupun
akhirat, sedangkan tujuan budaya adalah untuk selamat dunia saja. Keduanya
berintegrasi agar agama dan budaya saling menguatkan. Agama dan budaya
merupakan fitrah dan pembawaan alami yang saling mempengaruhi.
Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dengan
pemeluk terbanyak. Islam sendiri berarti tunduk, ketaatan, kepatuhan. Berasal dari
kata Aslama Yuslinu Islaam yang artinya patuh atau menerima dan memeluk
Islam. Memiliki kata dasar Salima yang artinya selamat, sejahtera5. Bisa
disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang patuh, taat, dan tunduk pada semua
perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah agar kita bisa hidup sejahtera dan
selamat pada dunia maupun akhirat.
Al-Qur’an menghasilkan kebudayaan melalui suatu proses meletakkan
kebudayaan sebagai eksistensi manusia6. Perkembangan keagamaan sendiri
didapat dari nilai-nilai agama dengan fungsi yang jelas.
Di Indonesia kebudayaan dibagi menjadi tiga, yaitu kebudayaan yang
tidak bertentangan dengan Islam, kebudayaan yang sebagian kebudayaannya
bertentangan dengan Islam lalu di rekonstruksi sehingga menjadi tidak
bertentangan dengan Islam, dan yang terakhir kebudayaan yang bertentangan
dengan Islam7.

5
Badrudin. (Antara Islam dan Kebudayaan) (2014).
6
Ibid.
7
Ibid.

3
SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Islam masuk ke Indonesia belum diketahui secara pasti kapan tepatnya.
Menurut pendapat ahli, Islam masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi.
Didasarkan dari penelitian batu nisan wanita muslimah, Fatimah binti Maimun, di
Leran dekat Surabaya8. Islam masuk ke Indonesia melalui dua cara penyebaran,
yaitu perdagangan dan perkawinan. Faktor agama Islam mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia karena syarat masuk Islam sangat mudah hanya dengan
membaca dua kalimat syahadat, Agama Islam tidak ada sistem kasta karena
semua manusia derajatnya sama di mata Allah SWT, melakukan penyebaran
agamanya dengan jalan damai, Bangsa Indonesia yang ramah tamah, dan upacara
keagamaannya dinilai cukup sederhana.
Islam mengalami perkembangan yang cepat dengan Al-Qur’an sebagai
pedoman utamanya. Al-Qur’an mendukung perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dan agama Islam merupakan agama ilmu9.
Nabi merupakan pola cita utama yang sering disebut dalam Al-Qur’an
untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya10. Dengan berpegang pada Al-
Qur’an, setiap negeri dan masa akan menumbuhkan kebudayaan. Perkembangan
budaya dibagi menjadi dua, yaitu Invitation yang artinya menggali budaya dari
luar dan Accomodation yang artinya menerima budaya dari luar. Dari pemikiran
Yunani Kuno, perkembangan budaya dibagi menjadi tiga, yaitu Absoption yang
artinya menyerap budaya dan pemikiran luar, Modification yang artinya
penyesuaian budaya sehingga diterima oleh Islam, dan yang terakhir Elimination
yang artinya penyaringan budaya, diterima atau ditolak oleh Islam. Contoh dari
perkembangan budaya adalah masjid berkubah dan menara undakkan.
Misi Rasulullah didunia adalah untuk membimbing umat manusia untuk
membentuk tatanan masyarakat yang berbudaya11. Diambil dari sabda Rasulullah
“Sesungguhnya aku diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak.”.
Tugas pertama Rasul adalah meletakkan dasar kebudayaan Islam pada peradaban.

8
Syauqi, Abrari, dkk. (Sejarah Peradaban Islam). Sleman:ASWAJA PRESSINDO, 2016.
9
Anwar, Syamsul. (Islam, Ilmu & Kebudayaan). Yogyakarta:AUD PRESS, 2018.
10
Ibid.
11
Ibid.

4
Suku-suku di Indonesia dahulu berkepercayaan Animisme dan
Dinamisme12. Animisme sendiri merupakan kepercayaan terhadap roh halu,
sedangkan dinamisme merupakan kepercayaan kepada benda-benda.
Kepercayaan- kepercayaan tersebut menjadi akar budaya yang menghasilkan
hukum adat.
Warisan adat kita mengarah kepada keteraturan hidup. Animisme dan
dinamisme merupakan akar budaya kita yang memiliki daya tahan kuat terhadap
pengaruh kebudayaan yang berkembanga maju13. Elastisitas kebudayaan
Indonesia mempertahankan ciri kebudayaan Indonesia itu sendiri. Tema varian
agama dengan kebudayaa lokal membentuk integrasi yang dibagi menjadi pola
hubungan yang bercorak sinkretik, pola hubungan yang bercorak akulturatif, pola
hubungan yang bercorak kolaboratif, dan pola hubungan yang bercorak legitimasi.
Budaya berasal dari pola kehidupan masyarakat dan pola tersebut berasal
dari agama. Akulturasi agama Islam dengan kepercayaan asli lokal merupakan ciri
khas masyarakat Indonesia yang menempatkan nilai-nilai agama Islam pada posisi
yang sangat sentral dalam seluruh aspek kehidupan. Dasar Ideologi Indonesia,
yaitu Pancasila merupakan salah satu wujud dari semangat ajaran Islam.

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DI INDONESIA


Islam memiliki karakteristik yang bersifat universal 14. Dalam pulau Jawa, yang
menyebarkan agama Islam ialah Walisongo. Walisongo menyebarkan agama
Islam melalui media bahasa jawa, wayang, dendang lagu, cerita kuno, upacara
adat yang menghasilkan budaya Islam Kejawen. Menghasilkan simbiosis
mutualisme antara Islam dan Masyarakat Jawa sehingga Islam dapat diterima dan
berkembang.
Walisongo menyebarkan ajaran Islam dengan menjaga dan melestarikan
budaya Indonesia15. Maka Walisongo menyebarkan ajaran agama Islam melalui
jalan damai.

12
Sawedi, A. Chaerullah. (Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Indonesia terhadap Syariat Islam).
(2021).
13
Ibid.
14
Faris, Salman. “Islam dan Budaya Lokal (Studi Atas Tradisi Keislaman Masyarakat Jawa).”
(Thaqafiyyat) Vol. 15, no. 1 (2014): 74-90
15
Miharja, Deni. “Persentuhan Agama Islam dengan Kebudayaan Asli Indonesia.” (Miqot), Vol.
38, no. 1 (2014):189-214.

5
Ulama Penyebar Agama Islam di Pulau Jawa, yaitu:
Walisongo
1. Sunan Maulana Maghribi (Malik Ibrahim). Perintis penyebaran Islam di
Pulau Jawa.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat). Mendirikan pesantren di Ampel.
3. Sunan Bonang (Mahdum Ibrahim). Menyebarkan Islam melalui kesenian.
4. Sunan Drajad (Syarifudin). Membantu golongan fakir miskin.
5. Sunan Kalijaga (Jaka Said). Melalui wayang.
6. Sunan Giri (Raden Paku). Mendirikan Pesantren Giri.
7. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidyatullah). Menyebarkan Islam di Jawa Barat.
8. Sunan Kudus (Jafar Sadiq). Hakim tinggi dan panglima militer Kesultanan
Demak.
9. Sunan Muria (Raden Umar Said). Guru tasawuf dan menyukai seni.

Ulama Lain:
1. Syekh Siti Jenar. Dihukum mati oleh Walisongo karena menyebarkan paham
sesat.
2. Sunan Tembayat. Menyebarkan agama Islam di Klaten.
3. Sunan Panggung. Menyebarkan agama Islam di Tegal.
4. Syekh Quro. Menyebarkan agama Islam di Karawang, Jawa Barat.

PENINGGALAN KEBUDAYAAN ISLAM DAN AKULTURASI


1. Bangunan Masjid: atap berbentuk seperti pura Hindu, ruang berbentuk
pendopo, adanya kentongan dan bedug, ukir-ukiran bergaya Hindu.
2. Seni Rupa: Kaligrafi pada nisan, dinding masjid dan gapuran masjid serta
makam.
3. Hikayat: Bebentuk cerita atau dongeng. Misal: Hikayat Pandawa Lima,
Hikayat Sri Rama, Hikayat Panji Semirang.
4. Babad: Dongen yang diubah sebagai cerita sejarah. Misal: Babad Tanah Jawi
yang bercerita keadaan Pulau Jawa sejak Nabi Adam sampai tahun 1722.
5. Suluk: Karya sastra yang berhubungan dengan tasawuf. Misal: Suluk Wujil,
Suluk Sukarsa, Suluk Walang Semirang.

6
6. Serat: Karya sastra yang berbentuk syair atau tembang. Misal: Serat Cabolek,
Serat Cenithi.
7. Lainnya: Tadjus Sallatin, Bustanus Salatin16.

AKULTURASI ZAMAN SEKARANG


Contoh akulturasi yang sudah berkembang sejak dahulu dan masih
dilakukan oleh masyarakat hingga sekarang adalah Tradisi Maulid Nabi di
Indonesia. Berbagai tradisi dilaksanakan oleh masyarakat untuk memperingati
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi yang sudah dilakukan sejak
puluhan tahun lamanya.
Misalnya, Tradisi Walima di Gorontalo. Tradisi Walima telah
dipertahankan secara turun temurun sejak munculnya kerajaan-kerajaan Islam
di Gorontalo. Diperkirakan tradisi ini sudah ada di Gorontalo sejak sekitar
abad ke-17. Tradisi Walima diawali dengan tradisi lisan melantunkan Dikili
atau Dikur masyarakat Gorontalo di masjid. Setiap rumah kemudian
menyiapkan jajanan tradisional seperti kolombengi, kurti, burdelli, wapiri dan
pisang. Jajanan ini kemudian ditaruh di tranga, atau tandu kayu menyerupai
perahu atau menara.
Selanjutnya ada Grebek Maulid, yaitu tradisi masyarakat Solo. Tradisi
ini akan melibatkan kerumunan masyarakat yang berebut mengambil
gunungan yang telah disediakan. Dua pasangan, Gunungan Jaler (laki-laki)
dan Estri (perempuan), disengketakan warga. Gunungan Jaler termasuk hasil
pertanian seperti kacang panjang, wortel, terong, cabai, telur asin dan kleniem
(makanan yang terbuat dari singkong). Gunungan estri, di sisi lain,
mengandung intip (makanan yang terbuat dari beras). Gunungan dipimpin
oleh Kori Kamandungan menuju seorang abdi dalem Keraton Sentana Dalem
Surakarta hingga ke pelataran Masjid Agung Surakarta. Pelepasan Gunungan
ini merupakan puncak dari tradisi Sekaten yang diadakan oleh Keraton
Kasunanan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi.

16
Syahid, Achmad, dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia: Tradisi, Intelektual, dan
Sosial. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

7
Di Banyuwangi, umat Islam merayakan tradisi Muludan Endog
Endogan dan memperingati Maulid Nabi. Telur adalah simbol kelahiran Nabi
Muhammad. Tradisi ini diyakini sudah ada sejak akhir abad ke-18. Uniknya,
tradisi ini tidak hanya dilaksanakan sekali saja pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Namun, hal itu akan dilakukan secara bertahap selama sebulan. Itulah
beberapa jenis tradisi maulid Nabi di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Miharja, Deni. “Persentuhan Agama Islam dengan Kebudayaan Asli Indonesia.”


(Miqot), Vol. 38, no. 1 (2014):189-214.
Fitriyani. “Islam dan Kebudayaan.” (Jurnal Al-Ulum), Vol. 12, no. 1 (2012):129-
140.
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/94
Syauqi, Abrari, dkk. (Sejarah Peradaban Islam). Sleman:ASWAJA PRESSINDO,
2016.
https://idr.uin-antasari.ac.id/7275/
Suparno. (Keterkaitan Kebudayaan Islam dengan Karakter Orang Jepang).
(2013). https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Keterkaitan+keb
udayaan+islam+dengan+keterkaitan+orang+jepang&btnG=
Faris, Salman. "Islam dan Budaya Lokal (Studi Atas Tradisi Keislaman
Masyarakat Jawa)." (Thaqafiyyat) Vol. 15, no. 1 (2014):74-90.
https://core.ac.uk/download/pdf/228604017.pdf
Badrudin. (Antara Islam dan Kebudayaan) (2014).
https://core.ac.uk/outputs/84767270
Anwar, Syamsul. (Islam, Ilmu & Kebudayaan). Yogyakarta:AUD PRESS, 2018.
Sawedi, A. Chaerullah. (Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Indonesia terhadap
Syariat Islam). (2021).
https://osf.io/3r5qx/download/?format=pdf
Widyastini. “Nilai-Nilai Islam Dalam Kebudayaan Indonesia (Kajian Filsafat
Nilai).” (2004)
https://media.neliti.com/media/publications/228602-nilai-nilai-islam-dalam-
kebudayaan-indon-b0da3522.pdf
Hadi, Abdul, dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia: Akar Historis dan
Awal Pembentukan Islam. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian didikan dan Kebudayaan.
Syahid, Achmad, dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia: Tradisi,
Intelektual, dan Sosial. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai