Dosen :
Dr. Ali Yusuf, S. Ag., M. Pd.
Disusun Oleh :
MUNZILATUR ROHMAH
21030184062
PFU 2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya, serta memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Membumikan Islam di Indonesia Melalui
Akulturasi Budaya” dengan tepat waktu. Tidak lupa pula, sholawat dan salam semoga tetap
senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW.
Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama islam,
penulis menyampaikan pula banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penulisan makalah ini sehingga terselesaikan tepat pada waktunya. Namun
disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis harap para pembaca memberikan saran maupun kritik
untuk perbaikan makalah ini. Dengan makalah yang sederhana ini, penulis harap dapat
memberikan manfaat dan menginspirasi pembaca dan orang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2
A. Kebudayaan islam……………………………………………………………………2
1. Pengertian Kebudayaan Islam…………………………………………………………2
2. Dasar-dasar Kebudayaan Islam………………………………………………………..2
3. Peran dan Fungsi Kebudayaan Islam………………………………………………….3
B. Membumikan Islam di Indonesia…………………………………………………...3
1. Universalisme Islam…………………………………………………………………...3
2. Kosmopolitalisme Kebudayaan Islam…………………………………………………4
3. Adat-istiadat (‘Urf) dalam Islam………………………………………………………4
C. Wujud Akulturasi Islam dengan Budaya dan Contohnya di Indonesia………….6
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………....9
B. Saran…………………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu indonesia merupakan bangsa yang besar terdiri dari berbagai
suku, agama, ras yang beragam, tentu juga mempunyai tradisi dan kebudayaan yang sangat
beragam juga, serta memiliki sejarahnya tersendiri. Dalam sejarah penyebaran agama di
Indonesia, Islam merupakan agama yang paling mudah diterima dari segi ajarannya oleh
semua orang di berbagai belahan dunia salah satunya oleh masyarakat indonesia.
Disamping penyebarannya yang tidak memaksa, faktor lainnya yakni terkait dengan ajaran
Islam tidak ada kontradiksi atau tidak adanya penolakan terhadap kultur budaya daerah
selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran yang dibahas dalam Al-Qur'an
dan Sunnah Nabi. Artinya, masuknya ajaran islam di daerah tertentu melalui pertimbangan
budaya daerah serta penetrasi dan akulturasi kebudayaan dengan perpaduan Ajaran Islam.
Sehingga ajaran Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat di daerah
tersebut dengan pertimbangan tanpa mengubah budaya yang ada atau warisan budaya
nenek moyang di daerah tersebut. Maka jangan heran jika kita datang ke suatu daerah
kemudian kita bertanya ada perbedaan dalam hal ibadah Islam di daerah ini, itu semua
mulai diterima dari segi budaya lokal yang sudah ada di daerah ini dengan ajaran Islam.
Kemunculan dan perkembangan islam di Indonesia menimbulkan akulturasi kebudayaan
antara budaya islam dan budaya lokal. Akulturasi suatu kebudayaan melalui masuknya
kebudayaan islam dapat terjadi, karena islam tidak hanya menekankan keimanan yang
benar, tetapi juga perilaku yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan Islam?
2. Bagaimana membumikan islam di Indonesia melalui akulturasi budaya?
3. Bagaimana wujud kebudayaan islam di Indonesia dan contohnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang kebudayaan Islam
2. Mengetahui tentang membumikan islam di Indonesia melalui akulturasi budaya
3. Mengetahui wujud kebudayaan islam di Indonesia dan contohnya
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebudayaan Islam
1. Pengertian Kebudayaan Islam
Kebudayaan pada umumnya dan merupakan bagian dari pola terpadu dari
pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku manusia. Pengertian kebudayaan secara umum
juga mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia. Hal ini dapat
mencakup pandangan, sikap, nilai, moral, tujuan, dan kebiasaan. Budaya berasal dari
bahasa Sansekerta, yaitu Buddhayah dan merupakan bentuk jamak dari Buddhi (akal
atau pikiran). Buddhi berarti pikiran, perilaku dan adat. Sedangkan kata “Daya” berarti
hasil karya manusia. Jadi, kebudayaan adalah segala tindakan, prakarsa dan ciptaan
manusia dalam masyarakat. Kebudayaan Islam itu sendiri dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang dihasilkan dari tindakan, prakarsa, dan kreativitas manusia yang
berhubungan dengan akal budi manusia dan budi pekerti yang bersumber dari Al-
Qur'an dan Hadits.
2. Dasar-dasar Kebudayaan Islam
Dasar kebudayaan Islam yang juga menjadi inti utama ajaran Islam adalah
tauhid (akidah), Syariat (hukum Islam), dan Maslahat (etika atau akhlak). Tauhid
menjadikan budaya mempunyai unsur ketuhanan (theosentris), serta menjadikan Al-
Qur'an dan Hadits sebagai sumber inspirasi dan pegangan pokok dalam kebudayaan
dan berbudaya. Syariat atau hal-hal yang dilarang dalam Islam membuat kebudayaaan
menguasai, dan memiliki mata untuk membedakan antara kesalahan dan kebenaran.
Sedangkan moralitas(akhlak) atau utilitas(maslahat) menjadikan kebudayaan
bermartabat dan mendukung nilai-nilai humanistik (anthroposentris). Dengan
demikian, kebudayaan Islam bukanlah budaya sekuler (bersifat duniawi) yang tidak
memiliki nilai dan norma agama. Kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang memiliki
unsur-unsur dan mendukung nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan sekaligus (theo-
anthroposentris).
3. Peran dan Fungsi Budaya dalam Islam
Untuk golongan positivis, agama sebagai halnya seni dan sains, merupakan
bagian dari puncak ekspresi kebudayaan sehingga keduanya sering diklasifikasikan
sebagai peradaban, bukan hanya budaya. Tetapi dalam Islam, kebudayaan adalah
perpanjangan dari perilaku agama. Agama itu seperti roh yang berasal dari langit
sedangkan budaya adalah jasad bumi yang mau menerima roh agama sehingga
pertemuan antara keduanya melahirkan peradaban. Jiwa tidak dapat tampil di istana
sejarah tanpa tubuh, sedangkan tubuh adalah tubuh bumi yang bersedia menerima roh
agama sehingga pertemuan antara keduanya melahirkan peradaban. Jiwa tidak dapat
tampil di istana sejarah tanpa tubuh, sedangkan tubuh adalah tubuh bumi yang bersedia
menerima roh agama sehingga pertemuan antara keduanya melahirkan peradaban.
Agama mengandung keyakinan dan ajaran keselamatan yang jelas dan tegas
yang bersifat maskulin, tetapi kekakuan agama harus dirumuskan oleh bahasa budaya
yang bijaksana, lembut, feminin dan beradab. Dalam agama islam, kebudayaan adalah
perpanjangan dari perilaku agama. Dengan kata lain peran dan fungsi kebudayaan
adalah agama sebagai makna dan budaya sebagai bahasanya. Agama sebagai tujuan dan
sasaran, budaya sebagai sarana penyampaiannya. Agama itu seperti kacang, budaya itu
seperti kulit. Kebudayaan merupakan pelengkap bagi ajaran agama.
Ditinjau dari baik dan buruknya menurut syariat, 'urf terbagi menjadi dua macam:
a. ‘Urf Shahih adalah adat kebiasaan manusia yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan syariat. Seperti contohnya kebiasaan seorang anak yang mencium
tangan orangtua, istri yang mencium tangan suami dan murid yang mencium tangan
gurunya sebagai simbol ungkapan bakti, penghormatan dan ketaatan. Contoh lainnya
yaitu, Kebiasaan masyarakat jahiliyah sebelum masa kenabian untuk menghormati
tamu, dengan memberi mereka pelayanan atau menjamu tamu dengan makan dan
minum. Semua itu ternyata juga dibenarkan dan dihargai di dalam syariat Islam. Maka
para ulama sepakat mengatakan bahwa ‘urf yang seperti itu dilestarikan dan tidak
dihapus, karena sesuai dengan ajaran Islam.
b. ‘Urf Fasid adalah adat kebiasaan manusia yang bertentangan dengan ajaran
islam. Salah satu contohnya adalah pacaran dan praktek ekonomi ribawi, berjudi, dan
minum khamr. Adat kebiasaan ini tidak boleh dilestarikan karena bertentangan dengan
syariat.
Validasi adat istiadat dalam islam diambil dari hadist nabi : “ apa yang dipandang baik
oleh kaum muslimin, maka menurut allah adalah baik, dan sebaliknya yang dipandang
jelek oleh mereka menurut Allah adalah jelek.” (HR.Thabrani).
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
B. Saran
Sebagai seorang muslim kita hendaknya mempelajari kebudayaan dengan
diiringi nilai-nilai ajaran islam, sehingga meskipun kebudayaan terus berkembang
seiring zaman, tetapi kita memiliki bekal ajaran agama yang dapat memilah mana
budaya yang sesuai syariat islam
DAFTAR PUSTAKA
Burga, M. A. (2019). Kajian Kritis tentang Akulturasi Islam dan Budaya Lokal. Zawiyah: Jurnal
Pemikiran Islam, 5(1), 1-20.
Madjid, N. (1992). Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Kebudayaan Islam. Islam, Doktrin dan
Peradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 426-41.
Al-Amri, L., & Haramain, M. (2017). Akulturasi Islam Dalam Budaya Lokal. KURIOSITAS: Media
Komunikasi Sosial dan Keagamaan, 10(2), 87-100.
Naim, N. (2016). Abdurrahman Wahid: Universalisme Islam dan Toleransi. Kalam, 10(2), 423-444.
Kabakoran, A. (2019). JURNAL; Membumikan Islam dalam keindonesian kita. TAHKIM, 15(2), 211-
221.
Harisudin, M. N. (2016). ’Urf sebagai sumber hukum islam (fiqh) nusantara. Jurnal Ushuluddin: Media
Dialog Pemikiran Islam, 20(1), 66-86.
Rustam, R., & Haris, Z. A. (2018). Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.
Deepublish.