Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MEMBUDAYAKAN ISLAM DI INDONESIA

Dosen Pembimbing: M. Syukur, M.Pd.I

02PT1

DI SUSUN OLEH:

MUHAMMAD ALFIN ALFARIZI | 8020220107

VERDI SAPUTRA | 8020220017

UNIVERSITAS DINAMIKA BANGSA JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Esa. Kami panjatkan puji syukur
kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga kami
bisa menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul Membudayakan islam
di Indonesia.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Syukur,M.Pd.I


selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan Makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Jambi, 4 Oktober 2022

Penyusun

M.Alfin

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

A. APA ITU MENGISLAMKAN BUDAYA ...................................................... 2

B. MACAM – MACAM BUDAYA YANG DI BAGI OLEH ISLAM ............... 4

C. CONTOH PENYEBARAN ISLAM MELALUI BUDAYA INDONESIA .... 6

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 8

A. KESIMPULAN ................................................................................................ 8

B. KRITIK DAN SARAN .................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Suatu kenyataan bahwa masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam adat istiadat
dan kebudayaan yang berbeda-beda, dikarenakan masyarakat terdiri dari berbagai macam
suku bangsa termasuk dalam agama banyak aliran yang berkembang. Suatu tujuan historis
sebelum islam masuk di Indonesia masyarakat Indonesia telah menganut berbagai macam
paham animisme dan dinamisme. Dan setiap agama mempunyai faham dan ajaran yang
dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Kebudayaan merupakan hasil cipta dan
karya manusia yang di dalamnya mengandung suatu nilai. Oleh sebab itu peranan islam
sangat dibutuhkan dalam menumbuh kembangkan suatu kebudayaan.

Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah dalam bertindak dan berfikir,
sehubungan dengan pengalaman yang fundamental. Dengan demikian dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan individu manusia dan agama
islam itu sendiri. Dikarenakan dari sinilah kehidupan manusia selaku sebagai makhluk sosial
bisa berlangsung

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu mengislamkan budaya ?


2. Apa saja macam – macam budaya yang dibagi oleh islam ?
3. Apa saja contoh penyebaran islam melalui budaya Indonesia ?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. APA ITU MENGISLAMKAN BUDAYA

Ajaran-ajaran Islam yang penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya
mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang
dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran Islam ini.
Kebudayaan adalah salah satu dari sisi penting dari kehidupan manusia, dan Islampun telah
mengatur dan memberikan batasan-batasannya.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 149, disebutkan bahwa:


“budaya” adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak,
kesenian , ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan kebudayaan sebagai warisan atau
tradisi. Bahkan ahli Antropologi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan
kelakuan. Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa jangkauan kebudayaan sangatlah
luas.
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara agama (termasuk Islam) dengan
budaya, kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini; mengapa manusia cenderung
memelihara kebudayaan, dari manakah desakan yang menggerakkan manusia untuk berkarya,
berpikir dan bertindak ?
Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya
merupakan dinamika ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang
berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada
proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam
bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama
dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohani
pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan iman
merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga
keduanya tidak bisa disatukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur
kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai
2
akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan
berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak
mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama. Mereka
hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.
Di sinilah, bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia. Berbagai tingkah
laku keagamaan, masih menurut ahli antropologi, bukanlah diatur oleh ayat- ayat dari kitab
suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat suci tersebut.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan mempunyai
pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan kebudayaan.
Kelompok pertama menganggap bahwa agama merupakan sumber kebudayaaan atau dengan
kata lain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapat ini
diwakili oleh Hegel. Kelompok kedua, yang diwakili oleh Pater Jan Bakker, menganggap
bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama. Dan kelompok ketiga,
yeng menganggap bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri.
Di sini, Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang
agama adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu
pemberian Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia
agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai
pendorong manusia untuk “berbudaya”. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan
kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu
sendiri, berasal dari agama. Teori seperti ini, nampaknya lebih dekat dengan apa yang
dinyatakan Hegel di atas.

3
B. MACAM – MACAM BUDAYA YANG DI BAGI OLEH ISLAM

Islam, sebagaimana telah diterangkan di atas, datang untuk mengatur dan membimbing
masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam
tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi
dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar
dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya,
sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di
masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat
kemanusiaan.
Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :
1. Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam. Dalam kaidah fiqh disebutkan : “al
adatu muhakkamatun” artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang
merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum.
Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada
ketentuannya dalam syariat, seperti; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam
masyarakat Bugis-Makassar, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas
kawin sekitar 50-100 gram emas. Dalam Islam budaya itu sah-sah saja, karena Islam tidak
menentukan besar kecilnya mahar yang harus diberikan kepada wanita.
Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kriterianya di dalam Islam, maka adat
istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikan standar hukum.
2. Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam , kemudian di “
rekonstruksi” sehingga menjadi Islami. Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah
yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam ,
seperti lafadh talbiyah yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang.
Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “Ibadah” yang telah
ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukan syair-
syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap dipertahankan, tetapi direkonstruksi
isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mengutip perkataan Husnul Hakim (Dekan
Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta) “Islam tidak melegitimasi budaya tapi membentuk
budaya itu sendiri”.
3. Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam. Seperti, budaya ngaben yang dilakukan oleh
masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang
meriah dan gegap gempita, dan secara besar-besaran.

4
Al-Quran surat Al-Qashas:77

artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”

Hadisnya

Hadits: “Bekerjalah untuk keduniaanmu, seolah-olah engkau akan hidup selama-


lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok hari”

5
C. CONTOH PENYEBARAN ISLAM MELALUI BUDAYA INDONESIA

Penyebaran islam melalui budaya Indonesia , oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga ditugaskan untuk melakukan dakwah kepada para penganut


kepercayaan lama. Dalam menyebarkan ajaran Islam, dia selalu menggunakan pakaian adat
Jawa setiap hari dengan menggabungkan unsur Islam. Hal ini dilakukan agar masyarakat
mampu menerima kehadirannya di tengah-tengah mereka.

Media dakwah melalui budaya Indonesia yang digunakan Sunan Kalijaga di antaranya :

1.Wayang

Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai salah satu media dakwahnya. Waktu
itu, kesenian wayang memang digemari masyarakat. Dia pun berkeliling di wilayah
Padjajaran dan Majapahit untuk menjadi dalang.

Apabila masyarakat ingin Sunan Kalijaga mengadakan pertunjukan wayang, dia tidak
meminta masyarakat untuk memungut biaya apapun, selain mengucapkan dua kalimat
syahadat.

Di dalam kesenian wayang inilah, Sunan Kalijaga mengajarkan nilai-nilai tasawuf.


Dia juga memunculkan ajaran Islam lewat tokoh-tokoh Yudistira dan Bima.

2. Gamelan

Melansir dari Uny.ac.id, gamelan digunakan sebagai media dakwah oleh Sunan
Kalijaga ketika pertunjukan dan acara lainnya.

Dalam pertunjukan, ketukan gamelan ia ciptakan sendiri agar diterima masyarakat.


Selain itu gamelan dimanfaatkan untuk mengundang masyarakat datang ke masjid. Alat
musik tradisional itu juga digunakan saat acara Grobeg dan Sekaten untuk bertujuan demi
mendapatkan perhatian masyarakat.

6
Selain menggunakan gamelan, Sunan Kalijaga juga menggunakan tembang sebagai
sarana menyebarkan dakwah Islamnya. Tembang yang diciptakan Sunan Kalijaga antara lain
Tembang Rumekso Ing Wengi dan Ilir-Ilir.

Tembang Rumekso Ing Wengi berisi tentang doa saat malam hari setelah melakukan
salat tahajjud. Tembang ini disusun Sunan Kalijaga karena waktu itu masyarakat Jawa masih
kesulitan dalam menghafal doa berbahasa Arab. Selain itu, terdapat pula Tembang Ilir-Ilir
dan Gundul-Gundul Pacul yang berisi tentang nasihat-nasihat kehidupan.

3. Grebeg dan Sekaten

Dalam menyebarkan ajaran Islam, Sunan Kalijaga juga menggelar semacam perayaan
yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “grebeg”. Di dalamnya terdapat tradisi
Sekaten yang berasal dari kata “sekati” yang berarti “nama dua alat gamelan”.

Ide untuk menggabungkan kebudayaan grebeg dengan sekaten muncul saat Sunan
Kalijaga mencoba mengajak masyarakat ke masjid yang saat itu bertepatan dengan
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Selain menggelar musik gamelan dan tari-tarian, waktu itu Sunan Kalijaga juga
mengajak masyarakat menghiasi kompleks masjid. Awalnya masyarakat malu untuk datang,
tapi perlahan-lahan mereka berdatangan melewati gapura dan dituntun mengucapkan dua
kalimat syahadat.

7
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalah
pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah
kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat,
berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang
diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia
untuk “berbudaya”. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan
pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari
agama.

Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :


1.Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam. Dalam kaidah fiqh disebutkan
: “al adatu muhakkamatun” artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat,
yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan
hukum.

2.Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam , kemudian di “


rekonstruksi” sehingga menjadi Islami. Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah
yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam ,
seperti lafadh talbiyah yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang.

3.Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam. Seperti, budaya ngaben yang


dilakukan oleh masyarakat Bali.

Media dakwah melalui budaya indonesia yang digunakan Sunan Kalijaga di antaranya:

1. Wayang
2. Gamelan
3. Grebeg dan Sekaten

8
B. KRITIK DAN SARAN

Budaya di Indonesia harus di satukan oleh islam agar manusia yang melakukan
budaya tersebut dapat bermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat
harkat manusia tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

AL – QUR`AN

AL - HADITS

https://www.merdeka.com/jateng/padukan-budaya-lokal-ini-4-cara-sunan-kalijaga-
berdakwah-islam.html

http://idnan-sang.blogspot.com/2012/02/membudayakan-islam-dan-mengislamkan.html

10

Anda mungkin juga menyukai