Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam dan Kebudayaan
Indonesia” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yng telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah ini banyak terdapat kekurangan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatatuh.

Cirebon, 28 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Islam ................................................................................... 3


B. Pengertian Kebudayaan ........................................................................ 3
C. Masuknya Islam Ke Indonesia ............................................................. 5
D. Islam Dan Kebudayaan Indonesia ........................................................ 7
E. Aplikasi Islam dan kebudayaan Indonesia ........................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam
menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul. Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi, dan akal manusia.
Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, salah satunya
jalur perdagangan, yang di sebarkan oleh para pedagang Gujarat India.
Sebelum Islam masuk, di Indonesia telah ada agama Budha, Hindu, serta
penganut kepercayan terhadap nenek moyang dinamisme serta animisme.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari segi islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagi masukan dari luar, tetapi bersamaan
dengan itu islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima eluruh
jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmudan kebudayaan yang sejalan
dengan islam.
Berbicara kebudayaan, Indonesia tidak bisa melupakan dan
mentiadakan keberagaman di nusantara. Dengan begitu banyaknya warna-
warni di Indonesia maka islam pun harus dijalankan bukan pada tekstual
saja namun secara kontesktual. Begitupun dengan penerapan hukumnya,
haruslah menimbang dan mengingat bahwa ada konstitusi atau hukum
Negara yang berjalan di Indonesia terlepas dari acuan hukum agama.

E. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Islam?
b. Apakah yang dimaksud Kebudayaan?

4
c. Bagaimana Islam masuk ke Indonesia?
d. Apakah yang dimaksud dengan Islam dan kebudayaan Indonesia?
e. Apa saja aplikasi Islam dan kebudayaan Indonesia?

F. Tujuan
a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Islam.
b. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kebudayaan.
c. Untuk mengetahui bagaimana masuknya Islam ke Indonesia.
d. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan islam dan kebudayaan
Indonesia.
e. Untuk mengetahui apa saja aplikasi Islam dan kebudayaan Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

F. PENGERTIAN ISLAM
Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian. kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh,
tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari
keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang
mendefinisikannya; di antaranya Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan
bahwa Islam menurut istilah ( Islam sebagai agama ) adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Menurut Umar bin Khaththab,
agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Muhammad
Saw. Agama ini meliputi: Akidah, Syariat, dan Akhlak.

G. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan
karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap
kecakapan, dan kebiasaan.
Menurut KBBI kebudyaan dapat diartikan menjadi 2, yaitu yang
pertama adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia
seperti kepercayaan, kesenian. Dan adat istiadat, dan yang kedua adalah

6
antar keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya.
Menurut H. Agus Salim menjelaskan bahwa kebudayaan
adalah persatuan dari kata “budi dan daya” menjadi kata dan makna yang
sejiwa, tidak dapat dipisahkan antara makna yang satudengan yang
lainnya: budi yang mengandung makna, akal, pikiran, pengertian, faham,
pendapat, ikhtiar, perasaan, dan dayayang mengandung makna tanaga,
kakuatan, kesanggupan.
Ada beberapa unsur yang terdapat dalam kebudayaan, dimana kita
sebut sebagai cultural universals, yang meliputi:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi
3. Sistem kemasyarakatan
4. Bahasa (lisan dan tulisan)
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (system kepercayaan) (Soekanto, 1990: 193).
Selanjutnya, ketika memahami unsur-unsur kebudayaan tersebut,
maka kita bisa mengetahui tentang terdapatnya unsur-unsur kebudayaan
yang mudah berubah dan ada pula unsur-unsur kebudayaan yang susah
berubah. Adapun unsur-unsur budaya yang mudah berubah meliputi : seni,
bahasa, teknologi. Sedangkan unsur-unsur budaya yang sulit berubah
meliputi: agama (system kepercayaan), system social, dan system
pengetahuan (Kahmad, 2002).
Budaya juga dibedakan menjadi dua, yaitu budaya kecil (little
culture), dan budaya besar (great culture). Budaya kecil adalah budaya
yang berada pada suatu masyarakat yang lingkupnya kecil (dianut oleh
beberapa orang saja) atau juga disebut local culture. Sedangkan budaya
besar adalah budaya yang dianut oleh banyak orang dengan skala
kepenganutannya luas. Ketika budaya kecil dan budaya besar saling

7
berhubungan melalui proses asimilasi, maka kemungkinannya budaya
kecil tersebut akan tersisihkan atau terkalahkan oleh budaya besar. Hal ini
menunjuikan bahwa eksistensi dari budaya besar tersebut begitu Deden
Sumpena: Islam dan Budaya Lokal Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 6 No. 19 |
Edisi Januari-Juni 2012 107 kuat dan luas sehingga dengan mudah dan
cepat bisa masuk kepada budaya kecil yang dianut oleh hanya bebera
orang saja, misalkan. Budaya kecil (budaya local) yang ada pada suatu
masyarakat merupakan budaya yang sudah dibangun sejak adanya umat
manusia di muka bumi ini atau dengan kata lain, keberadaan budaya kecil
sebagai bentuk dari keberhasilan umat manusia didalam mempertahankan
hidupnya, karena bagaimanapun juga budaya kecil itu ada secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kehadiran budaya
besar, tentunya akan membawa suatu perubahan yang akan terjadi pada
suatu komunitas yang yang memiliki budaya kecil, sehingga keberadaan
budaya besar akan tetap eksis dan dan bisa jadi keberadaan budaya kecil
akan mengalami penyusuitan atau bahkan hilang dari eksistensinya pada
suatu masyarakat.

H. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA


Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, salah satunya
jalur perdagangan, yang di sebarkan oleh para pedagang Gujarat India.
Sebelum Islam masuk, di Indonesia telah ada agama Budha, Hindu, serta
penganut kepercayan terhadap nenek moyang dinamisme serta animisme.
Perkembangan yang sekarang terjadi, muncul sebagian amalan
agama-agama tersebut menjadi dakwah didalam menyebarkan Islam. Yang
sesungguhnya media tersebut bukan dari Islam. Untuk memberi pengertian
kepada masyarakat yang telah memeluk Islam adalah kontuinitas dakwah
dan taklim, serta estaveta para ulama didalam menanamkan Islam secara
kafah. Bila kontuinitas dan estaveta itu mengalami stagnasi, maka akan
berakibat lain yang fatal bagi pengalaman Islam dalam suatu masyarakat.

8
Kemandegan kontuinitas dan estaveta dakwah, mengakibatkan mapannya
sinkretisme (percampuran pengamalan Islam dengan upacara-upacara
kepercayaan sebelumnya) di kalangan masyarakat turun temurun.
Sehingga masyarakat akan menganggap bahwa Islam yang sebenarnya
adalah bentuk sinkretisme itu sedangkan bila disodori Islam yang
sebenarnya (menurut sumber aslinya), yang mungkin akan bertentangan
dengan sinkretisme yang sudah melembaga/mapan dikalangan masyarakat
itu, akan menyebabkan kecanggungan, bahkan mungkin akan
menimbulkan benturan-benturan.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang
berkembang ada enam :
1. Saluran Perdagangan
2. Saluran Perkawinan
3. Saluran Tasawuf
4. Saluran Pendidikan
5. Saluran Kesenian
6. Saluran Politik
Kedatangan Islam ke Indonesia dengan cara damai dan
penyebarannya kepada rakyat umum serta para bangsawan. Para ulama
dalam menyebarkan Islam mempunyai kajian terhadap situasional dimana
setting akan disebarkan Islam itu. Sehingga dengan metode itulah, secara
cepat- meskipun belum sempurna Islamnya dapat menarik masyarakat
untuk memeluk Islam (mungkin baru menyentuh kulitnya). Metode yang
dipergunakan oleh ulama masih harus diperbaiki sampai kepada
pegamalan Islam secara sempurna. Hanya karena dibatasi oleh waktu dan
ulama tersebut meninggal maka untuk melakukan perbaikan tersebut
menjadi mandeg dan hal itu menjadikan metode tersebut sebagai bagian
dari Islam oleh generasi selanjutnya.

9
I. ISLAM DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan
bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari segi islam terbuka
dan akomodatif untuk menerima berbagi masukan dari luar, tetapi
bersamaan dengan itu islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima
eluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang
sejalan dengan islam.
Islam dan budaya mempunyai wilayah mainnya masing-masing
serta aturannya masing-masing, terlebih lagi kedua hal ini berada
di Indonesia yang mempunyai banyak suku, budaya, dan berbagai macam
adat istiadat. Dan semua ini didukung oleh falsafah Negara yang selama
ini kita tanamkan, yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Gusdur dalam essaynya menuliskan : “Agama islam bersumberkan
wahyu dan memiliki norma-normanya sendiri. Karena bersifat normatif,
maka ia cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan
manusia, karenanya ia berkembang sesuai dengan keadaan zaman dan
cenderung untuk selalu berubah”. Artinya dalam hal ini ada pertimbangan
antara tekstual dengan kontekstual, dimana pakem islam disesuaikan
dengan budaya yang berjalan di Indonesia.
Islam sejak kehadiranya dimuka bumi ini, telah memainkan
peranannya sebagai salah satu agama yang menjadi rahmat bagi semesta
alam. Ini, tentunya membawa Islam sbagai bentuk ajaran agama yang
mampu mengayomi keberagaman umat manusia dimuka bumi ini. Islam
sebagai agama universal sangat menghargai akan ada budaya yang ada
pada suatu masyarakat, sehingga kehadiran islam diyengah-tengah
masyarakat tidak bertentangan, melainkan Islam dekat dengan kehidupan
masyarakat, disinilah sebenarnya, bagaimana Islam mampu membuktikan
dirinya sebagai ajaran yang flexsibel di dalam memahami kondisi
kehidupan suatu masyarakat.

10
Yang tercantum dalam Q.S. 2: 148 :

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia


menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan
kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu”. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat yang masing-masing
darinya menghadap kepadanya dalam ibadah shalatnya, maka bersegeralah
–wahai orang-orang yang beriman- untuk berlomba dalam mengerjakan
amal amal sholeh yang disyariatkan Allah untuk kalian dalam Islam. Dan
Allah akan menghimpun Kalian semua pada hari kiamat dari daerah
manapun kalian berada. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Al-Quran (Q.S. 2: 148) mengakui bahwa masyarakat terdiri atas
berbagai macam komunitas yang memiliki orientasi kehidupan
sendirisendiri. Manusia harus menerima kenyataan keragaman budaya dan
agama serta memberikan toleransi kepada masing-masing komunitas
dalam menjalankan ibadahnya. Oleh karena itu kecurigaan tentang sifat
Islam yang antiplural, sangatlah tidak beralasan dari segi ideologis. Bila
setiap muslim memahami secara mendalam etika pluralitas yang terdapat
dalam Al-Qur`an, tidak perlu lagi ada ketegangan, permusuhan dan konflik
dengan agama-agama lain, selama mereka tidak saling memaksakan.

J. Aplikasi islam dan kebudayaan Indonesia


Dengan karakteristik yang terbuka dan akomodatif, pada jaman
kerajaan dahulu, dimana sunan-sunan dan ulama mensyiarkan islam
dengan mengingat dan tanpa melepaskan aspek budaya dimana mereka
berada. Banyak contohnya seperti Sunan Kalijaga yang menggunakan

11
pakaian daerah selama masa hidupnya, atau Sunan yang berada di Jawa
yang terkenal dengan Gong nya dalam mensyiarkan islam, dan ini
bersebrangan dengan “budaya arab” yang ada di Timur Tengah. Hal ini
diibaratkan Mesjid yang bentuknya beragam, walau bungkusnya berbeda
namun isinya tetap sama, walau mesjid yang satu berbeda bentuk dengan
masjid lainnya, toh penghuninya tetap sama.
Berbicara kebudayaan, Indonesia tidak bisa melupakan dan
mentiadakan keberagaman di nusantara. Dengan begitu banyaknya warna-
warni di Indonesia maka islam pun harus dijalankan bukan pada tekstual
saja namun secara kontesktual. Begitupun dengan penerapan hukumnya,
haruslah menimbang dan mengingat bahwa ada konstitusi atau hukum
Negara yang berjalan di Indonesia terlepas dari acuan hukum agama.
Soekarno pernah berkata : “Negara Republik Indonesia ini bukan
milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu suku,
bukan milik suatu golongan adat istiadat, namun milik kita semua dari
Sabang sampai Merauke”. Jika pernyataan ini kita runutkan mengenai
islam dan budaya, maka dapat kita pahami bahwa keberadaan islam tidak
bisa lepas dari kebudayaan dan ragam corak lainnya di Indonesia, sehingga
pemosisian dan tindaklanjutnya haruslah bisa merangkul budaya dimana
islam berada.
Ada sebuah falsafah Jawa lama yang berbunyi : “Karyenak
Tyasing Sesama” yakni suatu sikap atau perilaku yang berusaha
menyenangkan orang lain. Menyenangkan dalam hal ini adalah sikap
yang bijaksana, sikap menyenangkan dan menentramkan orang lain,
mendahulukan kepentingan bersama (kedamaian dan ketentraman), namun
dilandasi sikap tanpa pamrih (Sepi Ing Pamrih) dan sepenuh
hati (memberi kemudahan bagi orang lain, tidak menyakiti orang lain).
Islam pun mengajarkan nilai-nilai moral yang demikian, maka sudah jelas
bahwa Islam dan budaya sama sama mengajarkan suatu hal kedamaian dan
ketentraman, islam ke Budaya itu haruslah fleksibel dan menampung
kebutuhan-kebutuhan yang budaya perlukan. Hal ini agar tidak adanya

12
kesenjangan dan konflik dikarenakan keberagaman yang ada, padahal
nilai-nilai islami juga terdapat dalam nilai nilai kebudayaan.
Sebagai contoh : dalam ketentuan islam haramnya hukumnya laki-
laki berjabat tangan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Namun ketika
ketentuan ini masuk ke nusantara, maka ia akan bertabrakan dengan
kebudayaan yang ada seperti Adat Sunda yang mempunyai jabatan tangan
dengan ujung jari, ditambahlagi masuknya budaya Barat yang berjabat
tangan secara keseluruhan (tangan bertemu dengan tangan). Dari hal ini
islam tetap berjalan seperti pada umumnya, namun penindaklanjutannya
tidak melupakan nilai-nilai kebudayaan dan adat istiadat yang ada di
nusantara.
Sosiolog Thomas Odea memaparkan beberapa fungsi agama,
seperti : agama oleh para pemeluknya dianggap memberikan dukungan
moral sehingga ia menjadi “lampu penenang” kala pemeluknya dilanda
kegundahan hati; praktik ibadah dalam agama yang menghubungkan
pemeluk dengan sesuatu yang transenden diyakini memberikan perasaan
damai; dan agama yang tumbuh berkembang dalam masyarakat dapat
menjaga stabilitas masyarakat. Kalau kita sandingkan fungsi-fungsi
tersebut dengan budaya dan Islam sebagai pelakunya, maka islam yang
berada di nusantara pun juga harus bisa memberikan dukungan moral ke
berbagai kalangan masyarakat yang berbeda budayanya masing masing.
Sehingga islam bisa merangkul budaya Indonesia dan kebudayaan di
Indonesia tidak hilang oleh peran islam tersebut.
Seperti yang ditulis Gusdur dalam essaynya : “Bahwa pakaian
pengantin Jawa menampakan bagian bahu mempelai wanita, orang islam
tidak memandang hal itu sama rusaknya dengan zina, durhaka kepada
orangtua dan kejahatan-kejahatan berat lainnya. Kekurangan seperti itu
umumnya bisa dimaklumi sebagai bagian dari adat, selama syarat-syarat
keagamaan dari nikah dan pengaturan hubungan selanjutnya, seperti soal
nafkah dan kewajiban-kewajiban rumah tangga, masih diatur secara islam,
sedangkan manifestasi kulturalnya diserahkan kepada adat”. Maka sudah

13
jelas bahwa peran islam dan budaya atau adat istiadat tetap berjalan namun
secara kontekstual dan tidak melupakan nilai-nilai adat istiadat yang
berlaku di daerah tersebut.
Dari kesemua warna-warni adat istiadat yang akan dijumpai islam
selama di nusantara, maka tidak bisa dipungkiri kalau islam dan
ketentuannya haruslah berdiri bersama beragam macam budaya nusantara,
maka kesenjangan dan konflik atau tekanan tidak terjadi pada masyarakat.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa
Islam menurut istilah ( Islam sebagai agama ) adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul. Sedangkan pengertian Kebudayaan
secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Menurut Uka Tjandrasasmita, islam masuk ke Indonesia melalui 6 cara
diantaranya yaitu :
1. saluran perdagangan
2. saluran perkawinan
3. saluran tasawuf
4. saluran pendidikan
5. saluran kesenian
6. saluran politik
Islam adalah agama yang terbuka dan akomodatif, tetapi selektif. Dari
segi Islamterbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari
luar, tetap bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu
saja menerima seluruh jenis kenudayaan, melainkan kebudayaan yang
sejalan dengan Islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-
kajian-terhadap-i.pdf

http://wawanislam.blogspot.com/2016/12/pengertian-agama-islam-menurut-para-
ahli.html

https://www.academia.edu/8377925/Islam_Dan_Kebudayaan_Islam

https://www.kompasiana.com/mascuppp/592ed924d37e6126728e983a/islam-dan-
kebudayaan-indonesia

https://www.kompasiana.com/muhammadnuraji/5c762866ab12ae063d0dfc99/seja
rah-masuknya-islam-di-indonesia?page=all

https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/

Nata, Abuddin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

16

Anda mungkin juga menyukai