VII-5/11
Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah swt. Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang karena berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya Makalah yang berjudul “Sejarah Hindu-
Budha Di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula sholawat dan salam dihaturkan kepada
junjungan Nabi Muhammad saw. yang menjadi tauladan bagi umat-Nya dan semoga kelak kita akan
mendapatkan syafaatnya di kemudian hari.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas portofolio Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya sebuah
pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih
maju.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam bahasa
Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga
pengertian sebagai berikut:
2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan
manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang
masa.
2. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis
sama untuk kedua kalinya.
3. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang
banyak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dari suatu
masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan adalah esensi kehidupan bangsa.
Mengenal kebudayaan bangsa berarti mengenal aspirasinya dalam segala aspek kehidupannya.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan
mengungkap rahasia – rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya
penguasa tertinggi dari sistem jagat raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu
bagian alam ini. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia
tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama Hindu adalah agama yang dianggap tertua di dunia yang bersumber pada kitab suci
Veda yang merupakan himpunan wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Dari kitab suci Vedalah mengalir semua
ajaran Agama Hindu baik yang menyangkut ajaran Sradhà (keyakinan/kepercayaan), Tata-susila (etika)
dan Àcàra (ritual dan lain-lain). Sesuai dengan perkembangannya, hingga kini agama Hindu menjadi
sebuah agama keselarasan yang memiliki kedamaian universal serta memandang setiap individu atau
manusia sebagai satu keluarga besar. Ciri khas dari Agama Hindu adalah memperkenalkan kebebasan
mutlak terhadap pikiran rasional manusia. Agama Hindu memperkenalkan kebebasan yang paling luas
dalam masalah keyakinan dan kepercayaan. Ia memperkenalkan kepada setiap orang untuk
merenungkan, menyelidiki, mencari dan memikirkannya, oleh karena itu segala macam keyakinan atau
adat-istiadat yang berbeda semuanya memperoleh tempat yang terhormat secara berdampingan
dalam Hindu dan dibudayakan serta dikembangkan dalam hubungan yang selaras antara yang satu
dengan yang lain.
Agama, Budaya dan Masyarakat jelas tidak akan berdiri sendiri, ketiganya memiliki hubungan
yang sangat erat selaras.
Antara Agama Hindu dan budaya Bali sudah terjadi sebuah hubungan dengan ciri khas masing
– masing yang melebur jadi satu. Bagi pengamat sepintas, sulit pula membedakan antara Agama Hindu
dan budaya Bali, oleh karena itu sering terjadi identifikasi bahwa Agama Hindu sama dengan
kebudayaan Bali. Kerancuan ini perlu dijelaskan, bahwa kedudukan Agama Hindu dalam hubungannya
dengan budaya Bali adalah merupakan jiwa dan nafas hidup dari budaya dan kebudayaan.
Dalam agama Hindu, antara agama dan adat-budaya terjalin hubungan yang selaras/erat
antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi. Karenanya tidak jarang dalam pelaksanaan
agama disesuaikan dengan keadaan setempat. Demikianlah terdapat didalam agama Hindu, perbedaan
pelaksanaan agama Hindu pada suatu daerah tertentu terlihat berbeda dengan daerah yang lainnya.
Perbedaan itu bukanlah berarti agamanya yang berbeda. Agama Hindu di India adalah sama dengan
agama Hindu yang ada di Indonesia, namun kuilnya yang akan tampak berbeda.
Sedangkan budaya agama adalah suatu penghayatan terhadap keberadaan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa dalam bentuk kegiatan budaya. Sejak munculnya agama Hindu, usaha memvisualisasikan
ajaran agama Hindu kepada umat manusia telah berlangsung dengan baik. Para rohaniawan Hindu,
para pandita, orang-orang suci mengapresiasikan ajaran yang terdapat dalam kitab suci Weda kedalam
berbagai bentuk simbol budaya. Usaha ini telah terlaksana dari zaman ke zaman. Ajaran yang sangat
luhur ini diwujudkan dan disesuaikan dengan desa, kala, dan patra pada waktu itu.
Kalau dilihat dari fakta sejarah, wujud budaya agama itu dari zaman ke zaman mengalami
perubahan bentuk, namun tetap memiliki konsep yang konsisten. Artinya, prinsip-prinsip ajaran agama
itu tidak pernah berubah yakni bertujuan menghayati Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kepercayaan
terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa, menjadi sumber utama untuk tumbuh dan berkembangnya
budaya agama dan ini pula yang melahirkan variasi bentuk budaya agama. Variasi bentuk itu
disesuaikan dengan kemampuan daya nalar dan daya penghayatan umat pada waktu itu. Budaya
agama yang dilahirkan dapat muncul seperti “upacara agama”.
Dharma Gita merupakan suatu bentuk budaya hasil dari pengamalan ajaran agama Hindu
berupa seni suara atau vocal yang indah yang mampu memberi kepuasan secara jasmani maupun
rohani. Dharma Gita berasal dari bahasa Sansakerta dan terdiri dari dua kata yakni Dharma dan Gita.
Dharma artinya kebenaran/kebaikan, kewajiban, hukum, aturan. Sedangkan Gita artinya nyanyian/lagu.
Jadi, Dharma Gita berarti suatu nyanyian kebenaran yang biasa dilantunkan suatu upacara keagamaan.
Hindu. Di Dharma Gita terdapat syair-syair yang sudah di ringkas sedemikia rupa dan penuh dengan
ajaran keagamaan, kemudian dilantunkan dengan suara yang amat mempesona. Pelaksanaan Dharma
Gita dilaksanakan pada upacara yadnya yang lagunya telah disesuaikan dengan masing-masing yadnya
yang dipersembahkan.
Melalui Dharma Gita seseorang dapat menghayati ajaran agama secara mendalam sehingga
perasaan, pikiran, dan budhinya menjadi halus. Lagu-lagu keagamaan yang dinyayikan dalam Dharma
Gita dapat menggetarkan alam rasa dan meningkatkan Sradha Bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa
serta prabhava-Nya, Dharma Gita juga mampu mengendalikan diri kita dari pengaruh Adharma, sebgai
sarana melestarikan budaya, sebagai penunjang pelaksanaan yadnya, serta sebagai alat komunikasi,
yaitu Komunikasi spiritual.
1. Sekar Rare
Merupakan kumpulan nyanyian anak – anak yang menggunakan bahasa bali sederhana,
bersifat dinamis dan riang. Contoh : Ratu Anom, Putri Cening Ayu, Meong – Meong, dan sebagainya.
2. Sekar Alit
Merupakan nyanyian berupa Pupuh yang diikat oleh Pada Lingsa yaitu jumlah suku kata dan
irama tertentu pada setiap barisnya. Satu Pada terdiri dari empat baris. Lingsa itu bunyi vokal terakhir
pada setiap baris.
3. Sekar Madya
Merupakan nyanyian dalam bentuk kidung yang juga menggunakan Pada Lingsa, namun syarat
menyayikannya harus perlahan-lahan. Contoh : Kawitan Warga Sari, Kawitan Kidung Tantri, dan lain
sebagainya.
4. Sekar Agung
Sekar agung disebut juga kakawin. Kakawin adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa
Kuno yang diikat oleh Guru Laghu. Dalam kakawin dikenal istilah wirama. Tiap-tiap wirama dibentuk
berdasarkan Wrtta Manta, Wrtta artinya banyak suku kata dalam setiap kalimat. Empat kalimat
menjadi satu wirama.
5. Sloka
Sloka terdiri dari empat baris dalam satu padartha, dengan jumlah suku kata yang sama dalam
setiap barisnya. Contoh : Sloka dalam Bhagavad Gita.
6. Palawakya
Menggunakan bahasa Jawa Kuno dan berbentuk prosa. Dalam membaca dan melagukan sangat
tergantung pada intonasi serta ketepatan pengejaan.
2.3.Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia telah membawa dampak yang signifikan di bidang
politik, yaitu lahirnya kerajaan kerajaan bercorak Hindu Budha dan berkurangnya peran kepala suku
dalam mengatur kehidupan politik. Berikut beberapa kerajaan Hindu Budha di Indonesia beserta
peninggalannya.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan pertama yang kita bahas adalah kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan
Hindu di Indonesia yang berada di lembah Sungai Mahakam tepatnya Kalimantan Barat dan didirikan
pada abad 5 Masehi.
Sumber sejarah dari Kerajaan Kutai sendiri dapat diketahui setelah ditemukannya sebuah
prasasti di suatu daerah Kutai, makanya orang-orang menyebutnya kerajaan Kutai berdasarkan daerah
tersebut.
Nama prasasti tersebut adalah yupa, berjumlah 7 dan merupakan sumber sejarah yang sangat
penting karena memuat sejarah kerajaan Kutai khususnya nama-nama raja dan silsilahnya.
Prasasti tersebut tertulis dengan menggunakan bahasa sanskerta dan beraksara pallawa.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu yang ada sejak abad 5 Masehi yang
berada di daerah Jawa Barat. Pada saat itu wilayah kekuasaannya sudah membentang Jawa Barat dari
Cirebon hingga Jakarta.
Kemudian kerajaan tersebut runtuh di Abad ke 7 setelah diserang kerajaan Sriwijaya. Adapun
beberapa peninggalan dari kerajaan Tarumanegara ialah:
6. Prasasti tugu
Kerajaan Holing atau kaling adalah kerajaan bercorak Budha yang berdiri pada abad Masehi
tepatnya di daerah Jepara Jawa Tengah. Kerajaan ini didirikan dan diperintah oleh Ratu Sima, seorang
raja wanita yang adil dan menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Berdasarkan literatur dan sumber sejarah dikatakan bahwa kerajaan ini sangat kaya sekali,
diantara beberapa produksinya yang paling berlimpah adalah emas, perak, cula, gading, penyu dan
rakyatnya rata-rata pandai membuat minuman dari kelapa.
4. kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan yang bercorak Hindu yang berdiri sejak abad ke 7 Masehi
atau sekitar tahun 760 Masehi. Kerajaan ini terletak di desa Dinoyo, Malang Jawa Timur dan
merupakan kerajaan yang tertua. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini adalah Raja Gajayana
berdasarkan isi prasasti tersebut.
Beberapa benda peninggalan dari kerajaan Kanjuruhan adalah prasasti dinoyo yang ditulis
dengan menggunakan bahasa sanskerta dan memakai aksara Jawa kuno. Benda peninggalan lainnya
adalah candi Badut.
5. Kerajaan Melayu
Inilah kerajaan paling tua di Indonesia khususnya di daerah Sumatera. Sebelumnya pernah
dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya kemudian merdeka lagi.
Beberapa literatur tentang keberadaan adanya kerajaan Melayu adalah tercantum di kitab
Negarakertagama dan Paraton yang isinya tentang jalinan persahabatan antara kerajaan Singasari dan
kerajaan Melayu.
Beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan Melayu adalah Raja Adityawarman yang
merupakan keturunan kerajaan Majapahit. Wilayah kekuasaannya meliputi Pagarruyung, Sumatra
Barat, dan Minangkabau.
Beberapa peninggalan dari kerajaan Melayu adalah candi Muara Takus. Dilihat dari coraknya
candi tersebut dijelaskan bahwasanya kerajaan Melayu menganut agama Budha.
6. Kerajaan Tulangbawang
Sebenarnya tentang keberadaan kerajaan ini simpang siur dan tidak ada keterangan dan bukti
pasti dari beberapa literatur. Tetapi berdasarkan sumber dari China yaitu I-tsing menyebutkan bahwa
adanya tentang keberadaan kerajaan ini di abad 7 Masehi. Kerajaan ini terletak di Lampung
berdasarkan tulisan dari Prasasti Palas Pasemah.
7. Kerajaan Sriwijaya
Salah satu kerajaan terbesar di Indonesia ini merupakan kerajaan yang bercorak Budha yang
ada sejak abad 7 masehi dan berada di Sumatera. Kerajaan ini begitu besar karena wilayahnya hampir
seluruh wilayah Nusantara dan beberapa negara sekitar.
Beberapa wilayah taklukannya ialah tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat
Malaka (merupakan jalur perdagangan India – Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi,
dan Semenanjung Malaka.
Kawasan perdagangannya juga luas dan berhasil menjalin perdagangan dengan beberapa
kerajaan seperti dengan Benggala dan Colamandala, kerajaan dari India. Beberapa barang yang di
ekspor adalah Gading, kulit, dan jenis binatang sedangkan untuk impornya adalah kain sutra,
permadani, porselin.
2. Balaputradewa
3. Sanggrama Wijayatunggawarman
4. Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Raja Balaputra yang mengantarkan pada
masa kejayaannya.
5. Prasasti Ligor
Kesemua prasasti tersebut menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Palawa.
8. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan mataram Kuno atau kerajaan Medang adalah kerajaan bercorak budha yang berdiri
pada abad 8 Masehi berlokasi di Jawa Tengah. Selama berdirinya kerajaan ini ada beberapa dinasti
yang pernah berkuasa yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isana.
Kerajaan ini sebenarnya terbagi menjadi 2 yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerajaan ini
berdiri di Jawa Timur setelah Mpu Sendok memindahkan ibukota yang semula berada di Jawa Tengah
ke Jawa Timur. Baru kemudian muncullah dinasti baru yang bernama dinasti Isana.
Negara Mataram kuno sendiri adalah kerajaan yang tertutup baik secara politik maupun
ekonomi sehingga sulit untuk berkembang. Namun ada masa kejayaannya pada kerajaan ini
diantaranya adalah masyarakat pedesaan dibebaskan dari pajak, dan hubungan lalu lintas sungai
lancar.
1. Candi Sewu
2. Candi Borobudur
3. Candi Arjuna
4. Candi Bima
9. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan yang bercorak Budha yang merupakan pecahan dari kerajaan
Airlangga dan terletak di kota Daha (Kediri) Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1042 Masehi.
Berdasarkan prasasti Mahasubya, kitab Negarakertagama dan kitab Calon arang disebutkan
bahwa terjadinya peperangan saudara setelah raja utama yaitu Airlangga meninggal.
Kedua putranya tersebut yaitu raja Mapanji Garasakan dan Janggala masing-masing
mendapatkan wilayah. Raja Mapanji Garasakanlah yang akhirnya mendirikan kerajaan Kediri. Kediri
sendiri berasal dari bahasa Sanskerta Khadri yang berarti pohon mengkudu.
1. Raja jayabaya
2. Raja Sarweswara
3. Raja Kameswara
4. Raja Kertajaya
Kebanyakan peninggalan dari kerajaan Kediri adalah berupa seni sastra. Berikut beberapa
peninggalan kerajaan Kediri diantaranya:
1. Kakawin Bhratayuddha ditulis oleh Mpu Sedah
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terbesar di Indonesia yang berpusat di daerah jawa Timur.
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1293 Masehi dan runtuh pada tahun 1500 Masehi. Wilayahnya yang
dikuasai sangat luar biasa luasnya karena wilayah Indonesia sekarang masih kalah dengan luas wilayah
kerajaan Majapahit.
Berikut beberapa raja yang pernah berkuasa selama berdirinya kerajaan Majapahit.
1. Raden Wijaya
2. Kalagamet
3. Sri Gitarja
4. Hayam Wuruk
5. Wikramawardhana
6. Suhita
7. KertaWijaya
8. Rajasawardhana
9. Purwawisesa
12. Girindrawardhana
13. Patih Udara
8. Candi Tikus
Kerajaan Bali adalah kerajaan bercorak Hindu yang berada di Pulau Bali dan sudah berdiri sejak
tahun 914 Masehi. Ada beberapa dinasti yang pernah memerintah selama berdirinya kerajaan tersebut.
3. Tabanendra Warmadewa
4. Jayasingha Warmadewa
5. Jayashadu Warmaewa
6. Wijaya Mahadewi
8. Maraka
9. Anak Wungsu
11. Bedahulu
3. Prasasti Panglapuan
6. Candi Mengening
7. Candi Wasan
Kerajaan Singasari merupakan kerajaan yang bercorak Hindu dan terletak di daerah Jawa
Timur, tepatnya adalah Malang. Kerajaan ini didirikan oleh raja yang terkenal bernama Ken Arok di
abad ke 10 atau sekitar tahun 1222 Masehi.
1. Ken Arok
2. Anusapati
3. Tohjaya
4. Ranggawuni Wisnuwardhana
5. Kertanegara
1. Candi Singasari
2. Candi jago
3. Candi Sumberawan
4. Arca Dwarapala
5. Prasasti Singasari
6. Candi Jawi
7. Prasasti Wurare
8. Candi Kidal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya.