Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu :
Dr. H. LASRI NIJAL, Lc. M.H, MTA

Kelas : 1.1 A

Disusun oleh :

RILLA CHOBIA LESTARI


NIM : 2357201037

PROGRAM STUDI SISTEM INFRORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa atas berkat dan Rahmad-
nya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya, yang mana judul makalah saya sebagai berikut “KEBUDAYAAN DAN
PERADABAN ISLAM “ Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk
mata kuliah PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Meskipun kami penulis telah berusaha melakukan yang terbaik
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun, demi kesempurnaan makalah ini.

Dan penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dosen
pengampu, Bapak Dr. H. LASRI NIJAL, Lc. M.H, MTA atas bimbingan beliau, sehingga
saya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan bagi para
pembaca dalam memahami kebudayaan dan peradaban islam dan masjid sebagai pusat
peradaban.

Pekanbaru, 06 November 2023

Rilla chobia lestari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2


1.2 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4

2.1 Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Islam ..................................................................... 4


2.2 Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam ..................................................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11

3.1.Kesimpulan .............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan factor penting dan menentukan dalam kehidupan suatu bangsa
yang berbudaya. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang
diperolehnya. Sistem pendidikan Nasional dilaksanakan untuk meningkatkan kehidupan
yang bermutu baik dalan arti moral spiritual maupun mutu dalam arti intelektual
professional. Pendidikan Islam merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan
nasional memiliki konstribusi yang besar dalam penenam nilai-nilai dan budaya serta
perilaku keberagamaan pada setiap diri seseorang. Penanaman nilai-nilai dan budaya
pada seseorang atau sekolompok orang melalui pendidian Islam akan terbentuklah sikap
dan prilaku yang rujukan dan keyakinan dalam menentukan suatu pilihan bagi seseorang,
yang tercermin dalam pola pikir, tingkah laku, dan serta sikap. Seperti kejujuran,
keadilan, kebenaran dijadikan sebagai pegangan dalam hidupnya.
Islam bukan hanya agama, tetapi juga merupakan sistem lengkap yang mencakup
aspek agama, sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Nilai-nilai Islam tidak hanya terbatas
pada ibadah, tetapi juga memengaruhi budaya dan peradaban Islam secara keseluruhan.
Dalam makalah ini, kita akan menjelaskan beberapa nilai-nilai Islam yang mendalam dan
bagaimana nilai-nilai ini tercermin dalam budaya Islam, khususnya dalam konteks
masjid sebagai pusat peradaban Islam.
Masjid merupakan tempat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Masjid
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam, karena masjid memiliki sejarah
yang tidak bisa dipisahkan dan kaitannya sangat erat dengan umat Islam. kebudayaan
adalah istilah yang menunjukkan segala hasil karya manusia yang berkaitan dengan
pengungkapan bentuk. Kebudayaan merupakan wadah, tempat, di mana hakikat manusia
memperkembangkan diri. Artikel ilmiah ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan
sejarah mesjid sebagai pusat peradaban dan kebudayaan islam yang meliputi ;
mengoptimalkan masjid sebagai pemberdayaan umat islam, peran mesjid dalam
membangun umat yang religius-spiritualistis, sehat rohani dan jasmani, pengertian
kebudayaan dan peradaban islam, proses perkembangan kebudayaan dan peradaban
2
islam, kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia yang damai di bersahabat.
Penelitian sejarah dan budaya adalah tujuan dari tulisan ini. Dalam penggalian sejarah
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Untuk menggali data yang valid
berkaitan dengan sejarah, diperlukan metode penggalian sejarah (historiografi) yang
akurat. Di artikel ini menggunakan Metode Dokumenter, Metode Deskriptif dan juga
dari segi analisis nya, terdapat para ahli yang menganalisis sejarah dari segi filsafat atau
pesan ajaran yang terkandung didalamnya, ada pula yang menganalisis nya dengan
pendekatan perbandingan dan lain sebagainya.

1.2. Tujuan Makalah


Makalah tentang nilai-nilai islam dalam budaya islam dan masjid sebagai pusat
peradaban islam adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
nilai-nilai islam dalam budaya islam dan masjid sebagai pusat peradaban islam.
1. Menjelaskan nilai-nilai Islam dalam budaya indonesia.
2. Menjelaskan Masjid sebagai pusat peradaban Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Islam


Dalam sudut pandangan filosofis, nilai sangat terkait dengan masalah etika. Etika
juga sering disebut sebagai filsafat nilai, yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai tolak
ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya (Almunawar,
2003).
Sedangkan menurut Hans Jonas nilai adalah patokan normative (pertimbangan baik
dan buruk, benar dan salah, haq dan batal, diridhai dan dikutuk oleh Allah) yang
mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan
alternative.
Pada intinya bahwa nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan suatu
pilihan bagi seseorang, yang tercermin dalam pola pikir, tingkah laku, serta sikap.
Seperti kejujuran, keadilan, kebenaran yang dijadikan sebagai pegangan dalam
hidupnya.
Sedangkan budaya, yang lazim disebut kebudayaan atau system kebudayaan, berasal
dari kata sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi”
atau „akal”. Dari pengertian kata buddhi itulah, kebudayaan dapat diartikan sebagai
“hal-hal yang bersangkutan dengan akal” (Redaksi Ensiklopedi Nasional, 1990).
Menurut pendapat Ki Hajar Dewantara, Agus Salim, dan beberapa Budayawan yang
lain, mengatakan bahwa budaya itu adalah gabungan dari dua kata “budi” dan “daya”.
Budi terletak dihati, daya terletak diperbuatan. Iman timbalan budi, amal timbalan daya
(Gazalba, 2001).
Kalau demikian, definisi budaya menurutnya adalah penjelmaan iman dan amal
saleh dari seorang muslim atau segolongan kaum muslimin. Dengan alasan bahwa amal
saleh ialah tingkah laku perbuatan yang sesuai dengan iman. Karena orang muslim
beriman kepada Allah, ditaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangan. Maka
perbuatan karena iman itulah yang disebut amal saleh.oleh karna itu amal saleh
meliputi dua bidang yaitu agama dan budaya (Gazalba, 2001). Jadi inti dari istilah nilai

4
budaya adalah suatu konsep mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai
dalam kehidupan manusia. Konsep tersebut dapat berupa nilai etik, seperti sopan
santun, nilai-nilai tersebut tentunya yang sesuai dengan semangat ajaran Islam.
Pengertian di atas, selanjutnya bagaimana pendidikan Islam dikatakan sebagai
pewarisan nilai-nilai dan budaya. Pada hakekatnya, dilihat dari segi identitas sosio-
kultural muslim, pendidikan adalah merupkan alat pembudayaan umat manusia yang
paling diperlukan di antara keperluan hidupnya, meskipun pendidikan itu sendiri pada
mulanya timbul dan berkembang dari sumber cultural umat itu sendiri (Arifin, 2004).
Sebagai suatu alat, maka pendidikan Islam harus memilki watak lentur terhadap
perkembangan aspirasi kehidupan manusia sepanjang zaman. Watak demikian dengan
tanpa menghilangkan prinsip-prinsip nilai yang mendasarinya. Pendidikan Islam
mampu mengakomodasikan tuntutan hidup manusia dari zaman ke zaman, termasuk
tuntutan di bidang teknologi.
Khusus berkaitan dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, pendidikan
Islam, bersikap mengarahkan dan mengendalikannya,sehingga nilai fundamental yang
bersumber dari iman dan takwa kepada Allah, dapat berfungsi dalam kehidupan
manusia yang telah menciptakan ilmu dan teknologi (Arifin, 2004). Manusia muslim
hasil pendidikan adalah manusia yang berkemampuan menguasai dan menciptakan
ilmu dan teknologi pada khususnya, dan system budaya hidupnya berdasarkan nilai-
nalia Islami yang berorientasi kepada kesejahteraan hidup di dunia untuk meraih
kebahagiaan hidup di akhirat.
Ada tiga dimensi kehidupan manusia yang mengandung nilai ideal Islami dan di
jadikan dasar fundamental dari proses pendidikan Islam yaitu:
1. Dimensi mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di
dunia. Dimensi nilai kehidupan ini mendorong kegiatan manusia untuk mengelola
dan memanfaatkan dunia ini agar menjadi bekal/sarana bagi kehidupan di
akhirat.
2. Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan. Dimensi ini menuntut
manusia untuk tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang
dimiliki, namun kemelaratan atau kemiskinan dunia harus diberantas, sebab
5
kemelaratan duniawi bisa menjadi ancaman yang menjerumuskan manusia
kepada kekufuran.
3. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan
hidup duniawi dan ukhrawi. Keseimbangan dan keserasian antara kedua
kepentingan hidup ini menjadi daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negtif
dari berbagai gejolak kehidupan yang menggoda ketenengan hidup manusia, baik
yang bersifat spiritual, sosial, cultural, ekonomis, maupun ideologis dalam hidup
pribadi manusia (Arifin, 2004).
Dimensi-dimensi nilai di atas merupakan sasaran idealitas Islami yang seharusnya
dijadikan dasar fundamental dari proses kependidikan Islam. Dimensi- dimensi nilai
tersebut seharusnya ditanam-tumbuhkan di dalam pribadi muslim secara seutuhnya
melalui proses pembudayaan yang bercorak pendidikan dengan system atau struktur
kependidikan yang bagaimanapu bentuknya.
Hasan Langgulung, berpendapat bahwa nilai akhlaklah yang perlu dimiliki oleh
manusia untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nilai-nilai ini
dapat dikategorikan dalam lima kategori yaitu (Langgulung, 2002) :
1. Nilai akhlak perseorangan
2. Nilai akhlak kekeluargaan
3. Nilai akhlak sosial
4. Nilai akhlak kenegaraan
5. Nilai akhlak keagamaan.
Dari lima nilai di atas intinya adalah takwa. Dengan kata lain takwa itulah sebagai
himpunan nilai-nilai yang ada dalam Islam. Seperti tergambar dalam (QS.al- Baqarah
[2]: 1-5).
Nilai-nilai pengajaran agama ini bermuara pada nilai hakiki atau nilai esensial yang
berbentuk sebagai berikut (Darajat, 2004):
1. Nilai pembersihan atau pensucian rohani/jiwa, yang memungkinkan seseorang
siap untuk menerima, memahami dan menghayati ajaran agama Islam sebagai
pandangan hidupnya.

6
2. Nilai kesempurnaan akhlak, yang memungkinkan seseorang memiliki al- Akhlaq
al-Karimah, yang tercermin pada sifat-sifat Nabi Muhammad saw. Dan
mengamalkannya ajaran agama Islam secara sempurna sepanjang hayatnya.
3. Nilai peningkatan taqwa kepada Allah swt, sehingga diri seseorang menjadi
semakin akrab kepadanya dan dengan penuh gaira serta ketulusan hati
menyongsong kehidupan yang hakiki.
Dengan demikian, dalam pendidikan Islam nilai yang perlu diwariskan itu tidak lain
adalah nilai-nilai yang terdapat dalam sumber ajaran Islam, yakni Alquran dan sunnah.
Nilai-nilai tersebut mencakup aspek kepribadian manusia sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah termasuk nilai-nilai budaya
yang perlu dilestarikan. Dan inti dari nilai-nilai itu sebenarmya tersimpul dalam al-
Akhlak al-Karimah (QS. Al-Qalam [68]: 4), atau budi pekerti (Al-Abrasyi, 2003). Ke
sanalah muara dari dalam bentuk apapun, baik pengajaran ilmu pengetahuan, pelatihan
keterampilan/keahlian tertentu, maupun bimbingan-bimbingan mental kerohanian
(aspektif).
Pengembangan potensi berakhlak mulia dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Fitrah manusia yang suci
mempunyai kecenderungan kepada kebaikan yang dinyatakan melalui lisan dan
perbuatan dengan cara lemah lembut. Mengenai cara berkomunikasi seorang muslim
dengan orang lain, Allah memberikan petunjuk dasar yang mengandung nilai sosial
yang lebih mengutamakan orang lain dari pada perasaan pribadinya sendiri.
Mengembangkan sikap beramal saleh dalam setiap pribadi muslim. Manusia diberi
kemampuan oleh Allah untuk mampu berbuat kebaikan, mrnjaga diri, bekerja sama dan
bergaul dengan orang lain demi kemaslahatan masyarakatnya. Untuk tujuan itu,
manusia senang mempelajari hal-hal yang dapat menghasilkan kehidupan yang mulia,
membina kehidupan keluarga sejahtera. Dari sikap positif demikian, manusia bersedia
menghormati tata tertib sosial yang akan menjamin kehidupan, kebebasan dan hak-
haknya, sehingga terwujudlah keadilan, kejujuran dan kasih sayang. Konsekuensinya
ialah orang-orang yang lemah, anak yatim, fakir miskin dam sebagainya mendapatkan
santunan dari mereka yang kuat, si kaya, dan yang memegang kekuasaan.
7
Oleh karena itu, dalam proses pendidikan, strategi di atas amat perlu diperhatikan,
agar nilai-nilai dan budaya dalam Islam tetap dimiliki, serta dapat dipertahankan.

2.2. Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam


1. Pentingnya masjid dalam Islam
Masjid adalah tempat ibadah bagi Allah SWT. Masjid merupakan hal yang sangat
penting bagi umat Islam karena masjid memiliki sejarah yang tidak terpisahkan dan
sangat erat kaitannya dengan umat Islam. Hubungan antara masjid dan umat Islam
diibaratkan seperti pepatah hubungan antara air dan ikan. Ikan tidak bertahan lama dan
tidak bertahan hidup bila dipisahkan dari air. Makna peribahasa di atas adalah bahwa
masjid adalah jiwa dan daya hidup umat Islam.
Bangunan ini memiliki fungsi dan peran penting dalam sejarah Islam. Pada masa
Nabi, masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga tempat pembentukan karakter
komunal. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat juga menjadikan masjid sebagai
tempat pertemuan umat Islam untuk mempelajari wahyu Allah dan berbagai peristiwa.
Maka masjid juga berperan sentral dalam jalur dakwah Islam. Fungsi masjid yang
paling utama adalah sebagai tempat ibadah bagi umat Islam. Mengutip buku Masjid dan
Perawakafa yang disunting oleh Tafakuri, hal ini dijelaskan secara rinci dalam hadits
shahih Imam Muslim karya Anas bin Malik. Rasulullah SAW bersabda: “Sedikit pun
air seni dan kotoran lainnya tentu tidak diperbolehkan di masjid-masjid ini. (HR. Imam
Muslim no. 1163 dan no. 687).
1.Seperti pusat pelatihan
Fungsi masjid dimaksimalkan sebagai tempat pengajian, halaqah dan madrasah.
Pertemuan Ta'lim adalah pertemuan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Halaqah adalah cara belajar mengajar dalam kelompok kecil membentuk lingkaran
sedangkan Madrasah adalah tempat belajar.
2.Tempat urusan ekonomi negara dan masyarakat
Pada masa Nabi, masjid digunakan sebagai tempat administrasi keuangan dan
perbendaharaan harta benda Islam, yang berfungsi untuk memperlancar keuangan
masyarakat. Suhari Umar menyatakan dalam buku Pendidikan Masyarakat Berbasis

8
Masjid bahwa Nabi menjadikan Masjid Nabawi sebagai rumahnya dan markas serta
kediaman nasional.

3.Sebagai tempat berlindung bagi umat Islam


Nabi SAW menjadikan masjid sebagai tempat untuk menjaga keamanan Madinah
dari musuh luar. Rasulullah melarang setiap Muslim untuk membawa senjata untuk
kekerasan atau perang di dekat Madinah. Peran masjid dalam membangun umat yang
sehat rohani-spiritual, sehat jasmani dan rohani

2. Budaya dan peradaban Islam


Secara umum, budaya adalah istilah yang mengacu pada semua karya manusia yang
berkaitan dengan ekspresi bentuk. Kebudayaan merupakan wadah, tempat
berkembangnya fitrah manusia. Ada hubungan, korelasi antara fitrah manusia dan
perbaikan diri (budaya) yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan seringkali
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tempat, waktu dan kondisi sosial dalam
perkembangannya, sehingga menghasilkan bentuk kebudayaan tertentu, seperti
kebudayaan Islam, kebudayaan Timur dan kebudayaan Barat (Ensiklopedia Indonesia;
1705).
Menurut Musa Asy'arie (Musa Asy'arie, 1992:93) A.L Kroeber dan Clyd Kluckhon
mengelompokkan definisi budaya menjadi lima. Berdasarkan pendapat dan sudut
pandang setiap orang, yaitu:
1) Pendekatan deskriptif menonjolkan beberapa isinya, karena Taylor menyatakan
bahwa budaya adalah entitas yang sangat kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai keterampilan dan
kebiasaan yang telah diterima orang sebagai anggota masyarakat.
2) Pendekatan historis yang menekankan warisan sosial dan tradisi budaya, seperti
definisi budaya Park dan Burgees bahwa budaya adalah sekumpulan organisasi dan
warisan sosial yang diterima sebagai signifikan dan dipengaruhi oleh sifat dan
sejarah warisan budaya menjadi. Kehidupan rakyat.

9
3) Pendekatan normatif, seperti definisi budaya dari Ralph Linton, menurutnya budaya
adalah cara hidup yang terdiri dari seperangkat ide dan kebiasaan yang dipelajari,
dipertahankan dan kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.
4) Pendekatan Psikologis, sebagaimana dikemukakan Kluckhon bahwa kebudayaan
terdiri dari semua kesinambungan pembelajaran masyarakat.
5) Pendekatan Struktural, sebagaimana dikatakan Turney bahwa budaya adalah hasil
kerja dan kesatuan kegiatan manusia secara sadar yang bekerja membentuk pola
umum dan melaksanakan penemuan-penemuan, baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud. Islam berbeda dengan agama lain. Islam bukanlah budaya, ia
menciptakan budaya. Kebudayaan yang menghasilkannya disebut kebudayaan atau
peradaban Islam. Basis "peradaban Islam" adalah "budaya Islam", khususnya bentuk
idealnya, sedangkan basis "budaya Islam" adalah agama Islam.

3. Proses perkembangan budaya dan peradaban Islam


Perkembangan budaya Islam yang paling signifikan dalam sejarah Islam adalah
budaya intelektual Islam. Sejak abad pertama, perkembangan Islam (abad ke-7 M)
melahirkan sarjana-sarjana Islam yang menghasilkan sistem pemikiran atau metode
ijtihad dalam disiplin ilmu tertentu yang dikenal dengan madzhab. Di antara ulama
Islam tersebut adalah Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali
dalam bidang fikih, diikuti dengan perkembangan pemikiran dalam disiplin ilmu lain
yang banyak melahirkan sarjana Islam.

10
BAB III
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dalam pendidikan Islam nilai yang perlu diwariskan itu tidak lain adalah nilai-
nilai yang terdapat dalam sumber ajaran Islam, yakni Alquran dan sunnah. Nilai-
nilai tersebut mencakup aspek kepribadian manusia sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat. Oleh karana itu, nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
sepanjang tidak bertentangan dengan semangat ajaran Islam adalah termasuk nilai-
nilai budaya yang perlu dilestarikan. Dan inti dari nilai-nilai itu sebenarnya
tersimpul dalam al-akhlaq al-karimah (QS.al-Qalam [68]: 4), atau budi pekerti. Ke
sanalah muara dari segenap aktivitas pendidikan. Maka pelajaran yang diberikan
adalah bentuk apapun, baik pengajaran ilmu pengetahuan, pelatihan
ketermpilan/keahlian tertentu, maupun bimbingan-bimbingan mental kerohanian
(afektif).
Pencapaian dari salah satu unsur manapun yang menonjol dari potensi anak
didik itu harus bermuatan budi pekerti. Budi pekerti sebenarnya merupakan suatu
konsep nilai yang abstrak. Penampakannya hanya ada dalam seluruh gerak motorik
dan ekspresi apektif dan kognitif seseorang. Dengan kata lain, budi pekerti
seseorang hanya dapat diketahui bilamana seseorang itu melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik-material maupun lingkungan sosial.
Masjid adalah tempat ibadah bagi Allah SWT. Masjid merupakan hal yang
sangat penting bagi umat Islam karena masjid memiliki sejarah yang tidak
terpisahkan dan sangat erat kaitannya dengan umat Islam. Hubungan antara masjid
dan umat Islam diibaratkan seperti pepatah hubungan antara air dan ikan. Ikan tidak
bertahan lama dan tidak bertahan hidup bila dipisahkan dari air. Makna peribahasa
di atas adalah bahwa masjid adalah jiwa dan daya hidup umat Islam. Namun, kini
terpantau banyak masjid atau musala yang dibangun dengan kemegahan dan
kemegahan arsitektur yang unik namun masjid tersebut tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Almunawar, S. A. H. (2003). Aktualisai Nilai-Nilai Qurani Dalam Sistem Pendidikan


Islam. Jakarta.
Gazalba, S. (2001). Asas Kebudayaan Islam Pembahasan Ilmu dan Filsafat tentang Ijtihad,
Fiqih, Akhlak, Bidang-bidang Kebudayaan, Masyarakat, Negara. Jakarta: Bulan
Bintang.
Langgulung, H. (2002). Peralihan Paradigma Dalan Pendidikan Islam dan sains Sosial.
Jakarta: Gaya Media Pratama.

Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (I). Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.

13

Anda mungkin juga menyukai