Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN NILAI-


NILAI SOSIAL DI BABUSSALAM SULA”

Di Susun Oleh

Nama : Nasbia Sapsuha


Semester : V (Lima)
MK : Sosiologi Pendidikan
Dosen MK : Ajwan Umasugi, S.Pd.I

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BABUSSALAM SULA MALUKU UTARA
TAHUN AKADEMIK 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan ridho-Nya pula penulis
dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, selain itu penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
tentang Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dengan Nilai-Nilai Sosial Di
Babussalam Sula.
Penulis menyadari bahwa materi yang disampaikan dalam makalah ini masih belum
sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Tak ada yang sempurna di dunia ini dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah, begitu juga dengan kekurangan yang ada dalam
makalah ini. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini baik berupa moril maupun materil, diantaranya:
1. Terima kasih kepada dosen Ajwan Umasugi S.Pd.I Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan yang telah membimbing kami sehingga bisa terselesaikan makalah ini
dengan baik
2. Terima kasih penulis tujukan kepada orang tua yang turut membantu secara tidak
langsung melalui doa dan motivasinya
3. Terima kasih kepada teman-teman yang telah meminjamkan buku untuk dijadikan
referensi dalam menyelesaikan makalah
Selama proses penulisan makalah ini penulis banyak menerima masukan, motivasi, dan
bantuan pikiran dari berbagai pihak, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan.
Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kemampuan
kesempurnaan baik dalam penulisan tata bahasa nya oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari rekan- rekan sekalian sangat di butuhkan untuk menyempurnakan makalah
ini.
Wa’allaikum’sallam…wr…….wb……
Sanana, 07 Desember 2023
Penyusun,

Nasbia Sapsuha

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dengan Nilai-Nilai Sosial di STAI
Babussalam Sula.................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya untuk diajarkan kepada
manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke genarasi selanjutnya dari
satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayah, petunjuk bagi
manusia, dan merupakan manifestasi dari sifat Rahman dan Rahim Allah SWT.
Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua
aspek hidup dan kehidupannya, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan
mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ke tempat yang
dituju, tempat tertinggi dan mulia. Kesempurnaan ajaran Islam juga dapat dijumpai dari
sikapnya yang memandang manusia secara wajar, yakni memperlakukan manusia sesuai
dengan fitrah kemanusiaanya.1
Kehidupan manusia di dunia tidak bisa terlepas dari hidup manusia di akhirat, bahkan
lebih dari itu, cara hidup manusia di dunia akan mempengaruhi kehidupannya di akhirat
kelak. Kebahagiaan hidup manusia di akhirat bergantung pada hidupnya di dunia. Oleh
sebab itu Islam mengandung peraturan-peraturan tentang kehidupan masyarakat
manusia, yakni nilai-nilai keIslaman yang tertuang dalam Al Qur’an dan As Sunnah.
Seluruh ajaran Islam diarahkan untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Islam
merupakan ajaran manusia yang lengkap, menyeluruh, dan sempurna yang mengatur tata
cara kehidupan seorang muslim, baik ketika Ia beribadah maupun ketika berinteraksi
dengan lingkungannya.3 Lingkungan disini tidak hanya semata-mata manusia dengan
alam, melainkan hubungan manusia dengan seluruh makhluk Allah, seperti manusia
dengan hewan, tumbuhan maupun hubungan manusia dengan manusia.
Islam mempunyai tujuan yang luhur dalam membangun peradaban dunia dengan
membangun masing-masing individu dan keluarganya terikat dengan nilai-nilai Islam
yang luhur dan prinsip-prinsip yang ideal serta menjadikan dinul Islam sebagai pedoman
hidup.2
Mengingat bahwasannya Islam sebagai pedoman hidup di dunia, maka kita sebagai
makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan alam sekitar, khususnya dengan
masyarakat perlu mengaplikasikan nilai- nilai ajaran Islam dalam bersosial.
1
Muhammad Alim, Pendidikan agama Islam: Upaya membentuk pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung
:Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 93.
2
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta :Rajawali Pers, 1998), hal. 50.

1
Dalam hubungan sosial antara umat Islam dan makhluk lainnya, Islam mencita-citakan
suatu keadaan masyarakat yang kokoh, yakni ukhuwah Islamiyah yang memungkinkan
terjadinya hubungan yang harmonis dan saling membantu antar sesama manusia
dan sesama makhluk Tuhan lainnya. Keharusan mewujudkan ajaran Islam secara aktual dalam
kehidupan sehari-hari dapat dinilai sebagai bagian yang dikehendaki oleh ajaran Islam itu sendiri.
Selain dalam kehidupan bermasyarakat, integrasi nilai-nilai pendidikan agama Islam
dengan nilai-nilai sosial juga perlu diaplikasikan dalam lingkungan pendidikan terlebih
lagi dalam lingkungan pendidikan asrama yang notabenenya siswa dengan siswa lainnya
hidup berdampingan dan berinteraksi secara penuh.3
Mengingat Pentinganya nilai- nilai pendidikan agama Islam dalam menjalankan
kehidupan salah satunya hubungan sosial manusia dengan manusia lainnya, peneliti
tertarik mencari tahu bagaimana integrasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dengan
nilai- nilai sosial di Babussalam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN NILAI-NILAI SOSIAL DI BABUSSALAM SULA”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dengan Nilai-Nilai Sosial
Di Babussalam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dengan Nilai-Nilai
Sosial Di Babussalam

3
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Membentuk Pemikiran dan Kepribadian Muslim,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 92.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dengan Nilai-Nilai Sosial Di


Babussalam
1. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
Kata “Islam” dalam pendidikan Islami menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu
pendidikan yang berwarna Islam. pendidikan yang Islami yaitu pendidikan yang
berlandasakan Islam. Berdasarkan pengertian etimologi, di dalam al-qur’an dan
hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dapat ditemukan kata-kata atau istilah-
istilah yang pengertiannya terkait pendidikan, yaitu rabba, ‘allama, dan addaba.4
Definisi yang dikemukakan di atas merupakan beberapa gagasan mengenai Tujuan
Pendidikan Islam yang secara umum dapat diartikan bahwa tujuan dari Pendidikan
Islam yakni pembentukan kepribadian peserta didik untuk menjadi manusia yang
lebih baik (insan Kamil) sesuai dengan tuntunan agama Islam. karena pada dasarnya
Pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan Agama Islam mempunyai beberapa ruang lingkup yang mencakup segala
bidang kehidupan manusia , yakni:
1) Bidang Keagamaan
2) Bidang Aqidah Amaliah
3) Bidang akhlak dan budi pekerti
4) Bidang fisik-biologis, eksak, mental-psikis, dan kesehatan
Berikut ini penjelasan mengenai ruang lingkup pendidikan Islam, meliputi:5
1) Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan di
dasarkan pada ajaran Islam.
2) Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental perasaan (emosi),
dan rohani (spiritual),
3) Keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketaqwaan, pikir-dzikir, ilmiah-
alamiah, materil-spiritual, individualsosial, dan dunia-akhirat.
4) Realisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah dan
fungsi kekhalifahan sebagai khalifah Allah.

4
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005,
hlm. 25
5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.34-35

3
Sasaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana digambarkan oleh pedoman
Kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik memliki pengetahuan fungsional tentang agamanya.
2) Peserta didik meyakini kebenaran ajaran agamanya dan menghormati orang lain
meyakini agamanya pula.
3) Peserta didik bergairah beribadah
4) Peserta didik berbudi pekerti luhur
5) Peserta didik mampu mensyukuri nikmat Tuhan YME
6) Peserta didik mampu menciptakan suasana kerukunan hidup beragama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setelah menempuh proses Pendidikan, peserta didik akan mempunyai sikap
sosialisasi yang tinggi dalam kehidupannya. karena dengan menempuh pendidikan,
peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensi yang ada dalam dirinya.
sehingga secara tidak langsung akan terbentuk karakter pada peserta didik melalui
pengembangan potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan.6
Muhammad Yaumi menjelaskan bahwa ada beberapa nilai karakter yang perlu
diterapkan pada diri peserta didik demi tercapainya tujuan pendidikan, nilai tersebut
antara lain: Religius, Jujur, Toleran, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri,
Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai
Prestasi, Bersahabat atau Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli
Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Selain nilai-nilai tersebut lembaga
penndidikan dapat menambahkan nilai-nilai karakter lain yang memunginkan dapat
diimplementasikan di lingkungan sekolah serta diintegrasikan pada kurikulum
pembelajaran.
Jadi, Pendidikan Agama Islam tidak hanya mempelajari mengenai bagaimana
hubungan seorang hamba dengan Tuhannya tetapi juga menyangkut nilai-nilai
karakter peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama maupun lingkungannya.
Untuk itu di dalam Pembelajaran hendaknya memberikan nilai-nilai Pendidikan
Agama Islam.7 Karena, Nilai tersebut mempunyai makna untuk pembentukan
kepribadian peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar sesuai metode yang
digunakan oleh pendidik. Baik itu dilakukan dalam lembaga formal atau pun
nonformal. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini dan dipercayai sebagai norma

6
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Perdana Media, Jakarta, 2006, hlm. 20
7
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah vol.13, PT. Lentera Hati, Jakarta,2002 hlm. 355

4
atau kepatuhan yang dianut seseorang atau kelompok masyarakat. Nilai menyangkut
empat aspek, yaitu:
1) Nilai kebenaran
2) Nilai kebaikan
3) Nilai keindahan
4) Nilai kemanfaatan
Sebagai usaha membina nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan, pendidik perlu
menanamkan kebenaran agama, kebenaran sejarah bangsa Indonesia, Kebaikan
ajaran agama serta keindahan agama dan budaya bangsa Indonesia kepada peserta
didik. Peranan nilai-nilai keagamaan dan jiwa kebangsaan ini dapat dilakukan dengan
metode Internalisasi dan Integrasi atau penyadaran yang berorientasi pada
pembentukan peserta didik yang militant dan tangguh (berkarakter).
Nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada
pendidikan Islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan
hidup manusia yaitu mengabdi pada Allah SWT. Nilai-nilai tersebut perlu
ditanamkan pada anak sejak kecil, karena pada waktu itu adalah masa yang tepat
untuk menanamkan kebiasaan yang baik kepadanya.8
Uraian di atas menunjukkan bahwa akhlak Islam merupakan kajian tentang baik dan
buruk manusia berdasarkan nilai dan norma agama yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Manusia berakhlak berarti harus mempunyai rasa malu, rendah hati, pemberani,
pemaaf, dan semua akhlak mulia. Oleh karena itu, nilai pendidikan yang benar-benar
Islamiyah harus dijadikan salah satu pokok pendidikan anak. Orang tua dapat
menanamkan nilainilai pendidikan Ibadah pada anak dan berharap kelak ia akan
menjadi insan yang tekun beribadah secara benar sesuai ajaran Islam.
2. Nilai-Nilai Sosial
Setiap individu memiliki kesepakatan bersama yang perlu dipatuhi untuk menjaga
keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kesepakatan tersebut dikenal
dengan istilah nilai sosial.
Nilai sosial merupakan suatu konsep yang dianut masyarakat tentang apa yang
dianggap baik dan buruk. Nilai sosial terbentuk akibat kesepakatan dari setiap
individu di masyarakat.

8
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm, 17

5
Hal tersebut mengakibatkan nilai sosial dalam suatu kelompok masyarakat satu
berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Apa yang dianggap baik dapat
dianggap buruk oleh kelompok masyarakat lain, begitu juga sebaliknya.
Contoh nilai sosial dalam dalam lingkungan rumah adalah orang tua yang mendidik
anaknya untuk bersikap sopan dan santun. Sementara nilai sosial dalam lingkungan
Pendidikan seperti jika seorang siswa bersikap jujur, maka para Pendidik akan
menilai baik. Apabila seorang siswa berbohong, maka dia akan dinilai buruk
perilakunya.9
Tidak semua aktivitas di masyarakat merupakan nilai sosial. Untuk dapat
membedakan nilai sosial dengan aktivitas lain, simak karakteristik nilai sosial
berikut.
1) Nilai sosial diperoleh melalui proses interaksi dan bukan perilaku bawaan sejak
lahir.
2) Diwariskan melalui proses belajar yaitu sosialisasi, akulturasi, dan difusi.
3) Nilai sosial sebagai sarana untuk mencapai cita-cita dalam masyarakat.
4) Setiap masyarakat memiliki nilai sosial yang berbeda.
5) Setiap nilai sosial memiliki dampak yang berbeda bagi tindakan warga
masyarakat yang bersangkutan.
6) Mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.
Nilai sosial memiliki beberapa fungsi umum di masyarakat. Dalam Modul 2 Bahan
Belajar Pendidikan tentang Nilai dan Norma karya Asep Mulyana, fungsi nilai sosial
adalah:
1) Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan 'harga' sosial dari
suatu kelompok.
2) Menjadi pengarah masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
3) Penentu terakhir dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
4) Alat solidaritas yang digunakan di kalangan anggota kelompok.
5) Alat pengawas perilaku manusia.
Notonegoro, seorang pakar sosiologi, membagi nilai sosial dalam tiga kelompok
besar, yaitu:

9
Isjoni, Belajar Demi Hidup (Menjadikan Pendidikan untuk Masa Depan yang Lebih Baik), Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2008, hlm. 16

6
1) Nilai Material
Nilai material merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.
Contoh dari nilai material adalah orang yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan fisiknya dengan makan. Orang tersebut akan mencoba untuk membeli
makan dengan harga tertentu.
2) Nilai Vital
Nilai vital merupakan segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia untuk
menjalankan aktivitas atau kegiatan. Contohnya adalah seseorang yang bekerja
menggunakan komputer dengan tujuan memudahkan pekerjaannya memasukkan
data.
3) Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan
rohani manusia. Nilai ini terdiri dari empat bagian, sebagai berikut:10
 Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber pada akal manusia (cipta)
 Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada unsur perasaan (estetika)
 Nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak (karsa)
 Nilai keagamaan, yaitu nilai yang bersumber pada ketuhanan

10
Fathul Mu’in, Pendidikan Karakter (Konstruksi Teoritik dan Praktik), Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011,
hlm. 398

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam merupakan sesuatu yang diyakini dan
dipercayai sebagai norma atau kepatuhan yang dianut seseorang atau kelompok
masyarakat. Nilai menyangkut empat aspek, yaitu: 1) Nilai kebenaran, 2) Nilai
kebaikan, 3) Nilai keindahan, 4) Nilai kemanfaatan. Sebagai usaha membina nilai-nilai
keagamaan dan kebangsaan, pendidik perlu menanamkan kebenaran agama, kebenaran
sejarah bangsa Indonesia, Kebaikan ajaran agama serta keindahan agama dan budaya
bangsa Indonesia kepada peserta didik.
Nilai sosial merupakan suatu konsep yang dianut masyarakat tentang apa yang dianggap
baik dan buruk. Nilai sosial terbentuk akibat kesepakatan dari setiap individu di
masyarakat. Contoh nilai sosial dalam dalam lingkungan rumah adalah orang tua yang
mendidik anaknya untuk bersikap sopan dan santun. Sementara nilai sosial dalam
lingkungan Pendidikan seperti jika seorang siswa bersikap jujur, maka para Pendidik
akan menilai baik. Apabila seorang siswa berbohong, maka dia akan dinilai buruk
perilakunya. Menurut Notonegoro, seorang pakar sosiologi, membagi nilai sosial dalam
tiga kelompok besar, yaitu: 1) Nilai Material, 2) Nilai Vital, dan 3) Nilai Kerohanian
B. Saran
Untuk siswi hendaknya selalu pertahankan dan tingkatkan dalam menerapkan nilai-nilai
sosial yang baik tentunya yang berlandaskan ajaran Islam baik dilingkungan Sekolah
maupun lingkungan masyarakat agar selalu tercipta kehidupan yang harmonis dan
hendaknya dapat mengatur waktu dengan lebih baik lagi, sehingga waktu belajar maupun
kegiatan- kegiatan dalam asrama berjalan dengan baik.
Untuk orang tua siswi, hendaknya memantau pergaulan putra putri nya, mengawasinya,
dan memberikan bimbingan mengenai akhlak terpuji, tidak hanya dalam hal akademik,
namun juga dalam hal pembentukan akhlak yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mawardi dan Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Dasar, Bandung : Pustaka Setia, 2009.

Mohammad Daud Ali , Pendidikan Agama Islam, Jakarta :Rajawali Pers, 1998.

Mubaraq, Zulfi, Sosiologi Agama, Malang: UIN Malang Press, 2010.

Muhammad Alim, Pendidikan agama Islam : Upaya membentuk pemikiran dan


Kepribadian Muslim, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2011.

Munandar Sulaeman, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu sosial, Bandung:
Eresco, 1993.

Munir Suratman dan Umi Salamah, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Malang:
Intimedia, 2013.

Muslim Mufti dan Didah Durrotun Nafisah, Teori-Teori Demokrasi, Bandung:


Pustaka Setia, 2013.

Nyoman Dantes, Metode Penelitian, Yogyakarta: Andi, 2012.

Anda mungkin juga menyukai