Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA

BUDAYA AKADEMIK, ETOS KERJA

SERTA SIKAP TERBUKA DAN ADIL DALAM AGAMA

DOSEN PENGAMPU: NUR KHOLIS, M.PD.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 13

1.ELSA CAHYA MIRANDA POS POS P032315401013

2.GRACE FRISKA CLAUDYA SIREGAR P032315401016

3.QANITA SANI ANANTA P032315401031

TINGKAT 1 A KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKKES RIAU

PRODI KEBIDANAN

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Agama. Dalam makalah ini
saya membahas materi tentang "Budaya Akademik, Etos Kerja serta sikap terbuka dan adil dalam agama"
Dalam kesempatan ini terima kasih saya sampaikan kepada bapak Nur Kholis, M.PD. selaku dosen
pengajar dengan mata kuliah Agama yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga wawasan
dan pengetahuan kami bertambah.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dan pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 19 Januari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan
kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga
pendidikan tinggi dan tembaga penelitian. Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu
berkembang, bergerak maju bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan zaman.
Perubahan dan pembaharuan. dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal
senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan mengaktualisasikan diri
melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka yang menggenggam idealisme dan
gagasan tentang kemajuan.

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan
masyarakat. sikap terbuka antara lain adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting di
dalam Islam. Selain itu dalam agama islamkita diharapkan dapat berlaku Adil. Dari ketiga hal diatas
penulis berkeinginan membuat sebuah makalah yang berjudul "Budaya akademik dan etos kerja serta
sikap terbuka dan adil dalam agama”

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN
A.BUDAYA AKADEMIK

1.1 Pengertian Budaya Akademik

Budaya akademik (Academic culture), Budaya Akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat
akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.

Adapun Point point penting tentang budaya akademik dalam islam :

1.Penghargaan Alquran terhadap orang orang yang berilmu

2.Selalu mengingat allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk
memikirkan ciptaan allah swt

1.2 Konsep dan Ciri ciri Perkembangan Budaya Akademik

Dalam situasi yang sarat idealisme, rumusan konsep dan pengertian tentang Budaya Akademik yang
disepakati oleh sebagian besar (167/76,2%) responden adalah “Budaya atau sikap hidup yang selalu
mencari kebenaran ilmiah melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang
mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis; rasional dan obyektif oleh warga
masyarakat akademik” Konsep dan pengertian tentang Budaya Akademik tersebut didukung perumusan
karakteristik perkembangannya yang disebut “Ciri-Ciri Perkembangan Budaya Akademik” yang meliputi
berkembangnya:

(1) penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyektif;

(2) pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawab moral;

(3) kebiasaan membaca;

(4) penambahan ilmu dan wawasan;

(5) kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat;

(6) penulisan artikel, makalah, buku;

(7) diskusi ilmiah;

(8) proses belajar-mengajar, dan

(9) manajemen perguruan tinggi yang baik


1.3 Tradisi Akademik

Tradisi Akademik adalah "Tradisi yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat akademik dengan
menjalankan proses belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa menyelenggarakan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, forta mengembangkan cara-cara berpikir kritis-analitis, rasional dan
inova di lingkungan akademik."

Sejumlah ciri masyarakat ilmiah yang harus dikembangkan dan merupakan budaya dari suatu masyarakat
akademik, yang terdiri dari:

1. Kritis

2. Kreatif Obyektif

3. Konstruktif

4. Analitis

5. Konstruktif

6. Dinamis

7. Dialogis

8. Menerima kritik

1.4 Budaya Akademik Islam

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu totalitas yang berasal dari kehidupan yang
diamalkan oleh masyarakat, baik di lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga penelitian. Dengan
adanya suatu budaya akademik diperlukan suatu sosialisasi terhadap kegiatan akademik, karena budaya
akademik dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan diri sendiri dalam kegiatan akademik. Atau dalam
bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam.
B. ETOS KERJA

1.1 Pengertian Etos Kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,
serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat .Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi
ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok.

Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga
pengertian yang berbeda yaitu:

1. suatu aturan umum atau cara hidup

2. suatu tatanan aturan perilaku.

3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .

Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang
disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.

Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya
untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance) .

Dengan demikian adanya etos kerja pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan
sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil
yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha
berdagang akan terus berjalan mengikuti waktu.
1.2 Prinsip Etos Kerja Seorang Muslim

Adapun Prinsip prinsip etos kerja seorang muslim sebagai berikut:

1.Kerja adalah perwujudan rasa syukur atas rahmat dan nikmat allah swt

2.Kerja berorientasi hasil yang baik (hasanah) dunia akhirat

3.Kerja berdasarkan reability (kuat fisik dan mental) dan integrity (jujur, amanah)

perpaduan emosional, intelektual dan spiritual

4. Kerja berdasarkan semangat dan kerja keras pantang menyerah. Pekerja keras tidak mengenal

kata gagal.

5. Kerja cerdas, memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara tepat

(pengetahuan), terampil dan terencana, akurat.

6. Kerja Ikhlas, merupakan amal dan ibadat yang perlu dihayati, bukan sekedar membayar kewajiban

atau tanggung jawab.

1.3 Etos Kerja Dalam islam

Menurut Al-Ghazali dalam bukunya “Ihya-u“ulumuddin” yang dikutip Ali Sumanto Al-Khindi dalam
bukunya Bekerja Sebagai Ibadah, menjelaskan pengertian etos (khuluk) adalah suatu sifat yang tetap
pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak membutuhkan
pemikiran. Dengan demikian etos kerja Islami adalah akhlak dalam bekerja sesuai dengan nilai-nilai islam
sehingga dalam melaksanakannya tidak perlu lagi dipikir-pikir karena jiwanya sudah meyakini sebagai
sesuatu yang baik dan benar.

Rasulullah SAW bersabda, "Serangguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kamu yan melakukan
pekerjaan dengan itgon (tekun, rapi dan teliti)." (HR. al-Baihaki) Pandangan Islam tentang pekerjaan
perlu kiranya diperjelas dengan usaha sedalam-dalannya. Sabda Nabi SAW yang amat terkenal bahwa
nilai-nilai suatu bentuk kerja tergantung pada niat pelakunya.

Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang tergantung dari tinggi rendahnya niat. Niat juga
merupakan dorongan hatin bagi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu
Adapun Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja, atau etos yang tinggi, dapat dilihat dari sikap dan
tingkah lakunya, diantaranya:

1.Orientasi kemasa depan. Artinya semua kegiatan harus di rencanakan dan di perhitungkan untuk
menciptakan masa depan yang maju, lebih sejahtera, dan lebih bahagia daripada keadaan sekarang,
lebih-lebih keadaan di masa lalu. Untuk itu hendaklah manusia selalu menghitung dirinya untuk
mempersiapkan hari esok.

2. Kerja keras dan teliti serta menghargai waktu. Kerja santai, tanpa rencana, malas, pemborosan tenaga,
dan waktu adalah bertentangan dengan nilai Islam, Islam mengajarkan agar setiap detik dari waktu harus
di isi dengan 3 (tiga) hal yaitu, untuk meningkatkan keimanan, beramal sholeh (membangun) dan
membina komunikasi sosial, firman Allah:

. ‫َو اْلَع ْص ِر‬. ‫ِإَّن اِإْل ْنَساَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫ِإاَّل اَّلِذ یَن َء اَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬

Artinya:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)

3. Bertanggung jawab.

Semua masalah diperbuat dan dipikirkan, harus dihadapi dengan tanggung jawab, baik kebahagiaan
maupun kegagalan, tidak berwatak mencari perlindungan ke atas, dan melemparkan kesalahan di
bawah. Allah berfirman

‫َد َخ ُلوُه َأَّوَل َم َّر ٍة َوِلُیَتِّبُروا َم ا َع َلْو ا‬. ‫ِإْن َأْح َس ْنُتْم َأْح َس ْنُتْم َأِلْنُفِس ُك ْم َوِإْن َأَس ْأُتْم َفَلَھا َفِإَذ ا َج اَء َو ْعُد اآْل ِخ َرِة ِلَیُسوُء وا ُوُجوَھُك ْم َو ِلَیْدُخ ُلوا اْلَم ْس ِج َد َك َم ا‬
‫َتْتِبیًرا‬

Artinya:

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka
kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-
habisnya apa saja yang mereka kuasai.(Q.S. Al-Isra’: 7)

4. Hemat dan sederhana.

Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi, laksana seorang pelari marathon lintas alam yang harus
berlari jauh maka akan tampak dari cara hidupnya yang sangat efesien dalam mengelola setiap hasil yang
diperolehnya. Dia menjauhkan sikap boros, karena boros adalah sikapnya setan.
5. Adanya iklim kompetisi atau bersaing secara jujur dan sehat.

Setiap orang atau kelompok pasti ingin maju dan berkembang namun kemajuan itu harus di capai secara
wajar tanpa merugikan orang lain.

.‫َھ َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد یٌر َوِلُك ٍّل ِوْج َھٌة ُھَو ُمَو ِّلیَھا َفاْسَتِبُقوا اْلَخ ْیَر اِت َأْیَن َم ا َتُك وُنوا َیْأِت ِبُك ُم الَّلُھ َج ِم یًعا ِإَّن الَّل‬

Artinya:

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah
kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah: 148)

1.4 Etos Kerja dalam kristen

Pandangan Alkitab yang menyatakan, bahwa manusia adalah pekerja pada dasarnya. Oleh sebab
Tuhan bekerja artinya sangat penting bagi etika kerja dan etos kerja. Oleh karena kerja adalah suatu unsur
hakekat manusia yang diciptakan menurut gambar Tuhan itu, sudah sewajarnya pula bahwa kerja itu
merupakan perintah Tuhan. Barang siapa percaya kepada Kristus dan melakukan pekerjaannya dari
kepercayaannya itu, ia akan mengalaminya bukan lagi sebagai kutuk, tetapi sebagai berkat. Sebagaimana
maut bukan lagi kutuk, melainkan adalah pintu ke hidup yang kekal. Demikian pula kerja bukan lagi
hukuman melainkan berkat oleh karena susah payahnya diubah, disucikan oleh kasih karunia luhur
Kristus.

1.5 Fungsi dan tujuan etos kerja

Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut
A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah:

1.Pendorang timbulnya perbuatan.

2.Penggairah dalam aktivitas.

3. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu
perbuatan

C. SIKAP TERBUKA DAN ADIL


1.1 Pengertian Sikap Terbuka dan Adil

Istilah Keterbukaan berarti suatu keadaan yang tidak tertutupi, tidak ditutupi, keadaan yang tidak ada
rahasia sehingga semua orang berhak untuk mengetahui.Sedangkan Adil sering diartikan sebagai sikap
moderat, obyektif terhadap orang lain dalam memberikan hukum, sering diartikan pula dengan persamaan
dan keseimbangan dalam memberikan hak orang lain., tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi. Seperti
yang dijelaskan Al Qur'an dalam surah Ar Rahman/55:7-9 "Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan
Dia meletakkan neraca (keadilan) suapaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu"

1.2 Keistimewaan Sikap Terbuka dan Adil

1. Sikap adil/moderat akan menjamin kelangsungan sebuah konsep.

2. Sikap moderat/adil lebih menjamin keadaan istiqamah (lurus) dan terhindar dari penyimpangan.

3. Sikap adil/moderat menunjukkan nilai khairiyyah (kebaikan).

4. Posisi adil/moderat adalah posisi yang paling aman

5. Sikap adil/moderat adalah simbol kekuatan

6. Posisi adil/moderat adalah pusat persatuan dan kesatuan.

1.3 Sikap Terbuka dan Adil Dalam Ajaran Islam

Sikap adil dalam syariah Islam dapat kita lihat dalam setiap sendi ajarannya, baik secara teoritis maupun
aplikatif, tarbawiy (pendidikan) maupun tasyri'iy (peraturan). Islam sangat moderat dalam bidang akidah,
pemahaman, ibadah, ritual, akhlaq, adab, hukum dan peraturan.

1. Aqidah

2. Ibadah

3. Akhlaq

4. Tasyri

1.4 Hadits Sikap Adil dan Terbuka


Quran Surat An-Nahl Ayat 90

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran"

Anda mungkin juga menyukai