Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masaalah


 Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan
dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat
akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak maju bersama
dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan zaman. Perubahan dan pembaharuan
dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi harapan
dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan mengaktualisasikan diri melalui dunia
pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka yang menggenggam idealisme dan gagasan
tentang kemajuan.
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,
serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat.
sikap terbuka antara lain adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting di dalam
Islam. Selain itu dalam agama islamkita diharapkan dapat berlaku Adil.
Dari ketiga hal diatas penulis berkeinginan membuat sebuah makalah yang berjudul “Budaya
akademik dan etos kerja serta sikap terbuka dan adil dalam islam”

Saran
  

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa,
dan dapat dijadikan sumber referensi serta apabila ada kekurangan atau ada salah dalam
penulisan dalam makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah  ini dapat lebih baik lagi.
PENUTUP
3.1        KESIMPULAN
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih
sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya
adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya
adalah:
1.            Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
2.            Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.
3.            Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
4.            Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.

Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang
dijelaskan Al-quran adalah bahwa:
1.            Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga
dengan amal shalih.
2.            Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
3.            Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah
yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah
SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi
yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.

Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di
antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku
adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami
tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba
yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat
meningkatkan etos kerja antara lain;
1.            Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.
2.            Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi
tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.
Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan
dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki
sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri
sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya
akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-quran dan Hadis memberi
apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.
Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang
diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas.
Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap
adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri.

3.2         SARAN
Untuk menuntut dan mengamalkan budaya akademis, sikap etos kerja, sikap terbuka, dan
keadilan harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt agar dapat
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai