NIM : P20620522058
Kelas :1B
Resume Materi
Budaya Akademik
Budaya Akademik adalah budaya atau sikap hidup yang selalu mencari kebenaran ilmiah melalui
kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang mengembangkan kebebasan berpikir,
keterbukaan, pikiran kritis-analitis, rasional dan obyektif oleh warga masyarakat yang akademik.
Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-
quran adalah bahwa:
1. Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan
amal shalih.
2. Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
3. Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah
yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah
SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang
baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
Tradisi Akademik
Tradisi Akademik adalah tradisi yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat akademik dengan
menjalankan proses belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa, menyelenggarakan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, serta mengembangkan cara-cara berpikir kritis-analitis, rasional
dan inovatif di lingkungan akademik.
Tradisi menyelenggarakan proses belajar-mengajar antara guru dan murid, antara pandito dan
cantrik, antara kiai dan santri sudah mengakar sejak ratusan tahun yang lalu, melalui lembaga-
lembaga pendidikan seperti padepokan dan pesantren. Akan tetapi tradisi-tradisi lain seperti
menyelenggarakan penelitian adalah tradisi baru. Demikian pula, tradisi berpikir kritis-analitis,
rasional dan inovatif adalah kemewahan yang tidak terjangkau tanpa terjadinya perubahan dan
pembaharuan sikap mental dan tingkah laku yang harus terus-menerus.
Kebebasan Akademik
Kebebasan Akademik adalah Kebebasan yang dimiliki oleh pribadi-pribadi anggota sivitas
akademika (mahasiswa dan dosen) untuk bertanggungjawab dan mandiri yang berkaitan dengan
upaya penguasaan dan pengembangan Iptek dan seni yang mendukung pembangunan nasional.
Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter,
serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok. secara terminologis kata etos
adalah yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang
berbeda yaitu:
- Suatu aturan umum atau cara hidup
- Suatu tatanan aturan perilaku.
- Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku.
Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu.
Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah: Pendorang timbulnya perbuatan, Penggairah
dalam aktivitas, Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan.
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara
sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi,sikap terbuka dan berlaku adil. Arti
penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya
sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi dan sebagai hamba yang
berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT.
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah
berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan.Inti sikap terbuka adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting di dalam
Islam. Lawan dari jujur adalah tidak jujur.
Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan suatu
persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Secara leksikal adil dapat diaritikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.