Etos kerja menurut pandangan islam adalah cara pandang yang diyakini seorang muslim
bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu
manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.
Etos kerja juga dapat didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan
yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya,
menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal
sholeh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja
menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya
sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk manjadikan dirinya sebagai sosok yang
dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah dan menunjukkan
sikap pengabdian.
Sikap adil dapat diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak dan berpegang pada
kebenaran, sepatutnya dan tidak sewenang-wenang. Sikap adil sangat positif terhadap
moral.
Adil juga dapat diartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang
untuk mengendalikan amarah dan syahwa dan menyalurkannya ketujuan yang baik.
Dalam efenisi ini dapat difahami bahwa adil adalah kondisi bathiniah seseorang yang
berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk mengendalikan amarah dan
kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik.
Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan
keadilan pada setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan, terdapat dalam surah An
Nisa : 58 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat.