Anda di halaman 1dari 2

1.

Makna budaya akademik dalam islam dan Etos Kerja


Budaya akademik dalam pandangan islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia islam yang menyangkut persoalan keilmuan.
Budaya akademik yaitu budaya universal yang bersifat alami artinya dimiliki oleh setiap
orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik yang mengandung unsur islam.
Membangun budaya akademik memerlukan sosialisasi yang dilakukan secara kontiny
sehingga individu-individu dalam masyarakat kampus terbiasa melakukan norma-norma
kegiatan akademik (norma agama islam) dan dengan sendirinya akan menjadi tradisi dan
budaya bagi individu-individu masyarakat kampus itu sendiri.

Etos kerja menurut pandangan islam adalah cara pandang yang diyakini seorang muslim
bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu
manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.
Etos kerja juga dapat didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan
yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya,
menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal
sholeh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja
menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya
sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk manjadikan dirinya sebagai sosok yang
dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah dan menunjukkan
sikap pengabdian.

2. Sikap terbuka dan keadilan dalam islam


Sikap terbuka merupakan ajaran akhlak yang penting didalam islam. Inti sikap terbuka
adalah jujur.
Terbuka merupakan perwujudan dari sikap jujur, rendah hati, adil serta mau menerima
pendapat dari orang lain. Orang yang bersikap terbuka menunjukkan kebesarn hati. Ia
dengan lapang dada akan menerima masukan dari orang lain.

Sikap adil dapat diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak dan berpegang pada
kebenaran, sepatutnya dan tidak sewenang-wenang. Sikap adil sangat positif terhadap
moral.
Adil juga dapat diartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang
untuk mengendalikan amarah dan syahwa dan menyalurkannya ketujuan yang baik.
Dalam efenisi ini dapat difahami bahwa adil adalah kondisi bathiniah seseorang yang
berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk mengendalikan amarah dan
kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik.
Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan
keadilan pada setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan, terdapat dalam surah An
Nisa : 58 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat.

Anda mungkin juga menyukai