Anda di halaman 1dari 9

RESUME

AKHLAK TASAWUF
“Akhlak dan Kepribadian dalam Islam”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Ecica Aida Fitriani (2286208027)


2. Erna Puspita Sari (2286208030)

Kelas 3B/Khusus

Dosen Pembimbing :

H. Reza Fahlepi, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BATURAJA

Jln. Bindung Langit Lawang Kulon. No. 0799, Telp. (0735) 323689

2023
Resume Akhlak dan Kepribadian Dalam Islam

A. AKHLAK DALAM ISLAM

Dalam Islam, akhlak mengacu pada perilaku, sikap, dan moralitas seseorang.
Akhlak mencakup aspek etika, moralitas, dan tata krama yang diatur oleh ajaran agama
Islam. Akhlak adalah bagian penting dari ajaran Islam yang melibatkan hubungan antara
manusia dengan Allah dan hubungan antara manusia dengan sesama manusia.

Berikut Konsep Akhlak Dalam Islam

1. Taqwa
Taqwa adalah konsep penting dalam Islam yang mengacu pada ketakwaan dan
kesalehan. Taqwa melibatkan ketaatan yang dalam kepada Allah, menjauhi perbuatan
dosa, dan melakukan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam.
2. Ihsan
Ihsan adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada kebaikan atau
kesempurnaan dalam perilaku dan sikap. Ihsan melibatkan melakukan perbuatan baik
dan memberikan yang terbaik dalam segala hal, baik secara lahiriah maupun batiniah.
3. Adab
Adab adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada tata krama, sopan santun,
dan etika yang baik. Adab melibatkan perilaku yang baik dalam interaksi sosial,
termasuk penghormatan terhadap orang lain, sopan santun dalam ucapan dan tindakan,
serta menjaga adab dalam ibadah dan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Husnul Khuluq
Husnul khuluq berarti memiliki akhlak yang baik. Ini mencakup sifat-sifat
terpuji seperti kejujuran, keadilan, keberanian, kasih sayang, kesabaran, kerendahan
hati, dan banyak lagi. Husnul khuluq adalah sifat-sifat yang dianjurkan dalam Islam
dan dianggap sebagai ciri-ciri seorang muslim yang baik.
5. Akhlak Terpuji
Islam mengajarkan sejumlah akhlak terpuji yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya, berbuat baik kepada orang tua, memuliakan
tetangga, berbuat adil, jujur, memaafkan, murah hati, dan menghindari perilaku yang
buruk seperti dusta, iri hati, dan hasad (iri dengki).

Berikut Contoh Akhlak Dalam Islam


1. Kejujuran (Sidq)
Menjaga kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, tidak berdusta, dan menjaga
komitmen serta amanah dalam segala hal.
2. Keadilan (Adil)
Berlaku adil dalam segala situasi, tidak memihak secara tidak adil, dan
memberikan hak-hak yang seimbang kepada semua orang.
3. Kasih Sayang (Rahmah)
Menunjukkan kasih sayang, empati, dan perhatian terhadap sesama manusia,
termasuk dalam membantu mereka yang membutuhkan.
4. Kesabaran (Sabr)
Menjaga kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian, tidak mudah marah
atau putus asa, serta menerima ketetapan Allah dengan ikhlas.
5. Kerendahan Hati (Tawadhu’)
Menjaga sikap rendah hati, tidak sombong atau menyombongkan diri, serta
menghormati dan menghargai orang lain tanpa memandang status atau kedudukan.
6. Sopan Santun (Adab)
Menunjukkan sikap sopan santun dalam berbicara, berinteraksi, dan berpakaian,
serta menghormati adat istiadat yang baik.
7. Kebaikan Hati (Ihsan)
Berbuat baik kepada orang lain dengan memberikan yang terbaik, baik dalam
ucapan, tindakan, maupun perlakuan.
8. Kepedulian Sosial
Memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan sesama manusia, serta berusaha
membantu dan mendukung mereka dalam kesulitan.
9. Memiliki Akhlak Terpuji
Menunjukkan sifat-sifat terpuji seperti rendah hati, sabar, ikhlas, tawakal,
bersyukur, memaafkan, dan berusaha menjauhi sifat-sifat negatif seperti iri hati, dengki,
atau riya’ (berpura-pura baik di depan orang lain).
10. Menjaga Janji dan Amanah
Menepati janji, memenuhi kewajiban, dan menjaga amanah yang diberikan
kepada kita oleh orang lain.
11. Menjaga Lingkungan
Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, menjaga kebersihan,
menghormati alam, dan tidak merusak atau mencemarkan lingkungan.
12. Pengampunan (Afifah)
Memaafkan kesalahan orang lain, tidak menyimpan dendam, dan berusaha
berdamai dalam konflik.

B. KEPERIBADIAN DALAM ISLAM


1. Pengertian kepribadian dalam islam
Kepribadian Islami adalah kepribadian yang berpegang teguh dengan contoh
dan tauladan Rasulullah dengan akidah Islam sebagai landasan berfikir, yang diatas
landasan tersebut dibangun seluruh pemikirannya serta dibentuk pemahamannya dalam
memberikan solusi atas perbuatan- perbuatan manusia yang timbul dari kebutuhan
jasmani dan nalurinya dengan hukum-hukum syara’ yang terpancar dari akidah
tersebut. Setiap orang yang berpikir berdasarkan akidah Islam dan hawa nafsunya
dikembalikan kepada akidah Islam maka seseorang tersebut memiliki kepribadian
Islami. Dalam pelaksanaanya, Akidah Islam harus dijadikan satu-satunya tolak ukur
umum terhadap seluruh pemikiran dalam menghukumi fakta, maka terbangunlah
pemahaman Islami yaitu aqliyah Islam. Dan ketika akidah Islam yang dijadikan
satusatunya tolak ukur umum dalam pemenuhan dorongan kebutuhan jasmani dan
nalurinya secara praktis dan riil, maka terbangunlah pola sikap Islami yaitu nafsiyah
Islam. Dengan demikian, ketika seluruh perbuatan seseorang dibangun berdasarkan
aqliyah Islam dan nafsiyah Islam maka terwujudlah kepribadian islami, yaitu
kepribadian yang memilikiciri khas Islam. Berdasarkan hal ini, kepribadian islami
didefinisikan sebagai, “satu kesatuan integrasi dari cara kerja aqliyah dan nafsiyah
berlandaskan akidah Islam yang melahirkan perbuatan”. sikap islami yaitu nafsiyah
Islam. Dengan demikian, Ketika Janah, Bahruddin & Sa’diyah seluruh perbuatan
seseorang dibangun berdasarkan aqliyah Islam dan nafsiyah Islam maka terwujudlah
kepribadian islami, yaitu kepribadian yang memiliki ciri khas Islam.

2. Ciri-ciri kepribadian muslim

Agar memiliki kepribadian Muslim yang sempurna, seorang Muslim wajib


memiliki ciri sebagai berikut:

1. Salimul Aqidah (aqidahnya bersih)


Akidah adalah asas dari semua amal. Amal-amal yang baik dan diridhai
Allah SWT lahir dari aqidah yang bersih. Dari sini akan lahir kepribadian
muslim yang memiliki jiwa merdeka, keberanian yang tinggi, dan ketenangan.
Sebab, tak ada ikatan dunia yang mampu membelenggunya, kecuali hanya
ikatan kepada Allah SWT. Seorang muslim yang baik akan selalu menjaga
kemurnian aqidahnya dengan memperhatikan amalan-amalan yang dapat
menjauhkan keimanan dan mendatangkan kemusyrikan. Sebaliknya, selalu
berusaha melakukan amalan-amalan yang senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kepribadian Muslim yang baik adalah
sentiasa bertaqorrub (menjalin hubungan) dengan Allah SWT, ikhlas dalam
setiap amal, mengingat hari akhir dan bersiap diri menghadapinya. Dia juga
melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, dzikrullah di setiap waktu dan keadaan,
menjauhi praktik yang membawa pada kemusyrikan.
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Ibadah, wajib dan sunnah, merupakan sarana komunikasi seorang
hamba dengan Allah SWT. Kedekatan seorang hamba ditentukan oleh
pelaksanaan ibadahnya. Ibadah menjadi salah satu pintu masuk kemenangan
dakwah. Sebab, ibadah yang dilakukan dengan ihsan akan mendatangkan
kecintaan Allah SWT. Dan kecintaan Allah SWT akan mendatangkan
pertolongan dari Allah SWT. Menjaga kesucian jiwa, berada dalam keadaan
berwudhu di setiap keadaan, khusyu’ dalam shalat, menjaga waktu-waktu
shalat, biasakan shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), laksanakan shalat
sunnah, tilawah al-Qur’an dengan bacaan yang baik, puasa Ramadhan,
laksanakan haji jika ada kemampuan.
3. Ahsanul Khuluq (akhlaqnya yang baik)
Seorang muslim wajib ber-iltizam dengan akhlaq Islam. Sekaligus
memberikan gambaran yang benar dan menjadi qudwah (teladan) dalam
berperilaku. Kesalahan akhlak seorang muslim akan berakibat terhadap
keberhasilan dakwah Islam itu sendiri. Tidak sedikit orang tertarik Islam karena
kemuliaan dan melihat akhlak Muslim.
Sementara tidak sedikit pula orang kurang tertarik karena melihat
buruknya akhlak dan pribadi Muslim. Muslim tapi berbohong, tidak amanah,
mengurangi takaran/timbangan/korupsi/tidak bersih dll.
Akhlak yang baik itu dapat dilihat dari sikapnya. Dia senantiasa ramah,
tidak takabur, tidak dusta, tidak menghina orang lain, dan merendahkan orang
lain, memenuhi janji menghindari hal yang sia-sia, pemberani, dan selalu
memuliakan tetangga, tamu, bahkan orang tidak dikenal sekalipun. Kepribadian
Muslim yang diajakarkan Nabi adalah; Bersungguh-sungguh dalam bekerja,
tidak curang, selalu memenuhi undang, ceprat menjenguk orang sakit atau
meninggal, sedikit bercanda, tawadhu’ tanpa merendahkan diri dan lain.
4. Qadirul ’Alal Kasb (mampu untuk berusaha)
Kita mengenal prinsip dalam bekerja yang berbunyi ”shunduquna
juyubuna” (sumber keuangan kita, datang dari dompet kita sendiri). Yang berarti
setiap muslim harus menyadari bahwa dalam hidup memerlukan pengorbanan
harta. Menjauhi sumber penghasilan haram, menjauhi riba, selalu membayar
zakat, menyimpan meski sedikit, tidak menunda hak dalam melaksanakan hak
orang lain, bekerja dan berpenghasilan, mengutamakan produk umat Islam
dibanding produk orang kafir, tidak membelanjakan harta kepada perkara yang
membazir juga ciri kepribadian Muslim.
5. Mutsaqaful Fiqr (pola fikir yang intelek)
Intelektual seorang Muslim menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dakwah dalam Islam. Sejarah para nabi juga memperlihatkan
kepribadian Muslim seperti ini. Kita melihat bagaimana ketinggian
intelektualitas Nabi Ibrahim, dengan bimbingan wahyu, mampu mematahkan
hujjah Namrud. Begitu pula kecerdasan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam mengemban
amanah dakwahnya, sehingga ia digelar sebagai insan yang fathonah (orang
yang cerdas). Intelektual yang dimaksudkan dalam hal ini adalah baik dalam
membaca dan menulis. Semangat belajar dan terus berfikir, menambah ilmu,
menguasai hal-hal tertentu dalam masalah fiqih, memahami Islam dengan
mendalam, memahami dan mengetahui problem masyarakat. Muslim tidak
terus-menerus dirinya awam. Awam itu hanya orang yang baru masuk Islam
beberapa bulan. Sebaliknya jika sudah mengaku Muslim harus terus menambah
ilmu, mengaji, ikut halaqah, di mana dan kapapun. Jangan sampai ketika ditanya
anaknya, saudaranya, tetangganya, bahkan ditanya orang kafir pada urusan
hokum Islam yang paling kecil tidak tahu jawabanya, dengan alasan masih
awam. Padahal sejak lahir sudah Islam.
6. Qawiyul Jism (fisik yang kuat).
Kekuatan ruhiyah dan fikriyah saja tidak cukup untuk mengemban
amanah itu. Ciri kepribadian Muslim lainnya adalah kekuatan fisik yang
sempurna. Sebab Allah menyukai Muslim/muslimah yang kuat daripada yang
lemah.
7. Mujahidu Linafsihi (berusaha bersungguh-sungguh)
Bersungguh-sungguh adalah salah satu ciri orang mukmin dan
kepribadian Muslim yang sesungguhnya. Tak ada keberhasilan yang diperoleh
tanpa kesungguhan. Kesadaran bahwa kehidupan manusia di dunia ini sangat
singkat, dan kehidupan abadi adalah kehidupan akhirat, akan melahirkan
kesungguhan dalam menjalani kehidupan. Menjauhi yang haram, menjauhi
maksiat, dan berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
8. Munazham Fi Syu’unihi (teratur dalam semua urusan)
Seorang muslim harus mampu membangun disiplin dalam kehidupan
pribadi dan keluarga serta masyarakat agar mampu menghadapi persoalan umat
yang rumit dan kompleks. Memperbaiki penampilan, jadikan shalat sebagai
cara untuk mendisiplinkan waktu, teratur di dalam rumah dan tempat kerjanya.
Disiplin dalam bekerja, merancang dan mengatur semua urusan, berpikir secara
ilmiah untuk memecahkan persoalan, tepat waktu dan teratur.
9. Haritsun ’Ala Waqtihi (efisien menjaga waktu)
Ciri kepribadian muslim lainya; ia harus mampu seefektif mungkin
memanfaatkan waktu yang terus bergerak. Tak ada waktu yang terbuang
percuma.
10. Nafi’un Lighairihi (berguna kepada orang lain)
Kehidupan seorang mukmin itu diibaratkan seperti lebah yang akan
memberi manfaat pada lingkungan sekitarnya. Ia memberi manfaat pada setiap
ucapannya, dan pergerakannya akan menjadi teladan bagi sekitarnya.
Sebaik-baik mukmin itu yang bermanfaat bagi orang lain. Seburuk-
buruk orang itu jika kehadiranya tidak memberi dampak kebaikan bagi
lingkungan. Dengan kata lain, “Adanya dia, sama dengan tidak adanya.”
Muslim yang bermanfaat, dia dibutuhkan teman, dibutuhkan tetangganya,
sahabat-sahabatnya, melaksanakan hak orang tua, dibutuhkan keluarganya dan
lingkunganya, selalu memesona istri/suami serta anak-anaknya.
3. Ruang lingkup kepribadian muslim
Sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sebagai berikut:
a. Ruhiyah (Ma’nawiyah)
Aspek ruhiyah adalah aspek yang harus mendapatkan perhatian khusus
oleh setiap muslim. Sebab ruhiyah menjadi motor utama sisi lainnya, hal ini
bisa kita simak dalam firman Allah SWT di Surat Asy-Syams : 7-10
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh
sangat beruntung orang yang mensucikannya dan sungguh merugilah orang
yang mengotorinya,” (QS. Asy Syams: 7-10).
b. Fikriyah (‘Aqliyah)
Kepribadian Islami juga ditentukan oleh sejauh mana kokoh dan
tidaknya aspek fikriyah. Kejernihan fikrah, kekuatan akal seseorang akan
memunculkan amalan, kreativitas dan akan lebih dirasa daya manfaat seseorang
untuk orang lain.
c. Amaliyah (Harokiyah)
Di antara sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sisi
amaliyahnya. Amaliyah harakiah yang merubah kehidupan seorang mukmin
menjadi lebih baik. Hal ini penting sebab amaliyah adalah satu di antara tiga
tuntutan iman dan Islam seseorang. Tiga tuntutan tersebut adalah: al-iqror bil-
lisan (ikrar dengan lisan), at-tashdiq bil-qalb ( meyakini dengan hati), dan al-
amal bil jawarih (beramal dengan seluruh anggota badan). Jadi tidak cukup
seseorang menyatakan beriman tanpa mewujudkan apa yang diyakininya dalam
bentuk amal yang nyata.
Referensi:

Mustofa, A. 1997.Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia

https://alhikmah.ac.id/membangun-kepribadian-islami/

Muallifah, 2009. Psyco Islamic parenting, Yogyakarta: diva Press

Yaka, Fathi, 2005. Problematika Da’wah dan para Da’i, Solo: PT. Era Adicitra Intermedia.

Anda mungkin juga menyukai