Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKHLAK

ETIKA PERGAULAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH: AKHLAK

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Aditiawarman Ad,M,Ag

DI SUSUN OLEH:

AL FURQAN MERISAL 2213040121

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah AKHLAK ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beserta
salam tidak lupa pula kita hadiahkan buat nabi besar kita yakninya nabi Muhammad SAW, penutup
para nabi sekaligus uswatun hasanah kita. Tidak lupa pula saya sampaikan ucapan terimakasih
kepada Bapak Dr.Aditiawarman Ad M,Ag selaku dosen pengampu dimata kuliah Akhlak . Dalam
penulisan makalah ini, saya menyadari adanya banyak kesalahan dan kekeliruan, baik yang
berkenaan dengan materi maupun teknik pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal
Saya selaku penulis . Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
tentang Etika pergaulan Saya harapkan kritik yang dapat membangun sehinga saya selaku penulis
dapat memperbaiki kesalahan dalam penulisan makalah ini

Hormat saya

Padang, 10 oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..........

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….....

1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………….....

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Islam dalam Pergaulan………………………………………………

2.2 Etika berpakaian………………………….…………………………………

2.3 Etika berbicara dan berprilaku……………………………………………....

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I

PRNDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang Konsep Islam dan pergaulan, etika berpakaian, etika berbicara, dan berprilaku dapat
dilihat dari nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Islam adalah agama yang didirikan oleh Nabi
Muhammad saw. pada abad ke-7 di Arab Saudi. Agama Islam memiliki pedoman yang komprehensif
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pergaulan, berpakaian, berbicara, dan berprilaku. Konsep
Islam mendorong umatnya untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dalam
Islam, pergaulan yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kejujuran, saling menghormati,
tolong-menolong, dan saling memaafkan. Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi perilaku yang
merugikan atau menyakiti orang lain, serta menghindari kebencian, prasangka, dan diskriminasi.
Etika berpakaian dalam Islam mendasarkan pada prinsip kesopanan, kerendahan hati, dan menjaga
aurat. Bagi wanita, Islam mewajibkan mereka untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan
tangan ketika berada di hadapan pria yang bukan mahram. Bagi pria, aurat mereka adalah bagian
tubuh di antara pusar dan lutut. Islam mengajarkan umatnya untuk menghindari pakaian yang terlalu
ketat, transparan, atau terlalu mencolok. Pakaian seharusnya sederhana, tidak berlebihan, dan tidak
menarik perhatian secara berlebihan. Islam mendorong umatnya untuk berbicara dengan kata-kata
yang baik, sopan, dan tidak menyakiti orang lain. Islam melarang berbohong, menghina, atau
menyebarkan gosip dan fitnah. Islam mengajarkan pentingnya kejujuran, keadilan, dan
penghormatan dalam berbicara. Islam juga mendorong umatnya untuk berbicara dengan penuh
hikmah dan menjaga kerahasiaan. Etika berprilaku dalam Islam meliputi sikap dan tindakan sehari-
hari. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kesopanan, menghindari perilaku yang merugikan
atau menyakiti orang lain, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral seperti kejujuran, sabar, tolong-
menolong, dan rasa kasih sayang. Islam juga mendorong umatnya untuk melakukan perbuatan baik,
bersedekah, dan membantu sesama. Secara keseluruhan, Islam memberikan pedoman yang jelas
dalam pergaulan, berpakaian, berbicara, dan berprilaku. Prinsip-prinsip etika ini bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu penulis akan
memnjelaskan di dalam Makala ini.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Konsep Islam Dalam Pergaulan?
2. Bagaimana Etika Berpakaian?
3. Bagaimana Etika Berbicara Dan Berperilaku?
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Islam Dalam Pergaulan
2. Untuk Mengetahui Etika Berpakaian
3. Untuk Mengetahui Etika Berbicara Dan Berperilaku
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Islam dalam Pergaulan

Islam sebagai agama memiliki pandangan yang sangat kuat tentang pergaulan dan hubungan
antarmanusia. Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia
dan menghindari konflik dan permusuhan. Berikut adalah beberapa konsep penting dalam Islam
tentang pergaulan:

1. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam): Ukhuwah Islamiyah adalah


konsep penting dalam Islam yang mengajarkan bahwa semua umat Islam adalah
saudara dan saudari. Hal ini berarti bahwa kita harus saling menghormati,
membantu satu sama lain, dan menjaga hubungan yang baik.
2. Adab (etika): Adab mengacu pada norma-norma etika dan perilaku yang
diharapkan dari seorang Muslim. Adab mencakup cara berbicara, berpakaian,
bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Adab juga mencakup cara
berinteraksi dengan orang lain dan menjaga hubungan yang baik.
3. Husnul Khuluq (sikap yang baik): Husnul Khuluq mengacu pada sikap yang baik
dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain. Sikap yang baik mencakup
kesopanan, kejujuran, kerendahan hati, dan empati terhadap orang lain.
4. Taaruf (kenalan): Taaruf adalah cara Islam dalam mengenal seseorang, terutama
bagi pasangan yang ingin menikah. Taaruf mengajarkan untuk saling mengenal satu
sama lain dengan cara yang sopan dan tidak mengandung unsur yang negatif.
5. Tawadhu' (rendah hati): Tawadhu' adalah sikap rendah hati dan tidak sombong.
Sikap ini mengajarkan untuk tidak merendahkan orang lain dan tidak memandang
rendah pada orang lain.

Dalam Islam, pergaulan yang baik dan harmonis dengan orang lain sangat ditekankan. Kita harus
saling menghormati dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia. Konsep-konsep di
atas menunjukkan bagaimana Islam mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara
yang sopan, rendah hati, dan menghargai satu sama lain.

2.2 Etika berpakaian

Etika berpakaian dalam Islam adalah aspek penting dalam menjaga kesopanan dan kerendahan hati
dalam berpakaian. Berikut adalah beberapa prinsip etika berpakaian dalam Islam:
1. Menutup Aurat: Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi oleh seorang
Muslim, baik pria maupun wanita. Bagi wanita, aurat meliputi seluruh tubuh
kecuali wajah dan tangan, sedangkan bagi pria, aurat meliputi bagian tubuh di
antara pusar dan lutut. Menutup aurat adalah kewajiban dalam Islam untuk menjaga
kesantunan dan menghindari godaan seksual yang tidak pantas.
2. Modestitas: Islam mendorong umatnya untuk berpakaian secara sopan dan tidak
mencolok. Pakaian yang terlalu ketat, terlalu transparan, atau terlalu
mengungkapkan bentuk tubuh dapat dianggap tidak pantas dalam Islam. Pakaian
seharusnya tidak menarik perhatian secara berlebihan atau mengundang godaan
seksual.
3. Tidak Berlebihan: Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam berpakaian.
Berpakaian mewah, berlebihan dalam penggunaan perhiasan, atau berpakaian
hanya untuk menarik perhatian adalah sikap yang tidak dianjurkan dalam Islam.
Pakaian seharusnya sederhana dan tidak membuang-buang harta secara berlebihan.
4. Tidak Menyerupai Orang Lain: Islam juga menekankan untuk tidak menyerupai
orang lain secara berlebihan dalam berpakaian. Meniru gaya berpakaian yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Islam atau mengikuti tren yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip agama dapat dihindari.
5. Kesopanan dan Kebersihan: Islam mengajarkan untuk selalu menjaga kesopanan
dan kebersihan dalam berpakaian. Pakaian harus bersih, rapi, dan tidak melanggar
norma-norma sosial atau agama. Hindari pakaian yang kotor, usang, atau tidak
pantas.

Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip etika berpakaian dalam Islam dapat
bervariasi dalam budaya dan konteks sosial. Namun, pada intinya, etika berpakaian dalam
Islam menekankan pada kesopanan, kerendahan hati, dan menjaga aurat. Konsep tentang
pakaian dalam Islam menjadi salah satu tema penting yang tidak dapat diremehkan. Hal ini
dikarenakan konsep pakaian berangkat dari ajaran Islam itu sendiri. Mengingat secara
historis kajian pakaian dalam Islam tercatat dalam al-Qur’an. Historis pakaian dimulai
ketika nabi Nabi Adam dan Siti Hawa terjerumus rayuan setan untuk memakan buah
khuldi. Peristiwa tersebut kemudian menjadikan keduaya terbuka auratnya dan
membutuhkan pakaian untuk menutupinya. Kebutuhan terhadap pakain ini kemudian
berlanjut sampai saat ini. Dengan demikian maka pakaian dalam Islam di satu sisi sebagai
kebutuhan dan di sisi lain sebagai ajaran agama. Kedua sisi ini dalam Islam saling terkait
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Konsep berpakaian dalam Islam itu sendiri secara umum dapat didekati dari dua
aspek yakni akhlak dan fiqh. Kajian pakaian dari aspek akhlak dikembangkan dari tema
akhlak kepada sesama manusia. Akhlak kepada sesama merupakan bagian ajaran Islam
dengan berprinsip pada upaya menghormati dan menghargai orang lain. Berpakain
yang sopan dan baik merupakan bagian dari upaya menghormati dan menghargai
orang lain. Sedangkan kajian pakaian dari aspek fiqh menekankan pada upaya
menutup aurat. Mengingat dalam ajaran Islam terdapat batasan aurat yang harus
ditutupi bagi muslim maupun muslimah. Artinya setiap muslim baik laki-laki maupun
perempuan akan memperoleh pahala ketika dapat berpakain sesuai tuntunan syariat
dan sebaliknya akan mendapat dosa kalau melanggarnya. Singkatnya pakaian yang
dikenakan seorang muslim maupun muslimah merupakan ungkapan ketaatan dan
ketundukan kepada Allah. Dengan demikian maka pendekatan akhlak dan fiqh dalam
mengkaji pakaian biasa dilakukan dalam Islam dan memiliki kedudukan yang sama
penting. Secara umum konsep berkpakain dalam Islam diklasifikasikan menjadi dua
yakni akhlak berpakain bagi muslim laki-laki dan akhlak berpakaian bagi muslimah
perempuan, berikut ini pemjelasannya :

a. Ahlak berpakaian muslim laki-laki

 Menutup aurat, menurut kajian fiqh aurat laki-laki adalah antara pusar dan
lutut. Batasan ini didasarkan pada hadits riwayat ‘Aisyah: Dari ‘Amr bin
Syu’aib dari Bapaknya dari kakeknya, beliau menuturkan bahwa Rasulullah
Saw bersabda: “Jika ada di antara kalian yang menikahkan pembantu, baik
seorang budak ataupun pegawainya, hendaklah ia tidak melihat bagian tubuh
antara pusat dan di atas lututnya.” [HR. Abu Dawud, no. 418 dan 3587]. Dan
juga Rasulullah Saw bersabda: “Aurat laki- laki ialah antara pusat sampai dua
lutut.” [HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi, lihat Fiqh Islam, Sulaiman
Rasyid]. Dari Muhammad bin Jahsyi, ia berkata: Rasulullah Saw melewati
Ma’mar, sedang kedua pahanya dalam keadaan terbuka. Lalu Nabi bersabda:
“Wahai Ma’mar, tutuplah kedua pahamu itu, karena sesungguhnya kedua paha
itu aurat.” [HR. Ahmad dan Bukhari, lihat Ahkamush Sholat, Ali Raghib].
Jahad al-Aslami (salah seorang ashabus shuffah) berkata: pernah Rasulullah
Saw duduk di dekat kami sedang pahaku terbuka, lalu beliau bersabda:
“Tidakkah engkau tahu bahwa paha itu aurat?” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi
dan Malik, lihat Shafwât at-Tafâsir, Muhammad Ali ash-Shabuni].

 Larangan memakai Emas Dan Sutera. Adapun dasar dari larangan ini adalah
hadits berikut ini: Diriwayatkan dari al-Bara’ bin Azib r.a katanya:
“Rasulullah Saw memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang
kami dari tujuh perkara. Baginda memerintahkan kami menziarahi orang sakit,
mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, menunaikan sumpah dengan
benar, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan dan memberi
salam.

 Larangan Menyerupai Wanita; seorang laki-laki dilarang bertingkah laku,


termasuk berpakaian menyerupai wanita dan sebaliknya seorang wanita
bertingkah laku termasuk berpakaian seperti laki-laki.

 Larangan Menyerupai Orang Kafir; menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil


kuffar) dilarang bagi muslim maupun muslimah. Tasyabbuh dapat dilakukan
melalui pakaian, sikap, gaya hidup maupun pandangan hidup. Bagi seorang
laki-laki pakaian yang harus dikenakan sama, apakah dia di dalam rumah, di
luar rumah, di hadapan mahram atau bukan, kecuali di hadapan isteri.

b. akhlak berpakain seorang muslimah adalah harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:
 Menutup aurat;
 Menetapi jenis dan model yang ditetapkan syara’ (memakai jilbab, Khumur,
mihnah dan memenuhi kriteria irkha’);
 Tidak tembus pandang;
 Tidak menunjukkan bentuk dan lekuk tubuhnya;
 Tidak tabarruj;
 Tidak menyerupai pakaian laki-laki;
 Tidak tasyabbuh terhadap orang kafir .”(Bahreisj, tt: 126).
2.3 Etika berbicara dan berprilaku

Etika berbicara dan berprilaku dalam Islam sangat penting dalam menjaga hubungan
yang baik dengan sesama manusia dan mencerminkan ajaran agama. Berikut adalah
beberapa prinsip etika berbicara dan berprilaku dalam Islam:

1. Kebaikan dalam Ucapan: Islam mengajarkan untuk menggunakan


kata-kata yang baik dan sopan dalam berbicara. Hindari penggunaan
kata-kata kasar, menghina, atau mengganggu orang lain. Berbicaralah
dengan penuh kerendahan hati, kebaikan, dan penghormatan.

2. Kejujuran: Islam mendorong umatnya untuk selalu jujur dalam


berbicara. Hindari berbohong, menipu, atau menyembunyikan
kebenaran. Kejujuran adalah prinsip penting dalam Islam yang harus
dijunjung tinggi dalam semua aspek kehidupan.

3. Menghindari Ghibah dan Namimah: Ghibah adalah berbicara tentang


orang lain dengan cara yang merugikan tanpa alasan yang jelas,
sedangkan Namimah adalah menyebarkan fitnah dan desas-desus.
Islam melarang praktik-praktik ini dan mendorong umatnya untuk
tidak ikut serta dalam pembicaraan yang merugikan atau memfitnah
orang lain.

4. Menghormati Orang Lain: Islam mengajarkan untuk menghormati


orang lain dalam berbicara dan berprilaku. Hindari mengganggu,
menghina, atau menyakiti perasaan orang lain dengan kata-kata atau
tindakan. Berbicaralah dengan sopan dan menjaga sikap yang baik
dalam interaksi dengan orang lain.

5. Sabar dan Pengendalian Diri: Islam mengajarkan pentingnya sabar


dan pengendalian diri dalam situasi sulit atau konflik. Hindari marah
yang tidak terkendali, berteriak, atau bertindak dengan kasar.
Berusaha untuk menjaga ketenangan dan menyelesaikan masalah
dengan cara yang damai dan bijaksana.
6. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan: Islam mendorong untuk selalu
berbuat baik dan membantu sesama. Berprilakulah dengan sikap
dermawan, penuh kasih sayang, dan peduli terhadap kebutuhan orang
lain. Menolong orang lain dan berbagi kebaikan adalah prinsip yang
sangat dianjurkan dalam Islam.

Prinsip-prinsip etika berbicara dan berprilaku dalam Islam mengajarkan untuk


berbicara dengan penuh kebaikan, menghindari kata-kata yang merugikan, dan
menjaga sikap yang sopan dan menghormati orang lain. Selain itu, Islam juga
mendorong untuk selalu berbuat baik dan membantu sesama dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Konsep Islam dan pergaulan: Islam mendorong umatnya untuk menjalin


hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dalam Islam, pergaulan yang
baik didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kejujuran, saling menghormati,
tolong-menolong, dan saling memaafkan. Islam mengajarkan umatnya untuk
menjauhi perilaku yang merugikan atau menyakiti orang lain, serta
menghindari kebencian, prasangka, dan diskriminasi.

2. Etika berpakaian dalam Islam: Etika berpakaian dalam Islam mendasarkan


pada prinsip kesopanan, kerendahan hati, dan menjaga aurat. Bagi wanita,
Islam mewajibkan mereka untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan
tangan ketika berada di hadapan pria yang bukan mahram. Bagi pria, aurat
mereka adalah bagian tubuh di antara pusar dan lutut. Islam mengajarkan
umatnya untuk menghindari pakaian yang terlalu ketat, transparan, atau
terlalu mencolok. Pakaian seharusnya sederhana, tidak berlebihan, dan tidak
menarik perhatian secara berlebihan.

3. Etika berbicara dalam Islam: Islam mendorong umatnya untuk berbicara


dengan kata-kata yang baik, sopan, dan tidak menyakiti orang lain. Islam
melarang berbohong, menghina, atau menyebarkan gosip dan fitnah. Islam
mengajarkan pentingnya kejujuran, keadilan, dan penghormatan dalam
berbicara. Islam juga mendorong umatnya untuk berbicara dengan penuh
hikmah dan menjaga kerahasiaan.

4. Etika berprilaku dalam Islam: Etika berprilaku dalam Islam meliputi sikap
dan tindakan sehari-hari. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga
kesopanan, menghindari perilaku yang merugikan atau menyakiti orang lain,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral seperti kejujuran, sabar, tolong-
menolong, dan rasa kasih sayang. Islam juga mendorong umatnya untuk
melakukan perbuatan baik, bersedekah, dan membantu sesama.

Secara keseluruhan, Islam memberikan pedoman yang jelas dalam pergaulan,


berpakaian, berbicara, dan berprilaku. Prinsip-prinsip etika ini bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh kasih sayang.
DAFTAR PUSTAKA

Murtopo, Bahrun Ali. 2017. Etika berpakaian dalam Islam. Jurnal pemikiran
keislaman dan kemanusiaan. Vol. 1 No. 4

Al-Kurdi, Ahmad Al-Hajji. Hukum-Hukum Wanita dalam Fiqh Islam. Semarang:


Dina Utama, 1995.

Cangara, Komunikasi Politik; Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2009).

Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003).

Ghulusy, Ahmad, ad-Da’watul Islamiyah, (Kairo: Darul Kijab.1987).


Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta : Pustaka Panji Mas.. Juzu’: 21, 1984).

Anda mungkin juga menyukai