ETIKA PERGAULAN
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Aditiawarman Ad,M,Ag
DI SUSUN OLEH:
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah AKHLAK ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beserta
salam tidak lupa pula kita hadiahkan buat nabi besar kita yakninya nabi Muhammad SAW, penutup
para nabi sekaligus uswatun hasanah kita. Tidak lupa pula saya sampaikan ucapan terimakasih
kepada Bapak Dr.Aditiawarman Ad M,Ag selaku dosen pengampu dimata kuliah Akhlak . Dalam
penulisan makalah ini, saya menyadari adanya banyak kesalahan dan kekeliruan, baik yang
berkenaan dengan materi maupun teknik pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal
Saya selaku penulis . Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
tentang Etika pergaulan Saya harapkan kritik yang dapat membangun sehinga saya selaku penulis
dapat memperbaiki kesalahan dalam penulisan makalah ini
Hormat saya
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PRNDAHULUAN
Latar belakang Konsep Islam dan pergaulan, etika berpakaian, etika berbicara, dan berprilaku dapat
dilihat dari nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Islam adalah agama yang didirikan oleh Nabi
Muhammad saw. pada abad ke-7 di Arab Saudi. Agama Islam memiliki pedoman yang komprehensif
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pergaulan, berpakaian, berbicara, dan berprilaku. Konsep
Islam mendorong umatnya untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dalam
Islam, pergaulan yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kejujuran, saling menghormati,
tolong-menolong, dan saling memaafkan. Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi perilaku yang
merugikan atau menyakiti orang lain, serta menghindari kebencian, prasangka, dan diskriminasi.
Etika berpakaian dalam Islam mendasarkan pada prinsip kesopanan, kerendahan hati, dan menjaga
aurat. Bagi wanita, Islam mewajibkan mereka untuk menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan
tangan ketika berada di hadapan pria yang bukan mahram. Bagi pria, aurat mereka adalah bagian
tubuh di antara pusar dan lutut. Islam mengajarkan umatnya untuk menghindari pakaian yang terlalu
ketat, transparan, atau terlalu mencolok. Pakaian seharusnya sederhana, tidak berlebihan, dan tidak
menarik perhatian secara berlebihan. Islam mendorong umatnya untuk berbicara dengan kata-kata
yang baik, sopan, dan tidak menyakiti orang lain. Islam melarang berbohong, menghina, atau
menyebarkan gosip dan fitnah. Islam mengajarkan pentingnya kejujuran, keadilan, dan
penghormatan dalam berbicara. Islam juga mendorong umatnya untuk berbicara dengan penuh
hikmah dan menjaga kerahasiaan. Etika berprilaku dalam Islam meliputi sikap dan tindakan sehari-
hari. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kesopanan, menghindari perilaku yang merugikan
atau menyakiti orang lain, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral seperti kejujuran, sabar, tolong-
menolong, dan rasa kasih sayang. Islam juga mendorong umatnya untuk melakukan perbuatan baik,
bersedekah, dan membantu sesama. Secara keseluruhan, Islam memberikan pedoman yang jelas
dalam pergaulan, berpakaian, berbicara, dan berprilaku. Prinsip-prinsip etika ini bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu penulis akan
memnjelaskan di dalam Makala ini.
PEMBAHASAN
Islam sebagai agama memiliki pandangan yang sangat kuat tentang pergaulan dan hubungan
antarmanusia. Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia
dan menghindari konflik dan permusuhan. Berikut adalah beberapa konsep penting dalam Islam
tentang pergaulan:
Dalam Islam, pergaulan yang baik dan harmonis dengan orang lain sangat ditekankan. Kita harus
saling menghormati dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia. Konsep-konsep di
atas menunjukkan bagaimana Islam mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara
yang sopan, rendah hati, dan menghargai satu sama lain.
Etika berpakaian dalam Islam adalah aspek penting dalam menjaga kesopanan dan kerendahan hati
dalam berpakaian. Berikut adalah beberapa prinsip etika berpakaian dalam Islam:
1. Menutup Aurat: Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi oleh seorang
Muslim, baik pria maupun wanita. Bagi wanita, aurat meliputi seluruh tubuh
kecuali wajah dan tangan, sedangkan bagi pria, aurat meliputi bagian tubuh di
antara pusar dan lutut. Menutup aurat adalah kewajiban dalam Islam untuk menjaga
kesantunan dan menghindari godaan seksual yang tidak pantas.
2. Modestitas: Islam mendorong umatnya untuk berpakaian secara sopan dan tidak
mencolok. Pakaian yang terlalu ketat, terlalu transparan, atau terlalu
mengungkapkan bentuk tubuh dapat dianggap tidak pantas dalam Islam. Pakaian
seharusnya tidak menarik perhatian secara berlebihan atau mengundang godaan
seksual.
3. Tidak Berlebihan: Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam berpakaian.
Berpakaian mewah, berlebihan dalam penggunaan perhiasan, atau berpakaian
hanya untuk menarik perhatian adalah sikap yang tidak dianjurkan dalam Islam.
Pakaian seharusnya sederhana dan tidak membuang-buang harta secara berlebihan.
4. Tidak Menyerupai Orang Lain: Islam juga menekankan untuk tidak menyerupai
orang lain secara berlebihan dalam berpakaian. Meniru gaya berpakaian yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Islam atau mengikuti tren yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip agama dapat dihindari.
5. Kesopanan dan Kebersihan: Islam mengajarkan untuk selalu menjaga kesopanan
dan kebersihan dalam berpakaian. Pakaian harus bersih, rapi, dan tidak melanggar
norma-norma sosial atau agama. Hindari pakaian yang kotor, usang, atau tidak
pantas.
Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip etika berpakaian dalam Islam dapat
bervariasi dalam budaya dan konteks sosial. Namun, pada intinya, etika berpakaian dalam
Islam menekankan pada kesopanan, kerendahan hati, dan menjaga aurat. Konsep tentang
pakaian dalam Islam menjadi salah satu tema penting yang tidak dapat diremehkan. Hal ini
dikarenakan konsep pakaian berangkat dari ajaran Islam itu sendiri. Mengingat secara
historis kajian pakaian dalam Islam tercatat dalam al-Qur’an. Historis pakaian dimulai
ketika nabi Nabi Adam dan Siti Hawa terjerumus rayuan setan untuk memakan buah
khuldi. Peristiwa tersebut kemudian menjadikan keduaya terbuka auratnya dan
membutuhkan pakaian untuk menutupinya. Kebutuhan terhadap pakain ini kemudian
berlanjut sampai saat ini. Dengan demikian maka pakaian dalam Islam di satu sisi sebagai
kebutuhan dan di sisi lain sebagai ajaran agama. Kedua sisi ini dalam Islam saling terkait
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Konsep berpakaian dalam Islam itu sendiri secara umum dapat didekati dari dua
aspek yakni akhlak dan fiqh. Kajian pakaian dari aspek akhlak dikembangkan dari tema
akhlak kepada sesama manusia. Akhlak kepada sesama merupakan bagian ajaran Islam
dengan berprinsip pada upaya menghormati dan menghargai orang lain. Berpakain
yang sopan dan baik merupakan bagian dari upaya menghormati dan menghargai
orang lain. Sedangkan kajian pakaian dari aspek fiqh menekankan pada upaya
menutup aurat. Mengingat dalam ajaran Islam terdapat batasan aurat yang harus
ditutupi bagi muslim maupun muslimah. Artinya setiap muslim baik laki-laki maupun
perempuan akan memperoleh pahala ketika dapat berpakain sesuai tuntunan syariat
dan sebaliknya akan mendapat dosa kalau melanggarnya. Singkatnya pakaian yang
dikenakan seorang muslim maupun muslimah merupakan ungkapan ketaatan dan
ketundukan kepada Allah. Dengan demikian maka pendekatan akhlak dan fiqh dalam
mengkaji pakaian biasa dilakukan dalam Islam dan memiliki kedudukan yang sama
penting. Secara umum konsep berkpakain dalam Islam diklasifikasikan menjadi dua
yakni akhlak berpakain bagi muslim laki-laki dan akhlak berpakaian bagi muslimah
perempuan, berikut ini pemjelasannya :
Menutup aurat, menurut kajian fiqh aurat laki-laki adalah antara pusar dan
lutut. Batasan ini didasarkan pada hadits riwayat ‘Aisyah: Dari ‘Amr bin
Syu’aib dari Bapaknya dari kakeknya, beliau menuturkan bahwa Rasulullah
Saw bersabda: “Jika ada di antara kalian yang menikahkan pembantu, baik
seorang budak ataupun pegawainya, hendaklah ia tidak melihat bagian tubuh
antara pusat dan di atas lututnya.” [HR. Abu Dawud, no. 418 dan 3587]. Dan
juga Rasulullah Saw bersabda: “Aurat laki- laki ialah antara pusat sampai dua
lutut.” [HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi, lihat Fiqh Islam, Sulaiman
Rasyid]. Dari Muhammad bin Jahsyi, ia berkata: Rasulullah Saw melewati
Ma’mar, sedang kedua pahanya dalam keadaan terbuka. Lalu Nabi bersabda:
“Wahai Ma’mar, tutuplah kedua pahamu itu, karena sesungguhnya kedua paha
itu aurat.” [HR. Ahmad dan Bukhari, lihat Ahkamush Sholat, Ali Raghib].
Jahad al-Aslami (salah seorang ashabus shuffah) berkata: pernah Rasulullah
Saw duduk di dekat kami sedang pahaku terbuka, lalu beliau bersabda:
“Tidakkah engkau tahu bahwa paha itu aurat?” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi
dan Malik, lihat Shafwât at-Tafâsir, Muhammad Ali ash-Shabuni].
Larangan memakai Emas Dan Sutera. Adapun dasar dari larangan ini adalah
hadits berikut ini: Diriwayatkan dari al-Bara’ bin Azib r.a katanya:
“Rasulullah Saw memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang
kami dari tujuh perkara. Baginda memerintahkan kami menziarahi orang sakit,
mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, menunaikan sumpah dengan
benar, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan dan memberi
salam.
Etika berbicara dan berprilaku dalam Islam sangat penting dalam menjaga hubungan
yang baik dengan sesama manusia dan mencerminkan ajaran agama. Berikut adalah
beberapa prinsip etika berbicara dan berprilaku dalam Islam:
4. Etika berprilaku dalam Islam: Etika berprilaku dalam Islam meliputi sikap
dan tindakan sehari-hari. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga
kesopanan, menghindari perilaku yang merugikan atau menyakiti orang lain,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral seperti kejujuran, sabar, tolong-
menolong, dan rasa kasih sayang. Islam juga mendorong umatnya untuk
melakukan perbuatan baik, bersedekah, dan membantu sesama.
Murtopo, Bahrun Ali. 2017. Etika berpakaian dalam Islam. Jurnal pemikiran
keislaman dan kemanusiaan. Vol. 1 No. 4
Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2003).