ISTILAH ADAT MENURUT BAHASA

INDONESIA
• ISTILAH HUKUM ADAT SEBENARNYA TIDAK DIKENAL DIDALAM MASYARAKAT, DAN MASYARAKAT HANYA
MENGENAL KATA “ADAT” ATAU KEBIASAAN. ADAT RECHT YANG DITERJEMAHKAN MENJADI HUKUM ADAT DAPAT
DI ALIHKAN MENJADI HUKUM KEBIASAAN.
• ADAT ATAU KEBIASAAN TELAH MERESAP KEDALAM BAHASA INDONESIA, SEHINGGA HAMPIR SEMUA BAHASA
DAERAH DI INDONESIA TELAH MENGENAL DAN MENGGUNAKAN ISTILAH TERSEBUT.
• ADAT ATAU KEBIASAAN DAPAT DI ARTIKAN “ TINGKAH LAKU SESEORANG YANG TERUS-MENERUS DILAKUKAN
DENGAN CARA TERTENTU DAN DI IKUTI OLEH MASYARAKAT LUAS DALAM WAKTU YANG LAMA”.
• HUKUM KEBIASAAN ADALAH KOMPLEKS PERATURAN HUKUM YANG TIMBUL KARENA KEBIASAAN.
UNSUR-UNSUR TERCIPTANYA ADAT:

• ADANYA TINGKAH LAKU SESEORANG

• DILAKUKAN TERUS-MENERUS
• ADANYA DIMENSI WAKTU
• DIIKUTI OLEH ORANG LAIN/MASYARAKAT.
DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA , PEMAKAIAN ISTILAH ADAT
INI JUGA BERMACAM-MACAM PULA SEPERTI BERIKUT:

• DI DAERAH GAYO, DIPAKAI ISTILAH ODOT

• DI DAERAH BATAK KARO , DIPAKAI ISTILAH BASO ATAU BICARA YANG MERUPAKAN KEBIASAAN ATAU
KESUSILAAN
• DI DAERAH JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR, DIPAKAI ISTILAH ADAT, NGADAT.
• DI DAERAH MINANGKABAU, DIPAKAI ISTILAH LIMBAGO (LEMBAGA) ATAU ADAT LIMBAGO.
• DI DAERAH MINAHASA DAN MALUKU, DIPAKAI ISTILAH ADAT KEBIASAAN.
ISTILAH ADAT MENURUT BAHASA
SANSKERTA
• KATA ADAT BERASAL DARI BAHASA SANSKERTA, YAITU DARI “A” = TIDAK DAN “DATO” = SESUATU YANG
BERSIFAT KEBENDAAN. JADI ADAT PADA HAKIKATNYA ADALAH SESUATU YANG BUKAN BERSIFAT
KEBENDAAN.
• PENGETAHUAN MENGENAI ADAT ADALAH DASAR PIKIRAN TENTANG TATA KEHIDUPAN YANG
BERDASARKAN BUDAYA (BERARTI: BUDI, ETIKA DAN MORAL SERTA NORMA-NORMA YANG DI WARISI, DAN
NILAI-NILAI LUHUR YANG PERLU DILESTARIKAN DI TENGAH-TENGAH KEHIDUPAN BERMASYARAKAT.