Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KRITERIA MEMILIH BUSANA MUSLIM DALAM ISLAM


DAN BATASAN AURAT”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

Muhammad Saddam Alfandi 2204010095


Wahyu Gunodiersa 2204010096
Olla Pradina 2204010098
Rezky Noeraidelnitasya 2204010099
Nadira 2204010100

Dosen Pengampu Siti Habibah Lc.,M.Ag

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MARITIM


UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan atas kehadirat Allah


SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dengan judul “KRITERIA
MEMILIH BUSANA MUSLIM DALAM ISLAN DAN BATASAN AURAT”
untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami faham bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak . saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tanjungpinang, 17 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................... 4
2.1 Pengertian Berpakaian Muslim dan Muslimah ....................................... 4
2.2 Tata Cara Berpakaian Muslim dan Muslimah......................................... 6
2.3 Prinsip-Prinsip Berpakaian Muslim dan Muslimah ................................ 8
2.4 Fungsi Berpakaian Muslim dan Muslimah ........................................... 11
2.5 kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih busana muslim dalam
Islam 12
2.6 Batasan aurat dalam Islam dan keterkaitannya dengan pemilihan busana
muslim ........................................................................................................... 14
BAB III : PENUTUP ......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Islam sebagai etika normatif bagi pemeluknya diharapkan dapat diwujudkan


nilainya secara sempurna. Oleh karena itu Islam bukan agama yang hanya terbatas
dalam kehidupan pribadi yang semata-mata mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, akan tetapi memberikan pedoman hidup yang utuh dan menyeluruh.

Lengkapnya nilai Islam dalam mengatur kehidupan manusia, maka tidak ada
fenomena kehidupan yang tidak terbatas dalam ajaran Islam, termasuk aturan
berbusana bagi kaum wanita muslimah. Hal itu nampak dari beberapa ayat
AlQur’an yang mengupas tentang busana muslimah, mulai dari pembahasan
tentang aurat wanita sampai pada batasan atau criteria busan muslimah itu sendiri.

Pembatasan perempuan dalam berbusana menurut Islam adalah bertujuan


untuk melindungi perempuan itu sendiri. Pencegahan awal ini untuk menjaga agar
perempuan tetap mulia dan menjadi anggota masyarakat yang terhormat, serta
sebagai pembinaan ahklak agar terhindar dari persaingan, dengki dan lain-lain.
Selain itu busana muslim bagi laki-laki juga menanamkan suatu tradisi yang
universal dan fundamental untuk mencabut akar-akar kemerosotan moral dengan
menutup pintu pergaulan bebas.

Busana atau pakaian, berhubungan dengan peradaban manusia. Kebutuhan


untuk berpakaian bukan hanya dirasakan manusia yang hidup diera indutrialisasi,
tetapi sejak zaman Nabi Adam AS. Sejak Nabi Adam dan Isrtinya terbujuk untuk
memakan buah kuldi dan mereka mulai mengenal rasa malu bila auratnya terbuka,
maka sejak itulah sebenarnya manusia akan pakaian sudah ada. Keterbatasan
teknologi yang menyebabkan pakaian mereka hanya daun-daun Surga.

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak berkaitan dengan


kesehatan, etika, estetika, tetapi juga berhubungan dengan kondisi sosial budaya,
bahkan juga ekspresi idiologi. Bagi manusia pakian tidak berdimensi keindahan,

1
tetapi juga kehormatan bahkan keyakinan. Itulah sebabnya, aturan tentang pakian
termasuk yang dipandang penting oleh Allah SWT, sehingga tercantum dalam
AlQur’an yang mulia.

Berpakaian secara Islam, terutama bagi muslimah adalah bagian dakwah yang
penting dalam Syiar Islam diseluruh dunia, karena petunjuknya jelas (muhkamat)
dalam Al-Qur’an. Dalam dalil-dalil Al-Qur’an, busana muslimah berdasarkan
syariat Islam.

Persyaratan menutup aurat itu diterapkan secara integral kedalam berbagai


ragam busana daerah yang sudah ada, sehingga tercipta desain dengan berbagai
ragam, baik secara struktural (potongan, bentuk, tenunan tekstil) maupun secara
dekoratif (corak, warna, ragam hias, tekstur, motif dan aksesoris).3 Hal ini
menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam dengan mudah masuk kedalam budaya lokal
masyarakat muslim diseluruh dunia dan menyatu dengan nilai-nilai luhur yang
mereka anut. Perpaduan itu membentuk ciri khas yang unik, tanpa perlu
menghilangkan perbedaan faktor-faktor historis, geografis, ras, etnis, ataupun
mazhab.

Fungsi pakaian terutama sebagai penutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan,


memperindah jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada setiap orang
untuk berpakaian yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian
itu sendiri, yaitu menutup aurat, dan bagus berarti cukup memadai serasa sebagai
perhiasan tubuh yang sesuai dengan kemampuan sipemakai untuk memilikinya.
Untuk keperluan ibadah misalnya untuk shalat di masjid, kita dianjurkan memakai
pakaian yang baik dan suci. Berpakaian dengan mengikuti muda yang
berkembang saat ini, bukan merupakan halangan, sejauh tidak menyalahi fungsi
menurut Islam. Namun demikian kita diperintahkan untuk tidak berlebih-lebihan.

Berpakaian bagi kaum wanita mukmin telah digariskan oleh Al- merupakan
ketentuan tata busana bagi kaum muslimah untuk menutup auratnya Qur’an
adalah menutup seluruh auratnya. Hal tersebut selain sebaya identitas mukminah
juga menghindari diri dari gangguan yang tidak diinginkan pada dasarnya pakaian

2
muslim tidak menghalangi pemakaiannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari
dalam bermasyarakat. Semuanya kembali kepada niat sipemakainya dalam
melaksanakan ajaran Allah.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Berpakaian Muslim dan Muslimah?


2. Bagaimana Tata Cara Berpakaian Muslim dan Muslimah?
3. Bagaimana Prinsip-Prinsip Berpakaian Muslim dan Muslimah?
4. Apa saja kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih busana muslim
dalam Islam?
5. Bagaimana batasan aurat dalam Islam dan bagaimana keterkaitannya
dengan pemilihan busana muslim?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Berpakaian Muslim dan Muslimah


2. Untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Berpakaian Muslim dan
Muslimah
3. Untuk mengetaahui Prinsip-Prinsip Berpakaian Muslim dan Muslimah
4. Untuk mengetahui Apa saja kriteria yang perlu diperhatikan dalam
memilih busana muslim dalam Islam
5. Untuk mengetahui batasan aurat dalam Islam dan bagaimana
keterkaitannya dengan pemilihan busana muslim

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpakaian Muslim dan Muslimah

Dari penjelasan diatas, maka seseorang muslimah harus memakai pakaian


yang menutupi seluruh auratnya sesuai dengan ajaran Islam. Apabila wanita
Pengertian berpakaian Muslim dan Muslimah adalah untuk menutup semua aurat
baik itu laki-laki dan Perempuan. Aurat berasal dari bahasa Arab, Aurat artinya
“an naqsu” atau keaiban. Menurut istilah fiqih aurat adalah bagian tubuh
seseorang yang wajib ditutupi dari pandangan. Dalam kamus dijelaskan bahwa
Aurat adalah hal yang jelek untuk dilihat atau sesuatu yang memalukan bila
dilihat. Menurut syara’ yang dikatakan aurat adalah sesuatu yang diharamkan
Allah untuk diperlihatkan kepada orang lain yang tidak dihalalkan Allah untuk
melihatnya.

Dalam kejadiannya, manusia dilahirkan kemuka bumi salah satunya


membawa potensi malu terhadap lingkungannya dimana ia tinggal. Oleh untuk
menutupinya rapat-rapat, karena jika tidak bisa menutupinya maka aib yang ada
pada dirinya akan diketahui orang lain. Karena itu, untuk menutupi malunya
manusia berusaha semaksimal mungkin secara lahiriah manusia berusaha
melindungi tubuhnya dari berbagai macam gangguan, maka dari itu busana
merupakan sesuatu yang mendasar baginya untuk menjaga gangguan tersebut.
Bagaimanapun usaha untuk selalu menutup tubuh itu akan selalu ada walaupun
dalam bentuk yang sangat minim atau terbatas sesuai dengan kemampuan
hidupnya, raga dan akal manusia.

Dengan pakaian manusia ingin membedakan antara dirinya atau


kelompoknya dengan orang lain. Pakaian memberikan identitas diri sehingga
dapat mempengaruhi tingkah laku si pemakai dan juga dapat mencerminkan
emosi pemakainya yang pada saat bersamaan dapat mempengaruhi emosi orang
lain.

4
Pada prinsipnya Islam tidak melarang umatnya untuk berpakaian sesuai
dengan mode atau trend masa kini, asal semua itu tidak bertentangan dengan
prinsip Islam. Islam membenci cara berbusana seperti busana-busana orang
jahiliyah yang menampakkan lekuk-lekuk tubuh yang mengundang kejahatan dan
kemaksiatan. Konsep Islam adalah mengambil kemaslahatan dan menolak
kemudoratan.

Pada dasarnya, Islam tidak menentukan model dan coraknya. Tetapi Islam
sebagai agama yang sesuai untuk setiap masa dan tempat, memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada wanita muslimah untuk merancang mode yang sesuai
dengan selera masing-masing. Tak ada mode khusus yang diperintahkan kita
dapat mengenalkan apa yang kita sukai asalkan tetap pada batas-batas Islam,
mode bukan masalah asal kita tidak mengikuti secara membabi buta. Kita harus
mempunyai kesadaran terhadap busana yang tidak Islami, dan berani menjadi
orang yang tidak mengikuti perkembangan mode yang berlaku pada saat itu.

Busana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari
kepala hingga sampai ujung kaki. Hal ini mencakup antara lain Pertama, semua
benda yang melekat pada badan, seperti baju, celana, sarung, dan kain panjang.
Kedua, semua benda yang melengkapi pakaian dan berguna bagi si pemakai
seperti selendang, topi, sarung tangan, dan kaos kaki. Ketiga, semua benda yang
berfungsi sebagai hiasan untuk keindahan pakaian seperti, gelang, cincin, dan
sebagainya.

Dalam pengertian berbusana, Al-Qur’an tidak hanya menggunakan satu


istilah saja tetapi menggunakan istilah yang bermacam-macam sesuai dengan
konteks kalimatnya. Menurut Qurais Shihab paling tidak, ada 3 istilah yang
dipakai yaitu :

1. Al-Libas (bentuk jamak dari kata Al-Lubsu), yang berarti segala sesuatu
yang menutup tubuh. Kata ini digunakan Al-Qur’an untuk menunjukkan
pakaian lahir dan batin.

5
2. Ats-Tsiyab (bentuk jamak dari Ats-Tsaubu), yang berarti kembalinya
sesuatu pada keadaan semula yaitu tertutup.
3. AZ-sarabil yang berarti pakaian apapun jenis bahannya

Dari pengertian diatas, dapat ditarik pengertian busana muslim sebagai


busana yang dipakai oleh wanita muslimah yang memenuhi, kriteria-kriteria
(prinsip-prinsip) yang ditetapkan ajaran Islam dan disesuaikan dengan kebutuhan
tempat, budaya, dan adat istiadat.

2.2 Tata Cara Berpakaian Muslim dan Muslimah

Busana muslim dan muslimah merupakan pakaian yang dikenakan laki-laki


dan perempuan selama tidak keluar dari ajaran Islam. Setiap laki-laki dan
perempuan muslim diharuskan untuk mengenakan busana muslim dan muslimah
agar terhidnar dari berbagai macam gangguan yang datang kepadanya.

Pokok pangkal dari berbusana muslim bukan apakah sebaliknya laki-laki atau
wanita memakai busana muslim dalam pergaulannya dengan masyarakat,
melainkan apakah laki-laki bebas mencari kelezatan dan kepuasan memandang
wanita. Laki-laki hanya dibolehkan memandang wanita dalam batas-batas
keluarga dan pernikahan saja. Hal ini dimaksudkan demi tercipatanya keluarga
yang sehat, harmonis dan saling mempercayai sebagai sendi terwujudnya
masyarakat yang sehat, damai, beriwibawa dan menjunjung tinggi harkat wanita.

Pakaian wanita muslimah menanamkan tradisi yang universal dan


fundamental untuk mencegah kemerosotan moral dengan menutup pergaulan
bebas. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Fuad M. Facruddin yang mengatakan
bahwa busana yang dikenakan seorang muslimah bukan hanya menutup badan
saja, melainkan harus menghilangkan rasa birahi yang menimbulkan syahwat.
Ada 8(delapan) tata cara dalam menutup Aurat menurut Islam:

1. Pakaian itu mestilah meutup aurat.


2. Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga tampak bayangan tubuh badan dari
luar.
3. Pakaian itu tidak ketat atau sempit.

6
4. Warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelanu asap.
Tujuannya adalah agar lelaki tidak bernafsu melihatnya (terutamanya
pakaian seperti jilbab atau abaya).
5. Tidak memakai wangi-wangin, pakaian jangan sekali-kali disemerbakan
dengan bau-bauan yang harum, demikian juga tubuh badan wanita itu,
karena bau-bauan ini menimbulkan pengaruhnya atas nafsu laki-laki.
6. Tidak seperti pakaian laki-laki, pakaian itu tidak bertashabbuh dengan
pakaian laki-laki yakni tiada meniru-niru atau menyerupai pakaian lakilaki
"Janganlah ada seorang laki-laki yang menyerupai perempuan dan
janganlah ada seorang perempuan yang menyerupai laki-laki" (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah)
7. Pakaian itu tiada bertashabbuh dengan pakaian perempuan-perempuan
kafir dan musyrik.
8. Pakaian itu bukanlah libasu sh-shuhrah, yakni pakaian untuk
bermegahmegahan, untuk menunjuk-nunjuk atau bergaya. \

Dalam Al-Qur’an Islam telah mengatur tata cara tentang menutup aurat dalam
surat Al-A’raf ayat 26 yang berbunyi

‫ار ي لِ ﺒ َ ا ﺳ ً ا عَ ل َ يْ ك ُ ْم أ َنْ َز لْ ﻨ َا ﻗ َ ﺪ ْ آ د َ َم ﺑ َ ﻨ ِ ﻲ ي َ ا‬ َ ‫ۖ◌ َو ِر ي ش ً ا‬


ِ ‫ﺳ ْو آ ت ِ ك ُ ْم ي ُ َو‬
ُ َ ‫ﻚ ٰذ َ ال ت ﱠقْ َو ٰى َو لِ ﺒ‬
‫اس‬ َ ِ‫ﻚ ۚ◌ َخ يْ ٌر ل‬ َ ِ‫ت ِﻣ ْﻦ ٰذ َ ل‬
ِ ‫يَ ذ ﱠ كﱠ ُر و َن لَ ع َ ل ﱠ هُ ْم ﱠ ِ آ ي َ ا‬
Artinya: ”Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan
pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian
taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka ingat”. (QS. Al-A’raf/7: 26).

Dari penjelasan diatas, maka seseorang muslimah harus memakai pakaian


yang menutupi seluruh auratnya sesuai dengan ajaran Islam. Apabila wanita
muslimah memakai busana secara bebas tanpa memperhatikan etika yang akan
menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi mereka.

7
2.3 Prinsip-Prinsip Berpakaian Muslim dan Muslimah

Dalam perkembangannya, busana muslim mau tidak mau harus mengikuti


mode dari zaman ke zaman, busana muslim bisa selalu Survive ditengah-tengah
18 masyarakat yang selalu gandrung terhadap mode yang sedang age-trend
namannya. Dengan demikian, busana muslim tidak akan hilang "eksistensinya"
selama ia bisa menyesuaikan dengan zaman.

Berkembangnya zaman akan mengakibatkan pada berkembangnya mode


termasuk busana muslim. Namun demikian tentunya busana muslim yang
berusaha menyesuaikan dengan zamannya tetap harus berada pada prinsip-prinsip
yang berlaku sesuai dengan urutan Islam yang notabene berdasarkan Al-Qur’an
dan Al-Hadits.

Adapun prinsip-prinsip yang ditentukan dalam tuntunan Islam antara lain:

1. Prinsip Pemotongan Kain yang Akan di Jahit


Dimaksud dengan pemotongan kain (pola) busana tersebut adalah
menjahit (pembuatan busana). Jaitan busana seorang wanita, harus sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Islam dibidang penjahitan
busana tersebut, kemudian mengenai pakaiannya pada badan semua harus
memperhatikan kriteria-kriteria dibawah ini :
a) Busana harus menyelubungi seluruh badan
Hal diatas dimaksudkan agar pakaian yang dipakai dapat menutupi
seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah.10Hal ini karena Islam
lebih menitik beratkan busana sebagai penutup, bukan 9 Syaik Abdullah
Shahih al-Fauzan, Kriteria Busana sebagai hiasan. Bila menampakkan
perhiasan merupakan larangan, maka dalam hal ini menampakkan letak-
letaknya lebih dilarang, dan seandainya tidak dikenakan busana tentu
tampaklah letak-letak perhiasan, berupa dada, kedua telapak kaki dan
betis. Oleh karena itu seharusnya seorang wanita mengenakan celana yang
menutupi betisnya ataupun dua kaos kaki yang menutupi kedua kakinya.

8
b) Busana tidak ketat yang dapat membentuk tubuh.
Pakaian yang ketat akan membentuk postur tubuh wanita ataupun
sebagainya. Wanita yang mengenakan pakaian ketat sehingga dapat
membentuk potongan-potongan postur tubuhnya dan keluar pada
perkumpulan-perkumpulan kaum laki-laki, maka busana itu dikhawatirkan
termasuk kategori diantara pakaian-pakaian telanjang. Termasuk dalam
pengertian pakaian telanjang adalah seorang wanita yang mengenakan
pakaian yang ketat yang tampak jelas lekuklekuk dan bentuk asli
tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa busana tersebut termasuk dalam
kategori pakaian telanjang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

c) Busana Wanita Tidak Menyerupai Busana Laki-Laki


Tidak diragukan lagi bahwa salah seorang diantara dua jenis
menyerupai pada jenis lainnya adalah menyimpang dari fisik, serta sebagai
bukti bahwa secara Islam tidak normal lagi. Penyerupaan 20 adalah
penyakit yang tidak bisa diobati yang tertransfer ke dalam budaya kita
sebagai konsekuensi dari ikut-ikutan gaya Barat. Hal ini merupakan hal
yang dilarang agama.
d) Tidak Menyerupai Wanita Kafir

Sekarang ini, banyak wanita muslimah yang merancang busananya


dengan pola yang bertentangan dengan ketentuan syar'a dan norma-
normanya dibidang busana. Berdasarkan realita yang muncul dewasa ini
yang popular disebut dengan "mode” dimana ia mengalami perkembangan
dan perubahan setiap hari dari yang buruk hingga yang lebih buruk.
Bentuk-bentuk busana wanita dewasa ini sudah tidak sesuai lagi dengan
ajaran-ajaran Islam dan sama sekali tidak pernah dikenal dikalangan
wanita-wanita muslimah. Hal ini terbukti dengan banyaknya pakaian-
pakaian yang apabila dipakai wanita, maka aurat wanita si pemakai akan
terlihat dengan jelas. Tujuan wanita dilarang menyerupai dengan orang-

9
orang kafir, diantaranya adalah penyerupaan dengan mereka dalam
berbusana.

2. Prinsip yang berhubungan dengan corak (bentuk) busana


Adapun kriteria-kriteria corak busana muslimah antara lain sebagai
berikut:
a) Tidak menjadikan busana sebagai perhiasan pada dirinya
Maksud dari busana tersebut adalah pakaian yang tampak Seorang
wanita muslimah dilarang memakai pakaian dari sejumlah pakaian,
bilamana pakaian-pakaian itu merupakan pakaian tembus pandang
sebagaimana dalam pengertian secara umum.
b) Busana tidak tipis yang masih memperlihatkan bentuk aurat yang berada
dibaliknya.
Hal ini sesuai dengan tujuan berbusana yaitu menutup. Tujuan
tersebut tidak akan tercapai kecuali dengan busana yang tebal. Karena
busana yang tipis itu bukan merupakan busana menurut pandangan Islam.
c) Busana tidak bercorak glamour
Dilarang bagi seorang wanita muslimah memilih berbagai corak
pakaian yang hanya menuruti tuntutan kesenangannya dan sama sekali
tidak ada relevansinya dengan prinsip-prinsip busana, tidak lain bertujuan
untuk menghilangkan pandangan kaum laki-laki kepadanya.
d) Tidak diberi wewangian atau parfum yang menimbulkan syahwat
Hal ini dilarang karena parfum dikhawatirkan membangkitkan
nafsu birahi. Para ulama bahkan mengikut yang semakna dengannya
sebagai pakaian indah, perhiasan yang tampak dan megah serta bercampur
baru dengan laki-laki.

10
2.4 Fungsi Berpakaian Muslim dan Muslimah

Fungsi utama pakaian adalah untuk menutupi aurat, yaitu bagian tubuh
yang tidak boleh dilihat oleh orang lain kecuali yang dihalalkan dalam agama.
Dan dianjurkan untuk berpakaian terbaik yang dimilikinya dengan tidak
berlebihan.

Semakin dinamisnya budaya peradaban manusia, maka terciptalah busana


yang beraneka ragam motif dan mode. Busana dikenakan manusia tidak begitu
saja tercipta dan terpakai tanpa adanya pemikiran tentang fungsi dan tujuan dari
berbusana tersebut. Secara umum fungsi mengapa manusia menggunakan busana
adalah :

1. Memenuhi syarat peradaban sehingga tidak menyinggung rasa kesusilaan.

2. Memenuhi syarat kesehatan, yaitu melindungi badan dari gangguan luar, seperti
panas, hujan, angin dan lain-lain.

3. Memenuhi keindahan.

4. Menutupi segala kekurangan yang ada pada tubuh kita.

Dari sudut sosiologis, busana muslimah berfungsi sebagai :

1. Menjauhkan wanita dari pergaulan laki-laki.

2. Membedakan wanita yang berakhlak mulia dengan wanita berakhlak hina.

3. Mencegah timbulnya fitnah dari laki-laki.

4. Memelihara kesucian agama wanita yang bersangkutan.

Menurut Istadiyanto, fungsi busana muslimah Pertama membentuk pola


sikap atau akhlak yang luhur dalam diri remaja sebagai pencegah terhadap
dorongan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran syariat. Kedua
mencegah orang lain untuk berbuat sewenang-wenang terhadap si pemakai.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebutkan beberapa fungsi busana yaitu:

1. Sebagai penutup aurat.

11
2. Sebagai perhiasan, yaitu untuk penambah rasa estetika dalam berbusana.

3. Sebagai perlindungan diri dari gangguan luar, seperti panas terik matahari,
udara dingin dan sebagainya.

Menurut M. Quraish Shihab, selain tiga hal diatas, busana juga


mempunyai fungsi sebagai petunjuk identitas dan pembela antara seseorang
dengan orang lain, sebagian ulama bahkan menyatakan fungsi busana yang
lainnya adalah fungsi takwa dalam arti busana dapat menghindarkan seseorang
terjerumus dalam bencana dan kesulitan, baik bencana duniawi maupun ukhwawi.

Dari beberapa fungsi busana yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan


bahwa fungsi busana muslimah adalah sebagai petunjuk identitas, penutup aurat,
pelindung diri dan sebagai pakaian takwa. Oleh karena itu Allah SWT
memerintahkan kepada kaum wanita untuk memakai busana sesuai dengan ajaran
Islam, yakni menutup aurat (berbusana muslimah)

2.5 kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih busana muslim dalam
Islam

Dalam memilih busana muslim dalam Islam, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Menutupi Aurat
Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi dalam Islam. Untuk
wanita, aurat meliputi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Kriteria pertama dalam memilih busana muslim adalah memastikan bahwa
busana tersebut dapat menutupi aurat dengan baik. Pilihlah busana yang
panjangnya mencapai setidaknya hingga pergelangan kaki, serta longgar
sehingga tidak terlalu ketat dan menggambarkan bentuk tubuh.
2. Bahan yang Tidak Transparan
Pilihlah busana muslim yang terbuat dari bahan yang tidak
transparan atau tidak tembus pandang. Hal ini penting agar aurat tetap
terjaga dan tidak terlihat melalui busana.

12
3. Tidak Mengikuti Mode yang Membentuk Tubuh
Dalam Islam, mengenakan busana yang menonjolkan bentuk tubuh
atau membentuk siluet tubuh yang jelas tidak dianjurkan. Pilihlah busana
muslim yang longgar dan tidak terlalu ketat agar tetap menjaga kesopanan
dan kerendahan hati.

4. Tidak Mengandung Hiasan yang Berlebihan


Busana muslim sebaiknya tidak mengandung hiasan yang
berlebihan atau mencolok. Prinsipnya adalah busana muslim hendaknya
sederhana dan tidak menarik perhatian yang berlebihan.

5. Tidak Menggunakan Warna yang Terlalu Cerah atau Menarik Perhatian


Pilihlah busana muslim dengan warna yang tenang dan tidak
mencolok. Hindari penggunaan warna-warna yang terlalu cerah atau
mencolok yang dapat menarik perhatian secara berlebihan.

6. Kesopanan dan Kerendahan Hati


Busana muslim sebaiknya mencerminkan kesopanan dan
kerendahan hati. Pilihlah busana yang tidak mencolok, sopan, dan tidak
menarik perhatian dengan motif yang terlalu mencolok atau desain yang
berlebihan.

7. Sesuai dengan Adat dan Budaya Lokal


Selain memperhatikan kriteria umum dalam pemilihan busana
muslim, juga penting untuk memperhatikan adat dan budaya lokal. Setiap
negara atau daerah memiliki aturan dan preferensi sendiri terkait busana
muslim. Oleh karena itu, penting untuk menghormati adat dan budaya
setempat dalam memilih busana muslim.

Dalam memilih busana muslim, prinsip utama yang harus dipegang adalah
menjaga kesopanan, kerendahan hati, dan menutup aurat dengan baik.

13
2.6 Batasan aurat dalam Islam dan keterkaitannya dengan pemilihan
busana muslim

Dalam Islam, aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi baik oleh pria
maupun wanita. Aurat ini mencakup bagian-bagian tubuh yang dianggap intim
dan harus dijaga privasinya. Batasan aurat berbeda antara pria dan wanita.

 Aurat Wanita
Bagi wanita, aurat terdiri dari seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak
tangan. Dalam pemilihan busana muslim, penting untuk memilih busana
yang dapat menutupi aurat wanita dengan baik. Busana tersebut harus
panjangnya mencapai setidaknya hingga pergelangan kaki, dan longgar
agar tidak terlalu ketat sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh dengan
jelas. Selain itu, busana tersebut juga harus terbuat dari bahan yang tidak
transparan atau tidak tembus pandang agar aurat tetap terjaga.

 Aurat Pria
Bagi pria, aurat terdiri dari bagian tubuh di antara pusar hingga lutut. Pria
diwajibkan menutup aurat ini, baik dalam keadaan sembahyang maupun
sehari-hari. Dalam pemilihan busana muslim, pria sebaiknya memilih
pakaian yang menutup aurat mereka, seperti baju koko atau tunik yang
panjang dan celana yang menutupi lutut.

Keterkaitan antara batasan aurat dengan pemilihan busana muslim terletak


pada tujuan untuk menjaga kesopanan, menjaga privasi, dan menghormati nilai-
nilai Islam. Dalam Islam, busana muslim dipilih dengan mempertimbangkan aurat
yang harus ditutup dan menjaga kerendahan hati. Dalam hal ini, pemilihan busana
yang longgar, menutup aurat dengan baik, tidak mengikuti mode yang membentuk
tubuh, dan tidak mencolok adalah wujud penghormatan terhadap nilai-nilai
tersebut.

14
Dengan memilih busana muslim yang sesuai dengan batasan aurat, umat
Muslim dapat menjaga kesucian dan menjalankan kewajiban dalam berpakaian
sesuai dengan tuntunan agama. Hal ini juga merupakan bentuk penghormatan
terhadap nilai-nilai Islam yang mendorong kesopanan, kerendahan hati, dan
menjaga privasi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Islam, busana muslim dan muslimah memiliki beberapa prinsip


utama. Pertama, busana muslim haruslah sopan dan menutupi aurat. Aurat bagi
wanita meliputi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, sementara bagi
pria meliputi bagian di atas pusar. Busana muslim juga tidak boleh ketat atau
terlalu mencolok.

Busana muslimah diharapkan untuk mencerminkan kesederhanaan,


kepatuhan, dan ketakwaan kepada Allah. Sebagai hasilnya, busana muslimah
sering kali terdiri dari pakaian longgar seperti jilbab atau hijab yang menutupi
rambut dan leher, bersama dengan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh.
Namun, ada variasi dalam busana muslimah sesuai dengan budaya dan tradisi
yang berbeda.

Dalam Islam, busana muslim dan muslimah bertujuan untuk menjaga


kehormatan, menjauhkan dari godaan dan fitnah, serta menghindari penilaian
berdasarkan penampilan fisik. Busana ini juga mencerminkan identitas
keagamaan dan kesetiaan kepada Allah. Penting untuk dicatat bahwa pemahaman
dan praktik busana muslim dapat bervariasi di antara komunitas Muslim karena
pengaruh budaya, lingkungan, dan interpretasi individu terhadap ajaran agama.

3.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran terkait busana muslim dan muslimah dalam Islam:

1. Menjaga Kesopanan dan Aurat: Pastikan busana muslim dan muslimah


yang dipilih menutupi aurat sesuai dengan tuntunan Islam. Bagi wanita,
gunakan jilbab atau hijab yang menutupi rambut dan leher, serta pakaian
longgar yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Pria juga harus memilih pakaian yang tidak mencolok dan menutupi
bagian di atas pusar.

16
2. Pilih Bahan yang Sesuai: Pilihlah bahan yang longgar, ringan, dan tidak
transparan agar nyaman dipakai sepanjang hari. Hindari bahan yang ketat
atau terlalu tipis yang dapat menampakkan bentuk tubuh.
3. Kesederhanaan dan Kecocokan: Busana muslim dan muslimah dalam
Islam didasarkan pada prinsip kesederhanaan. Hindari hiasan berlebihan
atau desain yang mencolok. Pilihlah warna dan pola yang sesuai dengan
selera pribadi, tetapi tetap menjaga kesopanan dan tidak berlebihan.
4. Adaptasi dengan Lingkungan: Selalu pertimbangkan lingkungan dan
budaya tempat tinggal Anda. Gunakan busana muslim yang sesuai dengan
norma sosial dan aturan dress code di tempat tersebut. Ini penting untuk
membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan
menghormati perbedaan budaya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30728/1/SEPTIA
N%20RIZKI%20YUDHA%20-%20FSH.pdf

https://www.slideshare.net/rieandha/makalah-pai-batasan-aurat-menurut-al-
quran

18

Anda mungkin juga menyukai