Anda di halaman 1dari 25

Tugas Makalah

PERINTAH MELALUI AL QUR’AN TENTANG BUSANA

Oleh

KELOMPOK II
KELAS X
DEWIYANA
RISCI RAHIM
ANATASYA
MULIONO
RICAR
REYNALDI

SMK TELKOM KENDARI


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai “PERINTAH
MELALUI AL QUR’AN TENTANG BUSANA”
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Kendari, 25 Agustus 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II ISI .................................................................................................................................. 3
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana...................................................................... 3
B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam ......................................................................... 7
C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam ............................................................................ 7
D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam............................................................................. 8
E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam .................................... 8
F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami .................................................... 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 20
B. SARAN ......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti
sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri
dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia
akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi.
Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian
yang sesuai dengan syariat agama islam

Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba


canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang
digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan
dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada
dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di
dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya
pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat bervariasi
diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang


sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak
diinginkan. Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya angat menyukai
mode-mode busana yang memamerkan atau tidak menutupi auratnya. Rok mini atau
celana ketat merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini.
Sesungguhnya kecenderungan pada mode-mode pada buana yang tidak senonoh ini
menunjukan kelemahan moral masyarakat.

Pada hakekatnya mode busana rok mini dan celana ketat itu dapat merusak
kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat sendiri juga tidak memiliki nilai
tambah sama sekali. Banyak juga di kalangan masyarakat yang sudah berpakaian
muslim tetapi masih memamerkan lekuk tubuhnya atau dalam kata lain pakaian yang
dipakainya belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini
mempengaruhi cara benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan
mengubah rasa harga diri mereka.

Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari
peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media
untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa
kalangan, baik kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain

|1
di kampus juga perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at Islam.Akhir-akhir ini
banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan pakaian-pakain barat
sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun melanggar
ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak
langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan
tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara
duniawi maupun ukhrawi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu busana ? Apa tujuan dan fungsi berbusana ?
2. Bagaimana akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
3. Bagaimana adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
4. Bagaimana etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
5. Bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?
6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari busana.
2. Mengetahui akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
3. Mengetahui adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
4. Mengetahui etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
5. Mengetahui tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk
wanita ataupun untuk pria.
6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.

|2
BAB II
ISI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana


Istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam
bahasa Arab. Dalam Al-Quran kata libas digunakan untuk menunjukan pakaian lahir
maupun batin, sedangkan kata “tsiyab” (pakaian) digunakan untuk menunjukan
pakaian lahir. Kata ini diambil dari kata “tsub” yang berarti kembali, yakni
kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai
dengan ide pertamanya. Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban
manusia itu sendiri.
Oleh katenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki
fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias
tubuh sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan
akan fungsi busana. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya manusia pada
keadaan semula, yaitu “tertutup aurat”, namun karena godaan setan, aurat manusia
terbuka. Hal ini dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT (QS. Al-Araf :
20) :

|3
Dari ayat diatas tampaklah bahwa pada keadaan semua manusia itu dalam
keadaan tertutup auratnya, dan yang manusia dengan tipu daya untuk melepas dan
membuka auratnya adalah setan, dan tanda-tanda kehadiran setan adalah “keterbukaan
aurat” manusia. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh al-Baqa’I dalam bukunya
Shubbhat Waraqoh menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW belum
memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira –apakah dari
malaikat atau dari setan- beliau menyampaiakan hal tersebut pada istrinya Khadijah.
Khadijah bekata “Jika engkau melihatnya lagi, beritahu aku”. Ketika di saat lain Nabi
Muhammad SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, Nabi Muhammad
SAW menyampaikan kepada istrinya Khadijah, kemudian Khadijah membuka
pakaiannya sambil bertanya, “Sekarang apakah engkau masih melihatnya ?” Nabi
Muhammad SAW menjawab, “Tidak, da pergi”. Khadijah dengan penuh keyakinan
berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan…(karena hanya setan yang senang
melihat aurat)”. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan kepada umat manusia (QS.
Al-Araf : 27) :

|4
Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang
menyangkut hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi
berpakaian lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk mengembalikan
manusia pada fitrah dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab dan berbeda dengan
makhluk yang lain.

Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki


untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-
Nya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan
busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk ditampakan pada orang
lain yang bukan muhrim.

Pakaian merupakan ciri khas orang yang beradab. Pakaian merupakan


identitas, status bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian
muncul dari peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya sekalipun pada arti yang
sesungguhnya pakaian bukan suatu budaya, akan tetapi pakaian lebih dekat dengan
seruan ajaran agama guna menutup aurat, untuk mengembakikan manusia pada ide
dan hakekat manusia sebenarnya yang berbeda dengan hewan.

Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode dan
gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam berpakaian. Dalam konteks
ini munculah busana (berbusana) yang lebih dekat dengan nilai-nilai keindahan yang
promosinya ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka. Sedangkan istilah pakaian
(berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban
manusia, karena mengandung makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam
Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian
yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :

|5
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :

Dari firman Allah SWT di atas dapat dimengerti bahwa tujuan utama pakaian
adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi pakaian eraneka ragam, misalnya
untuk perhiasan dan perlindungan dari panas matahari, perlindungan dari sesuatu
yang membahayakan (baju besi untuk peperangan) untuk meambah percaya diri,
tampil menarik. Bisa saja orang berpakaian apa adanya (minim) menonjolkan aurat
dan orang akan mengatakan sebagai keindahan (bahkan ada yang menafsirkan suatu
kemajuan), dan itu bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan utama berpakaian tidak
terpenuhi yaitu menutup aurat.

Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran
surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat
berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti
sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang
mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena
semuanya baik dan bermanfaat termasuk aurat.

Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini telah
menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat (yang
wajib ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai kutut.
Sementara itu aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik, Imam,
Syafi’I dan Imam Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota tubuhnya
kecuali muka dan telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih longgar karena
menambahkan selain muka, telapak tangan dan kaki wanita juga boleh terbuka. Suatu
pakaian dipandang telah memenuhi kriteria menutup aurat apabila :

a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat bagian tubuh yang
termasuk aurat

|6
b. Pakaian itu mampu menghalangi pandangan seseorang untuk mengetahui warna
aurat (kulitnya)
c. Pakaian itu mampu menghalangi seseorang untuk mengetahui lekuk dan bentuk
aurat seseorang.

Oleh karena itu, pada dasarnya menutup aurat itu bukan hanya skedar tertutup
tanpa mengindahkan aspek-aspek esensial (yang pokok) yang menjadi tujuan utama
berpakaian menutup aurat itu sendiri. Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairoh,
Rasululloh SAW bersabda :
“Rasulullah SAW bersabda : “Dua golongan ini dari ahli neraka yang belum
pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk
memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-
lenggok (jalannya) (berpaling dari Allah SWT), mengajarkan wanita berlenggak-
lenggok (memalingkan wanita lain dari Allah SWT), kepala mereka seperti punuk
onta yang miring (memakai sanggul/rambut pasangan pada rambutnya), wanita
seperti ini tidak akam masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun
baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,
seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.

Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada
posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat
menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah
terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu
berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan
mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat ini,

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam


Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup
bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam mengatur
hendaknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu tipis atau
menerawang, warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan model pakaian
wanita dilarang menyerupai pakaian laki-laki. Selanjutnya, baik kaum laki-laki
maupun perempuan dilarang mengenakan pakaian yang mendatangkan rasa

|7
berbangga-bangga, bermegah-megahan, takabur dan menonjolkan kemewahan yang
melampaui batas.

D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam


Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak
menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di
luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup
aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? .
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah
kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan
bagi orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari
kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat
wanita di mata Allah maupun masyarakat.
Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan
membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang
yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta
alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam

Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak
menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di
luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup
aurat, sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim.

Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan
keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya
tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam tidak hanya
sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi berpakaian sebagai
ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap orang muslim wajib
berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran
yang jelas tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan
pengertian adab berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan
cara membiasakan diri berpakaian sesuai ajaran Islam.

Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak
ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan

|8
kata “Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian
diartikan sebagai “barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket,
celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat
berpakaian dalam syareat islam adalah menutup aurat dan melindungi badan dari rasa
dingin dan sengatan panasserta keindahan.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk
lelaki dan wanita) yaitu :

1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca “Basmallah” dengan


lafadz “Bismillahirahmanirahim” agar semua pekerjaan kita sesnantiasa diberkahi
oleh Allah SWT.

2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.

3. Membaca doa ketika memakai pakaian.

4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : “Barang
siapa yang memakai pakaian lalu berdoa” :

|9
5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya dengan
anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :

6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian


yang menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-
laki.

7. Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya


untuk eakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol yang
dimiliki oleh orang non-Islam..

| 10
8. Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan
rangsangan nafsu. Dari sahabat Abi Musa ra Rasulullah SAW bersabda :

9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
Allah SWT brfirman :

10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :

| 11
11. Hendaklah hijab/jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
tidak tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakan lekuk tubuh
dan aurat. Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak
mnutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan
terhadap aurat dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi
Muhammad SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”, wanita yang
demikian itu dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga.

| 12
12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda
dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan
takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :

Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berbusana dan


berdandan untuk wanita dan pria :

1. Ketentuan Berbusana dan Berdandan wanita sesuai syariat Islam

| 13
a. Dalam Berbusana

Berbusana yang baik untuk kaum wanita muslim Nampak pada gambaran di
bawah ini. Di bawah ini jelas masuk ke dalam syariat dalam berbusana yang
baik dan benar dalam berbusana untuk kaum wanita muslim. Pakaian yang
digunakan sopan, menutup aurat, tidak neko-neko dan tetap menarik.

| 14
Sedangkan untuk gambaran di bawah ini akan di berikan gambaran dalam
berbusana muslim yang belum sempurna atau yang belum sesuai dengan apa
yang dianjurkan dalam hukum Islam. Yang tentunya juga harus kita hindari.

| 15
b. Dalam Berhijab

Dalam berpakaian yang muslim dan syar’i tentu sangat dianjurkan untuk para
kaum hawa. Selain dengan berpakaian yang muslim dan sesuai deangan

| 16
hokum Islam maka alangkah baiknya agar dalam berpakaian itu sempurna dan
sesuai dengan aturan Islam, perlu di lengkapi dengan hijab yang terkadang
sering di anggap sepele. Di bawah ini akan dipaparkan hal-hal yang harus
dihindari dalam berhijab :

a. Ada sebagain rambut yang tidak tertutup


b. Telinga atau sebagian telinga terlihat
c. Giwang tersembul dari balik kain kerudung
d. Leher tidak tertutup seluruhnya
e. Dada tidak tertutup sama sekali atau bahkan hanya tertutup sebagian oleh
kain
f. Kain kerudung atau pakaian tipis, sehingga tembus pandang
g. Memperlihakan perhiasan dari balik hijab

2. Ketentuan Berbusana dan Berdandan pria sesuai syariat Islam

Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berbusana untuk golongan kaum
adam (pria) :

a. Untuk kebersihan dan kebutuhan

“ Kebersihan adalah sebagian dari iman “ menurut hadist tersebut jika


seseorang hidup bersih berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki – laki
yang senang pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu diperbolehkan
selam untuk menjga kebersihan diri. Pria berdandan juga diperbolehkan
selama untuk kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik, presenter,
salesman dan profesi lain yang menuntut banyak interaksi dengan banyak
orang harus bernampilan rapi, sehingga hal tersebut merupakan hal yang
mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan juga kebutuhan suami untuk
menyenangkan isteri.

| 17
b. Tak berlebihan

Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk berdandan bagi pria.
Boleh berdandan rapi, memakai wangi – wangian, pergi kesalon, creambath,
pedicure, manicure dan lain – laian asal tidak berlebihan dan sifat lelakinya
masih ada.

c. Tidak menyerupai perempuan

Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu disebutkan “


Rasulullah SAW melaknat laki – laki yang menyerupai wanita dan wanita
yang menyerupai laki – laki “. ( HR al Bukhori Fathul Bari : 10/332 ).
Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara
berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau
sebaliknya menyalahi fitrah dan akan membuka pintu keburukan.

d. Tidak berbahan sutera

Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya rasulullah saw bersabda :
“ Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan
mengenakan pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang
kafir ) didunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR Muslim ).
Para lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada pengecualian
bagi mereka yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena pakaian lain
memicu penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang diberikan nabi saw
kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.

e. Emas

Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan


laki – laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu
Dawud, tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun
indahnya emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai

f. Menyemir rambut

Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut, menurut halal haram


dalam islam, untuk orang tua yang rambutnya telah memutih semuanya
semestinya dihindari semir rambut warna hitam, sementara yang masih muda
diperkenankan semir rambut warna hitam.

| 18
F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami

1. Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang


memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al
Ahzab:59).
2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak
yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. ''
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).
3. " Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)
4. Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi
tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar
ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit.
5. Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang
hamil muda pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan
tempat ia bekerja. Jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam
perjalanan mobilnya bertabrakan dengan mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada
satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah diselidiki lebih
jauh, tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para
korban dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil muda
itu. Setelah beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima
berita tersebut dan langsung menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya
dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka
melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat.
Ketika dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam kondisi membujur sementara
setelah digali kembali posisi mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua
tangan diletakan diatas kepala seperti menahan siksaan sementara kepalanya
ditumbuhi paku2 besi yang sangat banyak hampir memenuhi semua bagian
kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa
hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum lagi siksaan nanti di akhirat.

| 19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus berpakaian yang menutup
aurat yang sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai sebagai
penganut maka kita harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam.

Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya


terutama sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa membuat
kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya :
Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik
untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan
orang lain.”

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan
mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak
akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna
menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap
wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.

| 20
2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya
kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa
disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk
memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak
tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih
wajib lagi untuk disembunyikan.

3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-


dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk
menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada,
maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini
dikarenakan penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Diharapkan yang telah membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal
berbusana, tentunya untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat kelak. Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.

| 21
DAFTAR PUSTAKA

Berbagai literature Internet

Etika Berpakaian Seorang Muslim_Muslimah.html

MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm

Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm

“Etika Dalam Berpakaian” Faud Abdul Aziz

| 22

Anda mungkin juga menyukai