Anda di halaman 1dari 13

RAHMAYANI SIREGAR

T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya telah menyelesaikan tugas makalah berpakaian
dalam islam dengan lancar sesuai dengan ketentuan tugas ini.
Tugas makalah ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang adab-
adab dan tata cara berpakaian dalam islam yang baik dan benar. Makalah ini
berisikan tentang informasi adab berpakaian dalam islam yang terjadi saat ini
banyak para remaja tidak memperhatikan adab-adab berpakain dalam islam.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
adab berpakaian dalam islam.
Dengan terselesaikannya tugas makalah saya ini, maka saya berharap telah
memenuhi tugas asistensi dan mendapatkan nilai yang terbaik. Serta bermanfaat
bagi teman-teman sekalian. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
darisempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Tanjungbalai, 16 Desember 2017


Penyusun

Rahmayani Siregar

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Adab Dalam Berpakaian Dan Berhias ..................................................... 3
1. Pengertian Adab dalam Berpakaian.................................................. 3
2. Pakaian Wanita ................................................................................. 3
3. Pakaian Pria ...................................................................................... 5
B. Adab Berhias ...........................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang muslim dan muslimah memakai pakaian atau sandang baru atau
yang lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan pujian kepada Allah ‘azza wa
jalla dan memintah kebaikan dari apa yang di pakainya
serta berlindung dari apa yang di pakainya serta berlindung dari keburukannya.
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang
serba canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka
ragam yang digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat
berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian.
Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan
oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini terbukti
dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang
sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang
sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak
diinginkan. Berbeda dengan zaman sekarang banyak dikenal model yang tidak
sesuai dengan syari’at islam, sebagai contoh adalah model pakaian yang dikenal
dengan istilah “you can see” yang artinya kamu boleh melihat, atau bahkan ada
yang rela mati-matian untuk menaikan bagian bawahnya ke atas dan yang atas
rela diturunkan kebawah, atau ada yang mengenangkan baju yang tidak
semestinanya dipakai oleh anak TK/SD (pakaian super ketat) hingga terlihatlah
apa yang seharusnya tidak terlihat. Naudzubillah min dzalik.Begitu pula dengan
kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari peratura-peraturan kampus
sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk mencetak kader-kader
penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun
desa dan kalangan lainnya.
Sehingga masalah berpakain di kampus juga perlu di jaga dan disesuaikan
dengan syari’at Islam.

1
Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang
memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik
serba seksi walaupun melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode
pakaian tersebut secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi muda
bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak
mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Adab dalam berpakaian ?
2. Bagaimana Adab dalam berhias ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mehami tentang berbagai macam adab berpakaian
dan berhias serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ADAB DALAM BERPAKAIAN DAN BERHIAS


1. Pengertian Adab dalam Berpakaian
Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk
menutupi aurat, dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang.
Sebagaimana ditegaskan Allah Swt, dalam firman-ya:

  


 
 
  
 
    
  
 
Artinya:
“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian
untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang
lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)
Ayat trsebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh
sifat takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak
simpati dan berwibawa serta anggun dipandangnya, bukan menggiurkan
dibuatnya.

2. Pakaian Wanita
Seorang wanita dinilai berbusana baik dan serasi kalau ia senantiasa
menggunakan pakaian yang cocok dengan usia dan kepribadiannya. Pegangan
utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian adalah tidak perlu berlebihan
dan lebih baik berpakaian sederhana yang menutupi aurat. Menurut ajaran islam,
aurat wanita islam ialah seluruh badannya, kecuali muka dan telapak tangan
sehingga wajib bagi seorang wanita islam memelihara beberapa bagian badannya

3
dan menutup dadanya dengan kerudung. Contoh adab berpakaian dalam
berpakaian Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup
badan, tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan
zaman. Islam mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan
ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan.
Diantara adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai berikut:
a. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat
menutupi aurat, terutama wanita
b. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan
dekil, yang akan berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesame
c. Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian
sebelah kiri
d. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi
wanita
e. Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau
melambangkan pakaian kebesaran agama lain
f. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan
lekuk tubuhnya atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
g. Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga
terkesan berat dan rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai
kepantasan dan keindahan pemakainya
h. Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu

Syarat-syarat berpakaian bagi wanita antara lain sebagai berikut :


a. Kainnya tidak tipis atau tembus pandang
b. Potongannya tidak ketat
c. Tertutup aurat atau badannya, kecuali muka dan tangannya.
Fungsi pakaian (khusus bagi wanita) antara lain :
a. Menjauhkan wanita dari gangguan atau pelecehan.
b. Membedakan antara wanita berakhlak hina dengan wanita berakhlak mulia.
c. Mencegah timbulnya fitnah bagi kaum wanita.
d. Memelihara kesucian diri dan agama wanita yang bersangkutan

4
5
3. Pakaian Pria
Ilmu fikih menegaskan bahwa aurat laki-laki adalah diantara pusar sampai
lutut sehingga pakaian pria tidak sama dengan pakaian wanita dalam menutupi
auratnya. Firman Allah swt.

 
 

  
    
  
 
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemauannya, yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.” (QS. An Nur:30)
Pakaian lelaki pada lazimnya adalah sebagai berikut:
a. Kemeja dan celana panjang serta dasi.
b. Jas (untuk pakaian resmi).
c. Kemeja batik
d. Pakaian bergaya timu, seperti gamis disertai sorban.
e. Ulama mengharamkan kaum lelaki memakai perhiasan emas dan pakaian
sutra.

Untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami,


hendaklah terlebih dahulu untuk perhatikan hal berikut ini :
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak
tergoyahkan
b. Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah
adalah wajib hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang
meninggalkannya
c. Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya
dalam berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan
perlindungan bagi harkat dan martabat umatnya.Tanamkan rasa bangga telah

6
berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai perwujudan keimanan yang kuat dri
diri seorang muslim/muslimah
B. ADAB BERHIAS
Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik fisiknya maupun
pakiannya. Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunah
untuk dilakukan, sepanjang untuk ibadah atau kebaikan. Menghiasi diri agar tmpil
menarik dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain yang memandangnya,
merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, terutama bagi kaum wanita di
hadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan istrinya.
Islam tidak umatnya berhias dengan cara apa pun, sepanjang tidak
melanggar kaidai-kaidah agama atau melanggar kodrat kewanitaan dan kelaki-
lakian, serta tidak berlebihan dalam melakukannya. Wanita tidak boleh berhias
dengan cara laki-laki, begitu pula dengan sebaliknya laki-laki tidak boleh berhias
seperti layaknya wanita. Sebab yang demikian itu dilarang dalam ajaran Islam.
Perhatikan sabda Rasullulah saw, yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib;
Artinya :
“Rasulullah saw, mengutuk (membeci) laiki-laki yang menyerupai perempuan dan
perempuan yang menyerupai laki-laki.” (H.R. Daruquthni)

Dengan demikian, berhias menurut ajaran Islam harus sesuai dengan adab
dan tata cara yang Islami. Sehingga perbuatan menghiasi diri, selain membuat
penampilan menjadi indah dan menarik, juga mendapat nilai ibadah dari Allah
Swt. Contoh adab dalam berhias:
a. Memakai perhiasan atau alat-alat untuk berhias yang halal dan tidak
mengandung efek ketergantungan. Misalnya, alat-alat kecantikan tidak
mengandung lemak babi, alcohol tinggi, benda-benda yang mengandung najis
dan sebagainya
b. Menggunkan alat-alat atau barang-barang hias sesuai kebutuhan dan
kepantasan, dan tidak berlebihan. Misalnya, menggunakan lipstik melebihi
garis bibir, bedak yang terlalu tebal, parfum yang berbau menyengat, dan
sebagainya
c. Mendhulukan anggota sebelah kanan, beu kemudian sebelah kiri

7
d. Berhiaslah untuk tujuan ibadah atau kebaikan, misalnya untuk melaksanakan
salat, mengaji, belajar, menyabut suami tercinta, dan sebagainya.
e. Membaca “Basmalah” setiap kali akan memualai berhias, agar mendapatkan
berkah dan pahala
f. Membaca doa setiap kali menghadap cermin untuk berhias

ِ َ‫اَللَّـ ُه َّم َج ِ ِّم ْلنِ ْي بِ ْال ِع ْل ِم َوالت َّ ْق َوى َوزَ يِِّنِ ْي بِ ْال ِح ْل ِم َواْالَ ْخال‬.
‫ق اْل َك ِر ْي َم ِة‬
Arinya:
“Ya Allah, percantiklah aku dengan ilmu dan takwa, dan hiasilah aku dengan hati
yang lembut dan budi pekerti mulia”

Untuk dapat mempraktikkan adab berhias secara Islami, hendaknya kamu


perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar dalam berhias sehari-hari
tidak tergoda oleh buju rayu setan yang selalu mengajak berlebihan
b. Tanamkan keyakinan bahwa berhias termasuk ibadah mendapat pahala,
sepanjang tidak dipakai maksiat.
c. Tanamkan niat, yang suci bahwa berhias hanya untuk kebaikan semata,
menambah kepaercayaan diri, dan mengangkat citra agama,
d. Hindari berhias yang hanya untuk mengharapkan pujian dan sanjungan dari
orang lain atau bermaksud menggoda orang lain agar tertarik padanya.
e. Mulailah mempraktikkan adab berhias secara islami dari sekarang, agar kelak
terbiasa menjadi seorang yang pandai berhias untuk ibadah dan kebaikan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam melarang umatnya mengobral aurat, baik aurat laki-laki maupun
perempuan. oleh sebab itu, setiap muslim memiliki etika dalama berpergian.
Islam menganjurkan umatnya agar senantiasa berhias . Artinya setiap
muslim harus tampil memikat, sehigga tidak membuat orang lain merasa jijik
bergaul dengannya. Oleh sebab itu, setiap muslim harus memiliki etika dalam
berhias.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu saran dari pembaca sangat kami butuhkan demi
penyempurnaan Makalah ini kedepannya

9
DAFTAR PUSTAKA

Hirasah Al-Fadhilah karya Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid. Departemen Ilmiah Darul
Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq

Prof. Dr. H. Abdurrahman, Asymuni, dkk. Pedoman Hidup Islami Warga


Muhammadiyah. 2000. Jakarta: Suara Muhammadiyah.

Humpunan Putusan Tarjih.Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Cetakan


III. Yogyakarta:Pustaka “SM”

10

Anda mungkin juga menyukai