DisusunOleh:
Nama : UDIN
NIM : 2016.01.086
Semester : V (Lima)
Udin
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................1
BABII KAJIAN TEORITIS
A.Pengertian Halal dan Haram.....................................................................2
B. Binatang Halal..........................................................................................2
C. Binatang Haram........................................................................................7
D. Manfaat Memakan Hewan Yang Halal..................................................14
E. Bahaya Memakan Hewan Yang diHaramkan .........................................14
BAB lll PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16
C. Kesan ......................................................................................................17
D. Pesan.......................................................................................................17
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup di dunia ini membutuhkan sebuah aturan agar kehidupan berjalan
dengan baik dan teratur. Sehingga dalam Islam juga mempunyai aturan dalam
hidup termasuk aturan dalam memilih binatang untuk dimakan dan produk olahan
yang dijual di supermarket untuk dibeli. Semua binatang dan produk olahan di
dunia ini halal akan tetapi ada beberapa perkecualian yang diharamkan Allah
SWT dan Rasulnya sesuai Alqur’an dan As Sunnah.
Pada saat ini banyak orang Islam yang masih belum tahu dan mengerti apa
saja binatang dan produk olahan yang halal dan yang haram. Dengan kenyataan
diatas, maka makalah ini kami buat untuk menunjukkan apa saja binatang dan
produk olahan yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah SWT dan mengetahui
akibat dari mengkonsumsi makanan tersebut. Sehingga kita terhindar dari
binatang dan produk olahan tersebut
Dalam makalah ini juga akan di jelaskan dan di sebutkan macam-macam
hewan yang halal dan hewan yang haram menurut islam,beserta islam alas an
madhorotnya, mengapa hewan itu di haramkan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tentang binatang yang halal dan yang haram beserta haditsnya
2. Macam-macam binatang yang halal dan yang haram
3. Madhorot tentang binatang yang di haramkan
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqh Muamalat II
2. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai binatang halal dan haram
BAB II
PEMBAHASAN
1
Halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh Allah S.W.T untuk
dimakan dan mengandung manfaat bagi tubuh kita. Sedangkan Haram adalah
segala sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Allah SWT untuk dimakan dan tidak
mengandung manfaat melainkan kemudharatan.
Karenanya Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda :
“Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih
pantas untuknya”.
Asal dari semua makanan adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang
menyatakan haramnya. Allah -Ta’ala- berfirman:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al-
Baqarah: 29)
Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu ( termasuk makanan ) yang ada
di bumi adalah nikmat dari Allah, maka ini menunjukkan bahwa hukum asalnya
adalah halal dan boleh, karena Allah tidaklah memberikan nikmat kecuali yang
halal dan baik
B. Binatang Halal
Binatang yang halal ialah binatang yang boleh dimakan dagingnya menurut
syariat Islam.
Binatang yang halal adalah sbb :
1. Binatang halal berdasarkan dalil umum dari Al Qur’an dan Hadis.
Dalil umum yang dimaksud di sini adalah dasar yang diambil dari Al Quran
dan Hadis yang menunjukkan helallnya binatang secara umum.
a. Hewan yang hidup di darat, hewan darat yang halal di antaranya dari jenis
hewan ternak kecuali babi, hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam
Al-Quran surat Al-Maidah ayat 1 : “Dihalalkan bagimu binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu……”. Contoh hewan darat yang
halal dikonsumsi adalah unta, sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, ayam,
itik, dan sebagainya. Hewan yang halal namun jarang dikonsumsi manusia
adalah kuda. Rasulullah SAW bersabda : “Dari Jabir, Nabi Muhammad
SAW telah memberi izin memakan daging kuda”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
2
b. Hewan yang hidup di laut, semua hewan yang hidup di air adalah halal
mengonsumsinya, baik hewan tersebut mati dengan sendirinya atau mati
karena sebab lain. Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Maidah
ayat 96 : “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-
orang yang dalam perjalanan…..”. hal ini diperkuat dengan Sabda
Rasulullah SAW : “(Laut itu) suci airnya dan halal bangkainya”. (HR.
Malik).
c. Hewan-Hewan yang dihalalkan dalam hadist : Belalang, Kelinci, Keledai
liar, Ayam
firman Allah:
أهمحلن و
ت للهكوم بلمهيِلمةه اَلونلعاَّمم
Artinya: … dihalalkan bagimu binatang ternak … (QS. Al-Maidah [4[:1)
أهمحنل للهكوم ل
صويِهد اَولبلوحمر لو ل
طلعاَّهمهه لمتلاَّععاَّ للهكوم
3
a. Kuda
Kuda merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :
b. Keledai Liar/Himar
Keledai yang masih liar termasuk binatang yang halal dimakan karena
secara khusus dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :
(اه لعللويِمه لولسلنلم )رواَه اَلبخاَّريِ ومسلم ش فلأ للكلل ممونهه اَلننبميَيِ ل
صنلىَ ا صمة اَولمحلماَّمر اَللووح م
مفيِ قم ن
Artinya : “Tentang kisah keledai liar, maka Nabi SAW makan sebagian
dari daging keledai itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
c. Ayam
Ayam juga termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :
d. Belalang
Belalalng merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah berikut ini :
e. Kelinci
Dalam salah satu hadis dijelaskan
لملرورنلاَّ فلاَّوستلونفلوهنلاَّ اَلورنلبعاَّ بملمرر اَلظنوهلراَمن فللسلعوواَ لعللويِمه فللللغهبققوواَ قلققاَّلل: اه لعونهه قلاَّلل ضليِ ا ك لر م لعون اَلنل م
س وبمن لماَّلم م
صققنلىَ ا
اهقق امقق ل ث بملومرمكهلاَّ لوفلمخلذويهلاَّ اَمللىَ لرهسققووهل ا طوللحةل فللدبللحهلاَّ فلبللع ل ت لحنتىَ اَلودلروكقتههلاَّ فلأوتلويِ ه
ت بمهلاَّ اَلبلاَّ ل فللسلعويِ ه
(اه لعللويِمه لولسلنلم فلقلبمللهه )رواَه اَلبخاَّريِ ومسلم
صنلىَ ا ت بمهلاَّ لرهسووهل ا
ام ل لعللويِمه لولسلنلم فلاَّ لتلويِ ه
4
Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Ketika kami
berjalan melalui Daerah az-Zahran tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor
kelinci lalu kami mengejarnya sehinggga penat. Ia berkata lagi: Aku telah
mengejarnya sehingga dapat menangkapnya. Aku pun membawanya
kepada Abu Talhah lalu beliau menyembelihnya. Beliau mengirimkan kaki
dan kedua pahanya kepada Rasulullah s.a.w lalu aku pun membawanya
kepada Rasulullah s.a.w dan baginda menerimanya (HR Bukhari dan
Muslim)
b. Tupai / Bajing
Ulama berselisih pendapat tentang hukum makan tupai. Jumhur
(mayoritas) ulama berpendapat bahwa makan tupai hukumnya halal.
Sementara sebagian ulama berpendapat haramnya tupai, karena hewan ini
mengigit dengan taringnya. Pendapat kedua ini merupakan pendapat
Madzhab Hanafi dan sebagian ulama Syafi’iyah dan Hanabilah. Sementara
Malikiyah berpendapat makruh. Pendapat yang lebih kuat adalah boleh.
Hukum memakan Tupai adalah kembali ke hukum asal segala sesuatu
yakni halal, selama tidak membahayakan kesehatan. Sebab, memang tak
ada dalil baik dari Al Quran dan As Sunnah tentang pengharamannya,
atau makruhnya. Tertulis dalam kitab Hasyiah Al Jumal, kitab fiqih
bermadzhab Syafi’i:
artinya: Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru
yang diambil kulitnya untuk pakaian berbulu..”
c. Landak
5
Hukum landak, mayoritas ulama memandangnya sebagai hewan yang
halal untuk dimakan, sedangkan sebagian lagi memakruhkan namun ada
pula yang mengharamkannya.
Yang menghalalkan landak adalah Imam Asy Syafi’i dan para pengikut
mazhabnya, Imam Laits bin Sa’ad, dan Imam Abu Tsaur. Demikian pula
sebagian mazhab Hanbali seperti Imam Asy Syaukani, dan Imam Ash
Shan’ani. Sedangkan dari kalangan Maliki ada beberapa riwayat pendapat,
tetapi yang kuat mazhab ini membolehkan memakan landak.
C. Binatang Haram
Binatang yang diharamkan ialah binatang yang tidak boleh dimakan
berdasarkan hukum syariat Islam.
Macam-macam binatang haram adalah sebagai berikut:
1. Binatang yang diharamkan dalam penjelasan Al-Qur’an.
a. Binatang yang disebutkan pada al-Qur’an surah al-Maidah ayat 3:
6
4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan
lainnya.
5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca
basmalah.
8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan
membaca basmalah.
9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Waqid secara marfu’:
“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu)
masih hidup, maka potongan itu adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu
Daud, At-Tirmidzy)
Dikecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:
a. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan
bahwa semua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
b. Belalang. Berdasarkan ucapan Ibnu ‘Umar yang memiliki hukum
marfu’:
7
b. Darah, yakni darah yang mengalir dan terpancar. Dikecualikan darinya
hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang
baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat-
urat setelah penyembelihan.
c. Daging babi, yaitu mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk
lemaknya.
d. Himar kampung/jinak dan Gighal (okulasi kuda dan himar/ keledai)
Allah telah mengharamkan himar jinak sebagaimana ditegaskan dalam
firmanNya:
لِ تلوعللهمولن
Artinya: Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, baghal [820] dan keledai,
agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.(an-Nahl [16]:8)
[820] Baghal yaitu peranakan kuda dengan keledai.
3. Binatang yang diharamkan melalui dalil umum, yaitu : dalil yang hanya
menyebut sifat-sifat binatang.
Binatang yang diharamkan berdasarkan dalil umum dengan menyebut sifat-
sifat binatang yaitu:
Binatang buas yang bertaring
Binatang yang memiliki cakar (cengkeraman)
Binatang yang makan kotoran.
Binatang yang dilarang membunuhnya
Binatang yang disuruh membunuhnya
Nabi bersabda :
8
(ع فلأ لوكلههه لحلراَنم )رواَه اَلبخاَّريِ ومسلم هكيَل مذيِ نلاَّ م
ب ممون اَلرسبلاَّ م
ب ممققون اَلطنويِققمر
ع لولعققون هكققرل مذيِ مموخللقق م اه لعللويِمه لولسلنلم لعون هكرل مذيِ نلاَّ م
ب ممون اَلرسققبلاَّ م صنلىَ ن نللهىَ لرهسوهل ن
ام ل
( ) رواَه مسلم
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap
binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai
kuku untuk mencengkeram.” (HR. Muslim)
(ب مملن اَلطنويِمر )رواَه مسلم اه لعللويِمه لولسلنلم لعون هكمرل مذ و
يِ مموحلل م صنلىَ ا
نلهلاَّ اَلننبميَيِ ل
Artinya : “Rasulullah telah melarang (memakan) setiap burung yang
berkuku tajam” (HR. Muslim).
9
Artinya : “Sesungguhnya seorang tabib bertanya kepada Rasulullah
tentang katak untuk keperluan obat,Rasulullah melarang membunuhnya”
( HR. An-Nasai )
haram memakan kelelawar adalah ulama Hambali dan Syafi’iyah.
Pendapat yang tepat dalam masalah ini, kelelawar haram dimakan karena
dilarang untuk dibunuh sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.
ل: ٌ أنه قاَّل، عن لعبد ا بن لعومرو
ٌَّ ولِ تقتلواَ اَلخفاَّش فققإنه لمققا، لِ تقتلواَ اَلضفاَّدع فإن نقيِقهاَّ تسبيِح
ياَّ رب سلطنيِ علىَ اَلبحر حتىَ أغرقهم: خرب بيِت اَلمقدس قاَّل
ب اَوللعقهققوهر اَلهلعقهققووهر
ٌ لواَوللكولقق ه، ب ٌ لواَوللعوقققلر ه، ق يهوقتلوللن مفىَ اَوللحققلرمم اَولفلققأولرةه
ٌ لواَولهغققلراَ ه، ٌَّ لواَولهحققلدينا، ب س فللواَمس ه
لخوم ن
()رواَه اَلبخاَّريِ ومسلم
Artinya: Ada lima jenis hewan fasiq (berbahaya) yang boleh dibunuh
ketika sedang ihram, yaitu tikus, kalajengking, burung rajawali, burung
gagak dan kalb aqur (anjing galak).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hewan yang digolongkan hewan fasik dan juga diperintahkan untuk
dibunuh adalah cecak atau tokek. Hal ini berdasarkan hadits Sa’ad bin Abi
Waqqosh, beliau mengatakan,
10
Termasuk juga dalam kategori binatang ini adalah binatang-binatang yang
kotor dan secara umum menjijikkan, seperti : lalat, tungau, kutu, kecoa,
kumbang, cacing, bekicot dan sejenisnya .
Allah berfirman :
11
F. Cara menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang di
haramkan.
Allah SWT melarang memakan makanan yang bersumber dari hewan yang
diharamkan pasti mempunyai dampak dari negatif bagi pemakannya. Oleh karena
itu hindarilah makanan tersebut supaya kita terbebas dari pengaruh yang
dihasilkan dari makanan yang diharamkan itu.
Adapun cara menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang di
haramkan sbb:
1. Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari binatang yang
diharamkan.
2. Selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.Mencari informasi
tentang makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan baik melalui
dari surat kabar, buku, internet dll.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan binatang yang dihalalkan adalah jenis-jenis binatang
yang dihalalkan (dibolehkan) untuk dikonsumsi karena memang dihalalkan dari
segi jenisnya dan disembelih dengan cara yang benar. Sedang yang dimaksud
binatang yang diharamkan adalah jenis-jenis binatang yang diharamkan (dilarang)
untuk dikonsumsi karena secara hakiki memang ditentukan keharamannya, atau
diharamkan karena proses penyembelihannya yang tidak benar, meskipun dari
jenisnya termasuk binatang yang halal. Dengan demikian hukum halal dan
haramnya binatang ini tidak hanya sekedar oleh al-Quran dan hadis ditentukan
halal atau haram, tetapi bisa juga binatang yang ditentukan halal dapat menjadi
haram karena cara menyembelihnya yang tidak benar. Karena binatang yang mati
karena penyembelihan yang tidak benar sama hukumnya seperti bangkai. Al-
Quran dengan tegas menyatakan bahwa hukum bangkai itu haram.
Allah SWT melarang memakan makanan yang bersumber dari hewan yang
diharamkan pasti mempunyai dampak dari negatif bagi pemakannya. Oleh karena
itu hindarilah makanan tersebut supaya kita terbebas dari pengaruh yang
dihasilkan dari makanan yang diharamkan itu.
B. Saran
Adapun cara menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang di
haramkan sbb:
a. Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari binatang yang
diharamkan.
b. Selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.
c. Mencari informasi tentang makanan yang bersumber dari binatang yang
diharamkan baik melalui dari surat kabar, buku, internet dll.
C. Kesan
13
Selama membuat makalah ini saya menjadi lebih mengetahui mengenai
binatang yang halal dan haram, dan membuat saya menjadi lebih waspada dalam
mengkonsumsi makanan.
D. Pesan
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya, dan
para pembaca bisa mengambil pelajaran.
dan pastinya makalah yang sudah disusun ini sangat memberikan manfaat untuk
saya secara pribadi
DAFTAR PUSTAKA
https://motivasinet.wordpress.com/2014/06/02/binatang-yang-halal-dan-haram/
14
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/05/hewan-yang-halal-dan-haram-
dimakan.html
http://alimpolos.blogspot.co.id/2015/09/hewan-yang-halal-dan-hewan-yang-
haram.html
http://saniyaml.blogspot.co.id/2012/05/makalah-agama-hewan-yang-halal-
dan.html
15