Satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah Hatib bin
Abi Baltaah radhiyallahu anhu adalah bahwa sesungguhnya
orang yang memberikan loyalitas terhadap orang kafir sampai
menyebabkan ancaman bahaya terhadap Islam, pelakunya
tidaklah divonis kafir, selama loyalitas ini tidak menyebabkan
kecintaan karena agamanya. Pada ayat di atas, Allah menyebut
orang yang melakukan tindakan semacam ini dengan
panggilan, Hai orang-orang yang beriman Ini
menunjukkan bahwa status mereka belum kafir.
Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji bagi Allah yang
telah menundukkan dirimu tanpa suatu perjanjian-pun. Karena
khawatir, Abbas mempercepat langkah bighalnya agar dapat
mendahului Umar. Mereka pun langsung masuk ke tempat
Rasulullah shallallahu alahi wa sallam.
Setelah itu, barulah Umar masuk sambil berkata, Wahai
Rasulullah, ini Abu Sufyan. Biarkan aku memenggal lehernya.
Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai
dan tidak (pula) akan mengulangi. (Qs. Saba: 49)
Beliau bersabda,
Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf
kepada saudaranya: Pada hari ini tidak ada cercaan atas
kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.
Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!