Disusun Oleh :
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
Althea Nadila
Umi Salmah
Narmi Andriani
Sigit Haryanto
Rian Destri Ramadhan
KELAS : XI IPA 1
Jambi,
Oktober 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................
C. Tujuan Penulisan ................................................................
1
1
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Gugatan dalam Peradilan Islam .........................................
B. Hakim dan Saksi dalam Peradilan Islam ............................
2
5
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bidang ilmu agama Islam yang dikembangkan
dalam lingkungan perguruan tinggi ialah hukum Islam dan
pranata sosial. Ia terdiri atas berbagai bidang studi, di antaranya
peradilan Islam (al-Qadha fi al-Islam) yang mendapat perhatian
cukup besar di kalangan fuqaha dan para pakar di bidang lain.
Demikian halnya peradilan Islam di Indonesia, yang secara resmi
dikenal sebagai peradilan agama, mendapat perhatian dari
kalangan pakar hukum Islam, hukum tata negara, sejarah, politik,
antropologi dan sosiologi. Ia menjadi sasaran pengkajian, yang
kemudian ditulis dalam bentuk laporan penelitian, monografi,
skripsi, tesis, disertasi dan buku daras.
Di samping itu, peradilan Islam menjadi bahan pengkajian
dalam berbagai pertemuan ilmiah, baik yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi maupun di kalangan pembina badan
peradilan dan organisasi profesi di bidang itu. Publikasi hasil
pengkajian itu dapat ditemukan dalam berbagai kumpulan
karangan dan dalam jurnal. Ia akan tetap menarik sebagi sasaran
pengkajian, khususnya di Indonesia, karena memiliki keunikan
tersendiri sebagi satu-satunya institusi keislaman yang menjadi
bagian dari penyelenggaraan kekuasaan negara.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar
belakang
di
atas,
maka
pemakalah
akan
gugatan
suatu
atau
permasalahan
pihak
atau
yang
perkara
terkait
penggugat.
dengan
Tergugat
masalah
diperbolehkan
yang
dialami
untuk
oleh
melakukan
()
Artinya: "Orang yang mendakwa (penggugat)
menunjukkan
bukti
dan
terdakwa
(tergugat)
bersumpah." (H.R, Bukhari dan Muslim)
3. Bukti
Barang
bukti
dalam
bahasa
Arab
disebut
harus
harus
dengan
kepada
pengadilan
yang
berguna
untuk
:
( ) .
Artinya: "Dari Jabir, bahwasanya ada dua orang yang
bersengketa tentang seekor unta betina, masing-masing
orang di antara keduanya mengatakan, 'Peranakan unta ini
milikku'dan ia mengajukan bukti. Maka Rasulullah saw.
memutuskan bahwa unta itu menjadi haknya orang yang unta
itu ada di tangannya." (H.R. Baihaqi)
4. Pemeriksaan Tergugat
Dalam hal ini yang berhak untuk memeriksa suatu
perkara adalah hakim (qadi). Dalam suatu persidangan, hakim
memberikan waktu kepada penggugat untuk menyampaikan
perkara
gugatan
sampai
selesai
yang
disertai
dengan
memutuskan
secara
bijaksana
perkara
yang
dialami
dengan
sungguh-sungguh
bahwa
yang
tergugat
dalam
rangka
mempertahankan
diri
dari
tuduhan penggugat, di samping harus menunjukkan buktibukti tertulis dan bahan-bahan yang meyakinkan.
Sedangkan persyaratan orang melakukan sumpah sebagai
berikut.
a. Bersumpah dengan niat yang sungguh-sungguh, bukan
hanya sekadar ucapan sumpah serapah belaka.
b. Mukalaf, artinya orang yang sudah akil balig >dan bukan
orang yang tidak waras.
c. Didorong oleh kemauan sendiri tanpa paksaan dari siapa
pun.
d. Disengaja, bukan karena terlanjur dan lain sebagainya.
e. Dengan menyebut sesuatu,yang diagungkan
diri
serta
menghadirkan
pembelaan
yang
memberikan
barang
dilakukan.
keterangan-keterangan
bukti
Hakim
serta
saksi
kembali
terkait
mengambil
segenap
manusia
karena
hakikatnya
manusia
sinar
serta
keamanan
menjadi
dan
ketenteraman
keseimbangan
hidup
hidup
dalam
masyarakat.
e. Untuk mengendalikan peradilan, Allah Swt. mengutus para
rasul untuk menuntaskan persengketaan yang ada dalam
masyarakat sehingga tugas rasul sebagai hakim, musyari',
mubalig, dan mufti.
B. Hakim dan Saksi dalam Peradilan Islam
1. Hakim
a. Pengertian Hakim
Kata hakim berasal dari bahasa Arab yang merupakan
isim fa'il dari hakama. Hakim adalah orang yang diangkat
oleh penguasa guna mengadili perkara di antara manusia
menurut ketentuan undang-undang yang berlaku, yang
bersumber dari hukum Islam. Karena seorang penguasa
tidak akan mampu untuk memberikan keadilan atas kasuskasus yang terjadi di antara rakyatnya.
Seorang hakim dituntut untuk memiliki kemampuan
menyelesaikan permasalahan. Yang terjadi di masyarakat
dengan yang seadil-adilnya serta bijaksana. Seorang hakim
tidak
boleh
semena-mena
dalam
memutuskan
suatu
Artinya:"Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
kebijaksanaan
yang
akan
dengan
mudah
Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (Q.S. al-lsra'
17]: 36)
6) Sehat jasmani dan rohani. Karena seorang hakim
memang harus memiliki kondisi yang sehat wal afiat
dalam memimpin dan menyampaikan suatu pengadilan
dengan cara yang baik.
c. Adab atau Etika Hakim
Etika yang harus dimiliki oleh seorang hakim sebagai
berikut,
1) Melaksanakan tata tertib pengadilan.
2) Berbuat adil atau memperlakukan
sama
terhadap
()
Artinya: "Allah melaknat orang yang: menyuap dan
yang disuap dalam . (keputusan) hakim." (H.R. Ahmad
dan Turmudzi)
d. Status Hukum Hakim Wanita
Dalam kebudayaan timur, seorang laki-laki lebih tinggi
derajatnya dibandingkan dengan perempuan hampir dalam
semua bidang. Sesuai dengan kultur budaya yang ada,
laki-lakilah
yang
selalu
menjadi
pemimpin.
Hal
ini
wanita.
Secara
pembawaan
wanita
lebih
Syafi'i.
dan
Hambali
tidak
karena
memberikan
itu
seorang
kesaksiannya,
saksi
harus
karena
hal
jujur
dalam
ini
sangat
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penggugat
merupakan
seseorang
atau
pihak
yang
untuk
melakukan
pembelaan
dengan
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pendamping Fitrah. Fikih untuk MA dan yang sederajat
Kelas XI.
12